Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

PENINGKATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) NAIK KELAS


KOTA LUBUKLINGGAU

Oleh :
MOH. ZULHADI ZAGLUL FASA SE

NIP.

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN ....
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat


besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu
alternatif lapangan kerja baru, UMKM juga berperan dalam mendorong laju
pertumbuhan ekonomi pasca krisis di saat perusahaan-perusahaan besar
mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UMKM telah
berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara
Indonesia.

UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya


berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan
bahwa UMKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal
sebenarnya UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran
yang ada di Indonesia. UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia
yang masih menganggur. Selain itu UMKM telah berkontribusi besar pada
pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

UMKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang


berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. UMKM
dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah.
Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia.

Walaupun usaha mikro kecil menengah telah menunjukkan peranannya


dalam perekonomian nasional namun masih menghadapi berbagai hambatan.
Pada dasarnya hambatan dan kendala yang dihadapi para pelaku UMKM
dalam meningkatkan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi
berbagai aspek yang mana satu dengan yang lainnya saling berkaitan antara

1
lain: kualitas produk yang kalah bersaing,kurangnya permodalan baik jumlah
maupun sumbernya, kurangnya kemampuan manajerial dan keterampilan
beroperasi serta tidak adanya bentuk formal dari perusahaan, lemahnya
organisasi dan terbatasnya pemasaran. Disamping itu terdapat juga
persaingan yang kurang sehat dan desakan ekonomi sehingga
mengakibatkan ruang lingkup usaha menjadi terbatas. Beragamnya hambatan
dan kendala yang dihadapi UMKM, tampaknya masalah permodalan masih
merupakan salah satu faktor kritis bagi UMKM, baik untuk pemenuhan
kebutuhan modal kerja maupun modal investasi dalam pengembangan usaha.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peranan serta


kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan
tersebut perlu dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia
Usaha, dan Masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan berkesinambungan.

Dari perkembangan UMKM Kota Lubuklinggau diatas, upaya yang mungkin


bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau dalam meningkatkan
kualitas UMKM di masa yang akan datang adalah meningkatkan kualitas
produk UMKM, penyediaan modal oleh pemerintah dan lembaga keuangan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dari segi pengetahuan
dan keterampilan serta meningkatkan jalinan kerjasama antara UMKM dengan
Pasar Modern. Dalam hal ini, Dinas Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau
melalui Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan UKM dituntut untuk bisa
menemukan upaya dalam memajukan UMKM dalam rangka meningkatkan
perekonomian masyarakat Kota Lubuklinggau.

Dari uraian diatas, permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan


tugas Dinas Koperasi dan UKM utamanya di Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UKM antara lain dapat dilihat dari adanya kesenjangan antara
kondisi yang diharapkan dan kondisi saat ini sebagai mana dapat di lihat pada
tabel Identifikasi Masalah berikut:

2
Identifikasi Masalah

NO KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN


1. Masih rendahnya produktifitas 1. Terwujudnya UMKM di Kota
dan kualitas Produk yang Lubuklinggau yang memiliki
dihasilkan UMKM di Kota produktifitas dan kualitas
Lubuklinggau produk yang tinggi
2. Kualitas UMKM di Kota 2. Terwujudnya UMKM di Kota
Lubuklinggau masih sangat Lubuklinggau yang memiliki
rendah dalam hal formalitas formalitas dan tata kelola
usaha dan tata kelola usaha usaha yang baik
3. Masih rendahnya kualitas dan 3. Terwujudnya Kualitas UMKM di
daya saing UMKM di pangsa Kota Lubuklinggau yang
pasar berdaya saing tinggi dan
memiliki pangsa pasar yang
luas

Dengan adanya kondisi yang berbanding terbalik antara kondisi yang


diharapkan dengan kondisi real saat ini, maka perubahan untuk menghapus
kesenjangan tesebut harus segera dilakukan dengan mencari sebuah solusi
yang strategis, yaitu dengan melakukan aksi perubahan yang berjudul “
Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Naik Kelas Kota
Lubuklinggau”.

