Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN KONTRASEPSI IMPLANT

A. Defenisi

Susuk Kb/Implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK). Implant

merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet

silastik yang berisi hormone, dipasang pada lengan atas.

Kontrasepsi Implant adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung


progestin dosis rendah, diinsersi subdermal dengan masa kerja panjang.

B. Jenis
1. Non-Biodegradable Implant

Dengan ciri-ciri :

a. Norplant

- Dipakai sejak tahun 1987

- Terdiri dari 6 kapsul kosong silastik (karet silicone) yang diisi dengan hormone

levonogestrel dan ujung-ujung kapsul ditutup dengan Silastic-adhesive. Tiap

kapsul panjang 34 cm, Diameter 2,4 mm dan berisi 36 mg Levonogestrel.

- Sangat efektif untuk mencegah kehamilan untuk 5 tahun.

- Pada tahun 2004 jenis ini paling banyak dipakai.

b. Norplan-2

- Dipakai sejak tahun 1987

- Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat dengan panjang setiap batang 44 mm.

- Masing-masing batang diisi dengan 70 mg Levonogestrel di dalam matriks

batangnya.

- Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun. Pelepasan hormone


setiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama, kemudian menurun

sampai 30-85 mcg perhari untuk 5 tahun berikutnya.

2. Biodegradable Implant

Yang sedang diuji coba saat ini :

a. Capronor

Suatu kapsul polymer berisi hormone Levonogestrel dengan daya kerja 18 bulan.

b. Pellets

Berisi Norethindrone dan sejumlah kecil kolestrol, daya kerja 1 tahun.

3. Implan Jadena

Jadelle atau Jadena adalah AKBK dua batang yang melepaskan Levonogestel

(sekitar 35 Ig/hari hingga 18 bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik

dengan Norplant. Implant Jadena merupakan salah satu jenis kontrasepsi Implant dengan

lama kerja 3 tahun, yang terdiri dari 2 batang kapsul silastik yang mengandung 75 mg

Levonogestrel.

Jadena melepas hormone Levonogestrel dengan dosis bertahap yaitu 60-70 Ig/

hari pada bulan pertama pemasangan, 35-45 Ig/hari pada akhir tahun pertama

pemasangan dan 25-30 Ig/hari pada akhir tahun ketiga.

4. Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastik dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg

Nomegestrol Asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100ℳg/ hari lama kerja 1 tahun.

5. Capronor

Terdiri dari 1 kapsul Biodegradable yang melepaskan progestin dari bahan


pembawa yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Memiliki diameter 0,24
cm, terdiri dari 2 ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg Levonogestrel dan
kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg Levonogestrel, lama kerja 12-18
bulan
C. Indikasi
1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka panjang yang lama

tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.

2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen yaitu

wanita yang menderita Tumor yang dipengaruhi oleh Hormon estrogen. Misalnya

pada Miometrium, tumor akan membesar apabila kadar estrogen meningkat.

D. Kontra Indikasi Implant


1. Kehamilan atau diduga hamil, karena berdasarkan tujuan dari pemakaian , kontrasepsi

Implant adalah mencegah terjadinya kehamilan, sehingga seorang wanita tidak

diperbolehkan menggunakan kontrasepsi Implant karena tidak efektif.

2. Perdarahan traktus genetalia yang tidak diketahui penyebabnya.

3. Tromboflebitis aktif atau penyakit Trombo-Emboli, kontrasepsi yang mengandung

progesterone dapat meningkat elastisitas vena dan kemampuan pengisian vena,

sehingga aliran darah menjadi lambat bahkan sampai dapat terjadi statis vena yang

dapat mengakibatkan Trombo-Emboli yang dapat memperburuk keadaan.

4. Penyakit hati akut, hal ini karena penggunaan kontrasepsi Implant dapat

menyebabkan kolestatis intrahepatic yang pada akhirnya menimbulkan pruritus dan

icterus.

5. Tumor hati jinak atau ganas, hal ini karena penggunaan kontrasepsi Implant terjadi

rupture dan perdarahan intraperitoneal karena tumor hati jinak atau ganas sangat kaya

dengan pembuluh darah.

6. Karsinoma payudara atau tersangka karsinoma payudara, karena payudara merupakan

target dari kontrasepsi Implant yang mengandung hormone progesterone yang akan

memperburuk kondisi.

7. Tumor atau neoplasma ginekologi, kontrasepsi Implant akan memicu pertumbuhan


mioma.

8. Penyakit jantung, Hipertensi, Diabetes Mellitus. Untuk pasien jantung akan terjadi

kelainan pembuluh darah, Untuk Hipertensi dapat meningkatkan tekanan darah, untuk

Diabetes Mellitus dapat menyebabkan resitensi insulin ringan yang dapat

memperburuk toleransi glukosa.

E. Mekanisme Kerja Implan


Susuk atau Implant yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan

hormone progestin dengan kadar rendah. Kemudian hormone tersebut akan mencegah

ovulasi (pelepasan sel telur dalam siklus bulanan). Jika seorang wanita tidak berovulasi ia

tidak bisa hamil karena tidak ada sel telur untuk dibuahi.

Progestin yang dilepaskan oleh KB Implant juga akan menebalkan lendir di

sekitar leher rahim atau serviks. Hal ini akan mencegah sperma untuk memasuki Rahim.

Progestin juga akan meniposkan lapisan dinding Rahim, sehingga jika sperma yang

berhasil membuahi sel telur, telur tersebut akan sulit menempel pada dinding Rahim

untuk memulai kehamilan.

F. Cara Pemasangan dan Pencabutan Implant


Cara Pemasangan Implant

1. Cuci daerah insersi, lakukan tindakan antiseptik dan tutup sekitar daerah insersi

dengan kain steril.

2. Lakukan anastesi local (Lidokain) 1 % pada derah insersi, mula-mula disuntikkan

sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi kemudian anastesi diperluas sampai ke-6

atau ke-2 daerah, sepanjang 4 cm. Penyuntikan anastesi dilakukan tepat dibawah kulit,

sehingga lapisan luar kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya dan memudahkan

insersi.
3. Dengan pisau skapel/bisturi dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku.

4. Masukkan ujung trokar melalui insisi. Terdata 2 garis tanda batas pada trokar, 1 dekat

ujung trokar lainnya dekat pangkal trokar. Dengan perlahan-lahan trokar dimasukkan

sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar kurang lebih 4,4-5 cm. Trokar

dimasukkan sampai melakukan tekanan keatas tanpa merubah sudut permukaan.

5. Masukkan Implant kedalam trokarnya. Dengan batang pendorong, Implant didorong

perlahan-lahan ke ujung trokar sampai terasa adanya tekanan, dengan batang

pendorong tetap stationer, trokar perlahan-lahan ditarik kembali sampai garis batas

dekat ujung trokar terlihat pada insisi dan terasa Implantnya meloncat keluar dan

trokarnya, jangan keluarkan trokarnya. Raba lengan dengan jari untuk memastikan

Implantnya sudah berada pada tempatnya dengan baik.

6. Ubah trokar sehingga Implant berikutnya berada 15° dari Implant sebelumnya.

Letakkkan jari tangan pada Implant sebelumnya masukkan kembali trokar sepanjang

pinggir jari tangan sampai ke garis batas dekat pangkal trokar. Selanjutnya seperti

pada butir sebelumnya ulangi perosedur berikut sampai semua Implant telah

terpasang.

7. Setelah semua Implant terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka insisi dengan

kasa steril untuk mengurangi perdarahan lalu kedua pinggir insisi ditekan sampai

berdekatan dan ditutup dengan plester kupu-kupu, tidak diperlukan penjahitan luka

insisi.

8. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa untuk

mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4 hari

Cara Pencabutan Implant

1. Mempersiapan alat dan bahan


2. Setelah melakukan prosedur pembersihan kulit, lakukan tindakan anastesi dilokasi

pencabutan.

3. Sayatan kecil akan dilakukan di dekat bekas lokasi pemasangan Implant.

4. Mendorong ujung atas Implant dengan jari untuk mengeluarkan kearah sayatan dan

tarik Implant keluar.

5. Bekas luka sayatan ditutup dengan plester dan kasa kering tidak perlu dijahit.

6. Jika memerlukan Implant yang baru maka Implant akan dipasang diatas atau di bawah

posisi Implant sebelumnya atau di lengan satunya.

G. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implant


1. Keuntungan

a. Daya guna tinggi

b. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun

c. Pengembalian kesuburan yang cepat

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e. Bebas dari pengaruh estrogen

f. Tidak mengganggu kegiatan senggama

g. Tidak mengganggu ASI

h. Hanya kembali kontrol jika ada keluhan

i. Dapat dicabut setiap saat

j. Mengurangi jumlah darah haid

k. Mengurangi / memperbaiki anemia

2. Kerugian

a. Terjadi perubahan pola haid

b. Terjadi keluhan-keluhan seperti nyeri kepala, peningkatan berat badan, jerawat,

perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).


c. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

d. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

e. Pemakai Implant tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

f. Efektivitas menurun jika menggunakan obat-obat Tuberculosis (Rifampisin) atau obat

Epilepsy (Fenition dan Barbiturate).

g. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.

H. Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari Implant adalah perubahan pola haid terutama setelah

pemakaian 3-6 bulan pertama.

2. Efek yang paling sering terjadi :

- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid.

- Perdarahan bercak (spotting)

- Berkurangnya panjang siklus haid

- Amenorea

3. Pada sebagian akseptor perdarahan irregular akan berkurang dengan berjalannya

waktu.

4. Perdarahan hebat jarang terjadi.

5. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.

I. Kalsifikasi data
Data Subjektif

1. Ibu berusia 39 tahun

2. Ibu memiliki 2 anak

3. Ibu pasca melahirkan

4. Ibu baru pertama kali menggunakan kontrasepsi Implant.

5. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan menahun serta tidak ada penyakit
menular

6. Haid terakhir 18 April 2020

Data objektif

1. Keadaan umum baik

2. Kesadaran composmentis

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

4. Pemeriksaan fisik normal

5. Pemeriksaan laboratorium normal ( plano test negative ).

J. Diagnosis Medik
Berdasarkan dari data subjektif dan data objektif maka diagnose Medik yaitu Ibu dengan
akseptor Baru KB Implant.

K. Penatalaksanaan Medis Kontrasepsi Implan


Waktu mulai menggunakan implant

a. Setiap saat siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7 tidak diperlukan metode

kontrasepsi tambahan.

b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, yang penting tidak terjadi kehamilan. Bila

diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 haru saja.

c. Bila tidak terjadi haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal tidak terjadi

kehamilan.

d. Bila menyusui antar 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat

dilakukan setiap saat . Bila menyusui penuh, tidak perlu memakai metode

kontrasepsi lain.

e. Setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

f. Bila menggunakan kontarsepsi hormonal dan ingin mengganti dengan Implant,

insersi dapat dilakukan setiap saat, asal tidak hamil.

g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan

ingin menggantinya dengan Implant, insersi Implant dapat dilakukan setiap saat, asal

tidak terjadi kehamilan, tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

h. Bila kontrasepsi sebelumnnya adalah AKDR dan ingin mengganti dengan Implant,

Implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan jangan melakukan hubungan

seksual selama 7 hari saja.

i. Pasca keguguran Implant dapat segera diinsersi.

L. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium berupa tes kehamilan ( PP Test )

Jika hasil : Positif ( hentikan pemasangan kontasepsi)

Jika hasil : Negatif ( lakukan pemasangan kontrasepsi)


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “ S ” AKSEPTOR BARU KB IMPLANT

DI UPTD PUSKESMAS WOTU

Tanggal Kunjungan : 2022 Pukul : 09.00 Wita

Tanggal Pengkajian : 2022 Pukul : 09.05 Wita

Yang Mengkaji : ANITA

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF

1. Biodata Isteri/ Suami

Nama Ibu/Suami : Ny. S / Tn. B

Umur : 39 Th / 39 Th

Suku/ Bangsa : Toraja / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA/SMA

Pekerjaan : IRT/Petani

Alamat : Desa Madani

No. Tlp. : xx xx xx

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin memakai KB Implant

3. Status perkawinan
Umur kawin : 20 tahun

Lama kawin : 18 tahun

4. Riwayat menstruasi

a. Haid

Menarche : 12 tahun

Siklus : 7-8 hari

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari

Warnanya : Merah kehitaman

Baunya : Khas darah (amis)

Keluhan : Tidak ada

Fluor albus : Tidak ada

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang lalu

Kawin Kehamian Persalinan Anak Nifas KB

ke Ke UK Jenis Penolong Tempat Penyulit BB/PB ASI

1 I 39 Normal Bidan Puskesmas Tidak 3000 gr / Iya (+) Suntik

mg ada 50 Cm 1 bulan

2 II 39 Normal Bidan Puskesmas Tidak 2000 gr / Iya (+) Implant

mg ada 48 Cm

5. Riwayat kesehatan klien dan keluarganya

a. Riwayat kesehatan klien

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun.

Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.


b. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun

dan menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.

c. Riwayat KB yang lalu

Ibu mengatakan sejak setelah kelahiran anak pertama menggunakan KB suntik 1

bulan. Setelah melahirkan anak ke-2 ibu ingin menggunakan KB Implant.

d. Riwayat sosial Budaya

Ibu mengatakan tetap dekat dengan keluarga dan masyarakat.

6. Riwayat spiritual

Ibu mengatakan tetap mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

7. Pola kebiasaan sehari – hari

a. Pola Nutrisi

Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi nasi dengan lauk dan sayur, minum

air putih 7-8 gelas per hari.

b. Pola Aktivitas

Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga dengan dibantu suami dan

keluarga.

c. Pola Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam ±8 jam dan tidur siang ±1 jam per hari tanpa ada

keluhan.

d. Pola Eliminasi

Ibu mengatakan BAK ±6-7x/hari dan BAB ±1x/hari tanpa ada keluhan.

e. Pola Personal Hygiene

Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi setiap mandi, keramas 3x/minggu,

ganti baju setiap selesai mandi.


f. Pola Seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda –Tanda Vital

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Denyut nadi : 82 x/ menit

Pernafasan : 20 x/ menit

Suhu : 36,5℃

d. BB : 50 Kg

e. TB : 150 Cm

2. Pemeriksaan fisik khusus

a. Kepala : Simetris, tidak teraba benjolan dan bersih

b. Muka : Tidak pucat, tidak ada perubahan warna kulit, tidak oedema

c. Hidung : Bentuknya simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada

pernafasan cuping hidung

d. Telinga : Bentuknya simetris, pengeluaran serumen normal

e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada pembesaran tonsil

f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena

jugularis, tidak ada keterbatasan gerak


g. Payudara : Simetris, bentuk putting normal, tidak ada nyeri, tidak ada

benjolan

abnormal

h. Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limphe

i. Perut : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda kehamilan

j. Genitalia : Tidak ada varices, tidak ada kondiloma

k. Anus : Tidak ada haemoroid

l. Ekstermitas : Simetris, tidak oedema, tidak varices, tidak pucat/cyanosis pada

ujung jari dan telapak tangan.

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Diagnosa : Ny “ M ” dengan akseptor Baru KB Implant

Ds : Ibu mengatakan sekarang waktunya KB Implant

Do :

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV :

TD : 120/ 90 mmHg

N : 82 x/ menit

S : 36,50 C

P : 20 x/menit

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak ada
IV. TINDAKAN EMERGENCY DAN KOLABORASI

Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN

Diagnosa : Ny “ M ” dengan akseptor Baru KB Implant

Ds : Ibu mengatakan sekarang waktunya KB Implant

Do :

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV :

TD : 120/ 90 mmHg

N : 82 x/ menit

S : 36,50 C

P : 20 x/menit

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 60 menit diharapkan ibu sudah mengerti

tentang penjelasan bidan dan ibu mendapatkan KB Implant.

Kriteria hasil :

a. Ibu mendapatkan KB Implant

b. Ibu mengerti penjelasan bidan

Rencana tindakan

1. Jelaskan hasil pemeriksaan

Rasional: agar ibu menegetahui kondisinya


2. Jelaskan efek samping KB Implant

Rasional: Menambah pengetahuan ibu

3. Berikan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant dan efek samping kontrasepsi

Implant

Rasional: menambah pengetahuan ibu

4. Lakukan tindakan pemasangan kontrasepsi Implant

Rasional: mempercepat prosedur yang akan dilakukan dengan teliti

5. Beri terapi untuk membantu menghilangkan rasa nyerinya

Rasional: membantu meringankan rasa nyeri yang akan di derita ibu

6. Anjurkan untuk kembali 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada keluhan

Rasional: untuk mengetahui keadaan setelah dilakukan pemasangan

7. Lakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu

Rasional: pendokumentasian sebagai bukti tertulis dari tindakan nyang telah

dilakukan

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 2022

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien, bahwa keadaan ibu saat ini baik dan

dalam kondisi normal

2. Menjelaskan efek samping dari KB tersebut yaitu :

a. Nyeri kepala

b. Mual

c. Perdarahan pervaginam (spotting)

d. Pertambahan berat badan

3. Memberikan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant


a. Daya guna tinggi

b. Perlindungan jangka panjang ( 5 tahun )

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e. Bebas dari pegaruh estrogen

f. Tidak mengganggu kegiatan senggama

g. Tidak mengganggu ASI

h. Ibu hanya perlu kembali ke fasilitas kesehatan bila ada keluhan

i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

4. Melakukan tindakan pemasangan Implant dengan cara :

a. Cuci daerah insersi, lakukan tindakan antiseptic dan tutup sekitar daerah insersi

dengan kain steril.

