Anda di halaman 1dari 36

KEBIJAKAN DAN ARAH PENGEMBANGAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

Diakui secara internasional.

PMR implementasi Risk-based preventive food safety control.


Ada pengambilan keputusan yang lebih baik berdasarkan risk management yang berbasis ilmiah.
1. Perpanjangan Piagam PMR untuk yang registrasi tahun 2015.
2. Pelaporan audit internal, peningkatan kompetensi terkait audit internal
Yang membuat jadi tinggi adalah paparannya ke konsumen tinggi. Kapasitas produksi besar adalah
salah satu kriteria industry dapat melakukan pengajuan PMR Sukarela.

Audit lapang, selama masa pandemic melakukan secara kombo.

Melakukan daring dulu, jika ada yang meragukan, akan dilakukan secara online, jika terpaksa
dilakukan site visit.

Data-data hasil audit dan verifikasi dimasukkan ke dalam siding Komisi PMR bukan hanya verifikator
saja namun yg Ahli juga ikut memutuskan.

Pelaksanaan harus terus-menerus, dan konsisten. Wajib melaporkan hasil audit internal. Paling
sedikit setiap 6 bulan sekali. Melaporkan perubahan data apabila ada perubahan atau insiden yang
terjadi.
Pengaduan konsumen akan meningkatkan nilai risiko.

Bisa menambahkan profil risiko.


Verifikator sedikit, perlu adanya verifikator eksternal.
Bukti wajib diverifikasi
Sistem manajemen dan keamanan pangan sudah pasti dilakukan.

Tim ad-hoc (ATI-2), tim independen (ATI-1)

2nd party audit: buyer/ brand owner.

Biasanya dilakukan sebelum atau perpanjangan kontrak/ regular.


3rd party audit biasa disebut dengan bada sertifikasi audit, pemerintah atau swasta.

Tidak bersifat mengikat. Biasanya diminta oleh buyer/ brand owner atau sukarela dari produsen. Ada
sertifikat/ approval ijin, dll. Ada pengakuan.
Prinsip audit: hal-hal yang dipegang. Proses audit harus memiliki integritas teguh, aturan harus
diikuti dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Penyajian apa adanya harus dilaporkan dan professional.

1. CPPOB Umum = GMP


2. CPPOB proses = spesifik sarana proses tertentu

3. Penerapan HACCP  12 langkah dan 7 prinsip dilaksanakan

Sama dengan system PDCA = Plan (persiapan), Do (pelaksanaan), Check (Pelaporan), Action
(Penyelesaian)
Standar bisa dikombinasikan (IFS, ISO 22000, BRC, FFSC, SQF, dll).

Formulir untuk pencatatan informasi (audit note).


Kalo BRC, misal 16 main hours (2 days) atau dilakukan 2 team member (1 hari dilakukan oleh 2
auditor yang berbeda). Biasanya karena ada pembatasan.
GBHN (Garis besar haluan audit)  dalam 5 tahun, rencana besarnya.

Dokumen rencana audit dalam 1 periode sesuai dengan aspek, ktriteria, durasi.

Tidak semua departemen harus semua diaudit, bisa dicicil dalam 1 tahun.

Kalo BRC dalam 4 periode dicicil.


Checklist tidak boleh sama dengan standar (klausul).

Checklist sesuai klausul (pernyataan) tidak disarankan digunakan di audit internal.

Kalau audit eksternal diwajibkan.


Melaksanakan audit adalah mencari kesesuaian.

Temuan negative banyak-banyak juga gpp, justru semakin jujur semakin terbuka, merupakan
reporting sebagai reminder dari bpom, diapresiasi oleh BPOM.
Mengacu ke 19011.
Mem-floorkan tujuan audit, metode, jenis temuan.
Segala sesuatu yg sesuai standar sudah dipenuhi atau belum.

3D (describe, document, demonstrate)

Describe = penjelasan melalui wawancara

Pembuktian bisa secara verbal atau praktek

Verifikasi terhadap standar dan kinerja. Informasi yang diverifikasi adalah bukti.

Bukti direview/ dikaji berdasarkan regulasi.

Untuk third party, dijadikan dasar untuk penentuan non-conformities  temuan positif
1S = show me, buktikan mana evidencenya

5W – 1H = Bagaimana, apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, plus 1 S = tunjukkan

Catata, penyataan, informasi yang relevan

Object = PO 1234 dan 1234

Regulation = Prosedur QP 6
P = Telah terjadi kesalahan penimbangan (seharusnya 100 g namun hanya 80 g) pada ingredients
code X112

L = di bagian formulasi

O = Berdasarkan Laporan Penimbangan (FR-RD-11) tgl 12 Jan 2016 batch 101

R = SPEC-EXT-09

Trigger (tambahan) = Kalimat 1 paragraf 1


1. Masih terlalu umum, masalah tidak jelas
2. Tutung = gosong, Bahasa tidak jelas
3. Ceceran oli apa? Ada kata kemungkinan (tidak boleh ada asumsi)
4. Kalimat tidak jelas
5. Dimana? Problemnya apa? Objective evidence tidak ada. Reference tidak ada.
6. Standar mana? Lokasi produksi mana?
Cara penulisan positive findings:
Pengembangan WEBSITE PMR (Modul Audit Internal)

Anda mungkin juga menyukai