Anda di halaman 1dari 14

Implant

Dikenal 2 macm implan. Yaitu :


1. Non biodegradable implant
a) Norplan (6 ‘’kasul’’) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5 tahun.

b) Norplan -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3 tahun


c) Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun
2000.
d) Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun.
2. Biodegradable implant
Yang sedang diuji coba saat ini :
a. Capronor
Suatu “kapsul” polymer berisi hormone levonorgestrel dengan daya kerja 18 bulan
b. Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolester ol, daya kerja 1 tahun
3. Non biodegradable implant
1) Norplant
a. Dipakai sejak tahun 1987
b.terdiri dari 6 ‘’kapsul’’ kosong silastik (karet silicon) yang diisi dengan hormon levonor ges
trel dan ujung-ujung kapsul ditutup dengan Silastik adhesive.
c.Tiap ‘’kapsul‘’
1. panjang = 34 mm
2.diameter =2,4 mm
3.Berisi = 36mg levonorgestrel
4. sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk 5 tahun.
5. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2) Norplan -2
1. Dipakai sejak tahun 1987
2. terdiri dari 2 batang silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm.
3. masing-masing batang diisi dengan 70 mg levonorgestre di dalam matriks batangnya.
4. sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel ber-difusi melalui membran silastic dengan
kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma
darah sudah cukup tinggi untuk mecegah ovulasi.
Pelepasan hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama, kemudian
menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun.
Kontra-indikasi Implant :

1. Kehamilan/diduga hamil.
2. Perdarahan traktus genitalian yang tidak diketahui penyebabnya
3. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo-emboli
4. Penyakit hati akut
5. Tumor hati jinak atau ganas
6. Karsinoma payudara/tersangka karsinoma payudara
7. Tumor/neoplasma ginekologik
8. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus

Insersi dan pengeluaran Implant

1. Insersi Implant umumnya merupakan prosedur bedah minor, yang memerlukan anestesi
lokal dan insisi yang kecil.
2. Waktu terbaik untuk insersi adalah pada saat haid atau jangan melebihi 5-7 hari setelah
mulainya haid.
3. Implant ditempatkan di bawah kulit, umumnya pada bagian dalam lengan atas atau
lengan bawah.
4. Pengeluaran Implant terutama Norplant, biasanya memerlukan waktu 15-20 menit bila
dipasang dengan benar.
5. Bila Implant telah dikeluarkan, implant baru dapat segera dipasang pada tempat yang
sama. Bila tidak ada pembengkakan pada tempat tersebut, atau dipasang pada tempat
yang sama dengan arah yang berlawanan bila tempat lama mengalami trauma dan
pembengkakan selama pengeluaran implant yang lama, atau dipasang pada lengan yang
lain.
6. Infeksi atau komplikasi lain seperti hematoma setelah insersi jarang terjadi
7. Dapat terjadi ekspulsi dari implant bila tempat insersi mengalami infeksi
Efektifitas Implant

a. Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita pertahun dalam 5 tahun pertama. Ini lebih
rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
b. Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3 %
akseptor menjadi hamil.
c. Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama. Semula di
harapkan norplant-2 sama efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi
kehamilan dalam jumlah besar yang diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya
belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.

Mekanisme kerja implant

1. Mekanisme kerja yang tepat dari implant belum jelas benar


2. Seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja, implant tampaknya mencegah
terjadinya kehamilan melalui beberapa cara :
a. Mencegah ovulasi
b. Perubahan lender serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakkan
spermatozoa
c. Menghambat perkembangan siklus dari endometrium

Efek samping implant

1. Efek samping paling utama dari norplant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada
kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi
2. Yang paling sering terjadi adalah
a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus
b. Perdarahan bercak (spotting)
c. Berkurangnya panjang siklus haid
d. Amenorea, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau
perdarahan bercak
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sring daripada biasanya,
volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan jalannya waktu
5. Perdarahan yang hebat jarang terjadi

Efek pada sistem Reproduksi

1. Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap sistem reproduksi pada
pemakaian norplant
2. Memang pada 10% akseptor ditemukan adanya kista ovarium yang sementara, ada yang
sampai mencapai ukuran 10 cm. Umumnya tidak diperlukan tindakan pembedahan,
pengeluaran implant atau pengobatan lainnya, karena kista tersebut akan mengalami regresi
spontan dalam waktu 6 minggu.
3. Yang menjadi kekuatiran adalah kemungkinan bertambahnya risiko dari kehamilan ektopik.
Dari penelitian ditemukan kehamilan ektopik 1,5 per 1000 wanita per tahun, dan ini hamper
sama seperti pada akseptor IUD (baik yang non-medicated maupun yang mengandung Cu).
Dan angka tersebut masih tetap lebih rendah dibandingkan wanita yang sama sekali tidak
ber-KB
4. Efek kontrasepsi norplant dapat menjadi hamil sama cepat setelah implantnya keluar.
Mantan akseptor norplant dapat menjadi hamil sama cepatnya seperti wanita yang sama
sekali tidak memakai kontrasepsi apapun. Dari 95 wanita yang menginginkan kehamilan,
50% sudah hamil setelah 3 bulan menghentikan implantnya, dan 86% setelah 1 tahun
5. Pemakaian norplant selama laktasi tidak mempengaruhu kadar hormone bayinya. Kadar
immunoglobulin serum dan kadar FSH, LH dan testosterone di dalam urin adalah sama pada
bayi yang disusui akseptor norplant dan yang disusui akseptor metode barrier ataupun ibu-
ibu yang sam sekali tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

Efek samping lain

1. Norplant hanya sedikit sekali menyebabkan efek samping lain di samping perubahan haid.
Sakit kepala merupakan keluhan lain yang sering dikeluhkan
2. Norplant hanya sedikit menyebabkan perubahan-perubahan sistemik, seperti fungsi hepar,
metabolism karbohidrat, pembekuan darah, tekanan darah immunoglobulin, urea nitrogen.

Kontinuitas penggunaan implant

1. Lebih dari 2/3 akspetor norplant memakainya untuk sekurang-kurangnya dua tahun
2. Setelah satu tahun kontinuitasnya 87-95% dan setelah dua tahun 66-92% serta setelah 5
tahun 42-78%
3. Perdarahan ireguler merupakan sebab paling utama dari penghentian pemakaian norplant
yaitu 2-7% akseptor menghentikannya dalam tahun pertama
4. Daya kerja yang lama serta kemudahan pemakaian norplant merupakan daya tarik yang
paling atraktif, karena tidak perlu memasukkan apapun ke dalam vagina, tidak perlu
melkukan sesuatu sebelum senggama, reversible dan kemungkinan berat bada yang sedikiti
bertambah
Teknik insersi implant
Pemasangan dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau bawah, kira-kira 6-8 cm, diatas
atau dibawah siku, melalui insisi tunggal, dalam bentuk kipas, dan dimasukkan tepat
dibawah kulit.
Untuk memasang norplant :
1. Cuci daerah insersi, melakukan tindakan antisepsis, dan tutup sekitar daerah insersi
dengan kain steril.
2. Lakukan anestesi lokal (lidocaine 1%) pada daerah insersi, mula-mula disuntikkan
sejumlah kecil anestesi pada daerah insisi, kemudian anestesi diperluas sampai ke enam
atau ke dua daerah, sepanjang 4 – 4,4 cm. Penyuntikkan anestesi dilakuakan tepat di
bawah kulit, sehingga lapisan luar kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya dan
memudahkan insersi.
3. Dengan pisau scalpel dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku
4. Masukkan ujung trocar melalui insisi.
Terdapat dua garis tanda batas trocar, satu dekat ujung trocar, lainnya dekat pangkal
trocar. Dengan perlahan- lahan, trokar dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat
dekat dengan trocar, kurang lebih 4-5 cm. trocar dimasukkan sambil melakukan tekanan
ke atas dan tanpa merubah sudut pemasukkan.
5. Masukkan Implant ke dalam trocarnya.
Dengan batang pendorong, implant di dorong perlahan- lahan ke ujung trocar sampai
terasa ada tahanan. Dengan batang pendorong tetap stationer, trocar perlahan-lahan
ditarik kembali sampai garis batas dekat ujung trocar terlihat pada insisi dan terasa
implantnya “meloncat keluar” dari trocarnya. Jangan keluarkan trocarnya. Raba lengan
dengan jari untuk memastikan implant sudah berada pada tempatnya dengan baik.
6. Ubah arah trocar sehingga Implant berikutnya berada 15o dari implant sebelumnya.
Letakkan jari tangan pada implant sebelumnya. Masukkan kembali trocar sepanjang
pinggir jari tangan sampai ke garis batas dekat pangkal trocar. Masukkan implant ke
dalam trocar. Selanjutnya seperti pada butir-5. Ulangi lagi prosedur tersebut sampai
semua implant telah terpasang.
7. Setelah semua implant terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka insisi dengan kasa
steril untuk mengurangi perdarahan. Lalu kedua pinggir insisi ditekan sampai berdekatan
dan ditutup dengan plester kupu-kupu. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi.
8. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan dengan kasa untuk
mencegah perdarahan. Daerah insisi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4 hari

