Disusun Oleh :
Aditya Vhio 10080018347
Chika S Kusumah 10080018348
Handian Miftahudin 10080018349
Kegiatan studi pustaka ini merupakan salah satu tugas dibidang mata kuliah Sosiologi
Komunikasi yang bertujuan memperoleh informasi dari beberapa sumber. Kampung Naga
adalah salah satu kampung adat yang masyarakatnya masih memegang teguh adat tradisi
secara turun menurun. Mereka menolak budaya luar jika hal itu dapat merusak adat tradisi dari
nenek moyang mereka. Tetapi, sejarah dan asal-usul kampung ini tidak memiliki titik temu.
Tidak ada dokumen-dokumen atau arsip sejarah yang menjelaskan secara keseluruhan kapan,
siapa, dan apa latar belakang berdirinya kampung ini. Masyarakat Kampung Naga pun
menyebut sejarah kampungnya sendiri dengan sebutan “Pareum Obor”. “Pareum” apabila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti
penerangan, cahaya, lampu. Jika diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan.
Maksudnya mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya.
1.2 Tujuan
1.3 Metode
Metode dalam penyusunan malakah ini adalah dengan cara studi pustaka dari beberapa
sumber media cetak dan media elektronik
PEMBAHASAN
Adat perkawinan Sunda di Kampung Naga Tasikmalaya upacara perkawinan adat bagi
masyarakat kampung naga adalah upacara yang dilaksanakan setelah selesainya akad nikah.
Ada pun beberapa tahap upacara sebagai berikut:
Upacara sawer
Nincak endog ( menginjak telur)
Buka pintu
Ngariung
Ngampar
Munjangan
Pada tahapan adat perkawin yang pertama dilakukan ialah upacara sawer dilaksanakan setelah
akad nikah. Dalam upacara sawer ini pasangan pengantin dibawa ketempat penyaweran, tepat
dimuka pintu. Mereka dipayungi dan tukang sawer berdiri dihadapan kedua pengantin
tersebut.
Penyawer melakukan ijab kobul, dilanjutkan dengan melantunkan syair sawer, ketika
melantukan syair sawer penyawer menyelingnya dengan menaburkan beras, irisan kunir, dan
uang logam kearah pengantinnya. Kebanyakan anak anak yang mengambil uang logam yang
disawerkan dibelakang pengantin tersebut. Isi dalam syair sawer tersebut ialah berupa nasihat
kepada pengantin baru tersebut.
Setelah upacara sawer dilaksanakan tahap berikutnya adalah upacara nincak endog ( menginjak
telur). Telur disimpan diatas golodog (tangga sebelum menuju rumah) dan mempelai laki-laki
menginjaknya. Kemudian mempelai perempuan mencuci kaki mempelai laki-laki dengan air
kendi. Setelah itu mempelai perempuan masuk kedalam rumah, sedangkan mempelai laki-laki
berdiri dimuka pintu untuk melaksanakan upacara buka pintu.
Dalam upacara buka pintu terjadi tanya jawab antara kedua mempelai yang diwakili oleh
masing masing pendampingnya dengan cara dilantunkan dengan adanya nada. Sebagai
pembuka mempelai laki-laki mengucapkan salam “ Assalammu’alaikum Wr. Wb” kemudian
dijawab oleh mempelai perempuan “ Waalaikumsalam Wr. Wb”.