B. Tujuan Aksi Perubahan

Aksi perubahan berjudul Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah


(Umkm) Naik Kelas Kota Lubuklinggau ini bertujuan:

a. jangka pendek
- Terlaksananya bimbingan teknis peningkatan kualitas pengemasan
hasil produk UMKM pada beberapa UMKM di Kota Lubuklinggau

3
- Terbangunnya pola bimbingan teknis terhadap UMKM yang ideal yang
dapat menjadi pedoman tetap dalam peningkatan kualitas kemasan
produk UMKM di Kota Lubuklinggau.
b. jangka menengah
- Di laksanakannya bimbingan teknis peningkatan kualitas pengemasan
hasil produk UMKM pada seluruh UMKM di Kota Lubuklinggau.
- Pengembangan bimbingan teknis/pelatihan peningkatan kualitas
produk UMKM berbasis teknologi untuk meningkatkan kuantitas
produksi.
c. jangka panjang
- Pengembangan pelatihan terahadap UMKM di Kota Lubuklinggau
mulai dari strategi marketing dan pengelolaan pengelolaan keuangan
yang efektif.
- Perluasan pangsa pasar UMKM melalui pengembangan kerjasama
dengan pasar modern dan pasar online

C. Manfaat Aksi Perubahan

Manfaat yang akan didapatkan dari aksi perubahan ini antara lain:
a. Manfaat aksi perubahan bagi organisasi Dinas Koperasi dan UMKM
yaitu sebagai Langkah strategis dalam mencapai target kinerja
organisasi yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan jangka
pendek (Renja) dan jangka menengah (Renstra) sehingga visi dan misi
Dinas Koperasi dan UKM Kota lubuklinggau dapat terwujud;
b. Manfaat aksi perubahan bagi Pemerintah Kota Lubuklinggau yaitu
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui majunya aktifitas
perekonomian sektor UMKM dimana dapat memperluas akses lapangan
pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
c Bagi UMKM di Kota Lubuklinggau, melalui aksi perubahan ini seluruh
UMKM akan naik kelas dengan meningkatnya kualitas produk, jumlah
produksi dan daya saing produk UMKM baik pada pasar lokal, nasional
maupun Internasional.

4
BAB II
DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN KINERJA ORGANISASI

A. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Dalam proses peningkatan kinerja organisasi, kepemimpinan pada Dinas


Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau dilaksanakan dengan melaksanakan
manajemen yang mengacu pada visi misi, struktur dan tupoksi yang telah di
tetapkan. Mengacu pada Peraturan Walikota Kota Lubuklinggau Nomor 52
tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi
Serta Tata Kerja Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Kota
Lubuklinggau yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah mempunyai tugas membantu Walikota
melaksanakan kewenangan daerah di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Provinsi.

Struktur Organisasi Dinas Koperasi UKM Kota Lubuklinggau dalam bagan


berikut:

Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM

Bidang Pemberdayaan
dan pengembangan UKM

5
Besaran susunan organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Lubuklinggau terdiri dari :

a. Dinas

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Kelembagaan dan Pengawasan

1. Seksi Kelembagaan dan Perijinan

2. Seksi Keanggotaan dan Penerapan peraturan

3. Seksi Pengawasan, pemeriksaan dan penilaian Koperasi

d. Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi

1. Seksi Fasilitasi Usaha Koperasi

2. Seksi pembangunan,penguatan dan perlindungan Koperasi

e. Bidang pemberdyaan usaha mikro

1. Seksi fasilitasi usaha Mikro

2. Seksi pengembangan, penguatan dan perlindungan usaha Mikro

3. Seksi Peningkatan Kualitas Kewirausahaan

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Visi Dinas Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau yaitu terwujudnya


Koperasi dan UMKM yang tumbuh, Produktif dan Berdaya Saing. Untuk
mencapai visi tersebut ditentukan beberapa misi yaitu Pengembangan
Koperasi dan UKM yang kuat dan berkualitas
Pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau, bidang yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan pemberdayaan dan UMKM adalah

6
Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan UKM, yang memiliki tugas
sebagai berikut.

1) Mengoordinasikan pemberdayaan dan perlindungan usaha kecil;


2) Mempromosikan akses pasar bagi produk usaha kecil di tingkat lokal dan
nasional;
3) Mengoordinasikan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pemberdayaan usaha kecil;
4) Mengoordinasikan pendataan izin usaha mikro kecil (IUMK);
5) Mengoordinasikan pengembangan usaha kecil dengan orientasi
peningkatan skala usaha kecil menjadi usaha menengah; dan
6) Mengoordinasikan pengembangan kewirausahaan.

B. Pengelolaan Budaya Kerja dan Nilai-nilai Organisasi

Untuk memperbaiki budaya kerja yang baik membutuhkan waktu


bertahun-tahun untuk merubahnya, maka itu perlu adanya pembenahan-
pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah laku pemimpinnya kemudian
diikuti para bawahannya. aksi perubahan pada bidang pemberdayaan dan
pengembangan Koperasi menjadi awal yang baik bagi terbentuknya budaya
kerja diawali tingkat kesadaran pemimpin atau pejabat yang ditunjuk dimana
besarnya hubungan antara pemimpin dengan bawahannya sehingga akan
menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam perangkat
satuan kerja atau organisasi. Secara nyata, budaya kerja yang membaik
setelah dilakukan aksi perubahan ini adalah:

1. Etos kerja , dimana pegawai pada Bidang Pemberdayaan dan


Pengembangan UKM memiliki semangat yang menjadi ciri khas dan
keyakinan individu/kelompok dalam bekerja. Keyakinan tersebut
dilaksanakan secara formal atau informal dalam suatu pelaksanaan tugas
dan tanggungjawab baik secara perorangan maupun tim..

7
2. Mandiri, yaitu keyakinan mengenai pentingnya mengandalkan pada usaha
dan kemampuan diri sendiri/tim pada Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UKM.
3. Daya saing, dimana kapasitas aparatur padan Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UKM mampu menghadapi tantangan persaingan demi
meningkatkan kualitas hasil pekerjaan yang telah menjadi tugas pokok dan
tanggung jawab.
4. Optimis, dimana usaha aparatur pada Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan selalu mencari peluang dari setiap kesulitan yang dihadapi
ketika menjalankan tugas.
5. Inovatif, dimana aparatur pada Bidag Pemberdayaan dan Pengembangan
UKM memiliki kemampuan dalam mendayagunakan pikiran dan sumber
daya yang ada disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya yang benar-
benar baru atau orisinil dan bermanfaat bagi peningkatan kinerja.
6. Produktif, dimana aparatut pada Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UKM memiliki kemampuan untuk selalu menghasilkan
output yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja Bidang.

C. Membangun Jejaring dan Kolaborasi (Perubahan Kedudukan dan Peran


Stakeholder)

Membangun jejaring dan kolaborasi merupakan suatu yang harus


direncanakan dan dilaksankan dengan baik. Jejaring kerja yang baik dan
saling berkoordinasi akan mampu menghasilkan kinerja yang baik untuk
mewujudkan program kerja yang sudah direncanakan dengan matang. Dalam
aksi perubahan yang di laksanakan di Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau, jejaring
kerja dibangun dengan mengidentifikasi stakeholder/pemangku kepentingan
dan di kolaborasikan dalam bentuk jejaring sebagaimana dapat dilihat dalam
tabel dan bagan berikut:

8
Identifikasi Stakeholder

NO STAKE HOLDERS POTENSI DUKUNGAN

A INTERNAL

Kepala Dinas Koperasi dan UKM merupakan


1. Kepala Dinas mentor dari aksi perubahan ini. Kepala Dinas
merupakan penentu kebijakan strategis
organisasi yang berpengaruh terhadap
keberhasilan aksi perubahan. Potensi
dukungan terhadap aksi perubahan ini bersifat
positif.
2. Sekretaris Dinas Sekretaris Dinas Sosial merupakan pengarah
Koperasi dan UMKM administrasi yang berpengaruh terhadap
keberhasilan aksi perubahan. Potensi
dukungan terhadap aksi perubahan ini bersifat
positif.
2. Kepala Bidang di Kepala Bidang di lingkungan Dinas Koperasi
Lingkungan Dinas dan UKM sangat menentukan keberhasilan aksi
Koperasi dan Ukm perubahan ini. Validitas dan keakuratan data
yang menjadi fokus utama aksi perubahan ini
sangat bergantung pada dukungan para Kepala
Bidang. Potensi dukungan Kepala Bidang di
Lingkungan Dinas Koperasi dan UKM bersifat
positif.
3 Kasi-Kasi yang berada di Kasi-kasi yang berada dibawah Bidang
bawah Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi
Pemberdayaan dan menentukan standar kualitas materi,
pengembangan UKM perlengkapan, penjadwalan dan penentuan
UMKM dalam pemberian bimbingan dan
pelatihan. Potensi dukungan Kasi-kasi tersebut
bersifat positif.
Staf di bawah bidang Staf yang berada dibawah Bidang Aset Daerah
Pemberdayaan dan menentukan keberhasilan pencapaian target
Pengembangan UKM kegiatan dan kelancaran teknis pelaksanaan
kegiatan. Potensi dukungan Kasi-kasi tersebut
bersifat positif.
B EKTERNAL
1. Disnaker, Disperindag, Merupakan unsur pemerintahan yang berada di

9
DPMPTSP, Diskominfo, luar entitas organisasi Dinas Koperasi dan UKM.
Dispenda Stakeholder ini merupakan pelaksana kebijakan
dan pengguna data yang merupakan output dari
aksi perubahan ini. Potensi dukungannya
bersifat positif karena akan mendukung
pelaksanaan tugas stakeholder tersebut dalam
bentuk:
- Fasilitasi Permodalan
- Penetapan standar kualitas produk
- Fasilitasi pasar penjualan produk UMKM
2. Pihak Swasta (Bank, Pihak Swasta akan sangat diuntungkan dengan
Distributor, Perusahaan adanya aksi perubahan ini, karena dengan
Jasa Pengiriman) meningkatnya kualitas Produk UMKM maka
akan menambah peluang bisnis yang dapat
dikembangkan
3. Masyarakat (Pencari Masyarakat akan diuntungkan dengan adanya
kerja) aksi perubahan ini, karena dengan
Meningkatnya Kualitas Produk UMKM maka
akan meningkatkan perekonomian dan
lapangan pekerjaan pada masyarakat.

Berdasarkan pengaruh dan minatnya terhadap aksi perubahan yang


dilakukan, kedudukan Stakeholder dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Bagan 4.1
Identifikasi stake Holder Berdasarkan Kepentingan

INFLUENCE

LATENS PROMOTOR
1. Disnaker, 1. Kepala Dinas Koperasi dan
Disperindag, UKM
DPMPTSP, 2. Sekretaris Dinas Koperasi
Diskominfo, dan UKM
Dispenda 3. Disnaker, Disperindag,
2. staf yang berada di DPMPTSP, Diskominfo,
bawah Bidang Dispenda
Pemberdyaan dan 4. Kasi yang berada di bawah
pengembangan UKM Bidang Pemberdyaan dan
pengembangan UKM

10
INTEREST
APATHETIC DEFENDER
1. Masyarakat (Pencari kerja) Pihak Swasta (Bank,
Distibutor, Perusahaan Jasa
Pengiriman)

Hasil analisis pengelompokkan stakeholder menunjukkan bahwa


terdapat empat kelompok stakeholders yaitu:
1. Promotors adalah stakeholder yang memiliki pengaruh dan minat
tinggi terhadap keberhasilan aksi perubahan. Stakeholder dalam
kelompok ini adalah:
 Kepala Dinas Koperasi dan UKM
 Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM
 Disnaker, Disperindag, DPMPTSP, Diskominfo, Dispenda
 Kasi yang berada di bawah Bidang Pemberdyaan dan
pengembangan UKM

