Anda di halaman 1dari 4

TELAAHAN STAF

Ditujukan Kepada : Kepala UPTD Balai Benih Padi dan Palawija


Dari : Kepala Seksi Benih Palawija
Tembusan : Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Tanggal : 11 November 2020
Nomor :
Sifat : Biasa
Perihal : Pemanfaatan Lahan Produksi Tahun 2020 di Satuan Pelayanan
UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon Cirebon

1. Latar Belakang
Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon Cirebon merupakan salah
satu dari 10 Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Jawa Barat, yang beralamat di Jalan Raya Plumbon Km. 12 Cirebon
Provinsi Jawa Barat. Luas baku lahan produksi yang dikelola yaitu 18 hektar dari 23 Hektar lahan
keseluruhan yang dikelola. Selama ini lahan produksi dimanfaatkan untuk perbanyakan benih
sumber palawija kelas Benih Dasar (BD) dan kelas Benih Pokok (BP) dengan komoditi yang
diusahakan yaitu kedelai dan kacang hijau.
Kegiatan produksi perbanyakan benih sumber palawija yang dilaksanakan oleh Satuan
Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija ditujukan untuk menyediakan benih sumber
palawija (kedelai dan kacang hijau) unggul, bermutu dan bersertifikat bagi kegiatan penangkaran
benih yang dilaksanakan oleh petani penangkar/produsen benih palawija di Jawa Barat

2. Tujuan
Memberikan gambaran pemanfaatan lahan produksi Tahun 2020 di Satuan Pelayanan UPTD
Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon – Cirebon.

3. Pemanfaatan Lahan Produksi Tahun 2020 di Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi
dan Palawija Plumbon Cirebon

Pada tahun 2020, Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon –
Cirebon mendapatkan alokasi anggaran kegiatan perbanyakan benih sumber palawija seluas 27
hektar terdiri atas :
a. Perbanyakan benih sumber kedelai seluas 17 hektar dengan rincian kelas Benih Dasar (BD)
seluas 2 hektar dan kelas Benih Pokok (BP) seluas 15 hektar
b. Perbanyakan benih sumber kacang hijau kelas Benih Pokok (BP) seluas 10 hektar.
Disamping itu untuk memanfaatkan lahan produksi yang tidak mendapatkan alokasi
anggaran kegiatan tahun 2020, dilaksanakan penanaman padi secara swadaya oleh
karyawan/pegawai lingkup Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija, yang
bertujuan agar lahan produksi tidak terlantar/idle, termanfaatkan dengan optimal dan
melaksanakan pergiliran tanaman untuk mengendalikan gulma pada lahan produksi, memutus
siklus hidup Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman palawija, dan menyiapkan
lahan produksi perbanyakan benih sumber palawija Tahun 2021.
Untuk lebih jelasnya pemanfaatan lahan produksi dapat dilihat pada Tabel 1, sebagai berikut.
Tabel 1. Pemanfaatan Lahan Produksi Tahun 2020 di Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih
Padi dan Palawija Plumbon – Cirebon

Luas Bulan
No Komoditi Kelas Benih
(ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kedelai Benih Dasar (BD) 2,00
Benih Pokok (BP) 11,00
Benih Pokok (BP) 4,00
2 Kacang Hijau Benih Pokok (BP) 2,00
Benih Pokok (BP) 5,00
Benih Pokok (BP) 3,00
3 Padi Sawah Konsumsi 12,00

Dari tabel di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :


a. Pada periode musim tanam I (Januari – Juni 2020) lahan produksi termanfaatkan semua
seluas 18 hektar yaitu komoditi kedelai kelas benih pokok (BP) seluas 11 hektar, kacang hijau
kelas benih pokok (BP) seluas 7 hektar. Ini berarti tidak terdapat lahan yang terlantar/idle.
Kecuali pada bulan Januari dan Februari terlihat 5 hektar yang tidak termanfaatkan, hal ini
dikarenakan tenaga kerja yang terbatas dan cuaca yang kurang mendukung untuk
pertumbuhan awal kacang hijau (curah hujan yang sangat tinggi), sehingga waktu tanam
dimundurkan ke bulan Maret 2020.
b. Pada periode musim tanam II (Juli – Desember 2020) lahan produksi juga termanfaatkan
semua seluas 18 hektar yaitu komoditi kedelai kelas benih dasar (BD) seluas 2 hektar, kedelai
benih pokok seluas (BP) 4 Hektar, dan pergiliran tanaman (padi sawah) seluas 12 hektar,
dimana pemanfaatanya mulai bulan Oktober.
Sedangkan dari bulan Juli – September lahan produksi yang termanfaatkan hanya seluas 3
hektar yaitu untuk komoditi kacang hijau kelas benih pokok (BP). Sisanya seluas 15 hektar
terlihat idle/tidak termanfaatkan, hal ini dikarenakan tidak ada hujan, sehingga tidak
memungkinkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Begitu juga sumber airnya lainnya,
tidak bisa diharapkan untuk mencukupi kebutuhan tanaman, dimana air dari saluran irigasi
dibagi secara bergiliran dengan lahan milik petani, dan ada prioritas untuk pertanaman padi
sawah guna mendukung program LTT di Kecamatan Plumbon. Sedangkan Sumur pantek
debit airnya sangat sedikit, 1 sumur pantek yang dioperasikan 24 jam hanya mampu mengairi
lahan seluas 2.000 m2. Disamping itu pula, pemberaan lahan 15 Ha bertujuan untuk memutus
siklus hidup hama ulat grayak yang menyerang pada pertanaman periode sebelumnya.

4. Potensi Ketersediaan Benih Sumber Kedelai dan Kacang Hijau di Satpel Plumbon -
Cirebon
Pada Tahun 2020, Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon Cirebon
melaksanakan kegiatan perbanyakan benih sumber kedelai kelas Benih Dasar (BD) seluas 2
hektar dan kelas Benih Pokok (BP) seluas 15 hektar serta perbanyakan benih sumber kacang
hijau kelas Benih Pokok (BP) seluas 10 hektar. Dari luas lahan penangkaran benih sumber
kedelai dan kacang hijau tersebut, potensi hasil yang akan diperoleh dalam 1 (satu) tahun adalah
sebagai berikut :
Luas BS-BD Luas BD-BP Potensi Hasil
No Komoditas
(Ha) (Ha) BD (Kg) BP (Kg)
1 Kedelai 2 15 2.000 15.000
2 Kacang Hijau - 10 - 8.000
  Jumlah 2 25 2.000 23.000

Berdasarkan Data Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
Tahun 2020, Sasaran Luas Tanam, Kebutuhan Benih Sebar (BR), dan Kebutuhan Benih Pokok
(BP) Komoditas kedelai dan kacang hijau di Jawa Barat Tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Potensi
Sasaran Kebutuhan %
Luas Hasil (BP)
Luas Kebutuhan BP untuk Kontribusi
No Komoditi Perbanyakan di Satpel
Tanam BR (Kg) Perbanyakan Satpel
BR (Ha) Plumbon
(Ha) BR (Kg) Plumbon
(Kg)
1 Kedelai 43.575 1.743.000 1.743 87.150 15.000 17,21
2 Kacang Hijau 13.054 326.350 408 10.198 8.000 78,44
  Jumlah 56.629 2.069.350 2.151 97.348 15.000 15,41

Dari data diatas, maka Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon
Cirebon mempunyai peran yang sangat strategis dalam sistem perbenihan tanaman pangan di
Jawa Barat yaitu sebagai salah satu penyedia Benih Pokok (BP) untuk kegiatan penangkaran
Benih Sebar (BR), walaupun belum sepenuhnya bisa memberikan kontribusi optimal. Kontribusi
Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon Cirebon terhadap pemenuhan
kebutuhan Benih Pokok (BP) di Jawa Barat yaitu kedelai sebesar 17,21 % dan kacang hijau
sebesar 78,44%.
Untuk meningkatkan kinerja perbenihan di Jawa Barat secara optimal, maka diperlukan
sinergitas para stakeholder perbenihan (Balai Penelitian, BBPP, BPTPH, BPSBTPH, dan
Produsen Benih /Penangkar) yang mampu melaksanakan perannya masing-masing, sehingga
terjadinya peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat tanaman pangan guna
meningkatkan produksi tanaman pangan dalam mendukung Visi “Terwujudnya Jawa Barat
Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.

5. Permasalahan dalam pemanfaatan lahan produksi dan solusi yang telah dilakukan di
Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Plumbon – Cirebon

Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan di Satuan Pelayanan UPTD Balai
Benih Padi dan Palawija Plumbon – Cirebon diantaranya sebagai berikut :
a. Pertumbuhan gulma yang tidak terkendali, hal ini disebabkan karena pemanfaatan lahan
selama ini hanya untuk tanaman palawija (tidak ada pergiliran tanaman dengan yang non
palawija), sehingga lahan selamanya tidak pernah tergenangi oleh air untuk jangka waktu
tertentu, akibatnya biji gulma yang jatuh dan tersimpan di permukaan tanah, tidak mati,
dampaknya pada saat tanah tersiram air biji gulma tersebut tumbuh dengan tidak terkendali.
Pengendalian dengan herbisida kurang efektif jika dilakukan pada saat ada tanaman,
sedangkan pengendalian dengan manual/menyiang dengan tenaga kerja manusia
membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan harga tenaga kerja mahal serta ketersediaanya
terbatas. Tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan
melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman non palawija dalam hal ini melakukan
penanaman padi sawah yang dimulai pada bulan Nopember 2020 untuk menyediakan lahan
produksi perbanyakan benih sumber palawija pada tahun 2021
b. Ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan tanaman sangat terbatas. Air tersedia dan
cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman hanya pada bulan Januari sampai dengan
awal bulan Mei dan akhir bulan Oktober sampai dengan bulan Desember, sedangkan pada
bulan Akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Oktober ketersediaan air hampir tidak
tersedia untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga pada bulan tersebut lahan tidak
bisa termanfaatkan secara maksimal. Di bulan-bulan tersebut, hanya sekitar 3-5 hektar lahan
termanfaatkan dengan menggunakan giliran air irigasi dan juga sumur pantek yang ada.
Sebagai gambaran biaya yang dikeluarkan jika kita memanfaatkan sumur pantek selama 24
jam, adalah sebagai berikut :
- Bensin sebanyak 24 liter x Rp 7.650,- = 183.600,-,
- Tenaga kerja 1 orang x Rp. 200.000,- = Rp. 200.000,-
- Lahan yang terairi hanya seluas 2.000 m2
- Untuk pengairan lahan sebanyak 1 (satu) kali seluas 1 hektar dibutuhkan biaya =
Rp 383.600,- x 5 = Rp. 1.918.000,- ).
Dari uraian diatas, biaya pengairan pada pertanaman bulan-bulan tersebut membutuhkan
biaya yang cukup tinggi. Tindakan yang telah dan akan dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan melaksanakan perbanyakan benih sumber palawija
musim tanam I mulai bulan akhir Februari setelah panen padi (pergiliran taman) dan musim
tanam II mulai bulan Oktober sampai dengan Desember.
6. Demikian telaahan staf kami buat sebagai bahan pertimbangan. Atas perhatian Bapak, diucapkan
terima kasih.

Cirebon, 11 Nopember 2020


Kepala Seksi Benih Palawija,

TATANG HIDAYAT, SP., MP


NIP. 19760825 200701 1 006

Anda mungkin juga menyukai