b. Lakukan anastesi local ( lidokain ) 1 % pada derah insersi, mula-mula disuntikkan

sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi kemudian anastesi diperluas sampai ke-

6 atau ke-2 daerah, sepanjang 4 Cm. Penyuntikan anastesi dilakukan tepat

dibawah kulit, sehingga lapisan luar kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya

dan memudahkan insersi.

c. Dengan pisau skapel/bisturi dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku.

d. Masukkan ujung trokar melalui insisi. Terdapat 2 garis tanda batas pada trokar, 1

dekat ujung trokar lainnya dekat pangkal trokar. Dengan perlahan-lahan trokar

dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar kurang lebih 4,4-5

cm. Trokar dimasukkan sampai melakukan tekanan keatas tanpa merubah sudut

permukaan.

e. Masukkan Implant kedalam trokarnya. Dengan batang pendorong, Implant

didorong perlahan-lahan ke ujung trokar sampai terasa adanya tekanan, dengan


batang pendorong tetap stationer, trokar perlahan-lahan ditarik kembali sampai

garis batas dekat ujung trokar terlihat pada insisi dan terasa Implantnya meloncat

keluar dan trokarnya, jangan keluarkan trokarnya. Raba lengan dengan jari untuk

memastikan Implantnya sudah berada pada tempatnya dengan baik.

f. Ubah trokar sehingga Implant berikutnya berada 15° dari Implant sebelumnya.

Letakkkan jari tangan pada Implant sebelumnya masukkan kembali trokar

sepanjang pinggir jari tangan sampai ke garis batas dekat pangkal trokar.

Selanjutnya seperti pada butir sebelumnya ulangi perosedur berikut sampai semua

Implant telah terpasang.

g. Setelah semua Implant terpasang, lakukan peekanan pada tempat luka insisi

dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan lalu kedua pinggir insisi ditekan

sampai berdekatan dan ditutup dengan plester kupu-kupu, tidak diperlukan

penjahitan luka insisi.

h. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa untuk

mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4

hari.

5. Memberikan terapi kepada ibu untuk membantu menghilangkan rasa nyeri setelah

tindakan pemasangan KB Implant

a. Asam mefenamat 500 mg 3 x 1

b. Amoxillin 500 M

6. Menganjurkan ibu untuk kontrol kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk mengetahui

keadaan tempat pemasangan implant

7. Melakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu jika ibu kembali ber-KB atau

ganti KB yang baru


VII. EVALUASI

Tanggal : 2022

1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang dijelaskan oleh bidan

2. Ibu mengerti dan memahami tentang efek samping dari KB Implant

3. Ibu mengerti dengan HE tentang keuntungan kontrasepsi implant keuntungan

kontrasepsi Implant

4. Telah dilakukan pemasangan KB Implant

5. Telah dilakukan pemberian terapi untuk menghilangkan rasa nyeri setelah pemasangan

KB Implant

6. Ibu bersedia untuk melakukan control ulang pada tanggal 2022

7. Telah dilakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “ S ” AKSEPTOR BARU KB IMPLANT

DI UPTD PUSKESMAS WOTU

Tanggal Kunjungan : 27 April 2020 Pukul : 09.00 Wita

Tanggal Pengkajian : 27 April 2020 Pukul : 09.05 Wita

Yang Mangkaji : SUSI

A. Identitas Biodata Isteri/ Suami

Nama Ibu/Suami : Ny. S / Tn. B

Umur : 39 Th / 39 Th

Suku/ Bangsa : Toraja / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA/SMA

Pekerjaan : IRT/Petani

Alamat : Desa Madani

No. Tlp. : xx xx xx

B. Data Subjektif
1. Keluhan : Ibu mengatakan ingin memakai KB Implant

2. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi : Ibu mengatakan sejak setelah kelahiran anak

pertama menggunakan KB suntik 1 bulan.

Setelah melahirkan anak ke-2 ibu ingin

menggunakan KB Implant.