2. Latens adalah stakeholder yang memiliki pengaruh besar, tetapi


memiliki minat yang rendah terhadap keberhasilan aksi perubahan.
Stakeholders dalam kelompok ini adalah:
 Disnaker, Disperindag, DPMPTSP, Diskominfo, Dispenda
 staf yang berada di bawah Bidang Pemberdyaan dan
pengembangan UKM

3. Defenders adalah stakeholder yang memiliki pengaruh kecil, tetapi


memiliki minat yang tinggi terhadap keberhasilan aksi perubahan.
Stakeholder dalam kelompok ini adalah :
 Pihak Swasta (Bank, Distributor, Perusahaan Jasa Pengiriman)

4. Apathetics adalah stakeholder yang memiliki pengaruh kecil dan


minat rendah terhadap keberhasilan aksi perubahan. Stakeholder
dalam kelompok ini adalah :
 Masyarakat (Pencari kerja)

11
Agar aksi perubahan dapat mencapai hasil yang maksimal, stakeholder
tersebut dikolaborasikan dalam bentuk jejaring kerja seperti dalam bagan
berikut :

Bagan 4.2
Peta Jaringan Stakeholder

Kepala
Dinas
OPD Teknis
Koperasi
dan UKM
Sekretaris
Dinas
Koperasi
dan UKM

Projek Leader

(Kabid
pemberdayaan Pihak Swasta
Kabid daan (Bank,Distrib
Pengembangan utor,Perusaha
dalam
umkm) an Jasa
Lingkungan
Pengiriman)
Dinas
Koperasi
dan UKM

Kasi pada Masyarakat


Bidang
Pemberdayaan
(Pencari
dan Kerja)
Pengembanga
nUKM

Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi

12
BAB III
HASIL PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN
KINERJA ORGANISASI

A. Capaian Kegiatan Aksi Perubahan dalam Perbaikan Kinerja Organisasi


Untuk melaksanakan aksi perubahan yang terencana, maka perlu di buat
pentahapan pelaksanaan kegiatan aksi perubahan. Pentahapan aksi
perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Pentahapan Aksi Perubahan

PELAKSANA REALISASI KET/


NO KEGIATAN OUTPUT WAKTU
EVIDENCE

13
A. JANGKA PENDEK

1. Konsultasi dengan Rencana Minggu ke 1


Mentor tentang rencana Pelaksanaan Aksi Oktober 2020
aksi perubahan Perubahan

2. Pembentukan Tim SK Tim Pelaksana Minggu ke 2


Efektif Aksi Oktober 2020
Perubahan/Kelompok
Kerja (Pokja)

3. Rapat intern dan - Undangan Minggu ke


sosialisasi rencana aksi Oktober 2020
- Absensi
perubahan
- Notulen
Dokumentasi

4. Pengumpulan data, - Rekap data UMKM Minggu ke


perlengkapan dan Oktober 2020
- materi yang perlu
materi pemberian
diberikan
bimbingan teknis
UMKM - daftar perlengkapan
peralatan
- pembiayaan

5. Penyusunan jadwal, - Jadwal Minggu ke


materi dan petugas Oktober 2020
- Buku Panduan
pelaksanaan bimbingan
teknis - Daftar pengisi
bimbingan teknis

6 Pelaksanaan - Absensi Minggu ke


Bimbingan Teknis Oktober 2020
- Materi sosialisasi
peningkatan kualitas
pengemasan ke - notulen
beberapa UMKM
Dokumentasi

7 Evaluasi hasil Laporan Minggu ke


pelaksanaan Bimbingan Oktober 2020
Teknis

B. JANGKA MENENGAH

1. Penyempurnaan Panduan bimbingan Minggu ke


metode bimbingan teknis yang telah di November
teknis peningkatan sempurnakan 2020
kualitas kemasan
- -Absensi
2. Penerapan bimbingan
- Materi sosialisasi
teknis ke seluruh
UMKM Kota - notulen
Lubuklinggau

14
Dokumentasi

C. JANGKA PANJANG

1. Pengembangan jenis -Materi bimbingan Minggu ke I


materi bimbingan teknis teknis Januari sd
UMKM (Pemasaran, Minggu ke IV
permodalan dll) Januari 2021

2. Fasilitasi pemasaran Draft kerjasama ,


produk UMKM melalui akun penjualan
Kerjasama dengan online
pasar modern dan
perluasan melalui
pasar online

Secara rinci pelaksanaan aksi perubahan yang telah dilaksanakan di


Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi dinas Koperasi dan UKM
Kota Lubuklinggau adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan Mentor tentang rencana aksi perubahan
2. Pembentukan Tim Efektif
3. Rapat intern dan sosialisasi rencana aksi perubahan
4. Pengumpulan data, perlengkapan dan materi pemberian bimbingan
teknis UMKM
5. Penyusunan jadwal, materi dan petugas pelaksanaan bimbingan teknis
6. Pelaksanaan Bimbingan Teknis peningkatan kualitas pengemasan ke
beberapa UMKM
7. Evaluasi hasil pelaksanaan Bimbingan Teknis

B. Lesson Learnt Kepemimpinan Transformasional Kinerja Organisasi

Aksi perubahan yang dilaksanakan di Bidang Pembendayaan dan


Pengembangan Koperasi memberikan pengalaman (lessons learnt)
meningkatkan kemampuan manajemen kinerja kepemimpinan
transformasional bagi proyek leader. Adapun pengalaman manajemen kinerja
kepemimpinan transformasional yang di dapat antara lain:

15
a. Keberanian dalam Melangkah

Kepercayaan diri sebagai seorang pemimpin proyek leader tumbuh


selama melaksanakan aksi perubahan ini. Dibuktikan dengan keberanian
mengambil keputusan dalam penentuan tujuan dan sasaran aksi
perubahan.

b. Kemampuan Mengakomodir dengan Baik

Proyek leader mempunyai prinsip bahwa organisasi seperti roda, tidak ada
bagian yang lebih menonjol, namun dalam pelaksanaanya selalu
memberikan perhatian yang lebih untuk pemberdayaan dan
pengembangan koperasi, hal tersebut dikarenakan sudah menjadi tugas
pokok yang menjadi tanggung jawab yang harus di selesaikan.

c. Visi yang Jelas dan Mimpi yang Terealisasi

Secara bertahap proyek leader mampu memimpin dan mengarahkan staf


untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam memberdayakan dan
mengembangkan koperasi yang aka di Kota Lubuklingggau.

d. Implementasi Visi kepada Aksi

Visi yang sudah ditetapkan pada Dinas Koperasi dan UKM Kota
Luuklinggau bukan hanya sekedar slogan namun mampu
diimplementasikan dalam sebuah aksi nyata yang diserap oleh seuruh
koperasi sehingga proses pengembangan koperasi untuk meningkatkan
kualitas nya dapat tercapai.

e. Relationship yang Efektif

Proyek leader mampu menjalin hubungan yang efektif dengan berbagai


kalangan, kolega dan juga bawahan melalui motivasi serta nasihat yang
diberikan secara natural dan spontan.

f. Inovatif dan Inisiatif

16
Proyek leader mampu menghadirkan inovasi yang bisa diterapkan dalam
pemberdayaan dan pengembangan koperasi sehingga dapat
meningkatkan kinerja organisasi maupun untuk meningkatkan pelayanan
publik.

