Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI SISTEM UPAH TERHADAP KARYAWAN KONVEKSI DI

DESA TEGALGUBUG KECAMATAN ARJAWINANGUN KABUPATEN


CIREBON
Fahrul Alam (2008305039)
Program Study Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah,
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Email : fahrulalam6@gmail.com

1
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon

Abstrack

Keywords: The Wage System is a policy and strategy that determines the
implementation of the compensation received by workers. Wages are rights received in the
convection employee wage form of money in return for the work done.
system, wage system, The title of this article is "Implementation of the Wage System for
wages. employees in Tegalgubug Village, Arjawinangun District, Cirebon
Regency."
Wages are the subject of a very wide discussion. Starting from the
determination of wages, the time of payment of wages, and the
place of payment of wages itself. In this regard, the authors
determine the limitation of the problem in this study only to focus
on the implementation of employee wages at Convection in the
village of Tegalgubug.
The formulation of the problem is: 1. How is the wage system for
employees working at Home Convection in Tegalgubug village,
Arjawinangun district, Cirebon?
2. How is the implementation of the wage system for employees at
Home Convection in Tegalgubug village, Arjawinangun district,
Cirebon?
The purposes of this article are: a. To find out how the wage system
for employees works at home convection in Tegalgubug village,
Arjawinangun district, Cirebon.
b. To find out how the implementation of the wage system for
employees at Home Convection in Tegalgubug village, Arjawinangun
district, Cirebon.
.

Abstrak

Sistem Upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan


kompensasi yang diterima oleh pekerja. Upah adalah hak yang
Kata kunci:
diterima dalam bentuk uang sebagai imbalan dari hasil pekerjaan
pelaksanaan sistem
yang di lakukan.
pengupahan pegawai
konveksi, sistem Judul Artikel ini adalah “Implementasi Sistem Upah Terhadap
pengupahan,pengupahan.
karyawan di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon.”

Upah menjadi bahan perbincangan yang sangat luas. Mulai dari


penetapan upah, waktu pembayaran upah, dan tempat pembayaran
upah itu sendiri. Berkenaan dengan itu, maka penulis menentukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya fokus pada
Implementasi pengupahan karyawan pada Konveksi di desa
Tegalgubug.

Rumusan Masalah nya adalah :1. Bagaimana sistem upah kerja


karyawan pada Home Konveksi Di desa Tegalgubug Kecamatan

2
Tanggal 28 Juni 2022

Arjawinangun Cirebon?
2. Bagaimana implementasi sistem upah terhadap karyawan pada
Home Konveksi Di desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Cirebon?
Tujuan dari penelitian artikel ini adalah :a.Untuk mengetahui
bagaimana sistem upah kerja karyawan pada home konveksi Di desa
Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Cirebon.
b.Untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem upah terhadap
karyawan pada Home Konveksi Di desa Tegalgubug Kecamatan
Arjawinangun Cirebon.

1. Latar Belakang
Upah adalah hak pekerja atau karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau
akan dilakukan.1
Adapun pengertian upah menurut islam adalah pemberian atas sesuatu jasa
(manfaat) yang diduga akan terwujud, seperti pemberian upah kepada
karyawan yang telah bekerja untuk memajukan perusahaannya, jadi upah atau
disebut ju’alah adalah suatu bentuk pemberian upah bagi suatu keberhasilan
(prestasi) dari suatu pekerjaan.2
1
Peraturan Perundang-Undangan Upah Dan Pesangon, (Jakarta Indonesia Legal Center Publishing,
2006),h.1
2
Syafii jafri, op.cit, h. 165

3
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon

Upah merupakan imbalan dari pihak perusahaan yang telah menerima


pekerjaan dari tenaga kerja dan pada umumnya adalah tujuan dari karyawan
atau untuk melakukan pekerjaan. Bila tiada upah, pada umumnya juga tiada
hubungan kerja, misalnya pekerjaan yang dilakukan dalam hubungan gotong
royong.3
Secara umum upah merupakan pendapatan yang sangat berperan dalam
kehidupan karyawan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka sudah
selayaknya kalau seorang karyawan :
a. Memperoleh sejumlah pendapatan yang cukup yang dipertimbangkan agar
dapat menjamin kebutuhan hidupnya yang pokok beserta keluarganya.
b. Merasakan kepuasan berkenaan adanya kesesuaian dengan pendapatan
orang lain yang mengerjakan perkerjaan yang sejenis di perusahaannya
ataupun ditempat usaha lain dimasyarakat.
Pada dasarnya, produsen pada tatanan ekonomi konvensional tidak
memperhatikan istilah halal dan haram. Yang menjadi prioritas kerja mereka
adalah memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba, harta dan
uang. Ia tidak mementingkan apakah yang diproduksinya itu bermanfaat atau
berbahaya, baik atau buruk, etis atau tidak etis.4
Sistem pengupahan biasanya didasarkan pada kepangkatan dan masakerja.
Pangkat seseorang umumnya didasarkan pada tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja. Dengan kata lain, penentuan gaji pokok pada umumnya
didasarkan pada prinsip-prinsip teori human capital, yaitu bahwa upah atau gaji
seseorang diberikan sebanding dengan tingkat pendidikan dan latihan yang
dicapainya. Di samping gaji pokok, pekerja menerima juga berbagai
macamtunjangan, masing-masing sebagai persentase dari gaji pokok atau
jumlah tertentu seperti tunjangan jabatan, tunjangan keluarga dan lain-lain.
Jumlah gaji dan tunjangan-tunjangan tersebut dinamakan gaji kotor. Gaji bersih
yang diterima adalah gaji kotor yang dikurangi potongan-potongan seperti
potongan untuk dana pensiun, asuransi kesehatan dan lain sebagainya. Jumlah
gaji bersih ini disebut dengan take home pay.5
Sistem upah per satuan mengkompensasi pekerja berdasarkan pada output
yang dihasilkan oleh pekerja. Sebagai contoh pekerja garmen dibayarkan
berdasarkan pada seberapa banyak jumlah celana yang dihasilkan, para tenaga
penjual dibayar sesuai dengan besarnya komisi tertentu dari volume
penjualannya. Sedangkan kompensasi upah pekerja per jam sangat bergantung
kepada jumlah jam kerja yang dialokasikan pekerja dalam pekerjaannya dan
tidak berhubungan sama sekali dengan jumlah output yang dihasilkan pekerja.
Perusahaan yang memiliki biaya pengawasan yang tinggi jika memberikan
tingkat upah per satuan yang kecil kepada pekerja maka hanya sedikit pekerja
yang mau menerima upah yang demikian sedikitnya (low take home salaries).
Sehingga perusahaan yang menghadapi biaya pengawasan yang tinggi lebih
3
Iman Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta : Djambatan, 1980),h.5
4
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta:Gema Insani Press, 1997,
hml. 117
5
Maman Somantri, http://file.upi.edu/Direktori/, Sistem Penguhan, 2011, hml. 1

4
Tanggal 28 Juni 2022

memilih upah per jam (berdasarkan waktu), sementara perusahaan yang


menghadapi biaya pengawasan yang rendah memilih tingkat upah per satuan.
Oleh karenanya, upah per satuan sering dipakai untuk membayar pekerja yang
outputnya dapat diamati dengan mudah misalkan jumlah celana yang
diproduksi, volume penjualan pada periode yang lalu,semetara upah per jam
ditawarkan bagi para pekerja yang outputnya sulit untuk diukur seperti upah
bagi para professor di Universitas atau para pekerja pada tim produksi
software.6
Tinjauan Pustaka
Penelitian skripsi tahun 2015 yang di tulis oleh dewi lestari fakultas ekonomi
dan bisnis islam universitas islam negeri walisongo semarang, Sistem
Pengupahan Karyawan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada
Umkm Produksi Ikan Teri Salim Group Di Desa Korowelang Cepiring-Kendal).
penelitian ini berjudul “Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena
pengupahan pekerja yang dilakukan pada usaha tersebut atas dasar borongan
sesuai dengan ikan yang diproduksi. Pada usaha tersebut juga belum ada
sistem pembagian pekerjaan buruh. Semua buruh melakukan pekerjaannya
dari proses awal hingga proses akhir. Dengan tidak adanya pembagian
pekerjaan tersebut, maka antara pekerja yang pemalas dengan pekerja yang
rajin akan memperoleh bagian upah yang sama. Upah juga diberikan secara
sepihak tanpa ada kesepakatan dari kedua belah pihak, sehingga ada salah satu
pihak yang dirugikan
Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana sistem penetapan upah
karyawan pada UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang
Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal dan bagaimana nilai-nilai Ekonomi Islam
yang diterapkan dalam UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis praktek pengupahan pekerja dalam
perspektif Ekonomi Islam. Metode pengumpulan data penelitian ini yaitu
dengan wawancara secara langsung dan observasi. Analisis data menggunakan
pendekatan Deskriptif dengan menyesuaikan praktek pengupahan yang
dijalankan oleh UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group dengan perspektif
Ekonomi Islam.

6
ibid, hlm 4

5
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, praktek bisnis yang dijalankan UMKM


Produksi Ikan Teri Salim Group mengenai pengupahan pekerja sebagian belum
sesuai dengan Ekonomi Islam. Karena, majikan tidak menyebutkan besarnya
upah yang akan di peroleh pekerjanya secara jelas sebelum pekerjaan dimulai.
Akan tetapi, upah pekerja sudah diberikan dengan tepat waktu sesuai dengan
perjanjian. Salim Group belum mengikuti konsep adil, karena tidak ada
pembagian pekerjaan. Penetapan upah pekerja juga kurang baik, karena tidak
menetapkan upah sesuai dengan harga produksi juga belum menetapkan upah
sesuai dengan standar Upah Minimum Kabupaten atau UMK.7

2. Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Berdasarkan tema yang diangkat peneliti pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian case study atau studi kasus yaitu mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci menggunakan pengambilan data yang mendalam dan menyertakan
berbagai sumber informasi.8
Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “ Implementasi Sistem
Upah Pada Karyawan Konveksi Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Kabupaten
Cirebon” menggunakan penelitian field research atau penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan kualitatif, peneliti membuat suatu gambaran
komplek, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, serta
melakukan studi pada situasi dan kondisi yang dialami. 9
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif memberikan gambaran
secara sistematis mengenai informasi alamiah dari subjek atau objek penelitian.
Sedangkan pendekatan deskriptif merupakan penjelasan yang sistematis tentang fakta
yang diperoleh dilapangan. Metode ini yang sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting).10
Lokasi Analisis
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di home konveksi di desa Tegalgubug
Kecamatan Arjawinangun Cirebon.
Sumber Data

7
Dewi Lestari “Karyawan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Umkm Produksi Ikan
Teri Salim Group Di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)” (Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam
universitas islam negeri walisongo semarang), Abstrak.
8
Masrukin, Metode Penelitian Kualitatif (Kudus: Media Ilmu Press, 2017), 17.
9
Masrukin, 1.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013), 8.

6
Tanggal 28 Juni 2022

Adapun jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Data Primer yaitu data yang penulis dapatkan dari lokasi penelitian di lapangan.
b. Data Sekunder yaitu data yang penulis peroleh dari pihak-pihak yang terkait, serta
buku-buku atau kitab-kitab perpustakaan yang dapat membantu penelitian ini guna
melengkapi data-data.11

Teknik Mengumpulkan Data


Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara :
1. Metode Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melaksanakan
penelitian secara teliti dan pencatatan secara sistematis. 12 Tujuannya supaya peneliti
memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai permasalahan yang diteliti. Penulis
juga menggunakan metode observasi partisipatif yaitu peneliti datang ke lokasi
penelitian terlibat dengan kegiatan sehari-hari dengan orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.13
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada
seseorang yang menjadi informan dan dilakukan dengan menggunakan pedemon
wawancara atau tanya jawab secara langsung. 14 Teknik wawancara dalam penelitian
ini merupakan wawancara semi tersktruktur dimana peneliti dapat bebas
menetapkan sendiri pertanyaan yang diajukan kepada informan yang berhubungan
dengan pokok inti pembahasan. Melalui teknik wawancara ini peneliti menggali dan
mengumpulkan data penelitian serta mencatat apa yang dijawab oleh informan
penelitian sebagai data penelitian yang dapat dihimpun atau diperoleh dalam proses
pengumpulan data. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini wawancara
dengan membawa pertanyaanpertanyaan secara terstruktur sistematis untuk
disajikan sesuai dengan interview guide (panduan wawancara).

3. Pembahasan
Penerapan sistem pengupahan Home Industry konveksi besar menurut
wawancara dengan dua pemilik konveksi Surya Collection.
Awalnya usaha ini hanya dilakukan dengaan join bersama usaha konvesksi
lainnya dan pak surya memulai usahanya dirumah kontrakan yang disewa untuk
berproduksi dengan memberi nama home konveksi Di desa Tegalgubug. Seiring
11
Anto Dajan, Pengantar Statistik Jilit I, ( Jakarta: LP2ES 1983 ) hlm.19
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 143.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, 227.
14
Arifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 131.

7
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon

berkembangnya usaha ini, bapak Surya sudah mempunya rumah industry sendiri
lengkap dengan mesin penjahit untuk berproduksi. Dengan kesungguhan yang
dilakukan pak Surya, usaha yang digelutinya ini sudah bisa mencapai omset
perminggu Rp 30.000.000 sebelum dikurangi biaya operasional dan memiliki Tailor
yang bersebelahan dengan home industri konveksinya. Akan tetapi, disayangkan
dengan omset segitu home industri konveksi ini belum mempunyai badan hukum
usaha, sehingga masih belum berjalan sesuai undang-undang yang berlaku.
Ruang lingkup bidang usaha pada home industri ini merupakan usaha yang
bergerak dalam bidang konveksi. Konveksi industri disini bertindak sebagai
pengolah bahan kain yang belum jadi, menjadi pakaian jadi. Sedangkan untuk
penyediaan bahan baku dan penjualan, pihak industry melakukan kerjasama
dengan beberapa supplier dan pedagang.
Untuk menjaga kualitas barang yang diproduksi home industri menjalin kerja
sama dengan para pengusaha kain dari orang-orang penjahit lainnya diluarnya.
Pengusaha kain ini merupakan penyedia bahan baku berupa kain yang akan
diproduksi oleh home industri menjadi pakaian jadi. Dari awalnya usaha ini berdiri
sampai sekarang ini pak Surya selalu membeli bahan baku pada para pengusaha
kain di Bandung karena kualitas untuk kain bagus.
Hasil produksi home industri ini didistribusikan ke pasar-pasar grosir seperti:
pasar sandang Tegalgubug, dan suplayer yang di berbagai wilyah di Indonesia. Hal
ini karena keunggulan bahan pakaian dan kepuasan pelanggan terhadap hasil
jahitan Home Konveksi Di desa Tegalgubugitu sendiri. Jumlah karyawan di home
industri ini mengalami penurunan. Karena setiap karyawan tidak mempunyai ikatan
dalam bentuk kontrak dengan home industri, maka karyawan dapat keluar masuk
dalam industri ini. Pada puncak kejayaannya, sekitar tahun 2016, home konveksi ini
memiliki 50 pekerja baik yang didalam konveksi dan diluar konveksi, tetapi yang
tercatat hanya ada 30 orang karyawan yang masih setia mengikuti perkembangan
home industry konveksi ini mulai dari pertama kali pak Surya membuka usaha.
Diantaranya 30 karyawan terdiri dari penjahit dan pemotong, 3orang bagian
pembungkus dan pelipat kain serta 1 orang pengangkat/pengepak barang.

8
Tanggal 28 Juni 2022

Sistem upah yang diberikan Home Konveksi Di desa Tegalgubug ini ada yang
perhari, perminggu dan perbulan. Disini dimana pimpinannya menentukan jumlah
upahnya berdasarkan jumlah output atau hasil produksi yang bisa diproduksi oleh
masing-masing karyawan tiap harinya. 15 Untuk itu, pada skripsi ini penulis mencoba
menganalisis praktik pengupahan karyawan di sebuah home industri yang bergerak
di bidang konveksi dengan ketentuan pengupahan dalam perspektif Islam dan
Implementasinya terhadap karyawan.
Berdasarkan obsevasi, bahwa pengupahan karyawan pada Home Konveksi Di
desa Tegalgubugini masih jauh dari ketentuan dan aturan-aturan yang berlaku,
walaupun secara akad home industri telah menjalankan sesuai dengan ketetapan dari
pimpinan dan masih jauh dari kebutuhan hidup dari karyawan tersebut yang di ukur
dari ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) kab.Cirebon yaitu di bawah Rp
1.700.000.16 Alasan perusahaan tidak mampu memberikan Upah Minimum Regional
ketiap karyawan dikarenakan jumlah bahan baku sangatlah mahal dan bahan jadi
yang akan diproduksi sangat minim.
Home industri konveksi ini sudah menerapkan upah yang berlaku umum
dipasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan karyawan home industri konveksi ini
bahwa, “upah kerja yang diterima dari usaha konveksi seperti ini biasanya berkisar
antara Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kodi bagi pemegang mesin robis,overedek dan
jahit, sedangkan Rp 20.000 sampai Rp 21.000 perkodi untuk pemegang mesin
obras.17

4. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan dalam pembahasan tersebut di atas mengenai
Sistem Upah Karyawan Home Industry Konveksi Surya Collection Desa Tegalgubug
Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya adalah :

15
Sahri, Penjahit home konveksi, Wawancara, Cirebon : 18 Juni 2022
16
Surya, Pemilik home konveksi, Wawancara, Cirebon :18 Juni 2022
17
Rianto, Penjahit home konveksi, Wawancara, Cirebon : 19 Juni 2022

9
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon

1. Sistem Pengupahan Karyawan Pada Di Home Industry Konveksi Desa Tegalgubug


Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon Sistem kerja di Home Industry
Konveksi Di bagi menjadi tiga Kelas yaitu pertama Kelas Konveksi Besar kedua
Konveksi Menengah ketiga Konveksi Kecil, sistem yang diberikan oleh pemilik
bagi karyawan tidak ada batasannya dan menggunakan sistem borongan bukan
gaji. Jika pekerja/karyawan mampu menghasilkan barang lebih banyak dan
lebih cepat bonus yang diterima lebih banyak. Dan pemilik tidak ada memberi
batasan untuk meproduksi barang selama ini.
2. Sistem pengupahan karyawan pada home industry konveksi di Desa Tegalgubug
Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon belum sesuai dengan Upah
Minimum Regional (UMR) yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Cirebon.

Penerapan sistem pengupahan Home Industry konveksi besar menurut


wawancara dengan pemilik konveksi Surya Collection menjelaskan bahwa
sistem yang mereka menegaskan sistem yang mereka terapkan belum sesuai
yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Cirebon. dari hasil wawancara berikut
menurut Surya Collection “ pekerjaan yang saya berikan kepada karyawan
memilik waktu kerja yang saya tentukan, saya membeikan merek jam istirahan
yang mereka bisa gunakan untuk beribadah seperti Sholat lima waktu, selain itu
dari upah yang saya berikan kepada mereka saya musyawarahkan dan mufakati
sebelum mereka bekerja, jika ada dari mereka yang keberatan dengan upah
yang saya berikan itu menandakan ada pihak yang tidak ridho, namun
Alhamdulillah mereka tidak merasa keberatan dan ridho 76 dengan pekerjaan
yang saya berikan oleh karena itu saya menegaskan sistem pengupahan yang
saya berikan tidaklah kapitalis”.18

Daftar pustaka

Peraturan Perundang-Undangan Upah Dan Pesangon, (Jakarta Indonesia Legal Center


Publishing, 2006),h.1
Iman Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta : Djambatan, 1980),h.5
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta:Gema Insani Press, 1997,
18
Surya, Pemilik home konveksi, Wawancara, Cirebon :18 Juni 2022

10
Tanggal 28 Juni 2022

hml. 117
Maman Somantri, http://file.upi.edu/Direktori/, Sistem Penguhan, 2011, hml. 1
Dewi Lestari “Karyawan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Umkm Produksi
Ikan Teri Salim Group Di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)” (Skripsi, fakultas ekonomi
dan bisnis islam universitas islam negeri walisongo semarang), Abstrak.
Masrukin, Metode Penelitian Kualitatif (Kudus: Media Ilmu Press, 2017), 17.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013), 8.
Anto Dajan, Pengantar Statistik Jilit I, ( Jakarta: LP2ES 1983 ) hlm.19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
143.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, 227.
Arifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
131.

11

Anda mungkin juga menyukai