Fahrul Alam Revisi MK Management PM
Fahrul Alam Revisi MK Management PM
Fahrul Alam Revisi MK Management PM
1
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon
Abstrack
Keywords: The Wage System is a policy and strategy that determines the
implementation of the compensation received by workers. Wages are rights received in the
convection employee wage form of money in return for the work done.
system, wage system, The title of this article is "Implementation of the Wage System for
wages. employees in Tegalgubug Village, Arjawinangun District, Cirebon
Regency."
Wages are the subject of a very wide discussion. Starting from the
determination of wages, the time of payment of wages, and the
place of payment of wages itself. In this regard, the authors
determine the limitation of the problem in this study only to focus
on the implementation of employee wages at Convection in the
village of Tegalgubug.
The formulation of the problem is: 1. How is the wage system for
employees working at Home Convection in Tegalgubug village,
Arjawinangun district, Cirebon?
2. How is the implementation of the wage system for employees at
Home Convection in Tegalgubug village, Arjawinangun district,
Cirebon?
The purposes of this article are: a. To find out how the wage system
for employees works at home convection in Tegalgubug village,
Arjawinangun district, Cirebon.
b. To find out how the implementation of the wage system for
employees at Home Convection in Tegalgubug village, Arjawinangun
district, Cirebon.
.
Abstrak
2
Tanggal 28 Juni 2022
Arjawinangun Cirebon?
2. Bagaimana implementasi sistem upah terhadap karyawan pada
Home Konveksi Di desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Cirebon?
Tujuan dari penelitian artikel ini adalah :a.Untuk mengetahui
bagaimana sistem upah kerja karyawan pada home konveksi Di desa
Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Cirebon.
b.Untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem upah terhadap
karyawan pada Home Konveksi Di desa Tegalgubug Kecamatan
Arjawinangun Cirebon.
1. Latar Belakang
Upah adalah hak pekerja atau karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau
akan dilakukan.1
Adapun pengertian upah menurut islam adalah pemberian atas sesuatu jasa
(manfaat) yang diduga akan terwujud, seperti pemberian upah kepada
karyawan yang telah bekerja untuk memajukan perusahaannya, jadi upah atau
disebut ju’alah adalah suatu bentuk pemberian upah bagi suatu keberhasilan
(prestasi) dari suatu pekerjaan.2
1
Peraturan Perundang-Undangan Upah Dan Pesangon, (Jakarta Indonesia Legal Center Publishing,
2006),h.1
2
Syafii jafri, op.cit, h. 165
3
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon
4
Tanggal 28 Juni 2022
6
ibid, hlm 4
5
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon
2. Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Berdasarkan tema yang diangkat peneliti pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian case study atau studi kasus yaitu mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci menggunakan pengambilan data yang mendalam dan menyertakan
berbagai sumber informasi.8
Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “ Implementasi Sistem
Upah Pada Karyawan Konveksi Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Kabupaten
Cirebon” menggunakan penelitian field research atau penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan kualitatif, peneliti membuat suatu gambaran
komplek, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, serta
melakukan studi pada situasi dan kondisi yang dialami. 9
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif memberikan gambaran
secara sistematis mengenai informasi alamiah dari subjek atau objek penelitian.
Sedangkan pendekatan deskriptif merupakan penjelasan yang sistematis tentang fakta
yang diperoleh dilapangan. Metode ini yang sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting).10
Lokasi Analisis
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di home konveksi di desa Tegalgubug
Kecamatan Arjawinangun Cirebon.
Sumber Data
7
Dewi Lestari “Karyawan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Umkm Produksi Ikan
Teri Salim Group Di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)” (Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam
universitas islam negeri walisongo semarang), Abstrak.
8
Masrukin, Metode Penelitian Kualitatif (Kudus: Media Ilmu Press, 2017), 17.
9
Masrukin, 1.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013), 8.
6
Tanggal 28 Juni 2022
Adapun jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Data Primer yaitu data yang penulis dapatkan dari lokasi penelitian di lapangan.
b. Data Sekunder yaitu data yang penulis peroleh dari pihak-pihak yang terkait, serta
buku-buku atau kitab-kitab perpustakaan yang dapat membantu penelitian ini guna
melengkapi data-data.11
3. Pembahasan
Penerapan sistem pengupahan Home Industry konveksi besar menurut
wawancara dengan dua pemilik konveksi Surya Collection.
Awalnya usaha ini hanya dilakukan dengaan join bersama usaha konvesksi
lainnya dan pak surya memulai usahanya dirumah kontrakan yang disewa untuk
berproduksi dengan memberi nama home konveksi Di desa Tegalgubug. Seiring
11
Anto Dajan, Pengantar Statistik Jilit I, ( Jakarta: LP2ES 1983 ) hlm.19
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 143.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, 227.
14
Arifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 131.
7
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon
berkembangnya usaha ini, bapak Surya sudah mempunya rumah industry sendiri
lengkap dengan mesin penjahit untuk berproduksi. Dengan kesungguhan yang
dilakukan pak Surya, usaha yang digelutinya ini sudah bisa mencapai omset
perminggu Rp 30.000.000 sebelum dikurangi biaya operasional dan memiliki Tailor
yang bersebelahan dengan home industri konveksinya. Akan tetapi, disayangkan
dengan omset segitu home industri konveksi ini belum mempunyai badan hukum
usaha, sehingga masih belum berjalan sesuai undang-undang yang berlaku.
Ruang lingkup bidang usaha pada home industri ini merupakan usaha yang
bergerak dalam bidang konveksi. Konveksi industri disini bertindak sebagai
pengolah bahan kain yang belum jadi, menjadi pakaian jadi. Sedangkan untuk
penyediaan bahan baku dan penjualan, pihak industry melakukan kerjasama
dengan beberapa supplier dan pedagang.
Untuk menjaga kualitas barang yang diproduksi home industri menjalin kerja
sama dengan para pengusaha kain dari orang-orang penjahit lainnya diluarnya.
Pengusaha kain ini merupakan penyedia bahan baku berupa kain yang akan
diproduksi oleh home industri menjadi pakaian jadi. Dari awalnya usaha ini berdiri
sampai sekarang ini pak Surya selalu membeli bahan baku pada para pengusaha
kain di Bandung karena kualitas untuk kain bagus.
Hasil produksi home industri ini didistribusikan ke pasar-pasar grosir seperti:
pasar sandang Tegalgubug, dan suplayer yang di berbagai wilyah di Indonesia. Hal
ini karena keunggulan bahan pakaian dan kepuasan pelanggan terhadap hasil
jahitan Home Konveksi Di desa Tegalgubugitu sendiri. Jumlah karyawan di home
industri ini mengalami penurunan. Karena setiap karyawan tidak mempunyai ikatan
dalam bentuk kontrak dengan home industri, maka karyawan dapat keluar masuk
dalam industri ini. Pada puncak kejayaannya, sekitar tahun 2016, home konveksi ini
memiliki 50 pekerja baik yang didalam konveksi dan diluar konveksi, tetapi yang
tercatat hanya ada 30 orang karyawan yang masih setia mengikuti perkembangan
home industry konveksi ini mulai dari pertama kali pak Surya membuka usaha.
Diantaranya 30 karyawan terdiri dari penjahit dan pemotong, 3orang bagian
pembungkus dan pelipat kain serta 1 orang pengangkat/pengepak barang.
8
Tanggal 28 Juni 2022
Sistem upah yang diberikan Home Konveksi Di desa Tegalgubug ini ada yang
perhari, perminggu dan perbulan. Disini dimana pimpinannya menentukan jumlah
upahnya berdasarkan jumlah output atau hasil produksi yang bisa diproduksi oleh
masing-masing karyawan tiap harinya. 15 Untuk itu, pada skripsi ini penulis mencoba
menganalisis praktik pengupahan karyawan di sebuah home industri yang bergerak
di bidang konveksi dengan ketentuan pengupahan dalam perspektif Islam dan
Implementasinya terhadap karyawan.
Berdasarkan obsevasi, bahwa pengupahan karyawan pada Home Konveksi Di
desa Tegalgubugini masih jauh dari ketentuan dan aturan-aturan yang berlaku,
walaupun secara akad home industri telah menjalankan sesuai dengan ketetapan dari
pimpinan dan masih jauh dari kebutuhan hidup dari karyawan tersebut yang di ukur
dari ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) kab.Cirebon yaitu di bawah Rp
1.700.000.16 Alasan perusahaan tidak mampu memberikan Upah Minimum Regional
ketiap karyawan dikarenakan jumlah bahan baku sangatlah mahal dan bahan jadi
yang akan diproduksi sangat minim.
Home industri konveksi ini sudah menerapkan upah yang berlaku umum
dipasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan karyawan home industri konveksi ini
bahwa, “upah kerja yang diterima dari usaha konveksi seperti ini biasanya berkisar
antara Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kodi bagi pemegang mesin robis,overedek dan
jahit, sedangkan Rp 20.000 sampai Rp 21.000 perkodi untuk pemegang mesin
obras.17
4. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan dalam pembahasan tersebut di atas mengenai
Sistem Upah Karyawan Home Industry Konveksi Surya Collection Desa Tegalgubug
Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya adalah :
15
Sahri, Penjahit home konveksi, Wawancara, Cirebon : 18 Juni 2022
16
Surya, Pemilik home konveksi, Wawancara, Cirebon :18 Juni 2022
17
Rianto, Penjahit home konveksi, Wawancara, Cirebon : 19 Juni 2022
9
Implementasi Sistem Upah Terhadap Karyawan Konveksi Di Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon
Daftar pustaka
10
Tanggal 28 Juni 2022
hml. 117
Maman Somantri, http://file.upi.edu/Direktori/, Sistem Penguhan, 2011, hml. 1
Dewi Lestari “Karyawan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Umkm Produksi
Ikan Teri Salim Group Di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)” (Skripsi, fakultas ekonomi
dan bisnis islam universitas islam negeri walisongo semarang), Abstrak.
Masrukin, Metode Penelitian Kualitatif (Kudus: Media Ilmu Press, 2017), 17.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013), 8.
Anto Dajan, Pengantar Statistik Jilit I, ( Jakarta: LP2ES 1983 ) hlm.19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
143.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, 227.
Arifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
131.
11