Pertanian, Upaya
Mewujudkan
Ketahan Pangan di
Era Baru
Secara harfiah, pengertian digitalisasi adalah perubahan dari cara konvensional
(analog) ke sebuah sistem digital berupa teks, angka, audio, dan visual. Dengan
kata lain digitalisasi sistem pertanian adalah sebuah terobosan mengenai
informasi pertanian dalam satu platform (wadah).
“Hari ini kami melakukan Tani on Stage, memperkenalkan digitalisasi pertanian, termasuk dalam memasarkan
produk hortikultura Indonesia dengan cara online atau digital,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto.
Sederet acara dilangsungkan termasuk penandatanganan kontrak kerja sama untuk ekspor tanaman hias. Selain itu,
juga dilakukan penyerahan KUR oleh BNI kepada debitur dan penyerahan benih tanaman hias kepada petani plasma
oleh CV Minaqu. Turut serta dalam rangkaian kegiatan ini , dilakukan soft launching Horti Mart dan peluncuran mobil
berpendingin sebagai moda transportasi yang diperuntukkan para petani maupun pelaku usaha hortikultura.
Dalam acara ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyaksikan langsung proses penandatanganan kerja sama
ekspor tanaman hias Indonesia dengan tujuh buyer dari enam negara secara virtual. Ekspor tanaman hias yang
dilakukan oleh CV Minaqu Home Nature. Ke enam negara tujuan ekspor ini terdiri dari Jerman, Inggris, Cyprus, Korea
Selatan, Amerika Selatan dan Kanada.
"Ekspor tanaman hias senilai Rp 2,1 triliun ini tidak main-main karena memang kita punya potensi yang luar biasa,"
ujar Syahrul langsung dari Solok – Sumatera Barat.
Dirinya mengatakan, pemerintah akan terus berupaya untuk mendorong para pelaku usaha sektor pertanian,
khususnya florikultura dalam menjamah pasar ekspor. Menurutnya, nilai ekspor oleh Minaqu Indonesia kali ini
merupakan nilai yang sangat besar. Hal ini membuktikan, peluang ekspor tanaman hias dari Indonesia kian terbuka
seiring luasnya keanekaragaman hayati yang dimiliki.
Secara rinci, ekspor ini terdiri dari 3 juta tanaman ke Jerman, 362 ribu tanaman ke Inggris, 500 ribu tanaman ke
Cyprus, 1 juta tanaman ke Korea Selatan, 4 juta tanaman ke Amerika Serikat, serta 1,2 juta tanaman ke Kanada.
Permintaan tanaman hias yang tinggi ke Indonesia ini, lanjut Syahrul, mencerminkan besarnya kebutuhan dunia untuk
produk florikultura. Pemerintah menghargai upaya para petani tanaman hias yang selama ini terus membudidayakan
aneka tanaman sehingga bisa dikenal pasar global.
Menurutnya, hal itu menjadi salah satu alternatif bidang usaha di tengah tantangan pandemi Covid-19. Syahrul pun
mendorong penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh para petani dalam memenuhi kebutuhan usahanya di bidang
tanaman hias.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengatakan, kontrak ekspor tersebut berlangsung
untuk jangka waktu dua tahun ke depan. Guna mendukung kegiatan ini, BNI turut mengucuran fasilitasi KUR hingga
Rp 50 juta per debitur.
"Minaqu Indonesia sudah pernah ekspor tapi kali ini skala besar. Kami akan dukung untuk mengembangkan plasma-
plasma petani. Ada 1.000 plasma yang akan difasilitasi di sini dengan paket dengan paket berupa kultur jaringan
yang dikembangkan oleh CV Minaqu, sarana produksi dan rumah lindung,” ujarnya bertempat di Kantor Ditjen
Hortikultura.
Di tempat yang sama, Prihasto turut meresmikan Hortimart. Hortimart merupakan sebuah show window produk
hortikultura dengan mendatangkan langsung dari lahan para petani. Asosiasi Pasar tani menggawangi isi produk
yang ada pada Hortimart. Kiprah Pasar Tani menghantarkan produk hortikultura cukup diancungi jempol. Gerai
berupa tenda lapak di daerah kini bahkan sudah masuk ke area mal wilayah Jabodetabek, Bandung, Kalimantan dan
Jogja.
“Adanya pandemi diakui tidak menjadi masalah bagi Pasar Tani. Penjualan sayur dan buah dapat berjalan dengan
baik baik offline maupun online. Penjualan online kami juga berjalan dengan baik dan optimal,” ujar Ketua Pasar Tani
Pusat, Wihartati.
Tidak hanya online, penjualan offline di mal-mal, kata Wihartati, juga padat permintaan. “Jika dulu di awal perjuangan
kami menembus mal sangat luar biasa, kini juga sebaliknya. Kami justeru banjir pesanan dari pihak mal untuk
melakukan display di tempat mereka,” terangnya.
Sebagai informasi, Pasar Tani merupakan asosiasi petani di bawah binaan Ditjen Hortikultura. Berdiri sejak 2021 lalu
dan berada di 50 lokasi. Targetnya, tahun ini meningkat menjadi 1000 lokasi.
“Pasar tani untuk mendekatkan petani ke pelaku pasar, supaya keuntungan yang diterima itu oleh pasar tani. Bukan
middle man. Pasar Tani Goes to Mall dilakukan di mal supaya kalangan menengah itu tahu bahwa produk lokal kita
itu memiliki kualitas yang bersaing. Jadi bisa kita sandingkan dengan produk impor. Inilah pesan yang pentingnya,”
jelas Prihasto.
Usai meresmikan Horti Mart, Prihasto meresmikan mobil berpendingin dengan tujuan ke Kalibata City sebagai salah
satu mitra Pasar Tani. Dalam wawancara dengan wartawan, Prihasto meyakini bisnis hortikultura merajai dunia
pertanian. Pandemi Covid 19 ini justeru menjadi peluang bagi petani dan pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis
hortikultura. Dengan keyakinan bahwa komoditas hortikultura sebagai penguat imun tubuh, bisnis hortikultura baik
online maupun offline akan berjalan dengan baik.
“Seperti yang kita ketahui, selama pandemi ini orang masih takut masuk pasar. Nah oleh anak-anak muda ini
dijadikan peluang bisnis dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Tidak heran, bisnis e-commerce berbasis
komoditas hortikultura tumbuh subur. Dengan teknologi yang ada, semua pasar dapat terkoneksi dengan baik.
Pemasaran hortikultura terselesaikan dan Kementerian Pertanian memiliki big data untuk ketersediaan pasokan
hingga lima tahun ke depan,” paparnya.
Dirinya menekankan bahwa, Kementerian Pertanian sangat memperhatikan kesejahteraan petani dan sekaligus
kebutuhan konsumen akan pasokan produk pertanian berkualitas. Salah satunya wujudnya dengan membangun
kampung-kampung hortikultura dengan tujuan menciptakan produk pertanian yang berkualitas untuk konsumsi, juga
termasuk target ekspor.