Anda di halaman 1dari 4

KEWAJIBAN

SETELAH MENGUCAPKAN
LAA ILAAHA ILLALLAAH 1)

Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah, Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Ta’ala,
Hidup di dunia harus selalu waspada, tidak Seorang muslim seyogyanya selalu antusias
boleh lengah sedetik pun. Ancaman godaan setan untuk mengetahui pintu-pintu kebaikan sehingga
akan selalu berusaha membelokkan kita dari dapat meraih kebaikan yang banyak dan
shirathal mustaqim. Oleh karena itu, marilah kita terselamatkan dari lubang-lubang keburukan. Al-
bersama-sama meningkatkan keimanan, lah Ta’ala telah membuat kunci pembuka setiap
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah yang telah kebaikan dan memudahkan manusia yang ingin
memberikan berbagai karunia kepada kita. melangkahkan kakinya, untuk mengumpulkan
Keimanan dan ketaqwaan adalah modal penting kebaikan sebanyak-banyaknya.
untuk membangun kehidupan kita di akhirat kelak. Kunci kebaikan yang terbesar dan paling
Keimanan dan ketaqwaan yang tertanam di dalam bermanfaat, ialah kalimat tauhid “laa ilaaha illallah”.
dada kita akan menjadi sumber kebahagiaan kita Kalimat ini adalah fondasi terpenting untuk segala
di dunia dan akhirat. Peningkatan ketaqwaan ini, urusan, mata air kebaikan dan kebajikan. Imam
tercermin dengan peningkatan konsistensi kita Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya, dari
dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi sahabat Mu’adz bin Jabal berkata: Rasulullah telah
segala laranganNya. Perlu diingat, bahwa semua bersabda:
perintah dan larangan yang berasal dari Allah
sangat bermanfaat bagi seluruh manusia. Tidak
ada yang merugikan ataupun menyengsarakan. Kunci surga adalah persaksian tidak ada
Semuanya akan melahirkan kebaikan demi sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.
kebaikan. (HR Ahmad, no. 22210).

1) Diringkas dari Mafatihul Khair, karya Syaikh Prof. Dr. Abdur Razaq bin ‘Abdul Muhsin Al ‘Abbad.

Edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M


1
Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M 61
Hadits di atas, meskipun dalam sanadnya Allah kunci surga? Maka beliau menjawab: “Benar,
terdapat unsur kelemahan, namun maknanya tetapi tidak ada kunci kecuali mempunyai mata
benar, didukung banyak nash, baik dari Al Qur’an kunci. Bila engkau membawa kunci yang memiliki
maupun Sunnah Nabi. gigi, maka akan terbuka untukmu. Jika tidak, maka
Sahabat Umar bin Khaththab meriwayatkan akan tetap tertutup”. 2 Maksud beliau adalah
hadits dari Rasulullah yang bersabda: pelaksanaan nilai-nilai yang menjadi konsekwensi
pengucapan Laa Ilaaha Illallah.
Melalui penelaahan dalil-dalil dalam Al Qur’an
maupun Sunnah, para ulama menyimpulkan bahwa
Laa Ilaaha Illallah mengandung tujuh syarat.
Syarat Pertama, keharusan mengetahui makna
Laa Ilaaha Illallah, sehingga dapat melepaskan
Tidak ada orang di antara kalian yang mengerjakan dirinya dari belenggu kebodohan terhadapnya.
wudhu dan menyempurnakannya, kemudian Maksudnya, orang yang mengucapkan kalimat
berkata “Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang thayyibah ini harus mengetahui maknanya bahwa
berhak disembah kecuali Allah dan (aku bersaksi) segala ragam ibadah hanya ditujukan kepada
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya”, Allah semata dengan sepenuh ketundukannya.
kecuali akan terbuka baginya delapan pintu surga, Allah berfirman:
ia masuk dari pintu yang dikehendakinya.
(HR Muslim, no. 234).
Hanya kepadaMulah kami menyembah dan hanya
Hadits di atas sangat tegas menyatakan surga kepadaMulah kami memohon pertolongan.
memiliki delapan pintu dan dibuka dengan kunci (QS Al Fatihah:5).
tauhid, yaitu persaksian tidak ada sesembahan
Allah berfirman:
yang berhak disembah kecuali Allah, dan
persaksian bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah. Adapun orang yang tidak membawa kunci
tauhid, maka kondisinya seperti tertera dalam Ketahuilah, tidak ada sesembahan (yang berhak
firman Allah: disembah) kecuali Allah. (QS Muhammad:19).
Juga firman Allah:

Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-


pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah
hingga unta masuk ke lobang jarum. (QS Al A’raf : 40). selain Allah, tidak dapat memberi syafaat, akan
tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah)
Namun perlu diketahui. kalimat “laa Ilaaha orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan
Illallah” yang agung ini, yang merupakan kunci mereka meyakininya. (QS Az Zukhruf:86).
pembuka utama berbagai kebaikan, tidak
bermanfaat bagi pengucapnya, kecuali bila Para ahli tafsir mengatakan: “(Maksudnya)
dipenuhi hak-haknya oleh orang-orang yang kecuali orang yang bersaksi tidak ada sesembahan
mengucapkannya. yang berhak disembah kecuali Allah dan mereka
Laa ilaaha Illa Allah akan bermanfaat bagi or- mengetahui makna yang mereka persaksikan
ang yang memenuhi rukun-rukun dan syarat- dengan hati dan lisannya”.
syaratnya, seperti dijelaskan oleh Al Quran dan Nabi menegaskan syarat ini dalam sabdanya:
Sunnah.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Wahb bin
Munabbih yang ditanya, bukankah Laa Ilaaha Illa Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan

2) Shahih Bukhari (2/377).

62 Majalah As-Sunnah
Edisi 01/Tahun
2
Edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M
IX/1426H/2005M
mengetahui tidak ada sesembahan (yang berhak Syarat keempat, orang tersebut harus jujur dalam
disembah) kecuali Allah, niscaya akan masuk ucapannya, ungkapan lidahnya sesuai dengan kata
surga. (HR Muslim, no: 26). hatinya. Inilah kejujuran. Oleh karena itu, Allah
mencela kaum munafiqin dengan firmanNya:
Hadirin sidang shalat Jumat yang dirahmati Al-
lah,
Syarat kedua, adanya keyakinan yang mantap,
yang mengisi hati pengucapnya, tidak terselipi rasa
keraguan sedikitpun. Keyakinan seseorang adalah
cerminan kesempurnaan ilmunya. Allah Apabila orang-orang munafik dating kepadamu,
menceritakan karakter orang-orang yang beriman mereka berkata: “Kami mengakui bahwa
dengan firmanNya: sesungguhnya kamu benar-benar utusan Allah”.
Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar RasulNya; dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu
benar-benar pendusta. (QS Al Munafiqin:1).

Dalam ayat tersebut, Allah menghukumi


mereka dengan kedustaan, lantaran ucapan lisan
Sesungguhnya orang-orang yang beriman mereka tidak terpatri dalam hati.
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah Syarat kelima, adalah perwujudan mahabbah
dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu (cinta) terhadap Allah, RasulNya, agama Islam dan
dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka kaum muslimin yang melaksanakan nilai-nilai
di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang Islam. Dan sekaligus membenci orang-orang yang
benar. (QS Al Hujurat: 15). mengingkari Laa Ilaaha Illallah dengan
Rasulullah n menyisipkan syarat kedua ini mengerjakan perbuatan terlarang, baik yang
dalam sabdanya: berupa syirik ataupun kekufuran. Dalil yang
menunjukkan syarat ini ialah firman Allah:

Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak


Dan di antara manusia ada orang-orang yang
disembah kecuali Allah, dan aku adalah utusan Al-
lah. Tidak ada seorang hamba yang bertemu menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
dengan Allah dengan keduanya tanpa ragu-ragu, mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
niscaya akan masuk surga”. (HR Musllim, no. 27).
sangat cinta kepada Allah. (QS Al Baqarah:165).
Syarat ketiga, kewajiban selanjutnya bersikap
Dalam hadits, Rasulullah bersabda:
ikhlas yang dapat mengalahkan kesyirikan dan
riya‘. Caranya, dengan memurnikan dan
membersihkan amalan dari noda-noda yang
Tali ikatan iman yang terkuat adalah cinta karena
merusak, baik yang terlihat maupun yang tidak
Allah dan benci karena Allah. (Ash Shahihah, 1728).
nampak. Rasulullah bersabda:
Syarat keenam, yang harus dilakukan seorang
muslim yang bertauhid, ialah menerima kalimat yang
sangat bermanfaat ini dengan kepasrahan total atau
qabul. Tidak ada unsur perlawanan, penolakan
Insan yang paling berbahagia dengan syafaatku ataupun congkak terhadapnya. Allah telah
ialah orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah menjelaskan, bahwa ucapan Laa Ilaaha Illallah dapat
dengan ikhlas dari relung hatinya. menyelamatkan orang yang menerimanya dengan
(HR Bukhari, no. 99). sepenuh hati dan kepasrahan. Allah berfirman:

Edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M


3
Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M 63
KHUTBAH KEDUA

Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan


orang-orang yang beriman. (QS Yunus:103).

Dalam firman yang lain, Allah menceritakan


balasan orang yang enggan menerima kalimat ini
dengan firmanNya :

Sesungguhnya mereka dahulu bila dikatakan


Sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah,
kepada mereka “Laa Ilaaha Illallah”, (maka) mereka
Memahami makna Laa Ilaaha Illa Allah yang
meyombongkan diri. (QS Ash Shaffat:35).
sering kita ucapkan adalah sumber kebaikan.
Karena itu, modal yang penting ini harus kita
Syarat ketujuh, bahwa orang yang mengikrarkan
perhatikan dengan baik, sebab berkaitan dengan
kalimat Laa Ilaaha Illallah, ialah membuktikannya
Allah Ta’ala. Bila kita mengkaji dan menelaahnya
dengan ketaatan dan ketundukan terhadap
dengan baik, berarti kita akan lebih mengenal
kandungan kalimat tauhid ini. Sebab, orang yang
Allah, Sang Pencipta. Ini akan semakin
mengucapkannya, ia harus taat terhadap aturan
meningkatkan keimanan dan rasa takut seorang
Allah dan tunduk pada hukumNya, serta berserah
hamba kepadaNya. Maksiat dan larangan-
diri di hadapanNya. Dengan demikian, orang
larangan Allah akan selalu dijauhi. Ada sebuah
tersebut disebut sebagai muslim yang berpegang
ungkapan, orang yang paling mengenal Allah,
teguh dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah. Allah
dialah orang yang paling takut kepadaNya.
berfirman:
Marilah kita berdoa, memohon kekuatan kepada
Allah, agar Dia selalu melindungi dan membimbing
kita dengan kebaikan dan kebenaran.

Dan barangsiapa menyerahkan diri kepada Allah,


sedang ia orang yang berbuat kebaikan,
sesungguhnya ia telah berpegang teguh dengan
tali buhul yang kokoh. (QS Luqman:22).

Inilah tujuh syarat yang terkandung dalam


kalimat Laa Ilaaha Illallah. Kalimat ini tidak hanya
untuk dilafazhkan saja, tetapi lebih dari itu,
diharuskan mengartikulasikan kandungan dan
konsekwensinya, sehingga kita tidak terjerumus ke
dalam perkara yang dapat menghancurkan
keimanan. Oleh karena itu, seorang muslim dituntut
untuk mengetahui, sekaligus mengamalkannya
dengan baik, agar menjadi golongan yang
bertauhid dengan sebenarnya.

64 Majalah As-Sunnah
Edisi 01/Tahun
4
Edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M
IX/1426H/2005M

Anda mungkin juga menyukai