Anda di halaman 1dari 3

5ACARA 4.

PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM PENYULUHAN PERTANIAN

A. Proses Belajar Mengajar


Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Bila terjadi proses
belajar, maka bersama dengan itu terjadi pula proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami bila
ada yang mengajar tentunya dan ada yang belajar demikian pula sebaliknya. Di dalam penyelengaraan
proses belajar mengajar ini, diperlukan adanya pengetahuan baru berupa gagasan atau praktek-praktek
baru yang dapat meningkatkan produktivitas usaha yang dilakukannya. Para ahli pendidikan
mengenal 3 sumber pengetahuan, yaitu:
1. Pendidikan Informal
2. Pendidikan Formal
3. Pendidikan Nonformal
Salah satu contoh pendidikan nonformal ini adalah penyuluhan pertanian. Proses belajar
hanya dapat dikatakan terjadi bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama sebelum
dan sesudah berlangsung proses belajar mengajar. Adanya proses belajar akan menempatkan
seseorang dari status abilitas yang satu ke status abilitas yang lain.

Secara garis besar, tujuan pendidikan dapat dibagi atas:

1) Cognitive (pengetahuan) :Dalam hal ini, pendidikan bertujuan untuk menambah pengetahuan
yang bersangkutan dengan kerja otak. Tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses ini adalah:

2) Afektif : Tujuan ini menyangkut emosi, perasaan dan sikap mental.

3) Psikomotor : Untuk mencapai tujuan ini, maka ketrampilan dan kemampuan (skill) harus
diberikan melalui pengalaman belajar dengan mengerjakan sendiri. Setiap pelajar (sasaran) harus
mendapatkan pengalaman yang memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih melakukan
perilaku seperti yang dimaksudkan oleh pengajar.

B. Prinsip-prinsip Umum Memilih Pengalaman Belajar

Dalam memilih pengalaman belajar perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:

1. Untuk mencapai tujuan pendidikan,


2. Orang yang belajar harus mendapatkan kesempatan yang berhubungan dengan isi atau materi
yang sesuai dengan apa yang dimaksud dalam tujuan pendidikan
3. Pengalaman belajar harus memberi kepuasan kepada sasaran, sehingga perilaku yang baru
benar-benar memberikan kepuasan kepada yang bersangkutan.
4. Pengalaman belajar harus sesuai dengan kemampuan yang belajar
5. Untuk mencapai tujuan pendidikan banyak pengalaman belajar yang dapat digunakan,
6. Sesuatu pengalaman belajar biasanya dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan
misalnya dengan ceramah bukan hanya pengetahuan berubah, tetapi juga sikap mental, minat
dan lain-lain.
C. Pokok-pokok Pendidikan Penyuluhan Pertanian
Tujuan pendidikan penyuluhan pertanian adalah merubah masyarakat mengenai cara berpikirnya
baik secara individu maupun sosial. Di dalam penyuluhan pertanian, pendidikan yang diberikan
bersifat informal artinya penyuluhan pertanian dilaksanakan atas dasar:
1. Tidak terbatas pada ruangan tertentu,
2. Tidak mempunyai kurikulum tertentu.
3. Materi pendidikan didasarkan atas kebutuhan petani
4. Sasaran tidak terbatas pada keseragaman umur,
5. Tidak bersifat paksaan,.
6. Tidak ada sanksi apapun,
7. Waktu dan lamanya pendidikan tidak mempunyai ketentuan dan batasan yang pasti.

Pokok-pokok pendidikan yang perlu diperhatikan dalam memberikan penyuluhan pertanian antara
lain:
1. Program pendidikan harus menarik dan menyangkut kepentingan sasaran/petani..
2. Perkembangan pendidikan orang dewasa agak lambat karena pada umumnya daya tangkap
inderanya sudah agak menurun.
3. Perlu diberikan pengertian tentang hubungan antara pelajaran yang diberikan dan tujuannya.
4. Masyarakat tidak mau dibujuk sebelum mereka benar-benar meyakininya.
5. Keinginan masyarakat tidak sama tergantung tata nilai yang berlaku di daerah tersebut.
6. Partisipasi di dalam penyuluhan berbeda tergantung tata nilai yang berlaku di daerah tersebut.
7. Partisipasi di dalam penyuluhan pertanian tergantung pada umur, pendidikan, pengetahuan,
sikap, minat, kebutuhan, ekonomi, sosial dan kemampuan fisik.
8. Kegiatan penyuluhan pertanian harus erat hubungannya dengan kebutuhan yang ada pada saat
itu (mendesak).
9. Pengetahuan yang diajarkan harus setaraf dengan pengetahuan sasaran/petani.
10. Isi pesan harus mencapai pikiran melalui perasaan yang diterima melalui indera.
11. Pelajaran harus sesuai dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sasaran.
12. Belajar merupakan proses yang bertahap sehingga pelajaran harus diberikan secara
bertingkat.
13. Antara teori dan praktek harus saling berkaitan. Biasanya petani tidak senang pada sesuatu
yang teoritis, tetapi mereka lebih senang terhadap sesuatu yang bersifat praktis.

Pendidikan penyuluhan pertanian yang baik memerlukan perencanaan, prosedur dan teknik yang
cermat serta mempunyai tujuan yang khusus dan jelas. Semua tujuan pengajaran harus sesuai dengan
tujuan umum program. Untuk berhasilnya pendidikan penyuluhan pertanian, maka perubahan perilaku
yang diharapkan harus diketahui. Perubahan tersebut meliputi: perubahan pengetahuan, ketrampilan,
tingkah laku, perhatian dan pengertian. Untuk mengetahui keberhasilan dari pendidikan penyuluhan,
perlu dilakukan evaluasi hasil. Evaluasi ini sangat berguna untuk mengarahkan program dan usaha
pengajaran.

D. Efektivitas Pengalaman Belajar


Pengalaman belajar merupakan reaksi mental atau fisik dari sasaran terhadap penglihatan,
pendengaran dan pekerjaan yang dialaminya. Agar pengalaman ini lebih efektif, maka pengalaman
belajar harus menyenangkan bagi yang belajar dan hendaknya dalam jangkaun sasaran. Selain itu,
pengalaman belajar ini harus dapat mencapai tujuan dan menujang tercapainya tujuan lain. Dalam
memberikan sesuatu kepada sasaran hendaknya disampaikan dalam batas kemampuan
pengajar/penyuluh yang bersangkutan.
Untuk memperoleh pengalaman belajar yang efektif, juga perlu diperhatikan situasi belajar.
Efektivitas dari situasi belajar ditentukan oleh 5 (lima) unsur pokok yaitu:
1. Adanya pengajar efektif
2. Adanya keinginan dan kebutuhan pelajar/sasaran untuk belajar
3. Isi bahan pengajaran yang berguna bagi sasaran
4. Adanya bahan perlengkapan yang cukup
5. Lingkungan fisik yang memadai
Dari uraian diatas diperoleh suatu pengertian bahwa proses belajar-mengajar dalam kegiatan
penyuluhan pertanian dapat terjadi setiap waktu, dalam hidup sehari- hari. Untuk mempertinggi
efisiensinya proses belajar mengajar ini harus dilaksanakan secara sengaja, dengan sadar dan
terorganisasi dengan baik.
Dilihat dari segi sasaran/petani, maka tujuan pendidikan penyuluhan pertanian adalah memberikan
informasi tentang sesuatu yang bermanfaat berupa ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan ini
diharapkan dapat digunakan sebagai arah dalam usaha mempertinggi hasil usahataninya, menaikkan
pendapatannya dan meningkatkan kesejahteraannya.

Anda mungkin juga menyukai