Anda di halaman 1dari 5

NO : KA/K3/022/I/2021

REVISI : 0
TANGGAL 04 JANUARI 2021
DIBERLAKUKAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


(KAK)
PENGOBATAN KUSTA
PUSKESMAS KEBUMEN III TAHUN 2021

Pelaksana PJ UKM

Margi Yuwono, AMK Wiwoko Setyowati, S.SiT


NIP. 19790101 201101 1 007 NIP. 19780115 200604 2 018

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Kebumen III

drg. Mira Maria Mirza


NIP. 197905042006042014

PUSKESMAS KEBUMEN III


Jalan : Mangkusari No. 04 Kutosari Kebumen Telpon ( 0287 ) 382898
Kodepos 54317 email:puskkebumen3@gmail.com
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGOBATAN KUSTA

I. Latar Belakang
Meskipun kusta tidak secara langsung termasuk ke dalam pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs), namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasi. Penggunaan air bersih dan
sanitasi akan sangat membantu penurunan angka kejadian penyakit NTD. Beban akibat penyakit
kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang
diakibatkannya, Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun saat ini, masih ada
14 propinsi yang mempunyai beban tinggi yaitu Banten, Sulteng, Aceh, Sultra, Jatim, Sulsel, Sulbar,
Sulut, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Kalimantan Utara.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikiari besarnya, sehingga menimbulkan
keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita sendiri, tetapi pada keluarganya,
masyarakat dan negara. Hal ini yang mendasari konsep perilaku penerimaan periderita terhadap
penyakitnya, dimana untuk kondisi ini penderita masih banyak menganggap bahwa penyakit kusta
merupakan penyakit menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan
menyebabkan kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderita kusta merasa putus asa sehingga
tidak tekun untuk berobat. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa penyakit mempunyai
kedudukan yang khusus diantara penyakit-penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
leprophobia (rasa takut yang berlebihan terhadap kusta). Leprophobia ini timbul karena pengertian
penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat yang ditimbulkan sangat menakutkan. Dari sudut
pengalaman nilai budaya sehubungan dengan upaya pengendalian leprophobia yang bermanifestasi
sebagai rasa jijik dan takut pada penderita kusta tanpa alasan yang rasional. Terdapat kecenderungan
bahwa masalah kusta telah beralih dari masalah kesehatan ke masalah sosial.
Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seleruh lapisan masalah masyarakat karena
dipengaruhi oleh segi agama, sosial, budaya dan dihantui dengan kepercayaan takhyul. Fhobia kusta
tidak hanya ada di kalangan masyarakat jelata, tetapi tidak sedikit dokter-dokter yang belum
mempunyai pendidikan objektif terhadap penyakit kusta dan masih takut terhadap penyakit kusta.
Selama masyarakat kita, terlebih lagi para dokter masih terlalu takut dan menjauhkan penderita
kusta, sudah tentu hal ini akan merupakan hambatan terhadap usaha penanggulangan penyakit
kusta. Akibat adanya phobia ini, maka tidak mengherankan apabila penderita diperlakukan secara
tidak manusiawi di kalangan masyarakat.

II. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pengobatan penderita kusta
B. Tujuan Khusus
1. Mengobati dan memutus rantai penularan dengan pengobatan sampai dengan RFT
2. Mencegah dan menemukan kecacatan kusta secara dini
III. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Pengobatan pasien Pengobatan pasien kusta dengan MDT kusta
kusta
2 KIE tentang kusta kepada KIE tentanang kusta. Tanda dan gejala, penularan serta
pasien,keluarga, serta klmpk pengobatannya
masyarakat tertentu

IV. Cara Melaksanakan Kegiatan

Pelaksana Program Lintas Program Lintas Sektor


No Kegiatan Pokok Ket
Kusta Terkait Terkait

1 Pengobatan - Memberikan - Farmasi, untuk - Kader -Sumber


suspect kusta pengobatan ketersediaan Promotor pembiayaan
kepada pasien MDT kusta kesehatan -
kusta untuk ikut
menggunakan menjadi
MDT kusta PMO bila
sesuai dengan diperlukan
2 KIE kusta. - Menyiapkan
typenya - Promkes untuk -Pemdes bila
Tanda dan bahan dan ikut memberikan perlu dilibatkan
gejala, materi KIE KIE kepada
penularan dan - Menentukan kelompok
pengobatannya sasaran dan tempat tertentu
kepada
kelompok
tertentu .

V. Sasaran
1. Pasien terdiagnosa kusta
2. Keluarga pasien
3. Kader promotor kesehatan dan toma

VI.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

2021
No Kegiatan Sasaran Tempat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pengobatan pasien 100 % dari pasien Puskesmas
Kusta yang terdiagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kusta
2 Pemberian KIE kepada pasien 100 % dari pasien Puskesmas
dan atau keluarganya serta yang terdiagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
toma kusta

VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.
Format
a. Evaluasi kegiatan terhadap tempat, orang dan waktu (dalam kerangka acuan ini tidak usah ditulis, hanya sebagai acuan dalam pembuatan monitoring dan evaluasi)

RENCANA WAKTU
NO KEGIATAN TARGET CAPAIAN TINDAK LANJUT PJ
TINDAK LANJUT

1 Pengobatan Pasien Kusta

2 Pemberian KIE kepada pasien dan atau


keluarganya serta toma
b. Evaluasi kegiatan terhadap capaian program (dalam kerangka acuan ini tidak usah ditulis, hanya sebagai acuan dalam pembuatan monitoring dan evaluasi)

RENCANA
NO KEGIATAN TARGET CAPAIAN TINDAK LANJUT WAKTU PJ
TINDAK LANJUT
1 Pengobatan Pasien Kusta

2 Pemberian KIE kepada pasien dan atau


keluarganya serta toma

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap tanggal 5 bulan berikutnya,
evaluasi kegiatan dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi Puskesmas Kebumen III.

Anda mungkin juga menyukai