Anda di halaman 1dari 4

1. a.

Pengertian Iman

Q.S. Al-Baqarah (2): 165 Iman adalah sikap kondisi mental yang menunjukkan
perasaan cinta, kerinduan yang luar biasa kepada ALLAH SWT. Orang yang beriman
kepada ALLAH SWT berarti orang yang ridha atas semua ketetapan yang Allah
berikan, sehingga meningkatkan ketaatan untuk selalu mengingat dan menjalankan
semua perintah dan larangan ALLAH SWT

QS. Al-A’raf (7): 179 Iman berdasarkan kelakuan manusia dalam mejaga hati agar
tidak lalai memahami kalam ALLAH, Menjaga pandangan mata dari hal-hal yang tidak
di ridhai oleh ALLAH, dan menjaga telinga agar tidak tuli dari mendengarkan ayat-ayat
ALLAH.

b. Apakah Nilai positif negative pada keimanan yang dimaksud pada ayat- ayat diatas.

QS. An-Nisa (4): 51 Kata iman yang terdapat pada ayat ini menunjukkan nilai
tentang apa yang diimani nya, perbuatan orang yahudi yang menyembah selain
ALLAH, maka orang-orang ini desebut sebagai orang kafir. Maka dapat diambil
pengertian iman adalah tidak menyembah selain ALLAH, dan iman dapat merujuk pada
nilai positif dan negatif tergantung kata yang mengikuti nya.

QS. Al-Ankabut (29): 51 Kata iman dikaitkan dengan kata batil (yang tidak benar
menurut ALLAH), ALLAH maha mengetahui isi hati diantara kita ada yang
membenarkannya dan ada yang menentang ajarannya. Orang-orang yang percaya
kepada kitab ALLAH akan mendapat rahmat dan peringatan bagi kaum beriman.

QS. Al-Baqarah (2): 4 Kata iman disurat ini menjelaskan bahwa orang yang
beriman kepada Al-Qur’an dan beriman kepada kitab-kitab Allah sebelumnya serta
meyakini adanya akhirat, mereka termasuk orang-orang yang beruntung.

QS. Al-Baqarah (2): 285 Kata iman pada surat ini menjelaskan keimanan sejati
pada diri Rasulullah, kalam keimanan yang diturunkan langsung oleh ALLAH SWT
kepada Nabi Muhammad Saw dan menjadi rukun iman ummat muslim yaitu: Iman
kepada ALLAH SWT, Iman kepada Malaikat-malaikat ALLAH, Iman kepada Rasu-rasul
ALLAH, Iman kepada Kitab-kitab ALLAH, Iman kepada hari akhir, hari kiamat, dan Iman
kepada Qada dan Qadar. Merupakan keimanan dan ketaatan yang harus di miliki setiap
muslim beriman.

 2.  a. Tawakal

QS. Al-Baqarah (2): 172, Keimanan yang senantiasa hanya mengabdi (hidup)
menurut apa yang diperintahkan oleh ALLAH. Orang yang beriman apabila dibacakan
Ayat-ayat ALLAH maka bergetarlah hati dan jiwanya serta ridha kepada ALLAH.
Seorang mukmin yang beribadah bukan karena pahala tetapi karena kalbunya
terangsang untuk melaksanakan syariat ALLAH. Dalam setiap keadaan yang kita
hadapi tidak lepas dari qodrat dan iradat ALLAH. 

b. Mawas diri dan bersikap ilmiah

Qs. An-Naas (114): 1-3, Mawas diri merupakan sikap sesorang yang tidak
terpengaruh oleh berbagai kasus darimana pun datang nya, baik dari kalangan jin dan
manusia, bahkan mungkin dari dirinya sendiri.

Qs. Ali Imran (3): 7, Mawas diri yaitu bersikap kritis dalam menerima informasi,
terutama dalam memahami nilai-nilai dasar keislaman, pemikiran ini di perlukan agar
terhindar dari berbagai fitnah.

QS. Al-Israa’ (17): 36. Mawas diri merupakan sikap mecari tahu terlebih dahulu
suatu permasalahan agar supaya hati, penglihatan dan pendengaran terhindar dari
kesesatan atas apa yang tidak diketahui.

