Anda di halaman 1dari 20

PENANGANAN PELANGGARAN

PADA TAHAPAN KAMPANYE


OLEH : RUSTAM,SH.,MH
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Pohuwato)

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA PENGAWASAN PENYUSUNAN DPTB


PENANGANAN PELANGGARAN PADA TAHAPANKAMPANYE
BAGI PANWASLU DESA SE-KECAMATAN MARISA
MARISA, 12 AGUSTUS 2023
PENGATURAN KAMPANYE PEMILU

PKPU NOMOR 15
UU No. 7 Tahun PERPU No. 1/2022 TAHUN 2023
2017 Tentang ttg Perubahan atas TENTANG
Pemilihan Umum UU No. 7/2017 KAMPANYE
Tentang Pemilu PEMILU
Pelanggaran Kampanye?
Pengawasan Kampanye
a. pengawasan Tim Kampanye;
b. pengawasan materi dan/atau ujaran Kampanye;
c. pengawasan Kampanye yang dilarang;
d. pengawasan Kampanye di luar jadwal;
e. pengawasan pemberitaan dan penyiaran Iklan Kampanye;
f. pengawasan Kampanye oleh pihak yang dilarang keterlibatannya;
g. pengawasan praktik politik uang dalam Kampanye;
h. pengawasan pertemuan terbatas, tatap muka, dialog, rapat umum dan debat kandidat; dan
i. pengawasan pemasangan Alat Peraga Kampanye dan penyebaran Bahan Kampanye.
(Perbawaslu pasal 4 28/2018)
KAMPANYE PEMILU
Kampanye Pemilu adalah kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan
visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemilu. (Pasal 1 ayat 18 PKPU
No.15 Tahun 2023 dan UU Pemilu).

Citra Diri adalah setiap alat peraga atau materi lainnya yang mengandung unsur logo
dan/atau gambar serta nomor urut Peserta Pemilu. (Pasal 1 (25) Perbawaslu 28/2018)

Citra Diri meliputi Nomor urut, Foto/gambar. (Pasal 22 ayat (4) PKPU 15/2023)
Pelaksana Kampanye Pemilu
1. Kampanye Pemilu dilaksanakan oleh pelaksana 1. Kampanye dilaksanakan oleh Pelaksana
kampanye. Kampanye.
2. Kampanye Pemilu diikuti oleh peserta kampanye. 2. Kampanye Pemilu dihadiri oleh Peserta
3. Peserta Kampanye Pemilu sebagaimana Kampanye.
dimaksud pada ayat (2) terdiri atas anggota
3. Peserta Kampanye sebagaimana
masyarakat.
dimaksud pada ayat (2) yaitu Warga
4. Anggota masyarakat sebagaimana dimaksud pada
Negara Indonesia yang telah memenuhi
ayat (3) dikecualikan sebagaimana diatur dalam
syarat sebagai Pemilih.(PKPU 23/2018)
ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya. (PKPU 15/2023)
Siapa Pelaksana Kampanye?
Pelaksana Kampanye Pemilu adalah Peserta Pemilu dan pihak yang ditunjuk oleh
Peserta Pemilu untuk melakukan kegiatan Kampanye Pemilu. (Lihat pasal 8, 15, 16,17
PKPU 15/2023)
Pasangan Calon, partai politik, gabungan partai politik, harus mendaftarkan Pelaksana
Kampanye Pemilu (Pasal 9 ayat (1) PKPU 15 /2023)
Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum masa Kampanye Pemilu. (Pasal 9 ayat (1)
PKPU 15 /2023)
Pelaksana Kampanye dapat dibantu oleh petugas kampanye.
Materi Kampanye Pemilu
Materi Kampanye Pemilu meliputi:

a. visi, misi, dan program Pasangan Calon untuk Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden;

b. visi, misi, dan program partai politik untuk Partai Politik Peserta Pemilu yang dilaksanakan
oleh calon anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota; dan

c. visi, misi, dan program yang bersangkutan untuk Kampanye Pemilu perseorangan yang
dilaksanakan oleh calon anggota DPD.

