Anda di halaman 1dari 101

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI
Materi Pelajaran
• Konsep barang yang dilarang dan dibatasi impor dan
ekspornya
• Peran INSW atas pengenaan barang lartas
• Ketentuan barang lartas impor dan ekspor
• Ketentuan barang HAKI
• Tindak Pidana dalam UU Kepabaeanan
• Sanksi Administrasi dalam UU Kepabeanan

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Pengawasan Barang HaKI
Permintaan untuk menangguhkan sementara waktu
pengeluaran barang impor atau ekspor dari kawasan
pabean, diajukan dengan disertai :
a. bukti yang cukup mengenai adanya pelanggaran
merek atau hak cipta yang bersangkutan;
b. bukti pemilikan merek atau hak cipta yang
bersangkutan;
c. perincian dan keterangan yang jelas mengenai
barang impor atau ekspor yang dimintakan
penangguhan pengeluarannya, agar dengan cepat
dapat dikenali oleh pejabat bea dan cukai; dan
d. jaminan
Pengawasan Barang HaKI
• Penangguhan pengeluaran barang
dilaksanakan untuk jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
• Perpanjangan penangguhan
pengeluaran barang dapat
diberikan 1 (satu) kali paling lama
10 (sepuluh) hari kerja
• Jaminan wajib disesuaikan jangka
waktunya sesuai penangguhan
pengeluaran
• Pemegang hak atas merek atau
hak cipta dapat diizinkan untuk
memeriksa barang impor atau Pengawasan Barang HaKI
ekspor yang diminta
penangguhan pengeluarannya
• Pemberian izin pemeriksaan
dilakukan oleh ketua pengadilan
niaga setelah mendengarkan
dan mempertimbangkan
penjelasan serta memperhatikan
kepentingan pemilik barang
impor atau ekspor
Pengawasan Barang HaKI
• Pemilik barang impor atau ekspor
berhak untuk memperoleh ganti
rugi dari pemilik atau pemegang
hak yang meminta penangguhan
pengeluaran barang impor atau
ekspor
• jaminan dapat digunakan sebagai
pembayaran atau bagian
pembayaran ganti rugi yang harus
dibayarkan
• Pemegang hak atas merek atau
hak cipta dapat diizinkan untuk
memeriksa barang impor atau Pengawasan Barang HaKI
ekspor yang diminta
penangguhan pengeluarannya
• Pemberian izin pemeriksaan
dilakukan oleh ketua pendilan
niaga setelah mendengarkan
dan mempertimbangkan
penjelasan serta memperhatikan
kepentingan pemilik barang
impor atau ekspor
SLIDE / BAHAN AJAR :

1. KETENTUAN PIDANA
UU NO.17/2006
PASAL 102

SETIAP ORANG YANG:


a. MENGANGKUT BARANG IMPOR YANG TIDAK TERCANTUM DALAM MANIFES SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
7A AYAT (2);
b. MEMBONGKAR BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN ATAU TEMPAT LAIN TANPA IZIN KEPALA KANTOR
PABEAN; ;
c. MEMBONGKAR BARANG IMPOR YANG TIDAK TERCANTUM DALAM PEM-BERITAHUAN PABEAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 7A AYAT (3);
d. MEMBONGKAR ATAU MENIMBUN BARANG IMPOR YANG MASIH DALAM PENGAWASAN PABEAN DI TEMPAT SELAIN
TEMPAT TUJUAN YANG DITENTUKAN DAN/ATAU DIIZINKAN;
e. MENYEMBUNYIKAN BARANG IMPOR SECARA MELAWAN HUKUM;
f. MENGELUARKAN BARANG IMPOR YANG BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN PABEANNYA DARI KAWASAN PABEAN
ATAU DARI TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT ATAU DARI TEMPAT LAIN DI BAWAH PENGAWASAN PABEAN TANPA
PERSETUJUAN PEJABAT BEA DAN CUKAI YANG MENGAKIBATKAN TIDAK TERPENUHINYA PUNGUTAN NEGARA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG INI;
g. MENGANGKUT BARANG IMPOR DARI TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA ATAU TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT
YANG TIDAK SAMPAI KE KANTOR PABEAN TUJUAN DAN TIDAK DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA HAL TERSEBUT DI
LUAR KEMAMPUANNYA; ATAU
h. DENGAN SENGAJA MEMBERITAHUKAN JENIS DAN/ATAU JUMLAH BARANG IMPOR DALAM PEMBERITAHUAN PABEAN
SECARA SALAH,

DIPIDANA KARENA MELAKUKAN PENYELUNDUPAN DI BIDANG IMPOR DENGAN


PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 1 (SATU) TAHUN DAN PIDANA PENJARA PALING
LAMA 10 (SEPULUH) TAHUN DAN PIDANA DENDA PALING SEDIKIT RP.50.000.000,00
(LIMA PULUH JUTA RUPIAH) DAN PALING BANYAK RP5.000.000.000,00 (LIMA MILIAR
RUPIAH).
PENYELUNDUPAN (ekspor)
PSL 102 PSL 102A
UU NO.10/1995
SETIAP ORANG YANG: UU NO.17/2006
a. MENGEKSPOR BARANG TANPA MENYERAHKAN PEMBERITA-HUAN PABEAN;
BARANGSIAPA YANG
MENGIMPOR ATAU MENG b. DENGAN SENGAJA MEMBERITAHUKAN JENIS DAN/ATAU JUMLAH BARANG EKSPOR
DALAM PEMBERITAHUAN PABEAN SECARA SALAH SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
EKSPOR ATAU MENCOBA PASAL 11A AYAT (1) YANG MENGAKIBATKAN TIDAK TERPENUHINYA PUNGUTAN NEGARA
MENGIMPOR ATAU DI BIDANG EKSPOR;
MENGEKSPOR BARANG TANPA c. MEMUAT BARANG EKSPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN TANPA IZIN KEPALA KANTOR
MENGINDAHKAN KETENTUAN PABEAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 11A AYAT (3);
UU. 10 TH 1995 DIPIDANA d. MEMBONGKAR BARANG EKSPOR DI DALAM DAERAH PABEAN TANPA IZIN KEPALA
KARENA MELAKUKAN KANTOR PABEAN; ATAU
PENYELUNDUPAN DNG e. MENGANGKUT BARANG EKSPOR TANPA DILINDUNGI DENGAN DOKUMEN YANG SAH
PIDANA PENJARA PALING SESUAI DENGAN PEMBERITAHUAN PABEAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 9A
LAMA DELAPAN TAHUN DAN AYAT (1)
DENDA PALING BANYAK
RP. 500.000.000,00 (LIMA DIPIDANA KARENA MELAKUKAN PENYELUNDUPAN DI BIDANG
RATUS JUTA RUPIAH). EKSPOR DENGAN PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 1 (SATU)
TAHUN DAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 10 (SEPULUH)
TAHUN AN PIDANA DENDA PALING SEDIKIT RP.50.000.000,00
(LIMA PULUH JUTA RUPIAH) DAN PALING BANYAK
RP.5.000.000.000,00 (LIMA MILIAR RUPIAH).
OBYEK
SANKSI ADMINISTRASI

Sanksi Administrasi berupa denda

dikenakan hanya terhadap

pelanggaran yang diatur dalam


Undang-Undang Kepabeanan
Bentuk Pengenaan Sanksi Adm
Sanksi administrasi berupa denda besarnya dinyatakan dalam bentuk :

A. nilai rupiah tertentu


B. nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum
C. persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar
D. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari kekurangan pembayaran bea
masuk atau bea keluar
E. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk yang seharusnya
dibayar
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
A. Denda dalam nilai rupiah tertentu
Departemen Keuangan Republik Indonesia

Adalah sanksi denda yang dikenakan dalam besaran


nilai rupiah tertentu sebagaimana tersebut dalam UU Pabean.
B. Denda dalam nilai rupiah minimum
sampai dengan maksimum

ditetapkan secara berjenjang dengan ketentuan apabila dalam 6 (enam)


bulan terakhir di satu Kantor Pabean tempat dilakukan pemenuhan
kewajiban pabean terjadi:

• 1 kali pelanggaran, 1 X denda minimum

• 2 kali pelanggaran, 2 X denda minimum

• 3 s/d 4 kali pelanggaran, 5 X denda minimum

• 5 s/d 6 kali pelanggaran, 7 X denda minimum

• > 6 kali pelanggaran, 1 X denda maksimum


Jenis Pelanggaran
Contoh Perhitungan
Contoh Perhitungan
Perhitungan Sanksi Administrasi Berupa Denda

1. Pelanggaran 6 bulan terakhir ( 16 januari 2018 sampai dengan 15 Juli


2018) di KPPBC Bontang = 7 (tujuh) kali

2. Dikenakan denda sesuai pasal 4 ayat (1) huruf e PP 28 tahun 2008


= 1 Kali denda maksimum
= 1 X Rp. 250.000.000
= Rp. 250.000.000
C. Denda dalam persentase tertentu dari bea
masuk yang seharusnya dibayar

Denda = % X BMSD

Jenis Pelanggaran
Contoh Perhitungan
D. Denda dalam % tertentu minimum sampai
dengan maksimum dari kekurangan
pembayaran bea masuk atau bea keluar

Dihitung dengan tahapan :

1. Kekurangan Bayar (%)= (BMSD – BMTD)/BMTD X 100%


2. Kekurangan Bayar (%) → Golongan % Denda
3. Denda = Golongan % Denda X (BMSD – BMTD)
Golongan % denda:
• Kekurangan pembayaran ≤50% → denda 100%
• 50% < Kekurangan pembayaran ≤ 100% → denda 125%
• 100% < Kekurangan pembayaran ≤ 150% → denda 150%
• 150% < Kekurangan pembayaran ≤ 200% → denda 175%
• 200% < Kekurangan pembayaran ≤ 250% → denda 200%
• 250% < Kekurangan pembayaran ≤ 300% → denda 225%
• 300% < Kekurangan pembayaran ≤ 350% → denda 250%
• 350% < Kekurangan pembayaran ≤ 400% → denda 300%
• 400% < Kekurangan pembayaran ≤ 450% → denda 600%
• Kekurangan pembayaran >450% → denda 1000%
Jenis Pelanggaran
Contoh Perhitungan
Contoh Perhitungan
Latihan
PT Jujur Mujur mengimpor barang ‘X’ dari Raymu Kna Kafoor Co di India dan diberitahukan dengan PIB
Nomor 08 tanggal 01-09-2019. Bea Masuk yang dibayar sebesar Rp. 10.000.000,-

Berdasarkan penelitian Pejabat nilai pabean yang diberitahukan tidak benar sehingga Bea Masuk yang
seharusnya dibayar sebesar Rp. 16.000.000,-

Hitunglah besarnya sanksi administrasi yang harus dibayar Importir !

1. (BMSD) Rp. 16.000.000 – (BMTD) 10.000.000 = 6.000.000 (kurang bayar)


2. (kurang bayar) 6.000.000 / (BMTD) 10.000.000 X 100% = 60 % ====➔ 125 %
3. Denda = 125 % X 6.000.000 = 7.500.000

Diberitahu PIB BMSD Kekurangan


SPTNP = BM 10.000.000 16.000.0000 6.000.000
PPN
PPh
Denda 7.500.0000.000
E. Denda dalam persentase tertentu minimum
sampai dengan maksimum dari BM yang
seharusnya dibayar
Dihitung dengan tahapan :

1. Perhitungan Interval Denda (PID) = (BM Fasilitas yg disalahgunakan : Total BM yg


mendapat fasilitas) X 100%
2. PID (%) → Golongan % Denda
3. Denda = Golongan % Denda X BMSDB (jml yg bebas/keringanan)

Golongan % denda
Kekurangan Pembayaran BM ≤20% → denda 100%
20% < Kekurangan Pembayaran BM ≤ 40% → denda 200%
40% < Kekurangan Pembayaran BM ≤ 60% → denda 300%
60% < Kekurangan Pembayaran BM ≤ 80% → denda 400%
80% < Kekurangan Pembayaran BM ≤ 100% → denda 500%
Jenis Pelanggaran
Contoh Perhitungan
Contoh Perhitungan
Contoh Perhitungan

PT Semangatselalu mengimpor barang ‘X’ dari Thong Kho Shong Co di China dengan mendapat
fasilitas. Jumlah barang yang mendapat fasilitas 20 unit. Tarif bea masuk 10% dan tarif akhir menjadi
5%. Total bea masuk tanpa fasilitas adalah Rp 20.000.000. Bea Masuk yang dibayar sebesar Rp.
10.000.000,-

Berdasarkan penelitian Pejabat terdapat 10 unit barang X yang disalahgunakan.

Hitunglah besarnya sanksi administrasi yang harus dibayar Importir !

1. Fasilitas : 20.000.000 – 10.000.000 = 10.000.000 untuk 20 unit (1 unit 500.000)

2. Pelanggaran = 10.000.000 – 5.000.000 = 5.000.000 Untuk 10 unit


(5.000.000 / 10.000.000) X 100% = 50 % ==➔ 300 %

3. Denda = 300% X 5.000.000 = 15.000.000


Sanksi Administrasi atas impor
dengan tarif Bea Masuk 0 %
• Terhadap pelanggaran yang dikenai sanksi administrasi berupa denda yang
dihitung berdasarkan persentase dari bea masuk

• Dikenai sanksi adminstrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta


rupiah)

• Pengenaan per PIB

• Syarat : tidak ada barang lain yang dikenai denda

PIB : NP = 1.000.000 Tarif BM = 0% BM = 0


Pejabat NP = 1.250.000 Tarif BM = 0% BM = 0
Denda = Rp. 5.000.000
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Departemen Keuangan Republik Indonesia

Pelanggaran yang ditemukan


dari hasil Audit
dikenai denda sebagaimana dimaksud dalam
• Pasal 10A ayat (8),
• Pasal 11A ayat (6),
• Pasal 45 ayat (3),
• Pasal 52 ayat (1)dan ayat (2)

Sebesar 1 (satu) kali untuk pelanggaran yang sama


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Contoh Perhitungan
Departemen Keuangan Republik Indonesia
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam


Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai I

Anda mungkin juga menyukai