Anda di halaman 1dari 3

Lampiran Surat…….

Nomor……………………
Tanggal…………………………

PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB KAMPANYE


OLEH PANITIA PEMILIHAN

Panitia Pemilihan bersama dengan calon kepala desa melakukan musyawarah teknis
pelaksanaan kampanye paling lambat tanggal 19 Juli 2022. Musyawarah pembahasan teknis
pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud membahas tentang Kampanye Pertemuan
Tatap Muka / Pertemuan Terbatas/ Dialog, Bahan Kampanye, Alat Peraga Kampanye,
Kampanye Damai (Kampanye Bersama), Pelanggaran Kampanye, Dan Penyelesaian
Masalah Dan Sanksi Kampanye yang dilakukan melalui musyawarah antara Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dengan para calon kepala desa atau yang diberi kuasa
secara tertulis oleh calon kepala desa, dan disaksikan oleh Tim Pengawas Pemilihan Kepala
Desa Kecamatan, Kepala Desa dan BPD serta hasilnya dituangkan dalam berita acara yang
selanjutnya ditetapkan menjadi tata tertib kampanye.

Tata tertib kampanye sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat hal sebagai berikut :

KAMPANYE PERTEMUAN TATAP MUKA / PERTEMUAN TERBATAS/ DIALOG


1. Panitia Pemilihan diharapkan tidak menyusun dan menetapkan pengaturan waktu dan
tempat/lokasi kampanye dalam bentuk rapat umum untuk 2 (dua) Calon Kepala Desa
atau lebih dalam waktu dan tempat yang bersamaan.
2. Kampanye dalam segala bentuknya wajib diberitahukan secara tertulis meliputi maksud
dan tujuan, waktu pelaksanaan, jumlah peserta oleh Calon Kepala Desa dan/atau Tim
Kampanye yang bersangkutan paling lambat 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan
kampanye kepada:
a. Panitia Pemilihan
b. Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa Kecamatan; dan
c. Kepala Kepolisian Sektor setempat
3. Dalam hal pengaturan waktu dan tempat kampanye yang telah ditetapkan tidak
digunakan oleh satu Calon Kepala Desa, maka waktu dan tempat kempanye yang tidak
digunakan tersebut tidak dapat digunakan oleh Calon Kepala Desa lain
4. Polisi sektor setempat dapat mengusulkan kepada Panitia Pemilihan untuk membatalkan
atau menunda pelaksanaan kampanye dengan tembusan kepada Calon Kepala Desa
yang bersangkutan apabila keamanan di wilayah tempat/ lokasi kampanye tidak
memungkinkan diselenggarakan kampanye. Dan atas usulan tersebut Panitia Pemilihan
dapat memutuskan pembatalan atau penundaan kampanye dengan memberitahukan
kepada Calon Kepala Desa yang bersangkutan.
5. Pelaksanaan Kampanye dilakukan dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis serta
bertanggung jawab
6. Pelaksanaan kampanye tidak boleh dilakukan dalam bentuk pawai/konvoi massa;
7. Calon Kepala Desa dapat membentuk Tim Pemenangan paling banyak berjumlah 7
orang ditambah 2 orang dari setiap dusun yang disampaikan secara tertulis kepada
Panitia Pemilihan, Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa Kecamatan dan Kepala
Kepolisian Sektor setempat
8. Calon Kepala Desa dapat membentuk Posko / Sekretariat Tim Pemenangan paling
banyak 1 (satu) posko / sekretariat yang disampaikan secara tertulis kepada Panitia
Pemilihan, Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa Kecamatan dan Kepala Kepolisian
Sektor setempat.
BAHAN KAMPANYE
1. Bahan kampanye dapat berupa selebaran, brosur, leaflet, stiker, kaos, topi, barang-
barang cendramata dengan logo nomor urut, tanda gambar dan/atau foto Calon Kepala
Desa seperti: gantungan kunci, pin, dan asesoris lain.
2. Penyebaran bahan kampanye kepada umum dilaksanakan dalam kampanye pertemuan
terbatas, tatap muka, rapat umum dan atau di tempat-tempat umum.
3. Nominal maksimal bahan kampanye ditetapkan pada saat Musyawarah pembahasan
teknis pelaksanaan kampanye.

ALAT PERAGA KAMPANYE


1. Alat peraga kampanye dapat berupa spanduk, poster, baliho yang berisi nomor urut,
tanda gambar dan foto Calon Kepala Desa.
2. Lokasi pemasangan, jumlah dan ukuran alat peraga kampanye yang dicetak, ditentukan
oleh panitia pemilihan desa pada saat Musyawarah pembahasan teknis pelaksanaan
kampanye dengan mempertimbangkan estetika.
3. Dalam hal terdapat alat peraga selain yang ditentukan, maka Panitia Pemilihan Desa
dan/ atau Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan/ atau Tim Pengawas Pilkades
Kecamatan yang bertugas mengawasi pelaksanaan tahapan pemilihan calon kepala
desa, dapat menertibkan (mencabut/ menurunkan) alat peraga dimaksud, tanpa
persetujuan dari calon kepala desa dan/ atau tim kampanye calon kepala desa.
4. Untuk menjaga kebersihan lingkungan desa, Panitia Pemilihan dapat melarang calon
kepala desa, tim kampanye, dan/ atau masyarakat pemilih dilarang untuk membuat
bahan kampanye berupa stiker.
5. Pemasangan APK pada sekretariat pemenangan dapat dipasang sebelum masa
kampanye dengan jumlah dan ukuran yang ditentukan pada saat musyawarah
pembahasan teknis pelaksanaan kampanye.
6. Alat Peraga Kampanye dilarang dipasang di tempat-tempat umum dengan radius minimal
50 meter, antara lain
a. fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas/rumah sakit, klinik/sejenisnya);
b. sekolah/lembaga pendidikan;
c. kantor-kantor pemerintah; dan
d. tempat peribadatan
ketentuan mengenai tempat dan radius yang dilarang berlaku juga untuk lokasi
sekretariat tim pemenangan.

KAMPANYE DAMAI (KAMPANYE BERSAMA)


1. Pelaksanaan kampanye damai (kampanye bersama) sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat di hari pertama dapat diisi dengan acara/ kegiatan:
a. pemaparan visi yaitu keinginan yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu masa
jabatan kepala desa dan misi yaitu berisi program yang akan dilaksanakan dalam
rangka mewujudkan visi calon kepala desa apabila terpilih menjadi kepala desa; dan
b. pemasangan/penyebaran bahan kampanye di tempat tempat umum.
2. pelaksanaan kampanye damai (kampanye bersama) di hari terakhir yang diisi dengan
pembersihan/pencabutan atribut/alat peraga/foto calon yang terpasang.

KAMPANYE DENGAN MEDIA SOSIAL

Setiap calon kepala desa wajib melaporkan akun dan admin media sosial yang digunakan
sebagai sarana kampanye kepada kepada Panitia Pemilihan, Tim Pengawas Pemilihan
Kepala Desa Kecamatan dan Kepala Kepolisian Sektor setempat.
PELANGGARAN KAMPANYE

1. Dalam hal terjadi pelanggaran kampanye berdasarkan temuan dan/atau pengaduan


masyarakat, maka Panitia Pemilihan melakukan musyawarah penyelesaian pelanggaran
yang melibatkan para pihak yang hasilnya dituangkan dalam berita acara.
2. Masyarakat yang berhak melakukan pengaduan adalah warga masyarakat yang
mempunyai hak pilih dan/atau Calon Kepala Desa.
3. Aduan yang ditindaklanjuti adalah aduan yang disampaikan kepada panitia pemilihan
paling lambat 2 x24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak terjadinya pelanggaran.
4. Penyerahan dan penerimaan laporan sebagaimana dimaksud pada point 2 harus disertai
dengan Berita Acara Penerimaan Laporan Pelanggaran Penyelenggaraan Pemilihan
Kepala Desa yang disertai dengan bukti pendukung.

PENYELESAIAN MASALAH DAN SANKSI KAMPANYE.

1. Laporan yang bersifat sengketa dan tidak mengandung unsur pidana diselesaikan
oleh Panitia Pemilihan dengan melibatkan Tim Pengawas Pilkades Kecamatan.
2. Laporan yang mengadung unsur pidana diteruskan kepada penyidik.
3. Jika musyawarah sebagaimana dimaksud ditemukan pelanggaran tata cara
kampanye dikenai sanksi, maka Panitia Pemilihan memberikan sanksi kepada calon
kepala desa dan pelaksana kampanye berupa:
a. peringatan tertulis, apabila pelaksana kampanye melanggar larangan walaupun
belum terjadi gangguan;
b. penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di suatu
wilayah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang
berpotensi menyebar ke wilayah lain;
c. calon Kepala Desa yang bersangkutan dilarang melanjutkan seluruh rangkaian
kegiatan kampanye termasuk pemasangan alat peraga dan bahan kampanye;
dan/atau
d. sanksi lainya sesuai dengan kebiasaan dan kondisi sosial pada masing-masing
desa.
4. Sanksi atas pelanggaran yang bersifat pidana yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa
menjadi wewenang sepenuhnya dari putusan pihak yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai