A. Defenisi
merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet
B. Jenis
1. Non-Biodegradable Implant
Dengan ciri-ciri :
a. Norplant
- Terdiri dari 6 kapsul kosong silastik (karet silicone) yang diisi dengan hormone
b. Norplan-2
- Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat dengan panjang setiap batang 44 mm.
batangnya.
2. Biodegradable Implant
a. Capronor
Suatu kapsul polymer berisi hormone Levonogestrel dengan daya kerja 18 bulan.
b. Pellets
3. Implan Jadena
Jadelle atau Jadena adalah AKBK dua batang yang melepaskan Levonogestel
(sekitar 35 Ig/hari hingga 18 bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik
dengan Norplant. Implant Jadena merupakan salah satu jenis kontrasepsi Implant dengan
lama kerja 3 tahun, yang terdiri dari 2 batang kapsul silastik yang mengandung 75 mg
Levonogestrel.
Jadena melepas hormone Levonogestrel dengan dosis bertahap yaitu 60-70 Ig/
hari pada bulan pertama pemasangan, 35-45 Ig/hari pada akhir tahun pertama
4. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastik dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
Nomegestrol Asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100ℳg/ hari lama kerja 1 tahun.
5. Capronor
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen yaitu
wanita yang menderita Tumor yang dipengaruhi oleh Hormon estrogen. Misalnya
sehingga aliran darah menjadi lambat bahkan sampai dapat terjadi statis vena yang
4. Penyakit hati akut, hal ini karena penggunaan kontrasepsi Implant dapat
icterus.
5. Tumor hati jinak atau ganas, hal ini karena penggunaan kontrasepsi Implant terjadi
rupture dan perdarahan intraperitoneal karena tumor hati jinak atau ganas sangat kaya
target dari kontrasepsi Implant yang mengandung hormone progesterone yang akan
memperburuk kondisi.
8. Penyakit jantung, Hipertensi, Diabetes Mellitus. Untuk pasien jantung akan terjadi
kelainan pembuluh darah, Untuk Hipertensi dapat meningkatkan tekanan darah, untuk
hormone progestin dengan kadar rendah. Kemudian hormone tersebut akan mencegah
ovulasi (pelepasan sel telur dalam siklus bulanan). Jika seorang wanita tidak berovulasi ia
tidak bisa hamil karena tidak ada sel telur untuk dibuahi.
sekitar leher rahim atau serviks. Hal ini akan mencegah sperma untuk memasuki Rahim.
Progestin juga akan meniposkan lapisan dinding Rahim, sehingga jika sperma yang
berhasil membuahi sel telur, telur tersebut akan sulit menempel pada dinding Rahim
1. Cuci daerah insersi, lakukan tindakan antiseptik dan tutup sekitar daerah insersi
sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi kemudian anastesi diperluas sampai ke-6
atau ke-2 daerah, sepanjang 4 cm. Penyuntikan anastesi dilakukan tepat dibawah kulit,
sehingga lapisan luar kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya dan memudahkan
insersi.
3. Dengan pisau skapel/bisturi dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku.
4. Masukkan ujung trokar melalui insisi. Terdata 2 garis tanda batas pada trokar, 1 dekat
ujung trokar lainnya dekat pangkal trokar. Dengan perlahan-lahan trokar dimasukkan
sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar kurang lebih 4,4-5 cm. Trokar
pendorong tetap stationer, trokar perlahan-lahan ditarik kembali sampai garis batas
dekat ujung trokar terlihat pada insisi dan terasa Implantnya meloncat keluar dan
trokarnya, jangan keluarkan trokarnya. Raba lengan dengan jari untuk memastikan
6. Ubah trokar sehingga Implant berikutnya berada 15° dari Implant sebelumnya.
Letakkkan jari tangan pada Implant sebelumnya masukkan kembali trokar sepanjang
pinggir jari tangan sampai ke garis batas dekat pangkal trokar. Selanjutnya seperti
pada butir sebelumnya ulangi perosedur berikut sampai semua Implant telah
terpasang.
7. Setelah semua Implant terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka insisi dengan
kasa steril untuk mengurangi perdarahan lalu kedua pinggir insisi ditekan sampai
berdekatan dan ditutup dengan plester kupu-kupu, tidak diperlukan penjahitan luka
insisi.
8. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa untuk
mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4 hari
pencabutan.
4. Mendorong ujung atas Implant dengan jari untuk mengeluarkan kearah sayatan dan
5. Bekas luka sayatan ditutup dengan plester dan kasa kering tidak perlu dijahit.
6. Jika memerlukan Implant yang baru maka Implant akan dipasang diatas atau di bawah
2. Kerugian
d. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
H. Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari Implant adalah perubahan pola haid terutama setelah
- Amenorea
waktu.
5. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.
I. Kalsifikasi data
Data Subjektif
5. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan menahun serta tidak ada penyakit
menular
Data objektif
2. Kesadaran composmentis
J. Diagnosis Medik
Berdasarkan dari data subjektif dan data objektif maka diagnose Medik yaitu Ibu dengan
akseptor Baru KB Implant.
a. Setiap saat siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7 tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, yang penting tidak terjadi kehamilan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual atau
c. Bila tidak terjadi haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal tidak terjadi
kehamilan.
d. Bila menyusui antar 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat . Bila menyusui penuh, tidak perlu memakai metode
kontrasepsi lain.
e. Setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan
ingin menggantinya dengan Implant, insersi Implant dapat dilakukan setiap saat, asal
tidak terjadi kehamilan, tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
h. Bila kontrasepsi sebelumnnya adalah AKDR dan ingin mengganti dengan Implant,
Implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan jangan melakukan hubungan
L. Pemeriksaan Penunjang
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
Umur : 39 Th / 39 Th
Pendidikan : SMA/SMA
Pekerjaan : IRT/Petani
No. Tlp. : xx xx xx
2. Keluhan utama
3. Status perkawinan
Umur kawin : 20 tahun
4. Riwayat menstruasi
a. Haid
Menarche : 12 tahun
mg ada 50 Cm 1 bulan
mg ada 48 Cm
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun
dan menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.
6. Riwayat spiritual
Ibu mengatakan tetap mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi nasi dengan lauk dan sayur, minum
b. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga dengan dibantu suami dan
keluarga.
c. Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ±8 jam dan tidur siang ±1 jam per hari tanpa ada
keluhan.
d. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK ±6-7x/hari dan BAB ±1x/hari tanpa ada keluhan.
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi setiap mandi, keramas 3x/minggu,
B. DATA OBYEKTIF
b. Kesadaran : Composmentis
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,5℃
d. BB : 50 Kg
e. TB : 150 Cm
b. Muka : Tidak pucat, tidak ada perubahan warna kulit, tidak oedema
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
benjolan
abnormal
Do :
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
TD : 120/ 90 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 36,50 C
P : 20 x/menit
Tidak ada
IV. TINDAKAN EMERGENCY DAN KOLABORASI
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN
Do :
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
TD : 120/ 90 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 36,50 C
P : 20 x/menit
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 60 menit diharapkan ibu sudah mengerti
Kriteria hasil :
Rencana tindakan
Implant
6. Anjurkan untuk kembali 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada keluhan
dilakukan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 2022
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien, bahwa keadaan ibu saat ini baik dan
a. Nyeri kepala
b. Mual
a. Cuci daerah insersi, lakukan tindakan antiseptic dan tutup sekitar daerah insersi
sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi kemudian anastesi diperluas sampai ke-
dibawah kulit, sehingga lapisan luar kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya
d. Masukkan ujung trokar melalui insisi. Terdapat 2 garis tanda batas pada trokar, 1
dekat ujung trokar lainnya dekat pangkal trokar. Dengan perlahan-lahan trokar
dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar kurang lebih 4,4-5
cm. Trokar dimasukkan sampai melakukan tekanan keatas tanpa merubah sudut
permukaan.
garis batas dekat ujung trokar terlihat pada insisi dan terasa Implantnya meloncat
keluar dan trokarnya, jangan keluarkan trokarnya. Raba lengan dengan jari untuk
f. Ubah trokar sehingga Implant berikutnya berada 15° dari Implant sebelumnya.
sepanjang pinggir jari tangan sampai ke garis batas dekat pangkal trokar.
Selanjutnya seperti pada butir sebelumnya ulangi perosedur berikut sampai semua
g. Setelah semua Implant terpasang, lakukan peekanan pada tempat luka insisi
dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan lalu kedua pinggir insisi ditekan
h. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa untuk
mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4
hari.
5. Memberikan terapi kepada ibu untuk membantu menghilangkan rasa nyeri setelah
b. Amoxillin 500 M
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk mengetahui
7. Melakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu jika ibu kembali ber-KB atau
Tanggal : 2022
kontrasepsi Implant
5. Telah dilakukan pemberian terapi untuk menghilangkan rasa nyeri setelah pemasangan
KB Implant
Umur : 39 Th / 39 Th
Pendidikan : SMA/SMA
Pekerjaan : IRT/Petani
No. Tlp. : xx xx xx
B. Data Subjektif
1. Keluhan : Ibu mengatakan ingin memakai KB Implant
menggunakan KB Implant.
C. Data Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,5℃
d. BB : 50 Kg
e. TB : 150 Cm
b. Muka : Tidak pucat, tidak ada perubahan warna kulit, tidak oedema
g. Payudara : Simetris, bentuk putting normal, tidak ada nyeri, tidak ada
benjolan
abnormal
D. Assesment
E. Planning
Hasil: Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang dijelaskan oleh bidan.
Hasil: Ibu mengerti dan memahami tentang efek samping dari KB Implant.
Implant
Hasil: Ibu mengerti dengan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant dan efek
Hasil: Telah dilakukan pemberian terapi untuk menghilangkan rasa nyeri setelah
pemasangan KB Implant.
6. Anjurkan untuk kembali 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada keluhan
Hasil: Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang pada tanggal 2022
Hasil: Telah dilakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defenisi
AKDR adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan
refersible yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang dimasukkan dalam uterus
tembaga (CU), ada pula yang tidak, ada yang dililiti tembaga bercampur perak (Ag),
selain itu ada pula dibatangnya yang berisi hormon progesteron (Suratun, 2008)
Jenis AKDR yang sering digunakan adalah Coper T Cu T 380 A. IUD Copper
T Cu 380 A memiliki panjang 36mm, lebar 32mm, 314mm2 . Kawat Cu dari bahan
kerangka dari plastik yang fleksibel, bebentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus
yang terbuat dari tembaga (CU). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana
(BKKBN, 2009 h. 153).
IUD merupakan alat berukuran kecil jenis IUD Copper T Cu 380A berbentuk
seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim dan memiliki manfaat kontraseptif
B. Cara Kerja
yang pada akhirnya mempengaruhi oviduk, dan sekaligus serviks. IUD berisi
687).
yang berasal dari IUD tembaga mengubah isi saluran telur dan cairan endometrium
sehingga dapat mempengaruhi jalan sel telur di dalam saluran telur serta fungsi
efek samping yang sama dengan alat kontrasepsi hormonal yang hanya berisi
progestin, alat ini merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif. Tetapi
menyebabkan pola perdarahan menstruasi berubah dan tidak teratur, selama tiga
sampai enam bulan pertama, jumlah hari perdarahan dan bercak darah dapat
meningkat, selama enam bulan kedua, jumlah hari perdarahan dan bercak darah
masih tidak teratur, tetapi berkurang. Amenore dapat dialami oleh kurang lebih 20%
wanita pada akhir tahun pertama penggunaan alat kontrasepsi IUD. Seorang wanita
dapat kembali subur jika IUD dilepas, tetapi alat ini tidak melindungi wanita dari
C. Jenis-Jenis IUD
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke empat, IUD telah dikembangkan
mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi
Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
a. Medicated IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3-7 tahun), Cu T
300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja
5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang
b. Un Medicated IUD
a. Progestasert-T=Alza T
a) Panjang 36mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
b. LNG-20
b) Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per 100
tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan
haid yang
1. Keuntungan :
a. Efektifitasnya tinggi
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
a. Perubahan siklus haid (pada tiga bulan pertama dan akan berkurang setelah tiga
bulan)
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang berganti-
E. Kontraindikasi :
a. Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita melakukan senggama
tanpa menggunakan metode kontrasepsi yang valid sejak periode menstruasi normal
yang terakhir.
b. Penyakit inflamasi pelfik (PID) diantaranya : riwayat PID kronis, riwayat PID akut
atau subakut, riwayat PID dalam tiga bulan terakhir, termasuk endometritis pasca
d. Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde uterus) berada diluar batas yang telah
e. IUD sudah ada dalam uterus dan belum dikeluarkan (Varney Helen, 2007; h. 450-
451).
F. Indikasi :
a. Usia reproduksi.
b. Keadaan nullipara.
G. Efek samping
b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
terjadinya anemia.
c. Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS jika memakai IUD,
d. Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segera setelah pemasangan IUD,
H. Cara Pemasangan
yaitu satu minggu setelah pemasangan, enam bulan setelah pemasangan, satu
b. Masukan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya, pakai kembali sarung tangan
yang baru.
Cu-380A (Sakit dan kejang selama 3-5 hari pasca pemasangan, perdarahan berat
waktu haid atau diantarnya yang mungkin penyebab anemia, perforasi uterus).
2). Ibu jongkok kemudian memasukkan jari tengah ke dalam vagina ke arah bawah
3). Merasakan benang IUD pada ujung serviks, jangan menarik benang tersebut.
e. Memeriksa IUD pada setiap akhir menstruasi dan sesering mungkin di antara bulan-
pemasangan, selanjutnya 4-6minggu, saat menstruasi yang akan datang, atau jika
ada keluhan).
i. Menjelaskan bahwa akseptor dapat melepas IUD 10 tahun atau apabila klien
menghendaki.
b. Akseptor dipersilahkan untuk buang air kecil (BAK) terlebih dahulu dan
posisi rahim.
f. Bersihkan serviks dengan dengan larutan antiseptik 3 kali secara merata pada
g. Identifikasi benang IUD, jika terlihat, jepit benang dengan forsep, tarik benang
IUD perlahan-lahan ke arah bawah hingga keluar dari liang senggama. Bila terasa
ada tahanan terlalu kuat, cobalah lakukan manuver dengan menarik-narik secara
h. Apabila benang tidak terlihat, masukan sonde sesuai dengan posisi rahim pada
pemeriksaan dalam. Ukur dalam rahim dan putar gagang sonde secara perlahan-
lahan dalam bentuk lingkaran, benturan sonde dengan IUD akan terasa bila IUD
terdapat di dalam rahim. Tarik IUD keluar dengan memakai IUD removel/pengait
IUD.
j. Lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan pakai ulang dengan bahan klorin
0,5%.
a. Infeksi
IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim yang berada didalam vagina, tidak
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan dan tekhnik pemasangan
dilakukan secara steril, jika terjdi infeksi hal inimungkin disebabkan sudah terdapat
infeksi yang subakut pada traktus genitalis sebelum pemasangan IUD (Prawirohardjo,
2007; h. 559).
b. Perforasi
Umumnya perforasi terjadi saat pemasangan IUD, pada permulaan hanya ujung IUD
saja yang menembus dinding uterus, tetapi jika uterus berkontraksi IUD dapat
terdorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai ke rongga
c. Kehamilan
Seorang klien yang mengalami kehamilan dengan IUD masih terpasang perlu di
berikan konseling tentang resiko yang akan terjadi jika kehamilan dilanjutkan dengan
IUD tetap terpasang. Resiko yang dapat terjadi antara lain infeksi intrauterus, sepsis,
aborsi spontan, aborsi sepsis spontan, plasenta previa, dan persalinan prematur. Apabila
benang IUD tidak terlihat pada tulang serviks atau tidak teraba pada saluran serviks,
maka perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG untuk memastikan apakah