CATATAN :

a. Sarung tangan steril yang dipakai oleh pemasang harus bebas/tidak mengandung
bedak/talk, oleh karena itu bedak/talk bila jatuh atau terbawa masuk bersama-sama
Implant ke dalam tempat insisi, dapat menyebabkan timbulnya reaksi jaringan berupa
fibrosis.
b. Setelah bungkus Implant dibuka untuk mengeluarkan keenam “kapsul” Norplant ,
letakkan keenam “kapsul” tersebut ke dalam mangkuk stainless steel kosong dan steril,
atau bungkus Implant dibuka sebagian saja dan “kapsul-kapsul”nya diambil satu persatu
langsung dari dalam bungkusnya dengan memakai pinset anatomis steril. Jangan letakkan
keenam “kapsul” diatas doek steril, karena partikel-partikel kain/tenun dapat menempel
pada “kapsul” dan menyebabkan “kapsul” menjadi lebih reaktif sehingga menimbulkan
perlengkapan atau parut yang berlebih.
c. Setelah selesai dengan insersi keenam “kapsul” Norplant, rendam semua alat-alat yang
sudah dipakai dalam cairan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat tersebut.

Teknik Pengeluaran/Pengangkatan implant

Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi. Persoalan dapat timbul bila
implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous sekeliling implant.

Untuk mengeluarkan implant :

1. Cuci jaringan akseptor, lakukan tindakan antisepsis


2. Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat di beri tanda dengan tinta.
3. Suntikkan anestesi local dibawah implant
Jangan menyuntikkan anastesi diatas implant karena pembengkakakn kulit dapat
menghalangi pandangan dari letak implantnya
4. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada daesrah alas
“kipas”
5. Keluarkan implant pertama yang terletak paling dekat ke insisi atau yang terletak paling
dekat ke permukaan.
6. Sampai saat ini dikenal 4 cara pengeluaran atau pencabutan norplant :
a. Cara POP-OUT. (Darney, Klaise dan Walker)
Merupakan teknis pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak
selalu mudah untuk mengerjakanya. Dorong ujung proksimal “kapsul”(arah bahu) kearah
distal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan
bagian tengah “kapsul”, sehingga ujung distal “kapsul” menekan kulit. Bila perlu,
bebaskan jaringan yang menyelubungi ujung “kapsul” dengan scalpel/bisturi. Tekan
dengan lembut ujunng kapsul melalui lubang insisi sehingga ujung tesebut akan
menyembul/pop-out melalui lubang insisi.
b. Cara STANDART
Bila cara “POP-OUT” tidak berhasil atau tidak mungkin dikerjakan, maka dipakai cara
standart. Jepit ujung distal “kapsul” dengan klem Mosquito, sampai kira-kira 0,5-1cm
dari ujung klemnya masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem
pada posisi 180◦ disekitar sumbu utamanya mengarah ke bahu akseptor. Bersihkan
jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan “kapsul” dengan skalpet atau
kasa steril sampai kapsul terlihat dengan jelas. Tangkap ujung kapsul yang sudah terlihat
dengan klem Crile, lepaskan klem Mosquito, dan keluarkan kapsul dengan klem Crile.
Cabut/keluarkan “kapsul-kapsul” lainnya dengan cara yang sama.
c. Cara “U”
Teknik ini dikembangkan oleh Dr. Untung Prawirohardjo dari Semarang. Dibuat insisi
memanjang selebar 4mm, kira-kira 5mm proksimal dari ujung distal “kapsul”, diantara
kapsul ke-3 dan ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari
telunjuk tangan kiri sejajar di samping”kapsul”.Kapsul di pegang dengan klem atau
forcep kurang lebih 5 menit dari ujung distalnya. Kemudian klem di putar ke arah
pangkal lengan atas/bahu akseptor sehingga kapsul terlihat dibawah lubang insisi dan
dapat di bersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai
scalpel. Untuk seterusnya dicabut keluar.
d. Cara tusuk “Ma”
Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari Denpasar memakai alat bantu kawat atau jari
roda sepeda. Satu ujung dilengkungkan sepanjang 0,5-0,75cm dengan sudut 90◦ dan
diperkecil serta di runcingkan. Sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu
bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator. Setelah
kapsul dijepit dengan klem arteri, jaringan ikat dibersikan dengn pisau sampai kapsul
tampak putih. Kemudian alat tusuk “Ma” ditusukkan pada kapsul serta terus dikait keluar.
Atau setelah kapsul di jepit dengan pinset klem arteri alat tusuk “Ma” ditusukkan
kedalam kapsul sambil diungkit kea rah luka insisi. Lalu pinset atau klem arteri
dilepaskan dan dengan pisau kapsul dibebaskan dari jaringan lain lalu di ungkit keluar
dari luka insisi.
7. Berikan anestesi lagi bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain
8. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi. Bila akseptor ingin dipasang
implant yang baru, hal ini dapat segera dilakukan.
9. Upaya pencabutan keenam kapsul norplant dibatasi sampaiwaktu 45 menit. Bila dalam
waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan
dihentikan, dan upaya pencabutan kembali sisa kapsul yang masih tertinggal diulangi
kira-kira 2-4 minggu kemudian.
10. Setelah selesai dengan pencabutan keenam kapsul norplant, rendam semua alat-alat yang
sudah dipakai dalam cairan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat tersebut.

Pemeliharaan Alat-alat untuk Insersi dan Pengangkatan Implant

1. Trocar harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptic segera insersi, kemudian di
desinfeksi sebelum pemakaian berikutnya.
2. Desinfeksi dapat dilakukan dengan:
a. Autoclave selama 20 menit.
b. Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
c. Sterilisasi-dingin dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam.
3. Desinfeksi dengan autoclave merupakan cara yang paling efektif.
4. Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh Human Immnodeficiency Vyrus (HIV),
yaitu virus penyebab AIDS.
5. Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi-dingin, tidak akan
membunuh virus Hepatitis B. pada daerah endemic Hepatitis, alat-alat harus di autoclave
atau direbus dalam air selama 15-30 menit.
6. Ujung trocar harus diperiksa setelah melakukan 10 insersi, dan bila diperlukan dapat
diasah kembali. Dengan pemeliharaan yang baik, trocar dapat dipakai untuk melakukan
kurang lebih 50 insersi.

Keuntungan Norplant

1. Efektivitas tinggi
2. Setelah dipasang, tidak perlu melakukan apa-apa lagi sampai saat pengeluaran Implant-
nya.
3. Sistem 6 “kapsul” memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
4. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak ada efek samping yang di sebabkan oleh
estrogen.
5. Efek kontraseptif segera berakhir setalah Implant nya di keluarkan.
6. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstan, sehingga terhindar
dari dosis awal yang tinggi seperti kontrasepsi suntikan (injectables) ataupun puncak
harian dari hormone pada kontrasepsi per-oral.
7. Norplant dapat membantu mencegah terjadinya anemia.

Kerugian Norplant

1. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.


2. Petugas medis harus memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
Implant.
3. Lebih mahal.
4. Sering timbul perubahan pola haid.
5. Akseptor tidak dapat menghentikan Implant sekendak nya sendiri.
6. Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang
mengenalnya.
7. Implant kadang-kadang terlihat oleh orang lain.

Impalnt Non-Biodegradable Lain yang Sedang Dikembangkan

1. Implanon.
a. Penemuan terakhir saat ini adalah Implant yang berisi Desogestrel, suatu progestin baru
yang telah digunakan bertahun-tahun pada beberapa macam kontrasepsi awal.
b. Pabrik obat Organon telah mengembangkan metabolit utama desogestrel yaitu 3-
ketodeso-gestrel yang dimasukkan di dalam 1batang Implant (implanon).
c. Implanon terdiri dari 1 batang yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan
kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable. Batang Implant terdiri dari suatu inti
EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3-ketodesogestrel, yang diselubungi oleh
suatu membrane EVA. Panjang batang Implant 4 cm dan berdiameter 2 mm. pada
permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg perhari, yang perlahah-
lahan turun menjadi 30 mcg perhari selama masa kerjanya. Daya-kerja Implanon minimal
2 tahun, dan mungkin dapat sampai 3 tahun. Insersinya mudah dengan jalan
menyuntikannya tanpa memerlukan anastesi dan dapat dikerjakan oleh perawat atau
paramedis yang terlatih.
2. Implant 1-batang ST-1435.
a. ST-1435 merupakan progestin baru dengan efek kontraseptif dan efek samping serupa
dengan levonorgestrel.
b. Implant ST-1435 efektif untuk 2 tahun, berisi kristal ST-1435 yang terbungkus oleh
membrane selulose didalam kapsul Silastic, dengan pelepasan 100 mcg hormonnya
perhari.
c. ST-1435 juga menghambat ovulasi dan mengentalkan lender serviks. Bedanya dengan
progestin lain, ST-1435 tampaknya tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah.
Rencana siap-pakai : tahun 2000.