 C. Optimis

QS. Al-Insyirah (94): 5-6, Bersikap optimis karena pada hakikatnya tantangan,
merupakan pelajaran bagi setiap manusia. Dalam menjalani hidup terkadang manusia
dihapdakan pada kondisi yang mengharuskan untuk berjuang lebih keras, berharap
untuk selalu berhasil. Namun, hal tersebut tidak selalu berjalan mulus, terkadang
banyak cobaan yang harus di lalui. Maka kita hendaklah bersikap optimis dan percaya
bahwa setiap hasil yang diperoleh merupakan kehendak Allah. Jika seseorang telah
merasa malaksanakan sesuatu dengan penuh perhitungan, Tidaklah perlu memikirkan
bagaimana bagaimana hasilnya nanti.
 D. Konsisten dan Menepati Janji

QS. Al-Maidah (5): 1, Seseorang mukmin akan menyempurnakan segala janji.


Janji adalah utang, menepati janji bagi umat muslim berarti membayar utang,
sebaliknya ingkar janji sama saja seperti sebuah pengkhianatan. Jadi janji bukan hanya
ada nya kesepakatan secara lisan dan tertulis, akan tetapi janji bisa juga dalam wujud
tanggungjawab yang telah melekat pada diri kita, sehingga secara ototmatis kita harus
memenuhi tangggunjawab tersebut sesuai dengan yang dikehendaki Allah.

 E. Tidak Sombong

QS. Luqman (31): 18, ALLAH tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
congkak, kesombongan merupakan suatu sifat dan sikap tercela yang membhayakan
diri maupun orang laindan lingkungannya. Karena kesombongan akan berbalik menjadi
bodoh lantaran malas belajar, tidak mau bertanya kepada orang lain.
3.

a. Animisme/Dinamisme

            Animisme merupakan Kepercayaan (dari bahasa Latin anima atau “roh”) yakni
kepercayaan kepada makhluk halus dan roh adalah asas kepercayaan agama yang
awalnya muncul di sekitar manusia jaman dahulu. Kepercayaan animisme
mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon
atau batu besar), memiliki jiwa yang mesti dihormati. Proses pencariaan kepercayaan
masih bersifat prmitif dan disarkan pada pengalaman orang jaman dulu.

            Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki


kekuatan baik positif maupun negative, kekuatan tersebut dianggap dapat berpengaruh
dalam kehidupan.

b. Politeisme dan Henoteisme

Politeisme kepercayaan ini muncul dikarenakan munculnya ketidakpuasan


terhadap Animisme dan Dinamisme sehingga muncul kepercayaan terhadap banyak
Tuhan/dewa. jadi Politeisme merupakan kepercayaan pada dewa-dewa. Tujuan
beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada
dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan
amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan.

Henoteisme merupakan sebuah pemahaman bahwa hanya ada satu dewa yang


berkuasa di dalam dunia tanpa memungkiri akan keberadaan dewa-dewa lainnya.
Henoteisme juga dipahami sebuah tahap keagamaan yang berada di antara politeisme
ke monoteisme. Henoteisme menjadi salah satu indikasi bahwa manusia semakin
selektif untuk menentukan satu dewa yang mereka puja.

            c. Monoteisme, deisme, panteisme, dan elekteisme

          Monoteisme adalah perkembangan dari henoteisme, yaitu percaya pada satu
Tuhan. Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan
bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat KeTuhanan terbagi dalam
tiga paham yaitu: deisme, panteisme, dan elekteisme.

           Deisme yang dalam bahasa Inggris disebut dengan deism berasal dari


kata deus dan dios. Deus merupakan kata dalam bahasa Latin sedangkan dios adalah
kata dalam bahasa Yunani, keduanya berarti Tuhan.  Adapun menurut KBBI deisme
adalah paham yang mengakui adanya Tuhan melalui akal. Deisme merupakan
perkembangan dari teori kepercayaan sebelumnya, deisme mengakui adanya Tuhan
namun menolak hal-hal yang sifatnya metafisika. Deisme mengakui adanya Tuhan
sebagai pencitpa alam semesta akan tetapi peranan Tuhan hanya sampai pada
penciptaan alam saja, setelah itu alam akan bekerja dengan mekanisme nya sendiri.
Panteisme terdiri dari tiga kata, yaitu “pan” berarti seluruh (semua), “theo” berarti
Tuhan, dan “ism” berarti paham. Jadi, panteisme merupakan paham yang mengatakan
bahwa seluruhnya adalah Tuhan. Pantesime beranggapan bahwa seluruh alam ini
adalah Tuhan dan Tuhan adalah seluruh alam.

Elektisme yakni pemahaman monteis yang menyatakan bahwa tuhan


menciptakan alam semesta, namun tidak seperti panteisme yang beranggaban
seluruhnya adalah tuhan, elektisme meyakini bahwa tuhan itu satu dantuhan yang
mengatur berjalan nya alam semesta.

Sumber :BMP MKDU 4221

Anda mungkin juga menyukai