Iman secara bahasa berasal dari bahasa Arab, yakni " "اااyang disusun oleh
huruf hamzah, mim, dan nun. Kata " "اااbisa bermakna “aman”, “damai”, ataupun
“tentram”, tetapi juga bisa berarti 'keyakinan' atau 'kepercayaan'. Sedangkan menurut
istilah iman adalah meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan,
membenarkan dengan hati dan mengamalkan dalam perbuatannya.
Rukun Iman
a. Iman kepada Allah SWT
b. Iman kepda malaikat
c. Iman kepada Nabi dan Rasul
d. Iman kepada hari akhir (Kiamat)
e. Iman kepada Qada dan Qadar
Ciri-ciri keimanan
1. Tawakal
Tawakkal, yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang diperintahkan
oleh Allah. Dengan kata lain, orang yang bertawakal adalah orang yang
menyandarkan berbagai aktivitasnya atas perintah Allah. Dapat disimpulkan sifat
tawakal adalah sifat yang memasrahkan setiap perkara kepada Allah SWT, dan
menjadikan Allah sebagai Dzat yang memnutuskan hasil dari setiap perkara yang
dihadapi olah seorang hamba.
Firman Allah dalam surah Al-mulk ayat 29
ٱ ۦ
Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-
Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah
yang berada dalam kesesatan yang nyata". QS Al-Mulk (67): 29
Artinya:
Mawas diri ini berhubungan dengan alam pikiran, yaitu bersikap kritis dalam
menerima informasi, terutama dala memahami nilai-nilai dasar keislaman.
5. Tidak sombong
Sombong adalah salah satu sifat tercela yang membahayakan orang lain dan diri kita
sendiri. Seorang yang telah merasa dirinya pandai, merasa lebih hebat dari orang lain,
maka akan timbul sifat sombong. Sifat sombong tentu saja dilarang oleh Allah SWT
sebagaimana dalam firman-NYA dalam QS. Luqman (31) : 18
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membanggakan diri.
b. Monoteisme
Menurut paham monoteis terbagi menjadi tiga yaitu :
Deisme
Paham ini beranggapan bahwa Tuhan yang Maha Esa mempunyai sifat yang serba
maha. Karena kemahaannya, Tuhan menciptakan alam dengan komposisi yang serba
maha pula.
Panteisme
Paham ini berpendapat bahwa sebagai pencipta alam, Tuhan ada bersama alam
(immanent). Dimana ada alam disitu ada Tuhan
Eklektisme
Jika deisme menempatkan kedudukan menusia pada posisi yang menentukan,
panteisme sama sekali tidak memerankan manusia, melaikan Tuhanlah sebagai
pemerannya.
Paham yang ketiga ini, bermanfaat untuk orang yang mengalami kegagalan. Namun
dalam kondisi berhasil, biasanya lupa dengan Tuhan. Sebab itulah agama hanya
diminati oleh orang-orang yang frustrasi, usia senja, dan lain lain