C. Data Objektif

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda –Tanda Vital

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Denyut nadi : 82 x/ menit

Pernafasan : 20 x/ menit

Suhu : 36,5℃

d. BB : 50 Kg

e. TB : 150 Cm

2. Pemeriksaan fisik khusus

a. Kepala : Simetris, tidak teraba benjolan dan bersih

b. Muka : Tidak pucat, tidak ada perubahan warna kulit, tidak oedema

c. Hidung :Bentuknya simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada

pernafasan cuping hidung

d. Telinga : Bentuknya simetris, pengeluaran serumen normal

e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada pembesaran tonsil


f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena

jugularis, tidak ada keterbatasan gerak

g. Payudara : Simetris, bentuk putting normal, tidak ada nyeri, tidak ada

benjolan

abnormal

h. Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limphe

i. Perut : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda kehamilan

j. Genitalia : Tidak ada varices, tidak ada kondiloma

k. Anus : Tidak ada haemoroid

l. Ekstermitas : Simetris, tidak oedema, tidak varices, tidak pucat/cyanosis pada

ujung jari dan telapak tangan

D. Assesment

Diagnosa : Ny “ S ” dengan Akseptor Baru KB Implant

E. Planning

1. Jelaskan hasil pemeriksaan

Hasil: Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang dijelaskan oleh bidan.

2. Jelaskan efek samping KB Implant

Hasil: Ibu mengerti dan memahami tentang efek samping dari KB Implant.

3. Berikan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant dan efek samping kontrasepsi

Implant

Hasil: Ibu mengerti dengan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant dan efek

samping kontrasepsi Implant.

4. Lakukan tindakan pemasangan kontrasepsi Implant


Hasil: Telah dilakukan pemasangan KB Implant.

5. Beri terapi untuk membantu menghilangkan rasa nyerinya

Hasil: Telah dilakukan pemberian terapi untuk menghilangkan rasa nyeri setelah

pemasangan KB Implant.

6. Anjurkan untuk kembali 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada keluhan

Hasil: Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang pada tanggal 2022

7. Lakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu

Hasil: Telah dilakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN KONTRASEPSI IUD

A. Defenisi

AKDR adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan

refersible yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang dimasukkan dalam uterus

melalui kanalis servikalis (Imelda, 2018).

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang

bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polyethiline), ada yang dililiti

tembaga (CU), ada pula yang tidak, ada yang dililiti tembaga bercampur perak (Ag),

selain itu ada pula dibatangnya yang berisi hormon progesteron (Suratun, 2008)

Jenis AKDR yang sering digunakan adalah Coper T Cu T 380 A. IUD Copper

T Cu 380 A memiliki panjang 36mm, lebar 32mm, 314mm2 . Kawat Cu dari bahan

vertikal, dua selubung Cu seluas masing- masing 33mm2 pada masing-masing

lengan horisontal. Daya kerjanya delapan tahun. (Hanafi, 2004; h. 213).

IUD CuT-380 A merupakan jenis IUD generasi ketiga berbentuk kecil,

kerangka dari plastik yang fleksibel, bebentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus

yang terbuat dari tembaga (CU). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana
(BKKBN, 2009 h. 153).

IUD merupakan alat berukuran kecil jenis IUD Copper T Cu 380A berbentuk

seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim dan memiliki manfaat kontraseptif

karena menghalangi sperma masuk ke dalam tuba falopi.

B. Cara Kerja

IUD adalah alat berukuran kecil yang ditempatkan di dalam rongga

endometrium, IUD berlapis tembaga mengubah cairan endometrium dan cairan

tuba, menghambat transport telur, pembuahan, motilitas sperma, dan integritasnya.

Reaksi peradangan benda asing lokal mengganggu endometrium dan miometrium,

yang pada akhirnya mempengaruhi oviduk, dan sekaligus serviks. IUD berisi

progesteron sehingga menyebabkan endometrium tidak cocok untuk implantasi,

mempertebal mucus serviks, dan dapat menghambat ovulasi (Sinclair, 2010; h.

687).

Mekanisme kerja IUD adalah mencegah kehamilan dan ion-ion Copper

yang berasal dari IUD tembaga mengubah isi saluran telur dan cairan endometrium

sehingga dapat mempengaruhi jalan sel telur di dalam saluran telur serta fungsi

sperma (Varney, 2007; h. 449-450).

IUD merupakan metode hormonal dengan kontra indikasi, keuntungan, dan

efek samping yang sama dengan alat kontrasepsi hormonal yang hanya berisi

progestin, alat ini merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif. Tetapi

menyebabkan pola perdarahan menstruasi berubah dan tidak teratur, selama tiga

sampai enam bulan pertama, jumlah hari perdarahan dan bercak darah dapat

meningkat, selama enam bulan kedua, jumlah hari perdarahan dan bercak darah

masih tidak teratur, tetapi berkurang. Amenore dapat dialami oleh kurang lebih 20%

wanita pada akhir tahun pertama penggunaan alat kontrasepsi IUD. Seorang wanita
dapat kembali subur jika IUD dilepas, tetapi alat ini tidak melindungi wanita dari

penyakit menular seksual atau infeksi HIV (Varney, 2007; h. 458).

C. Jenis-Jenis IUD

1. IUD Non- hormonal

Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke empat, IUD telah dikembangkan

mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi

plastik (polyetilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.

a. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi dua :

1) Bentuk terbuka (oven device)

Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules, Spring Coil, Multiload, Nova-T.

2) Bentuk tertutup (closed device)

Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten berg ring.

b. Menurut tambahan atau metal

a. Medicated IUD

Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3-7 tahun), Cu T

300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja

5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang

tertera di belakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang

ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.

b. Un Medicated IUD

Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.

2. IUD yang mengandung hormonal

a. IUD yang mengandung hormonal

a. Progestasert-T=Alza T
a) Panjang 36mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.

b) Mengandung 38mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg

progesteron per hari.

c) Tabung insersinya berbentuk lengkung, dan memiliki daya kerja 18 bulan.

d) Tekhnik insersi plunging (modified withdrawal).

b. LNG-20

a) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg er hari

b) Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per 100

wanita per tahun.

c) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih

tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan

haid yang

sangat sedikit (Handayani, 2010; h. 140-141).

D. Keuntungan dan Kerugian KB IUD

1. Keuntungan :

a. Efektifitasnya tinggi

b. IUD sangat efektif segera setelah pemasangan

c. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat kapan harus ber KB

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil

f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak

terjadi infeksi)

h. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

i. Mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin, 2003; h. MK-75).


2. Kerugian:

a. Perubahan siklus haid (pada tiga bulan pertama dan akan berkurang setelah tiga

bulan)

b. Haid lebih lama dan banyak

c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi

d. Saat haid lebih sakit

e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang berganti-

ganti pasangan (Saifuddin, 2003; h. MK-75).

E. Kontraindikasi :

a. Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita melakukan senggama

tanpa menggunakan metode kontrasepsi yang valid sejak periode menstruasi normal

yang terakhir.

b. Penyakit inflamasi pelfik (PID) diantaranya : riwayat PID kronis, riwayat PID akut

atau subakut, riwayat PID dalam tiga bulan terakhir, termasuk endometritis pasca

melahirkan atau aborsi terinfeksi.

c. Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat mempermudah ektopik

d. Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde uterus) berada diluar batas yang telah

ditetapkan yaitu ukuran uterus yang normal 6 sampai 9cm.

e. IUD sudah ada dalam uterus dan belum dikeluarkan (Varney Helen, 2007; h. 450-

451).

F. Indikasi :

a. Usia reproduksi.

b. Keadaan nullipara.

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.


d. Wanita yang sedang menyusui.

e. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi.

f. Tidak mengehendaki metode kontrasepsi hormonal (Handayani, 2010; h.145).

G. Efek samping

a. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab

terjadinya anemia.

c. Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS jika memakai IUD,

penyakit radang panggul dapat memicu terjadinya infertilitas.

d. Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segera setelah pemasangan IUD,

biasanya menghilang dalam 1-2 hari (Saifuddin, 2006; h. MK-75 – MK-76).

H. Cara Pemasangan

1. Konseling pra pemasangan

a. Menjelaskan cara kerja KB IUD

b. Menjelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD

c. Menjelaskan cara pemasangan KB IUD

d. Menjelaskan jadwal kunjungan ulang pra pemasangan atau setelah pemasangan

yaitu satu minggu setelah pemasangan, enam bulan setelah pemasangan, satu

tahun setelah pemasangan.

e. Sedang hamil (diketahui hamil atau sedang hamil).

f. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya

g. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servitis)

h. Diketahui menderitaTBC pelvic

i. Kanker alat genital

j. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (BKKBN, 2009 h. 159).


2. Pemasangan

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

b. Masukan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya, pakai kembali sarung tangan

yang baru.

c. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks.

d. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina dan serviks

e. Jepit bibir serviks dengan tenakulum

f. Masukan IUD ke kanalis servikalis dengan tekhnik tanpa sentuh, kemudian

dorong ke dalam kavum uteri hingga mencapai fundus.

g. Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah sehingga

lengan IUD bebas.

h. Setelah pendorong ditarik ke luar, baru keluarkan selubung.

i. Gunting benang IUD, keluarkan tenakulum dan spekulum dengan hatihati.

j. Dekontaminasi dan pencegahan pasca tindakan

3. Konseling dan instruksi pasca insersi

a. Buat rekam medik.

b. Mengkaji perasaan akseptor pasca pemasangan IUD Copper T Cu-380A.

c. Menjelaskan komplikasi yang mungkin timbul pasca pemasangan IUD Copper T

Cu-380A (Sakit dan kejang selama 3-5 hari pasca pemasangan, perdarahan berat

waktu haid atau diantarnya yang mungkin penyebab anemia, perforasi uterus).

d. Ajarkan klien cara pemeriksaan mandiri benang IUD.

1). Mencucui tangan.

2). Ibu jongkok kemudian memasukkan jari tengah ke dalam vagina ke arah bawah

dan ke dalam sehingga dapat menemukan lokasi serviks.

3). Merasakan benang IUD pada ujung serviks, jangan menarik benang tersebut.
e. Memeriksa IUD pada setiap akhir menstruasi dan sesering mungkin di antara bulan-

bulan kunjungan ulang.

f. Menjelaskan kemungkinan IUD keluar atau ekspulsi.

g. Menjelaskan bahwa IUD Copper T Cu380A segera efektif setelah pemasangan.

h. Menjelaskan waktu kunjungan ulang (control pertama 1minggu pasca

pemasangan, selanjutnya 4-6minggu, saat menstruasi yang akan datang, atau jika

ada keluhan).

i. Menjelaskan bahwa akseptor dapat melepas IUD 10 tahun atau apabila klien

menghendaki.

j. Lakukan observasi selam 15menit sebelum memperbolehkan klien pulang

(Prawiroharjo, 2006; h. 493- 494)

I. Cara melepas IUD

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

b. Akseptor dipersilahkan untuk buang air kecil (BAK) terlebih dahulu dan

membersihkan daerah genitalnya, kemudian dipersilahkan berbaring di tempat

periksa dalam posisi litotomi.

c. Gunakan sarung tangan steril, lakukan vulva hygiene.

d. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan menentukan besar, bentuk, dan

posisi rahim.

e. Masukan spekulum ke dalam liang senggama posisikan sedemikian rupa sehingga

mulut rahim terlihat dengan baik.

f. Bersihkan serviks dengan dengan larutan antiseptik 3 kali secara merata pada

daerah serviks dan vagina.

g. Identifikasi benang IUD, jika terlihat, jepit benang dengan forsep, tarik benang

IUD perlahan-lahan ke arah bawah hingga keluar dari liang senggama. Bila terasa
ada tahanan terlalu kuat, cobalah lakukan manuver dengan menarik-narik secara

halus benang tersebut.

h. Apabila benang tidak terlihat, masukan sonde sesuai dengan posisi rahim pada

pemeriksaan dalam. Ukur dalam rahim dan putar gagang sonde secara perlahan-

lahan dalam bentuk lingkaran, benturan sonde dengan IUD akan terasa bila IUD

terdapat di dalam rahim. Tarik IUD keluar dengan memakai IUD removel/pengait

IUD.

i. Lepaskan spekulum, kemudian lakukan disinfeksi daerah vagina.

j. Lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan pakai ulang dengan bahan klorin

0,5%.

J. Komplikasi pasca pemasangan IUD

a. Infeksi

IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim yang berada didalam vagina, tidak

menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan dan tekhnik pemasangan

dilakukan secara steril, jika terjdi infeksi hal inimungkin disebabkan sudah terdapat

infeksi yang subakut pada traktus genitalis sebelum pemasangan IUD (Prawirohardjo,

2007; h. 559).

b. Perforasi

Umumnya perforasi terjadi saat pemasangan IUD, pada permulaan hanya ujung IUD

saja yang menembus dinding uterus, tetapi jika uterus berkontraksi IUD dapat

terdorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai ke rongga

perut. Kemungkinan adanya perforasi harus diperhatikan apabila pada pemeriksaan

dengan spekulum benang IUD tidak terlihat (Prawirohardjo, 2007; h. 559).

c. Kehamilan
Seorang klien yang mengalami kehamilan dengan IUD masih terpasang perlu di

berikan konseling tentang resiko yang akan terjadi jika kehamilan dilanjutkan dengan

IUD tetap terpasang. Resiko yang dapat terjadi antara lain infeksi intrauterus, sepsis,

aborsi spontan, aborsi sepsis spontan, plasenta previa, dan persalinan prematur. Apabila

benang IUD tidak terlihat pada tulang serviks atau tidak teraba pada saluran serviks,

maka perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG untuk memastikan apakah

IUD masih berada didalam uterus. (Varney, 2007; h.459).

Anda mungkin juga menyukai