Anda di halaman 1dari 15

PARENTING BAGI GENERASI ALPHA

Dosen Pengampu :

Mallevi Agustin Ningrum, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Nur Afifatur Rohmah (20010684004)

Hubbi Rossa Nur Tsani (20010684046)

Titin Muzaro’ah (20010684052)

Amanda Reza Oktavia (20010684057)

Suci Nur Fauziyah (20010684067)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. PENGERTIAN POLA ASUH ........................................................................................ 3
B. MACAM-MACAM POLA ASUH ................................................................................. 3
C. PENGERTIAN GENERASI ALPHA ............................................................................ 5
D. KARAKTERISTIK GENERASI ALPHA ..................................................................... 6
E. POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP GENERASI ALPHA ................................. 7
F. TANTANGAN ORANGTUA SAAT MENGASUH GENERASI ALPHA .................. 8
G. DAMPAK KETIKA TIDAK MELAKUKAN PENGASUHAN SECARA BAIK
TERHADAP GENERASI ALPHA ....................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 10
B. SARAN............................................................................................................................. 10

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis
diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “Parenting Bagi Generasi Alpha”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Parenting yang diampu oleh Ibu
Mallevi Agustin Ningrum, S.Pd., M.Pd.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya


kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses
penyelesaian tugas makalah ini.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai peran parenting bagi generasi alpha
yang memiki peran signifikan dalam membangun generasi dimasa mendatang.
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang parenting bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka
dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 4 September 2022

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Generasi alpha atau Gen A merupakan anak-anak yang lahir dari generasi milenial.
Generasi alpha ini lahir di tahun 2010 ke atas. Peneliti sosial sekaligus pembicara Mark
McCrindle (2011) mengampanyekan istilah generasi alpha lewat tulisannya di majalah
business insider. Generasi alpha (gen a) adalah lanjutan dari generasi z. Generasi alpha
adalah anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 (lahir tahun 2011-2025) generasi yang
paling akrab dengan teknologi digital dan generasi yang diklaim paling cerdas dibanding
generasi-generasi sebelumnya. Generasi alpha berada pada usia keemasan dimana periode
ini perkembangan anak terjadi sangat pesat dan tidak akan terulang lagi pada periode
berikutnya. Generasi alpha mempunyai karakteristik generasi yang melek teknologi. Salah
satu wujud perkembangan teknologi digital yang terjadi saat ini ditandai dengan
penggunaan teknologi yang hampir dalam setiap aspek kehidupan. Teknologi telah menjadi
kehidupan dan salah satu kebutuhan dalam kehidupn sehari-hari. Teknologi muncul dengan
berbagai macam jenis dan fitur baru dari hari ke hari. Kebutuhan teknologi merupakan
salah satu kebutuhan penting saat ini. “Hal ini disebabkan karena teknologi sangat
dibutuhkan untuk banyak keperluan. Teknologi komunikasi memiliki perkembangan yang
paling pesat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut tanpa disadari
sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan anak”(Suhada et al.)

Dari sini peran keluarga sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh
kembang anak. Keluarga sebagai salah satu dari tripusat pendidikan, yang memberikan
pendidikan pertama dan utama kepada anak, memiliki tugas sebagai peletak dasar bagi
pendidikan anak termasuk memberikan pendidikan dasar sosial. Dalam pola pengasuhan
anak di zaman ini memiliki tantangan masing masing. Begitu juga pada zaman serba digital
pada perkembangan teknologi pesat seperti saat ini. Anak akan belajar tentang dasar-dasar
perilaku di dalam lingkup keluarga melalui model para anggota keluarga terutama orang
tua. Cara orang tua memperlakukan anak dalam bentuk pola asuh juga akan mempengaruhi
sikap dan perilaku anak. Aspek perkembangan kognitif, Bahasa, moral dan agama, fisik
motorik dan sosial emosional emosional yang terjadi pada usia ini akan menjadi dasar yang
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak pada saat remaja dan dewasa.

Mengingat pentingnya masa-masa keemasan ini, maka akan sangat baik bila semua
stimulasi yang diberikan pada anak memiliki dampak positif bagi perkembangannnya. Pola

1
pengasuhan yang buruk akan membentuk karakter yang buruk pula pada diri anak apalagi
di era digital ini peran orang tua menjadi semakin mendesak akibat dari dampak negatif
media digital yang dapat mempengaruhi karakteristik dan pola pikir pada anak. Salah satu
contoh dampak negatif dari penggunaan media digital adalah Cyberbullying pada anak,
dimana kondisi ini dapat menyerang psikologis anak. Berbagai dampak negatif dari
teknologi pada anak diharapkan dapat diatasi melalui peningkatan kompetensi literasi
digital pada orang tua sebagai tindakan dini dalam mengawasi anak. Mengingat orang tua
merupakan pendidik nomor satu bagi anak. Guru agama, Bahasa dan sosial pertama bagi
anak, sehingga sudah menjadi kewajiban agar orang tua paham terkait cara yang baik dalam
mendidik anak di dunia digital agar anak tetap dapat menikmati masa kanak-kanaknya.
“Dengan demikian, literasi digital penting bagi orang tua, Orang tua perlu memahami dan
menguasai agar dapat menciptakan kenyamanan berdunia digital bagi anak sehingga dapat
menjamin terpeliharanya kesehatan mental anak”(Novianti et al.)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pola asuh ?
2. Bagaimana macam-macam pola asuh ?
3. Apa yang dimaksut dengan generasi alpha?
4. Bagaimana karakteristik generasi alpha ?
5. Bagaimana pola asuh yang tepat untuk generasi alpha?
6. Bagaimana tantangan orang tua dan keluarga dalam pola pengasuhan generasi
alpha?
7. Bagaimana dampak jika tidak melakukan pola asuh yang baik pada generasi alpha?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari pola asuh
2. Mengetahui macam-macam pola asuh
3. Memahami pengertian generasi alpha
4. Memahami karakteristik generasi alpha
5. Mamahami pola asuh yang tepat untuk generasi alpha
6. Mengetahui tantangan orang tua dalam pola pengasuhan generasi alpha
7. Mengetahui dampak pengasuhan yang kurang baik pada generasi alpha

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POLA ASUH

Shocib (2010 : 2017) menyebutkan bahwa pola asuh merupakan bentuk pendidikan
yang diberikan oleh orang tua berupa sebuah kewibawaan yang dapat memberikan
dorongan, bimbingan dan dukungan sebagai seorang anak yang berkarakter sehingga
keadaanya diapresiasi oleh anak. Orang tua yang memberikan tipe atau jenis pola asuh
tentunya memiliki cara masing-masing, karena dipengaruhi oleh aspek orang tua dan
lingkungan setempat. (Handayani et al., 2020)

Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda dalam membesarkan anak dan
biasanya di wariskan dari orang tua sebelumnya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai
pola interaksi antara anak dan orangtuanya, termasuk memenuhi kebutuhan fisik
(seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman,
kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat
agar anak dapat hidup harmonis dengan lingkungannya. (Ais, 2015)

Orang tua tentu punya cara tersendiri dalam memberikan dukungannya kepada
anak. Latar belakang keluarga diyakini menjadi faktor penentu bagaimana orang tua
mengasuh anaknya. Pernyataan ini didukung oleh penelitian dari Keshavarz (2009)
bahwa perilaku dan keterlibatan orang tua berperan penting dalam perkembangan
ketrampilan sosial dan kognitif anak. Perilaku mengasuh anak dan dampaknya
bervariasi antar budaya. Dalam kegiatan parenting ini, orang tua akan memberikan
perhatian, peraturan, disiplin, penghargaan, dan hukuman, serta merespon kebutuhan
anak. Sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dievaluasi, dan ditiru oleh
anak, yang kemudian secara disadari atau tidak diserap dan menjadi kebiasaan anak.

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa pola asuh adalah sebuah cara yang dilakukan
orang tua terhadap anak dalam memberikan bimbingan atau arahan kepada anak agar
anak memiliki karakter yang sesuai dengan arahan orang tuanya.

B. MACAM-MACAM POLA ASUH

Baumrind dalam (Santrock, 2020: 257) menyatakan bahwa ada empat jenis atau
bentuk pola asuh, beberapa tipe atau bentuk pola asuh tersebut diantara yakni pola asuh
demokratis, otoriter, permisif, dan penelantaran. Beberapa tipe atau bentuk pola asuh

3
tersebut memang cenderung memiliki perbedaan yang mencolok, bahkan memiliki sifat
pola asuh yang berbanding terbalik seperti bentuk pola asuh otoriter dengan tipe pola
pengasuhan demokratis. Kemudian tipe pola asuh permisif memiliki sedikit kesamaan
dengan tipe atau bentuk pola asuh penelantaran. Berikut ini penjelasan dari macam-
macam pola asuh diantaranya :

1. Pola asuh demokratis


Tipe pola pengasuhan demokratis adalah pola asuh yang memungkinkan orang tua dan
anak bekerja sama lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuhan demokratis
memiliki karakteristik khusus bahwa orang tua akan memberikan kepercayaan berupa
kebebasan anaknya dalam berkrativitas. Pola ini menunjukan bahwa sosialisasi terjalin
dengan baik dalam keluarga. Banyak keluarga memiliki masalah karena kurangnya
hubungan pribadi sehingga hal ini menunjukan pentingnya keharmonisan dalam
keluarga.
2. Pola asuh permisif
Menurut (Badriah & Fitriana, 2018), Tipe pola asuh seperti ini menawarkan
pengawasan yang sangat longgar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
melakukan sesuatu tanpa pengawasan orang tua yang memadai. Mereka cenderung
tidak menegur atau memperingatkan anak-anak ketika mereka dalam keadaan bahaya,
dan menawarkan sedikit bimbingan. Tipe pola asuh orang tua ini bersifat hangat
sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola asuh permisif akan menghasilkan ciri-ciri
anak yang memberontak, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri dan kurang
percaya diri.
3. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang harus
dipatuhi. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum. Orang
tua beranggapan bahwa untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan, anak harus patuh
karena aturan yang ditetapkan orang tua semata mata untuk kepentingan terbaik anak.
Orang tua tidak ingin berpikir bahwa peraturan yang kaku justru akan menimbulkan
serangkaian efek. Pola asuh otoriter cenderung berdampak negatif pada anak, pola asuh
seperti ini biasanya memunculkan karakteristik anak yang pemalu, pemdiam, tertutup
atau introvert, gemar menentang atau memberontak, melanggar norma-norma, dan
berkepribadian lemah.
4. Pola asuh penelantaran

4
Menurut (Badriah & Fitriana, 2018), mengemukakan bahwa orang tua tipe ini
umumnya memberikan sedikit waktu dan biaya yang sangat minim kepada anak-
anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk kebutuhan pribadi seperti bekerja,
mereka tidak ingin terlibat dalam kehidupan anak-anak dan bahkan anak-anak
dibiarkan melakukan sesuka mereka. Pola asuh penelantar ini akan menghasilkan
karakteristik anak yang agresif, tidak patuh aturan, kurang bertanggung jawab, tidak
mau mengalah, sering bolos dan menghasilkan ciri-ciri anak bermasalah.

C. PENGERTIAN GENERASI ALPHA

Generasi Alpha (Generasi A) adalah generasi yang lahir setelah tahun 2010.
Menurut Yeni (2015), istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh Mark McCrindle,
seorang peneliti sosial yang mengemukakan bahwa Generasi Alpha (Generasi A)
merupakan kelanjutan dari Generasi Z. Anak-anak ini yang lahir setelah tahun 2010
adalah generasi yang paling paham dengan internet. Di masa depan, anak-anak
Generasi A ini diprediksi tidak dapat dipisahkan dari gadget, kurang bersosialisasi, dan
kurang kreatif serta lebih individualistis.(Novianti et al., 2019).
Anak-anak generasi alpha berada dalam masa keemasannya, artinya pertumbuhan
dan perkembangan pada masa ini sangat pesat dan tidak berulang, seperti aspek fisik
dan motorik, kognitif, sosial dan emosional, serta perkembangan bahasa yang harus
distimulasi dengan baik dan benar.
Secara aspek sosial menurut Dr. Neil Aldrin, M.Psi, psikolog, Generasi alpha
tumbuh di zaman yang berteknologi maju, sehingga cenderung lebih praktis dan
materialistis. Mereka juga berpikir dengan sangat praktis, kurang berorientasi pada
nilai, dan umumnya lebih egois dari pada generasi sebelumnya. Kemajuan teknologi
yang pesat di masa depan ini tentunya akan memengaruhi gaya belajar, materi yang
dipelajari di sekolah, sampai dengan pergaulan mereka sehari-hari. Dari semua yang
mereka dapatkan sebelumnya, Generasi Alpha ini akan lebih pintar dibandingkan
generasi sebelumnya. Seperti yang ditunjukkan professor of demography and director
of the Australian demographic and social research institute, peter mcdonald. “Tentu
saja, Generasi Alpha akan lebih pintar. Karena mereka memiliki lebih banyak akses
informasi dari pada sebelumnya” Mendidik Generasi Alpha menjadi orang tua dari
generasi yang sangat akrab dengan teknologi dan generasi yang paling cerdas bukan,
bukan berarti hal yang mudah. (Novianti et al., 2019)

5
D. KARAKTERISTIK GENERASI ALPHA

Sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan, anak-anak Generasi Alpha dapat
dikatakan memiliki karakteristik atau ciri-ciri karakter yang berbeda dengan karakter
generasi sebelumya. Adapun ciri-ciri tersebut antara lain :
1. Berprilaku instan dan praktis
Seperti yang dikemukakan oleh Santosa (2015:21), anak Generasi Alpha
cenderung praktis dan cepat bertindak. Anak-anak Generasi Alpha menyukai
pemecahan masalah yang praktis. Mereka enggan meluangkan proses yang panjang
untuk menghadapi masalah. Hal ini disebabkan karena anak-anak ini lahir di dunia
yang instan, misalnya : dimulai dari bangun tidur, makan, pergi ke sekolah, belajar,
semuanya serba instan. Sebaiknya orang tua perlu mendidik anak generasi alpha ini
mengenai konsep ketekunan dan proses komitmen untuk menyelesaikan tugas.
2. Cinta kebebasan dan perubahan perilaku
Menurut Ratuliu (2018:3), menyatakan bahwa cinta kebebasan dan
perubahan perilaku tentu banyak perbedaan dalam antara masa lalu dan masa
sekarang, salah satunya adalah perubahan perilaku anak dari generasi ke generasi.
Kita sering mendengar cerita tentang perbedaan generasi sekarang dengan generasi
sebelumnya.
3. Percaya Diri
Anak-anak generasi ini dilahirkan dengan tingkat kepercayan diri yang
tinggi. Ini adalah sikap yang sangat positif. Tetapi anak-anak ini juga perlu tahu
bahwa untuk menjadi sukses, harus ada keseimbangan antara kepercayaan diri dan
kemandirian. Sebagai orang tua harus menyediakan lingkungan yang kondusif
untuk anak agar kepercayaan diri dan untuk mengembangkan ketrampilan mereka
sendiri. Anak-anak akan mulai percaya diri dengan melangkah tanpa bantuan orang
tua.
4. Keinginan kuat untuk mendapatkan pengakuan
Setiap orang membutuhkan pengakuan atas kerja kerasnya. Selain itu,
generasi ini cenderung ingin mendapatkan penghargaan, seperti : pujian, hadiah,
ataupun penghargaan lainnya.
5. Jauh dari buku dan majalah
Saat membuka atau menelusuri Google maka jendela duni akan terbuka,
dalam artian semua informasi dan gambar-gambar tentang topic yang dicari akan

6
muncul dalam Google tersebut. Buku dan majalah juga digantikan oleh buku
elektronik atau e-book.
6. Terbiasa dengan digital dan teknologi informasi
Generasi ini mahir dalam menggunakan semua jenis perangkat yang
tersedia, dan semua anak-anak ini lebih suka berkomunikasi melalui dunia maya
dan media sosial dari pada menghabiskan waktu tatap muka dengan orang lain.
7. Tantangan untuk orang tua
Tantangan terbesar bagi orang tua dan pendidik adalah ketidakmampuan
memberikan informasi yang memadai kepada anak. Generasi ini juga lebih suka
mencari jawaban di internet dari pada orang tuanya. (Novianti et al., 2019)

Menurut Lickona (1991) dalam Syamsudin dan Nursayam (2019:7), ada tujuh
alasan mengapa pendidikan karakter itu harus disampaikan, diantaranya : 1). Cara
terbaik menjamin para anak-anak untuk memiliki kepribadian yang baik dan benar
dalam kehidupannya, 2). Cara-cara untuk meningkatkan kinerja sekolah, 3). Beberapa
siswa tidak mampu membentuk karakter yang kuat di tempat lain, 4). Mempersiapkan
siswa untuk menghargai orang lain dan hidup dalam masyarakat yang beragam, 5).
Menggali akar permasalahan yang berkaitan dengan masalah moral dan sosial, seperti
: ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran, tindakan seksual, dan etika
kerja (pendidikan rendah), 6). Persiapan terbaik untuk berperilaku di tempat kerja, 7).
Mempelajari nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari karya peradaban. (Yasir &
Susilawati, 2021).

E. POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP GENERASI ALPHA

Pada saat ini, anak usia dini termasuk dalam kategori generasi alpha yang dapat
diartikan sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di era digitalisasi. Beberapa orang
beranggapan bahwasannya generasi alpha merupakan generasi yang cukup pintar
dalam menghadapi teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi, anak harus
mendapatkan pendidikan yang baik dari orangtua, guru, dan juga lingkungan
sekitarnya.
Peran orangtua sangatlah penting dalam hal pendidikan karena pendidikan
pertama anak yakni dari orangtua, maka dari itu orangtua berhak memberikan pola asuh
yang baik serta menanamkan karakter ketika mendidik anak. Mendidik anak pada era
ini sangat tidak mudah, karena anak usia dini saat ini merupakan generasi alpha yang

7
akan terus bergantung pada teknologi. Anak dapat mengakses teknologi dengan mudah.
Adanya kebebasan anak dalam mengakses teknologi ini akan memberikan dampak
yang buruk bagi perkembangan anak.
Ketika mendidik generasi alpha, orang tua milenial diharuskan mengikuti
berbagai macam kegiatan mengenai tentang pengasuhan anak di era digital contohnya
seperti mengikuti kegitaan seminar, loka karya, dll. Yang bertujuan untuk mengetahui
tentang berbagai macam kebutuhan anak serta untuk meningkatkan pengetahuan dalam
mengasuh anak yang tepat untuk menciptakan perkembangan anak yang optimal.
Salah satu hasil penelitian yang ditunjukkan Harvard Family Research Project’s
(HFRP) yang memperlihatkan bahwa keterlibatan orangtua memiliki kaitan erat dengan
hasil prestasi anak. Penemuan ini secara konsisten telihat, pada indikasi-indikasi
kesuksesan anak, apakah itu nilai, skor tes yang memiliki standar, atau metode
pengukuran lain termasuk penilaian guru. Bagaimana orang tua anak melibatkan diri
adalah faktor kunci dalam meningkatkan prestasi anak dan juga menjaga kedewasaan
mentalnya. Keterlibatan dan dukungan orang tua memberi pengaruh utama pada
keberhasilan anak. Mengembangkan rasa kemasyarakatan adah tujuan penting dalam
pendidikan anak.

F. TANTANGAN ORANGTUA SAAT MENGASUH GENERASI ALPHA

Tantangan terbesar orang tua terhadap generasi alpha yaitu ketika kita tidak
dapat memberikan/menyediakan informasi yang cukup untuk anak. Generasi ini pun
jadi lebih suka mencari jawaban melalui internet dari pada bertanya secara langsung
kepada orang tua. Tantangan selanjutnya yakni pada saat anak merasa belum siap secara
mental untuk menerima informasi yang kurang sesuai dengan usianya. Maka dari itu,
orang tua perlu untuk terus meningkatkan diri. Orang tua hrus mengetahui informasi-
informasi terkini dalam era digital. Jangan sampai orang tua tidak mengetahui informasi
sedikitpun mengenai topik yang sedang dibicarakan oleh anak. Jangan pernah
meninggalkan anak terlalu lama dengan rasa penasaran terhadap topik-topik tertentu.
Segera cari jawaban bersama-sama untuk didiskusikan. Karena dalam hal ini penting
supaya orangtua tetap menjadi andalan anak untuk membimbingnya di saat anak tidak
memiliki jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan oleh anak.

8
G. DAMPAK KETIKA TIDAK MELAKUKAN PENGASUHAN SECARA BAIK
TERHADAP GENERASI ALPHA

Mendidik generasi alpha di era digital, orangtua memiliki peranan yang sangat
penting. Beberapa orang sering beranggapan bahwasannya generasi alpha merupakan
generasi cerdas yang dapat menghadapi kemajuan teknologi. Stigma tersebut dapat
terjadi apabila bimbingan serta pendidikan yang telah diberikan oleh orang tua kepada
anak sudah cukup baik dan bijak dalam menggunakan teknologi, agar anak dapat
terhindar dari pengaruh negatif yang akan disebabkan oleh kemajuan teknologi saat ini.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Parenting atau yang lebih dikenal pola asuh yaitu interaksi antara orang tua dan
anak untuk memberi bimbingan dan arahan hingga anak mengerti akan arti kehidupan.
setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, latar belakang keluarga
merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Ada banyak macam-
macam pola asuh diantaranya yaitu pola asuh demokratis, pola asuh permisif, pola asuh
otoriter, dan pola asuh penelantaran.
Setiap generasi memiliki cara pola asuh yang berbeda, orang tua harus
menerapkan pola asuh sesuai dengan kebutuhan di zaman anak contohnya pada
generasi alpha. Karakteristik generasi alpha yaitu jauh dari buku dan majalah seta
terbiasa dengan teknologi digital. Mendidik anak pada era ini tidak mudah karena anak
generasi alpha akan tumbuh di era digitalisasi sehingga orang tua di tuntut untuk
mengikuti perkembangan teknologi. Ada tantangan tersendiri bagi orang tua ketika
mendidik anak generasi alpha, orang tua harus update mengenai informasi terkini dan
mengawasi aktifitas digital yang dilakukan oleh anak supaya anak terhindar dari
pengaruh negatif yang disebabkan oleh kemajuan teknologi.

B. SARAN
Dari pemaparan di atas, sudah kita ketahui bahwasanya generasi alpha hidup di
zaman digital. Sebagai orang tua hendaknya menerapkan pola asuh yang tepat untuk
anak generasi alpha. Karena sejatinya anak adalah generasi penerus bangsa, jangan
sampai dengan perkembangan teknologi ini dapat menimbulkan dampak negatif untuk
anak-anak yang akan mengancam diri dan bangsanya sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ais, L. K. (2015). Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan Anak Usia Dini. 1(1), 1–21.

Astuti, A. R. T., Herman, H., Hadawiah, R., & Ardiyanti, N. (2018). Tantangan Parenting
dalam Mewujudkan Moderasi Islam Anak. AL-MAIYYAH: Media Transformasi Gender
dalam Paradigma Sosial Keagamaan, 11(2), 301-320.

Badriah, E. R., & Fitriana, W. (2018). Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Potensi
Anak Melalui Homeshooling Di Kancil Cendikia. Comm-Edu (Community Education
Journal), 1(1), 1–8. https://doi.org/10.22460/comm-edu.v1i1.54

Handayani, R., Purbasari, I., & Setiawan, D. (2020). Tipe-Tipe Pola Asuh Dalam Pendidikan
Keluarga. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 11(1), 16–23.
https://doi.org/10.24176/re.v11i1.4223

Novianti, R., Hukmi, & Maria, I. (2019). Generasi Alpha-Tumbuh Dengan Gadget Dalam
Genggaman. Pendidikan & Sosial, 8(2), 65–70.

Novianti, R., Hukmi, H., & Maria, I. (2019). Generasi Alpha–Tumbuh Dengan Gadget Dalam
Genggaman. Jurnal Educhild: Pendidikan Dan Sosial, 8(2), 65-70.

Novianti, Ria, et al. “Generasi Alpha-Tumbuh Dengan Gadget Dalam Genggaman.”


Pendidikan & Sosial, vol. 8, no. 2, 2019, pp. 65–70.

Ramadani, P., Khaerat, A. U., & Darwis, N. I. Digital Parenting: Mendidik Anak Gen Alpha
Bagi Orang Tua Milenial. JOURNAL OF EDUCATIONAL TECHNOLOGY,
CURRICULUM, LEARNING AND COMMUNICATION, 2(3), 67-72.

Suhada, Nur Kisti, et al. “Journal of Educational Technology, Curriculum, Learning, and
Communication.” Journal of Educational Technology, Curriculum, Learning, and
Communication, vol. 1, no. 1, 2021, pp. 8–12.

Wati, K., Lubis, M., & Walid, A. (2021). PERANAN PESANTREN DALAM
MENGHADAPI GENERASI ALFA DAN TANTANGAN DUNIA PENDIDIKAN ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Attadib: Journal of Elementary Education, 5(2), 131-139.

Widjayatri, R. D. (2022). PERAN ORANG TUA MILENIAL DALAM MENDIDIK


GENERASI ALPHA DI ERA DIGITAL. QURROTI: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
ANAK USIA DINI, 4(1), 20-32.

11
Yasir, M., & Susilawati. (2021). Pendidikan Karakter Pada Generasi Alpha : Tanggung Jawab,
Disiplin, dan Kerja Keras. Jurnal PKM: Pengabdian Kepada Masyarakat, 04(03), 309–
317.

12

Anda mungkin juga menyukai