Bab Xi. Kesehatan Lingkungan Industri
Bab Xi. Kesehatan Lingkungan Industri
1
BAB XI. KESEHATAN LINGKUNGAN INDUSTRI
- berskala besar
- menggunakan teknologi maju dan teruji
- lokasi dekat dengan bahan baku
- Padat modal
2. Industri hilir --- perpanjangan industri hulu
Sifat :
2
- tata letak pabrik dan pengolahan limbah pada proses belum diperhatikan
• Industri secara konvensional dibagi menjadi:
1. Industri primer : mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi
(pertanian dan pertambangan)
2. Industri sekunder: mengubah bahan setengah jadu menjadi bahan jadi
3. Industri primer : industri yang sebagian besar meliputi industri jasa dan
perdagangan.
Gambar 10.1. Skema input-output dan kemungkinan limbah pada proses industri
• Perhatian besar terhadap lingkungan dimulai pada akhir tahun 1960 an dan awal 1970
an, saat itu masalah masih bersifat setempat, yaitu:
- pencemaran dari pipa
- cerobong asap pabrik
- pencemaran sungai karena limbah-limbah cair pabrik kimia
• Tahun 1980an, persoalan bersifat politik:
- hujan asam
- menipisnya lapisan ozon
- meningkatnya suhu bumi
• Akibat-akibat aktivitas industri terhadap lingkungan:
a. 4 Desember 1984 --- rakyat Bhopa (India) ---
3
- ledakan tank toxic yang mengandung methylisoccyanate
- korban 3000 orang
b. 26 April 1984 --- Chernobyl (Ukraine)
- ledakan industri nuklir
- 31 orang tewas seketika
- 15000 orang lain akan meninggal 20 tahun kemudian
- 100 ha lahan terkontaminasi bahan-bahan radioaktif
c. 30 Januari 2001 --- Baia Mare (Romania)
- lebih dari 100.000 sianidaa bocor dari lokasi peleburan emas sungai Tisza
- merusak semua biota mahluk hidup di sungai sepanjang 400 km
d. Sekarang
- perubahan iklim dengan memanasnya suhu permukaan bumi (Global
warming) --- setiap tahun peningkatkan 20C, berakibat kekeringan dan
penurunan hasil produksi pertanian
- peningkatan ketinggian air laut sebesar 30 – 60 cm
- reaksi peningkatan suhu akan mendorong air didasar laut yang dingin
bergerak ke permukaan (proses osilasi)
- sehingga siklus el nino dan la nina semakin cepat, biasanya 10 tahun
menjadi 4 tahun sekali dengan dampak:
o efek bagi air bersih
o rusak biodiversiti
o wabah malaria – peningkatan suhu sehingga populasi nyamuk
o SARS dan flu burung
• Pencemaran terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk
kedalam lingkungan, sehingga terjadi perubahan terhadap kualitas lingkungan.
• Sumber bahan beracun dan berbahaya diklasifikasikan:
1. industri kimia organik dan anorganik
2. penggunaan B3 sebagai bahan baku dan bahan penolong
3. proses kimia, fisika dan biologi di dalam pabrik.
4
• Lingkungan sebagai wadah penerima akan menyerap bahan limbah tersebut sesuai
dengan kemampuan asimilasi.
• Daya dukung lingkungan : kemampuan lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena
interaksi pengaruh luar.
• Perubahan kualitas lingkungan : bahan pencemar yang masuk ke lingkungan akan
berinteraksi dengan satu atau lebih komponen lingkungan, sehingga terjadi perubahan
komponen lingkungan secara fisik, kimia dan biologi.
Gambar 10.2. Sistem identifikasi pencemaran
• Limbah industri : buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendali lingkungan, karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya disebut B3,
• Limbah B3 yaitu: bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk
merusak lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
• Beberapa kemungkinan akibat limbah masuk ke lingkungan:
a. lingkungan tidak mendapat pengaruh --- volume limbah kecil
b. ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran
c. memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran
• Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah:
a. Volume limbah
b. Kandungan bahan pencemar
c. Frekuensi pembuangan limbah
• Klasifikasi limbah dan karakteristiknya:
5
I. Nilai ekonomis
Limbah dimana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan nilai tambah.
Tetes --- dapat digunakan untuk bahan baku pada industri alkohol
II. Non-ekonomis
Limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak memberikan
nilai tambah, kecuali sekedar untuk mempermudah sistem pembuangan.
• Limbah industri:
a. limbah cair: proses pendinginan mesin, pencucian
b. limbah gas dan partikel
c. limbah padat : padat, lumpur dan bubur sisa proses pengolahan
- limbah padat didaur ulang (plastic, tekstil, potongan logam)
- limbah padat tidak memiliki nilai ekonomis.
• Pengolahan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis:
a. ditumpuk pada areal tertentu :
merusak pemandangan, tanah rusak, air yang meresap ke dalam tanah
terkontaminasi bakteri. Adanya penimbunan mengakibatkan permukaan tanah
menjadi rusak, dan pada musim kemarau timbunan akan mengering yang
menyebabkan kebakaran.
b. pembakaran :
asap, debu dan bau, sumber pencemaran udara dengan diemisikannya bahan
pencemar baru seperti NO x , HC, CO, partikel dan SO 2 .
c. pembuangan:
6
beberapa industri pabrik membuang limbah padatnya ke sungai dengan harapan
akan larut atau membusuk di dalam air. Setiap pembuangan bahan padat akan
menambah jumlah padatan total (total solid) didalam air.
• Sumber limbah padat : pabrik gula, pulp dan rayon, plywood, pengawetan buah, ikan,
daging.
• Klasifikasi limbah padat:
a. limbah padat yang sukar terbakar
b. limbah padat yang sukar terbakar
c. limbah padat padat yang mudah membusuk
d. debu
e. lumpur
f. limbah yang dapat didaur ulang
• Sistem penimbunan limbah dibedakan menjadi:
1. limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan
2. limbah padat yang dapat ditimbun, tetapi berbahaya
3. limbah padat yang tak dapat ditimbun
• Bahan-bahan lain yang berbahaya dalam pabrik
Disamping polutan (bahan pencemar) yang lepas ke udara, terdapat bahan tertentu
yang disimpan ataupun masih dalam proses pabrik.
Sifat racun suatu bahan belum tentu sama dengan sifat bahaya. Bahan yang bersifat
racun belum tentu menimbulkan bahaya apabila bahan tersebut dipergunakan
secara tepat.
Sifat racun menunjukkan efek biologis atau kemampuan untuk melukai tubuh,
sedangkan sifat bahaya menunjukkan kemungkinan kerugian.
Bahan semacam ini digunakan sebagai bahan penolong maupun bahan utama
industri kimia: Benzena, siklo-hexanol, asam sulfat, amonium hidroksida, amonium
sulfat, amonium nitrat dll.
7
11.3. Pengenalan, Evaluasi dan Pengendalian Bersih
8
- biaya pengadaan peralatan
- biaya tenaga lsitrik dan tenaga kerja
- biaya bahan penolong (bahan kimia, bakteri, dan lain-lain)
- biaya pemeliharaan
- biaya instalasi
• Pengolahan limbah
Limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan jika mengandung
bahan pencemar yang mengakibatkan rusaknya lingkungan, atau paling tidak berpotensi
menyebabkan pencemaran lingkungan.
Bahan baku
Industri
Limbah Produk
Konsumen
Pengolahan
Limbah
Pengolahan
Produk
Pembangunan
memenuhi
9
Konsumen Produk syarat
Tabel 10.3. Jenis Kegiatan dan Tujuan Pengolahan imbah
3 Penjebak lemak dan buih Skimmer dan Gresetrap Memisahkan bahan-bahan terapung
10 Karbon aktif Saringan dengan karbon Menghilangkan senyawwa organik yang tak
aktif dapat terurai
• Pemantauan lingkungan
Perubahan yang terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, baik secara alami
maupun karena adanya komponen/unsur baru yang masuk ke dalam lingkungan perlu
dipantau.
10
Literatur:
Achmadi, Umar Fahmi, 1991. Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di
Indonesia, Jakarta: UI Press
Anwar Hadi, 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Heryando Palar. Drs. Pencemaran dan Toksikologi logam Berat. Penerbit Rineka Cipta. 2004.
Juli Soemirat Slamet. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lutfi, Achmad. 2009. Sumber dan Komponen Bahan Pencemar Tanah. Jakarta
http://wellyaterforum.wordpress.com/2011/11/23/baku-mutu-lingkungan/
11