d. Selain materi Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasangan Calon,
calon anggota DPR, calon anggota DPRD provinsi, calon anggota DPRD kabupaten/kota,
dan calon anggota DPD dapat menyampaikan citra diri. (Pasal 22 ayat 1 dan 3 PKPU
15/2023)
METODE KAMPANYE PEMILU
Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui metode:
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
d. pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu di tempat
umum;
e. Media Sosial;
f. iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan
Media Daring;
g. rapat umum;
h. debat Pasangan Calon tentang materi Kampanye Pemilu
Pasangan Calon; dan
i. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye
Pemilu dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
LARANGAN KAMPANYE PEMILU
Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Partai politik yang telah ditetapkan 26 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
huruf h, dan huruf i dilaksanakan sejak 25 (dua puluh
sebagai Peserta Pemilu dilarang lima) Hari setelah penetapan daftar calon tetap anggota
DPR, anggota DPD, anggota DPRD provinsi, dan
melakukan Kampanye Pemilu sebelum anggota DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota
DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD, serta
dimulainya masa Kampanye Pemilu dilaksanakan sejak 15 (lima belas) Hari setelah
ditetapkan Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Wakil Presiden sampai dengan dimulainya Masa
Tenang. (pasal 27 ayat 1)
ayat (1) dan ayat (2). (Pasal 69 ayat 1)
Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 ayat (1) huruf f dan huruf g dilaksanakan selama 21
(dua puluh satu) Hari dan berakhir sampai dengan
dimulainya Masa Tenang. (pasal 27 ayat 2)
TINDAK PIDANA KAMPANYE PEMILU
(Kampanye diluar jadwal)
Setiap orang dilarang melakukan kampanye Pasal 276 ayat 2
pemilu di luar jadwal yang telah ditetapkan
KPU; (Dasar hukumnya Pasal 492 UU Berbunyi :
Pemilu)
Berbunyi : “Kampanye Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 275 ayat (l)
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
Kampanye Pemilu di luar jadwal yang telah huruf f dan huruf g dilaksanakan
ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU selama 2l (dua puluh satu) hari dan
Kabupaten/Kota untuk setiap Peserta Pemilu berakhir sampai dengan dimulainya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276 ayat (2), Masa Tenang..”
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”
Sosialisasi dan Pendidikan Politik
Pasal 79
(1) Partai Politik Peserta Pemilu dapat melakukan sosialisasi dan
pendidikan politik di internal Partai Politik Peserta Pemilu sebelum
masa Kampanye Pemilu.
(2) Sosialisasi dan pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan metode:
a. pemasangan bendera Partai Politik Peserta Pemilu dan nomor
urutnya; dan
b. pertemuan terbatas, dengan memberitahukan secara tertulis kepada
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sesuai tingkatannya
dan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai
tingkatnya paling lambat 1 (satu) Hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Sosialisasi dan Pendidikan Politik
(3) Dalam hal pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pendidikan politik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Partai Politik Peserta Pemilu
dilarang memuat unsur ajakan.
(4) Dalam hal sosialisasi dan pendidikan politik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Partai Politik Peserta Pemilu dilarang mengungkapkan citra
diri, identitas, ciri-ciri khusus atau karakteristik Partai Politik Peserta
Pemilu dengan menggunakan metode:
a. penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
b. pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu di tempat umum; atau
c. Media Sosial, yang memuat tanda gambar dan nomor urut Partai
Politik Peserta Pemilu di luar masa Kampanye Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1).
asas hukum dalam penyelesaian konflik norma
Asas lex superior derogat legi inferiori;
(peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi)
Asas lex specialis derogat legi generali;
(peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang
lebih umum).
Asas lex posterior derogat legi priori.
(peraturan yang baru mengesampingkan peraturan lama). 
Tahapan Penanganan Pelanggaran Pemilu
Syarat Laporan Pelanggaran Pemilu
Syarat Formil : Syarat Materiil :
a. pihak yang berhak melaporkan; a. peristiwa dan uraian kejadian;
b. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan b. waktu dan tempat peristiwa terjadi;
batas waktu; dan c. saksi-saksi yang mengetahui peristiwa
c. keabsahan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut; dan
yang meliputi: d. barang bukti yang mungkin diperoleh
 kesesuaian tanda tangan dalam atau diketahui.
formulir laporan dugaan pelanggaran
dengan kartu identitas; dan
 tanggal dan waktu Pelaporan.
Pengkajian Temuan atau Laporan Pelanggaran
Dalam proses pengkajian Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran, Pengawas Pemilu
dapat meminta kehadiran Pelapor, terlapor, pihak yang diduga pelaku pelanggaran, saksi,
dan/atau ahli untuk didengar keterangan dan/atau klarifikasinya di bawah sumpah
Hasil Kajian Pengawas Pemilu terhadap berkas dugaan pelanggaran dikategorikan sebagai:
1. Pelanggaran Pemilu;
2. Bukan pelanggaran Pemilu; atau
3. Sengketa Pemilu.
Dugaan pelanggaran Pemilu sebagaimana dimaksud berupa:
1. pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu;
2. pelanggaran administrasi Pemilu; dan/atau
3. tindak pidana Pemilu.
Strategi Penanganan
Pelanggaran Pemilu
Memberikan Informasi awal:
ada gejala, potensi,
kerawanan pelanggaran
Pencegahan :
Pendidikan politik,
Sosialiasi

Menjadi Pelapor atau


saksi :
ketika melihat ada
pelanggaran
BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU
BERSAMA BAWASLU TEGAKKAN KEADILAN PEMILU
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai