Anda di halaman 1dari 16

MATERI

Pengembangan Silabus dan RPP

Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Langkah-langkah pengembangan silabus:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD mata
pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian KD.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik dalam
rangka pencapaian KD.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan penanda
pencapaian KD. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dalam bentuk
tertulis.
6. Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu. Alokasi waktu
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh siswa
yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.

Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan perangkat pembelajaran lebih
lanjut, mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
penilaian.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan
rencana pembelajaran, kaib rencana pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi maupun
satu Kompetensi Dasar.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran
secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem
penilaian.
Isi Silabus
1. Identitas mata pelajaran
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. kompetensi inti,
4. kompetensi dasar
5. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A/dll);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar
9. alokasi waktu
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
3. Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
4. Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (Kognitif,
afektif, Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata pelajaran masing-masing.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran tersebut
dapat berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai RPP.
Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20
dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar ”.  Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP
adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Tujuan dan Fungsi RPP
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai
kerangka kerja yang logis dan terencana.
Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan
efisien.
Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP
1. mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta
materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di
dalam silabus;
2. menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan
kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
3. menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung;
4. penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada
sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.
Langkah-langkah menyusun RPP (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007):
1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran; tema;
kelas/semester; alokasi waktu.
2. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal
siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi.
4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku
yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan
hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar.
Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah
ditentukan.
6. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
7. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar.
8. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD atau
indikator yang telah ditetapkan.
9. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
10. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan
pada SK dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
11. Merumuskan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini

a) Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan


pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Nursyam (2009: 1), eksplorasi adalah kegiatan
pembelajaran yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat
melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan penggunaan panca indera dengan berbagai
cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep,
dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran. Elaborasi adalah kegiatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mengembangkan ide, gagasan, dan
kreasi dalam mengekspresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun
tulisan sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi
dirinya. Konfirmasi adalah kegiatan pembelajaran yang diperlukan agar konsepsi kognitif
yang dikonstruksi dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan diperkuat
sehingga timbul motivasi yang tinggi untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi dan
elaborasi lebih lanjut.
c) Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman/kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Pedoman Pada Prinsip Pengembangan RPP


Secara umum dalam mengembangkan RPP harus berpedoman pada prinsip
pengembangan RPP, yaitu sebagai berikut:
1) Kompetensi yang direncanakan dalam RPP harus jelas, konkret, dan mudah dipahami.
2) RPP harus sederhana dan fleksibel.
3) RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya.
4) Harus koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, agar tidak mengganggu
jam pelajaran yang lain.

10 Prinsip Penyusunan RPP


Pertama, setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari
KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).
Kedua, satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Ketiga, memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan
memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar,
latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
Keempat, berpusat pada peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian,
dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Kelima, berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya
sebagai sumber belajar.
Keenam, berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
Ketujuh, mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi peserta
didik untuk belajar secara mandiri.
Kedelapan, memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
Kesembilan, memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.
Kesepuluh, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Perbedaan Silabus dan RPP
Silabus RPP
Perencanaan dalam satu KD, BAB atau satu
Silabus Perencanaan dalam satu semester
kali pertemuan
Langkah kegiatan dirinci dalam: kegiatan
Langkah-langkah kegiatan belum Rinci
awal, kegiatan inti, kegiatan penutup
Tidak ada langkah-langkah pembelajaran Terdapat langkah-langkah pembelajaran
 
MATERI
PENILAIAN HASIL BELAJAR DI MASA PANDEMI

Penilaian dan pengisian angka rapor pada masa pandemi covid-19 menjadi
permasalahan serius, selain kegiatan pembelajaran itu sendiri. Khususnya terkait dengan
prinsip keadilan (equity) dan inklusivitas(inclusivity). Dalam situasi normal saja, penilaian
dan pemberian nilai untuk rapor (grading), sebagai bentuk akuntabilitas
programpembelajaran yang diselenggarakan guru/sekolah kepada pemangku kepentingan
pendidikan (seperti orangtua siswa dan pemerintah), merupakan permasalahan rumit bagi
guru. Terlebih pada masa pandemi, saat pembelajaran dan penilaian harus dilakukan dengan
jarak jauh secara daring, serta menimbang kondisi dan latar belakang siswa sangat beragam
baik secara ekonomi, budaya, maupun pendidikan keluarga.
Sebagian siswa yang hidup dengan keterbatasan ekonomi, siswa berkebutuhan khusus,
penyandang disabilitas, dan populasi terpinggirkan lainnya, selalu akan menghadapi
hambatan belajar di sekolah. Dalam situasi normal, banyak sekolah membangun skema/unit
pendukung yang dirancang untuk membantu siswa-siswa tersebut dalam mengatasi persoalan
yang dihadapi, khususnya dalam mengatasi hambatan pembelajaran. Namun, sebagian daya
dukungan itu tidak bisa digunakan dalam konteks pembelajaran jarak jauh. Sebagai contoh,
hambatan pembelajaran yang dihadapi siswa yang kurang beruntung secara ekonomi,
menjadi lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir sejak diselenggarakannya pendidikan
jarak jauh melalui metode daring. Banyak siswa tidak memiliki akses ke internet atau mereka
punya akses, tetapi jaringan internet yang tersedia tidak stabil. Masalah lain, yakni tidak
memiliki akses ke perangkat pembelajaran yang diperlukan, gawai yang memadai, seperti
telepon pintar (smartphone), tablet, atau komputer. Yang lain berjuang dengan kehilangan
pekerjaan di keluarga dan mungkin kekurangan pasokan kebutuhan dasar seperti makanan
dan kebutuhan pokok lainnya. Atau dalam kasus berbeda, siswa mungkin bertanggung jawab
untuk membantu mengajar adik-adiknya di samping pembelajaran mereka sendiri.
Peran dan kategori penilaian Penilaian tentu saja tidak akan bisa menyelesaikan
persoalan keadilan/equity ini, apalagi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun,
penilaian sesuai dengan fungsi utamanya, yaitu untuk mengumpulkan data dan informasi
hasil pembelajaran/pendidikan tentunya akan bisa memberikan bantuan dengan
menghadirkan data dan informasi yang kredibel melalui penyediaan instrumen penilaian yang
valid (sahih) dan reliable (bersifat reliabel). Data-data dan berbagai informasi hasil penilaian
(evidences) selanjutnya harus mampu digunakan guru sebagai umpan balik (feedback) guna
membantu siswa memperbaki kualitas belajarnya dan memahami konsep/materi yang sudah
diajarakan dengan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian secara umum dapat
dikategorikan sebagai penilaian standar, yang materi soal dan administrasinya disiapkan dan
dilaksanakan lembaga penilaian mandiri atau pihak luar sekolah (seperti ujian nasional,
INAP, AKSI, PISA, TIMSS, atau PIRLS) dan penilaian yang diselenggarakan guru/sekolah,
yang materi soalnya disiapkan sendiri oleh guru (teacher made test).
Selanjutnya, jika dilihat dari pemanfaatan hasilnya, penilaian dapat digolongkan
sebagai penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif sebenarnya merupakan
penilaian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran, yakni data dan informasi hasil
penilaian yang diperoleh akan digunakan untuk membantu siswa dapat belajar dengan lebih
baik sehingga memahami dengan benar konsep dan materi yang sudah diajarkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Jadi dalam penilaian formatif guru tidak boleh berpikir tentang
nilai/angka atau melakukan judgement bahwa siswa berhasil atau gagal karena proses
pembelajaran masih berlangsung. Semangatnya ialah untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran siswa. Sebaliknya pada penillaian sumatif, ialah saat keputusan tentang hasil
pembelajaran dibuat/dilakukan. Data-data dan berbagai informasi hasil penilaian (evidences)
yang terkait dengan tujuan pembelajaran yang diselenggarakan akan digunakan untuk
membuat keputusan hasil pembelajaran (assigning grade). Seberapa akurat bukti-bukti
tersebut mampu menjelaskan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, akan menentukan
nilai (grade) perolehan setiap individual siswa. Karenanya, tujuan pembelajaran/pendidikan
yang dibuat harus rigor (ketat, tegas dan akurat) sehingga mampu mendapatkan hasil yang
berkualitas.
Kualitas pembelajaran/pendidikan sangat ditentukan seberapa rigor tujuan
pembelajaran/pendidikan yang ditetapkan. Penilaian formatif dapat dilakukan setelah satu
unit atau dua unit pembelajaran selesai dilaksanakan, sedangkan penilaian sumatif dilakukan
setelah beberapa unit pembelajaran diajarkan. Dapat dilakukan pada pertengahan atau akhir
semester, tergantung luas dan kedalaman cakupan materi yang harus diajarkan sesuai dengan
tujuan pembelajaran/kurikulum. Penilaian formatif Sebagaimana dikemukakan di atas,
penilaian tidak akan mampu menyelesaikan persoalan keadilan/equity dan meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa. Namun, penilaian akan dapat membantu menyelesaikan
hambatan dan keterbatasan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu melalui
penyediaan instrumen penilaian yang berkualitas yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran/pendidikan. Penilaian sumatif melalui format daring yang digunakan guru
selama pandemi ini diduga menyebabkan banyak siswa mengerjakan soal ujian dengan
menyontek, atau mendapatkan bantuan dari pihak keluarga (praktik
ketidakjujuran/dishonesty) sehingga kualitas data dan informasi hasil belajar yang diperoleh
kurang baik.
Dalam ilmu pengukuran, hal ini disebut threat to validity, ancaman terhadap
validitas. Akibatnya, keputusan kenaikan kelas dan kelulusan yang dibuat juga ikut
terpengaruh. Thomas R Guskey dalam Assessment and Grading in the Midst of a Pandemic
(Ed Week, 13 April 2020), menyatakan, dalam masa pandemi ini, penilaian sebaiknya
menitikberatkan pada umpan balik/feedback daripada skor/ grading. Penilaian sebaiknya
difokuskan pada penilaian formatif, yaitu bagaimana membantu siswa memahami konsep dan
materi dengan baik dan benar sehingga mereka mampu mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Ditegaskan Guskey, "If our focus is on feedback, then all assessments are
formative until students get it. When results show they get it, then the assessment becomes
summative." Jika penilaian ditekankan pada upaya mendapatkan umpan balik, sebaiknya
semua bentuk penilaian adalah formatif sampai siswa memahami konsep dan materi yang
diajarkan. Pada saat siswa sudah memahami, saat itu sudah bisa dikatakan sebagai penilaian
sumatif. Apabila penilaian formatif diselenggarakan dengan semangat untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran, siswa pasti akan menghindari tindakan yang tidak terpuji,
tidak jujur. Namun, perlu ditekankan bahwa peran umpan balik/feedback guru dan bagaimana
teknis mendiskusikannya bersama setiap individu/siswa dengan beragam kondisi yang
mereka miliki akan sangat penting dan menentukan. Wallahualam.
MATERI
Menyusun Rencana Pembelajaran Jarak Jauh

Mendesain pelaksanaan pembelajaran mesti dimulai dari mengenal prinsip


pembelajaran itu sendiri. Salah satu prinsip yang mesti dipegang teguh oleh guru adalah
interaksi positif. Interaksi yang dibangun dari kesepakatan guru-murid. Interaksi yang baik
hanya bisa terjadi jika komunikasi terjalin antara keduanya. Tak selalu didominasi oleh guru.
Perlu diingat pula, bahwa komunikasi mesti juga melibatkan orangtua murid, sebagai ‘teman’
belajar murid di rumah. Guru harus peka melihat kondisi murid, orangtua dan lingkungan
guna menyesuaikan dengan pembelajaran yang akan dilakukan. 
tips panduan bagaimana menjadi guru yang handal dalam melakukan Pembelajaran
Jarak Jauh. Penasaran? Berikut tipsnya: 
Pertama, guru memberikan tugas yang simple pada murid, simple dalam artian bahwa
tugas yang diberikan sedapat mungkin guru memberikan tugas kepada siswa, bukan tugas
yang baru, tetapi tugas yang sudah pernah diberikan sebelumnya dengan modifikasi yang
lebih jauh. 
Kedua, guru harus membuat jadwal kegiatan mingguan. Hal ini sangat penting, agar murid
mengetahui apa pelajaran dan keterampilan yang diperoleh pekan itu.
Ketiga, berani memodifikasi kurikulum. Memodifikasi kurikulum adalah bagian dari
kemerdekaan yang diberikan pada guru, hal ini dimaksudkan agar guru dalam memberikan
pengalaman belajar pada murid, bisa keluar dari kebiasaan yang ada. Dengan begitu, maka
ada kebebasan, keleluasaan dan keluar dari tekanan pada diri guru-murid dalam mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan.
Keempat, tetap menjadi guru. Menjadi guru di tengah pandemi menuntut guru untuk
tahan banting.Guru itu jangan mudah baper, terlalu tegang, dan jangan lemah, tetapi
menjadilah guru seutuhnya; tegas, tapi penyayang.
Kelima, isi atau konten mata pelajaran bisa dari mana saja. Ini memungkinkan terjadinya
variasi sumber belajar agar murid tidak mudah bosan. Hal-hal yang berada di sekitar murid
bisa mereka jadikan sebagai sumber belajar. Misalnya, belajar menghitung dari sampah-
sampah yang ada di halaman rumah.

Guru adalah Desainer


Kanvas RPP merdeka belajar, yang bisa menjadi pijakan awal sebelum membuat RPP
pembelajaran jarak jauh. Kanvas ini memberikan gambaran pada guru bagaimana model
pembelajaran yang akan diberikan pada murid. Isi kanvasnya terdiri dari 5 item yang saling
terkait: profil murid, tujuan pembelajaran, bukti dan asesmen, strategi pembelajaran dan
cakupan. Kelima hal tersebut berperan penting dalam memandu guru untuk mendesain model
pembelajaran yang bermakna bagi murid.
Konsep 5 M dalam merancang pembelajaran;
1. Memanusiakan hubungan, adalah bentuk ikhtiar guru dalam menjalin relasi positif
dengan murid dan orangtua. Guru yang baik tentu memiliki hubungan yang baik pula
dengan murid. Hubungan yang harmonis akan membawa pada iklim pembelajaran
yang kondusif dan nyaman.
2. Memahami konsep, adalah upaya guru memberikan pemahaman mendalam pada
murid, tak sekadar menguasai konten pembelajan. Muaranya adalah, murid dalam
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam beragam konteks yang ditemui. 
3. Membangun keberlanjutan, kunci membangun keberlanjutan adalah umpan balik
yang diberikan oleh guru. Feedback bisa bermacam-macam, untuk kelas kecil bisa
berupa motivasi belajar, sedang untuk kelas yang lebih tinggi, bisa memberikan
masukan yang lebih spesifik pada bagian tugas yang mesti diperbaiki.
4. Memilih tantangan, adalah memberikan kesempatan pada murid untuk menguasai
kompetensi dengan proses yang berjenjang. Tantangan pilihannya akan bermakna
bagi murid jika mereka memilih tantangannya sendiri.
5. Memberdayakan konteks, adalah bagian dari proses belajar yang menyesuaikan
dengan kondisi murid. Murid belajar dari hal-hal yang dekat dalam kehidupan
mereka. Dalam konsep ini, sebisa mungkin guru menghindari memberikan tugas LKS
tanpa disertai diskusi dan refleksi.
MATERI
Membuat Soal Ulangan dengan Menggunakan Google Form

Dampak pandemi COVID-19 salah satunya adalah perubahan sistem pembelajaran


sekolah menjadi via daring. Bagi kebanyakan sekolah pembelajaran ini masih harus
menyesuaikan banyak hal, termasuk bagaimana melatih siswa menjawab soal-soal tanpa
mereka harus menyontek dengan membuka internet.

1. Cara membuat kuis di Google Form

- Buka Google Form, klik ikon Plus


- Klik Setelan pada bagian kanan atas
- Klik kuis lalu jadikan ini sebagai kuis
- Untuk mengumpulkan alamat email, klik Umum lalu kumpulkan alamat email
- Klik simpan

2. Cara membuat kunci jawaban

Di Google Form kita juga dapat membuat kunci jawaban untuk jenis soal jawaban singkat,
pilihan ganda, kotak centang, dropdown, petak pilihan dan petak kotak centang. Ini
langkahnya:

- Untuk menambahkan pertanyaan, klik Tambahkan pertanyaan


- Isikan pertanyaan dan jawaban Anda
- Di kiri bawah pertanyaan, klik Kunci jawaban
- Pilih jawaban atau jawaban yang benar
- Di kanan atas pertanyaan, pilih berapa poin nilai pertanyaan tersebut
- Opsional: Untuk menambahkan penjelasan tertulis atau video YouTube ke sebuah jawaban,
klik

- Tambahkan masukan jawaban


- Untuk mengedit opsi pertanyaan atau jawaban, klik Edit pertanyaan.
Catatan: Anda dapat menetapkan poin dan menambahkan masukan pada semua jenis
pertanyaan.

3. Cara memilih tampilan selama dan setelah kuis

Anda dapat memilih apakah orang bisa melihat pertanyaan yang tidak terjawab, jawaban
yang benar dan berapa nilai dari soal tersebut. Berikut caranya:

- Di Google Form, buka kuis


- Pada bagian kanan atas, klik Setelan
- Klik kuis
- Di bagian "Responden dapat melihat", centang kotaknya

4. Cara menggunakan mode terkunci untuk kuis

Saat ujian, kunci utamanya adalah fokus. Nah agar para siswa tetap fokus mengerjakan soal
selama ujian. Jika siswa kedapatan keluar dari kuis atau membuka tab lain, pengajar akan
mendapatkan pemberitahuan melalui email.

Dengan mode terkunci beberapa ekstensi dan pintasan keyboard dinonaktifkan. Perlu diingat
juga bahwa mode terkunci akan mengumpulkan alamat email siswa dan membatasi kuis ke
domain Anda saja.

Akun G Suite for Education, Chromebook yang dikelola oleh sekolah Anda untuk setiap
siswa diperlukan untuk memanfaatkan mode terkunci. Dan bisa juga menggunakan Chrome
OS 75 atau versi yang lebih baru.

Ini cara aktifkan mode terkunci:


- Buka kuis
- Pada bagian atas, klik Setelan lalu Kuis
- Centang kotak di samping "Aktifkan mode terkunci"
5. Memberi batasan waktu pada setiap soal

Pengaturan ini juga akan memberi siswa suasana seperti di kelas dan memaksa siswa untuk
fokus pada soal.
- Pada laman Google Form klik ikon Titik Tiga, lalu klik Add-on
- Cari Formlimiter, install
- Klik izinkan untuk menampilkan script ke dalam akun goggle Anda
- Setelah itu akan muncul proses pengaturan di mana Anda bisa memasukkan batas waktu
dan tanggal soal dikerjakan
- Klik Save and Enable
- Jika soal sudah mencapai waktu yang ditentukan, maka soal akan tertutup dengan
sendirinya.

6. Memberi dan membagikan nilai melalui Google Form

- Di Google Formulir, buka kuis


- Di bagian atas, klik Tanggapan
- Klik Individu
- Untuk berpindah di antara individu, klik Sebelumnya Sebelumnya atau Berikutnya
- Cari pertanyaan yang ingin Anda beri nilai, yaitu:

Di kanan atas, masukkan jumlah poin yang dihasilkan oleh tanggapan.

Di bawah jawaban, klik Tambahkan masukan


- Tulis masukan, lalu klik Simpan
- Untuk menyimpan perubahan, di bagian bawah, klik Simpan.

Sedangkan untuk membagikan hasil melalui Google Form bisa dengan cara ini:

- Di Google Formulir, buka kuis


- Di bagian atas, klik Tanggapan lalu Individu
- Di bagian kanan atas tanggapan dengan alamat email yang tercatat, klik Rilis skor
- Centang kotak di samping orang yang ingin Anda kirimi email
- Klik Kirim email

Anda mungkin juga menyukai