Dosen Pengampu : Dr. ROZI SASTRA PURNA , S.Psi.,M.Psi., Psikolog
Disusun Oleh : APRILIA DHIAZ KURNIANTI 20090000205
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI S-1 PSIKOLOGI TAHUN 2021/2022 Ada 3 unsur utama penentu keberhasilan belajar yaitu siswa, orang tua, dan guru. Mengapa perlu paham karakteristik siswa ? karena untuk membantu menetukan strategi pendidikan yang efektif, sistem yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga prestasi akademik akan tercapai, karakter positif tumbuh, dan siswa senang belajar. Generasi berdasarkan tahun kelahiran : 1. Generasi baby boomer : tahun 1946-1964. 2. Generasi X : tahun 1965-1980. 3. Generasi Y/ milenial : tahun 1981-1995. 4. Generasi Z / generasi internet : 1995-2010 5. Generasi Alpha : 2011/2025 Karakteristik Gen Z : digital dan teknologi informasi, menyukai kebebasan, percaya diri, menyukai hal yang detail, berperilaku instan, keinginan untuk mendapatka pengakuan, memiliki ambisi besar untuk sukses. Dengan karakteristik tersebut Gen Z membutuhkan lingkungan yang banyak memberikan mereka kebebasan untuk berkreasi dan kesempatan untuk menyalurkan ambisi mereka. Ciri-ciri Gen Z : Punya banyak potensi, kreatif, fasih teknologi, terbuka dan terus terang, ekpresif, multitasking, fast switcher. Sangat kompetitif, mudah memahami dirinya. Perlu kenyamanan belajar, perlu kesempatan merekontruksi pengetahuannya. Orang tua membesarkan gen z di masa sulit seperti labil, cemas, banyak mendapat perlindungan. Cara mendidik Gen Z dan Alpha : Cerdas digital, mengajarkan penggunaan internet secara aman dan bijak. Pembatasan, menerapkan aturan dan ditegakkan secara konsisten. Penanaman nilai, bisa menggunakan nilai moral, agama, local wisdom. Keseimbangan, mengajarkan kecakapan hidup di dunia nyata. Ketidakmampuan guru/orangtua dalam mengenal anak (tahap dan proses perkembangan) dan berkomunikasi dengan anak menyumbangkan problem paling besar dalam pendidikan anak dibandingkan dengan problem yang dibawa anak itu sendiri sejak lahir. Menyiapkan pendidik profesional di era Society 5.0 Era super smart society diperkenalkan ileh pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0 yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu. Dikhawatirkan invasi tersebut dapat menggerus nilai-nilai karakter. Pendidik di Era 5.0 untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dan society 5.0 dalam pendidikan, diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (creativity, critical thinkin, communication, collaborative). Sebagai pendidik era 5.0, para guru harus memiliki ketrampilan dibidang digital dan berpikir kreatif. Selain itu guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar dikelas. Tips mengembangkan regulasi diri anak yaitu dengan mengajari anak menunda keinginan, mengatur emosi, mengajari berperilaku yang dapat diterima di masyarakat, menetapkan goals/tujuan. Dengan cara membuat lingkungan yang bisa diprediksi, melatih kemandiriannya, melatih kemampuan membuat pilihan sesuai usia, memberikan bantuan hanya jika dibutuhkan, tidak membesar-besarkan kegagalan.