g. Integritas Tinggi

Penerapan budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual


membuat kepemimpinan yang ada dapat mewujudkan rasa integritas
pribadi yang memancarkan energi positif bagi para staf dibidang
pemberdayaan dan pengembangan koperasi. Preyek leader setidaknya
memberikan contoh semangat dalam melaksanakan tugas yang di emban
di Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi.

h. Strategis dan Sistematis

Penerapan teknologi informasi dalam layanan internal, menunjukkan


bahwa bidang pemberdayaan dan pengembangan koperasi mampu
mengubah paradigma lama, dan menciptakan strategi yang “di luar
kebiasaan”, mengubah pemikiran konvensional dengan pemikiran yang
lebih sistematis

BAB IV
TAHAPAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN ORGANISASI

A. Aksi Perubahan Kinerja Organisasi dan Pengembangan Organisasi


Digital

Dalam rangka pengembangan organisasi digital pada Dinas Koperasi dan


UKM Kota Lubuklinggau, aksi perubahan Peningkatan Usaha Mikro Kecil
Menengah (Umkm) Naik Kelas Kota Lubuklinggau melalui Bidang
Pemberdayaan dan Pengembangan UKM sangat berpengaruh dalam
memajukan UMKM dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat
Kota Lubuklinggau. Aksi perubahan ini menjadi faktor penting dalam

17
meningkatkan kualitas UMKM di masa yang akan datang melalui pelaksanaan
Bimbingan teknis terkait peningkatan kualitas kemasan produk pada UMKM
yang ada di Kota lubuklinggau

B. Kendala dan Manajemen Resiko Aksi Perubahan Kinerja Organisasi

Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan aksi perubahan Peningkatan


Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Naik Kelas Kota Lubuklinggau adalah
adanya kondisi darurat kesehatan yang sedang melanda Kota Lubuklinggau.

Kendala tersebut dapat diatasi dengan melaksanakan beberapa


strategi sebagai berikut:

a. Membentuk tim efektif yang solid dan berkomitmen untuk melaksanakan


aksi perubahan;

b. Menyediakan penjadwalan yang dapat memenuhi persyaratan protokol


kesehatan

c. Menyediakan pelatih/Narasumber pengisi Bimbingan teknis yang handal;

d. Mengumpulkan dukungan dari stakeholders.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aksi perubahan ini sangat penting bagi organisasi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Lubuklinggau yaitu sebagai Langkah strategis mencapai target
kinerja organisasi yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan jangka
pendek (Renja) dan jangka menengah (Renstra) sehingga visi dan misi Dinas
Koperasi dan UKM Kota lubuklinggau dapat terwujud. Selain itu bagi UKM itu
sendiri aksi perubahan ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan mengenai kualitas produk UMKM, penyediaan modal oleh

18
pemerintah dan lembaga keuangan, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dari segi pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan
jalinan kerjasama antara UMKM dengan Pasar Modern

A. Rekomendasi
Dinas Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau dapat menetapkan aksi
perubahan Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Naik Kelas
Kota Lubuklinggau ini sebagai salah satu program tetap dan berkelanjutan
agar tujuan dan manfaat dari aksi perubahan ini dapat di terima oleh seluruh
UMKM yang ada di Kota Lubuklinggau. Selain itu, agar efektifitas dan efisiensi
dalam pelaksanaan peningaktan kualitas UMKM di Kota Lubuklinggau dapat
maksimal maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Lubuklinggau sebaiknya
menyediakan pelengkapan dan peralatan yang menunjang sehingga secara
tidak langsung aksi perubahan ini dapat meningkatkan kinerja Dinas Koperasi
dan UKM Kota Lubuklinggau

DAFTAR PUSTAKA

(..................................)

LAMPIRAN
1. Analisis Diagnostic Reading (DR)
2. Lembar Kesepakatan Area Perubahan (Membangun Komitmen Bersama)

19
3. Lembar Komsultasi dan Bimbingan Membangun Komitmen Bersama (Taking
Ownership)

20

Anda mungkin juga menyukai