3. Biodegradable Implant

1. Biodegrable Implant melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut/carrier yang


secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan pembawanya sama sekali
tidak perlu dikeluarkan lagi seperti misalnya pada Norplant. Tetapi sekali bahan pembawa
tersebut mulai melarut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi.

2. Dua macam Implant biodegradable sedang diuji-coba saat ini pada sejumlah wanita:

a. Capronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi Levonorgestrel.

b. Pellets, (bola/peluru), berisi Norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol.

A. Capronor

I. Pada awal penelitian dan pengembangannya, capronor berupa suatu “kapsul” biodegradable
yang mengandung levonorgestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-oleate, dengan diameter
“kapsul” <0,24 cm dan panjang kapsul yang diteliti terdiri dari 2 ukuran :

a. 2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel, melepaskan 20 mcg hormonnya perhari.

b. 4 cm : berisi 26 mg levonorgestrel, melepaskan 30-50 mcg hormonnya perhari.

II. Penelitian pada kelinci dan kera menunjukkan bahwa proteksi kontraseptif berlangsung paling
sedikit 18 bulan, dan mungkin dapat berlangsung lebih lama. Tetapi penelitian klinis pada wanita
menunjukkan efektivitasnya hanya 8-10 bulan, dan ini antara lain disebabkan oleh kecepatan
pelepasan hormone yang tidak tepat/konstan oleh minyak ethyloleate. Sehingga akhirnya
penelitian awal ini dihentikan.
III. Sekarang sedang dikembangkan 2 versi baru Implant Capronor yang biodegradable:

A. Capronor-2:
1. Satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi dengan 18 mg
levonorgestrel.
2. Penelitian menunjukkan bahwa mungkin diperlukan 2 kapsul dengan formula ini.
B. Capronor-3:
1. Satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan trimethylene carbonate) yang
diisi dengan 32 mg levonorgestrel.
2. Co-polimer mengalami biodegradasi lebih cepat dibandingkan polimer tunggal.

IV. Kapsul Capronor akan tetap intak selama periode 12 bulan dari pelepasan hormone
levonorgestrelnya, dan bila di inginkan kapsulnya dapat dikeluarkan selama masa ini.
Dikemudian hari, setelah beberapa tahun, kapsul mengalami biodegradasi perlahan-lahan
menjadi E-hydroxycaproic acid, kemudian menjadi karbon dioksid dan air, yang akan diserap
oleh tubuh.

b. Norethindrone Pellets
1. Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% Norethindrone (NET)
2. Setiap Pellet, panjang 88 berisi 35 mg NET, yang akan dilepaskan saat Pellets dengan
perlahan-lahan “melarut”.
3. Pellets berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar daripada butir beras.
4. Uji-coba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 Pellets.
5. Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi semakin bertambah dengan banyak nya
jumlah Pellets.
6. Sediaan empat Pellets tampaknya memberikan perlindungan yang besar terhadap
kehamilan untuk sekurang-kurang nya 12 bulan.
7. Lebih dari 50% akseptor Pellets mengalami pola haid ireguler. Perdarahan inter-
menstrual atau perdarahan bercak merupakan problem utama. Tetapi dengan berlalu nya
waktu, perdarahan akan kembali ke pola pra-insersi. Amenore terjadi pada 14% akseptor
setelah 6 bulan. Pellets dapat menurangi/menghilangkan dismenore.
8. Terjadi rasa sakit payudara pada 4% akseptor.
9. Jumlah kecil dari kolesterol di dalam masing-masing Pellets- kurang dari 2% kolesterol
dalam dalam satu butir telur ayam- tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah
akseptor.
10. Insersi Pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas. Prosedur insersi seperti pada
capronor, dan dapat dipakai dengan inserter yang sama.
11. Daerah insersi disuntik dengan anastesi local lalu dibuat insisi 3 mm. pellets diletakkan
kira-kira 3 cm di bawah kulit. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup ditutup
dengan verband saja.
12. Bila Pellets akan dikeluarkan sebelum mereka “melarut”, yaitu selama 12 bulan pertama,
diperlukan insisi 5 mm. sering timbul jaringan fibrous sekitar Pellets.
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto,dr Hanafi. 2015.Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai