Anda di halaman 1dari 3

Surga Memiliki 8 Pintu, Apa Aja Ya?

Penyunting
 Iqbal Ramdhani
 -
Senin, 11 Maret 19 | 10:37 WIB
2080

Pintu Shalat

Orang-orang yang termasuk ke dalam golongan ahli shalat akan dipanggil lewat pintu ini.
Tentu shalat yang secara kuantitas dan kualitas teramat istimewa. Bukan hanya biasa-
biasa saja. Terlebih yang mengerjakannya sebatas rutinitas dan penggugur kewajiban.
Orang-orang yang akan dipanggil lewat pintu ini ialah yang merasakan shalat sebagai
kebutuhannya. Tidak perlu ditanya lagi berapa kuantitasnya, sebab mereka telah sampai
pada derajat kualitas luar biasa.

Pintu jihad

Orang-orang yang mengabdikan diri di jalan Allah, menyedekahkan jiwa dan raganya
untuk membela agama Allah, akan dimasukkan lewat pintu ini. Sebagaimana janji Allah,
bahwa para mujahid akan masuk ke dalam surga tanpa hisab. Sebab mereka telah dengan
rela melepaskan kepentingan dunianya, untuk semata-mata mengejar keridhaan Allah.
Mengorbankan nyawanya untuk menegakkan agama Allah.

Pintu Puasa (Ar-Rayyan)

Orang-orang yang baik puasanya akan dimasukkan ke dalam surga lewat pintu ini. Tentu
bukan hanya mengerjakan yang fadhu, tetapi sudah sampai pada derajat tegakknya
sunnah-sunnah, senin-kamis, tiga hari di setiap tengah bulan, hingga puasa daud yang
sehari puasa sehari tidak. Selain kuantitas yang amat baik, kualitasnya pun sudah tidak
perlu diragukan. Tersebab itulah Allah menjanjikan surga bagi yang mengabdikan
hidupnya sebagai ahlul siyam.

Pintu Sedekah
Orang-orang yang merelakan sebagian hartanya untuk diberikan di jalan Allah akan
masuk pada pintu ini. Meski sedekah erat kaitannya dengan harta benda, tetapi tidak ada
jaminan orang yang berlebih hartanya akan dipanggil dari pintu ini. Sebab ibadah murni
datangnya dari dasar hati, bukan dari keadaan materi. Begitu banyak orang yang teramat
berlebihan harta bendanya, tetapi justeru enggan bersedekah, apalagi melebihkan
sedekahnya. Sungguh berbeda dengan Rasul dan para sahabatnya, yang dengan
kekayaannya, justeru berlomba-lomba menginfaqkannya di jalan Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.

Pintu Al-Ayman

Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab
untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-
pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.”

Pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas (mudah menahan


amarah dan memaafkan orang lain).

Terdapat nash dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Sesungguhnya Allah
memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang
yang memaafkan kedzaliman.” Sungguh betapa Allah teramat memuliakan orang-orang
dengan sifat sabar dan mudah memaafkan.

Untuk dua pintu lainnya, para ulama beragam berpendapat. Imam Nawawi rahimahullah
dalam Syarh Shahih Muslim berkata, “Al-Qadhi berkata, pintu-pintu surga lainnya
disebutkan dalam hadits lain yaitu pintu taubat, pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-
Afina ‘an An-Naas, Pintu Ridha. Inilah jadinya ada tujuh pintu yang ada dalam berbagai
hadits. Sedangkan 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab akan masuk melalui pintu
Al-Ayman. Itulah pintu kedelapan.”

Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Dalam hadits disebutkan ada empat pintu surga.
Di awal-awal bab jihad sudah diterangkan pula bahwa pintu surga itu ada delapan. Rukun
Islam yang tersisa adalah haji, tentu ada pintu khusus untuk orang yang berhaji. Itulah
pintu kelima. Adapun tiga pintu lainnya, ada di situ pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa
Al-Afina ‘an An-Naas terdapat dalam riwayat Imam Ahmad, dari Rawh bin ‘Ubadah dari
Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah
pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan
kezaliman.”

Pendapat lain juga muncul dari kitab Fath Barri, “Ada juga pintu Al-Ayman (pintu
ketujuh), yaitu pintu orang yang bertawakkal pada Allah yang masuk dalam surga tanpa
hisab dan tanpa siksa. Adapun pintu kedelapan adalah Pintu Dzikir sebagaimana yang
diisyaratkan dalam riwayat Tirmidzi. Bisa jadi pula adalah Pintu Ilmu.”

Maka pertanyaan besarnya kemudian, siap masuk lewat pintu yang manakah kita?
Dengan amalan-amalan yang sudah dikerjakan. Dari tak terhitung kesempatan yang disia-
siakan.

Anda mungkin juga menyukai