LAPORAN UMUM
BAB I
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Maluku Tengah memiliki luas sebesar 275.907 Km², terdiri dari
wilayah lautan seluas 264.311,43 Km2 atau 95,80% dan daratan seluas 11.595,57
Km2 atau 4,20%, dengan panjang garis pantai 1.256.230 Km. Kabupaten Maluku
Tengah berbatasan dengan :
Secara Astronomi, Kabupaten Maluku Tengah terletak diantara 2o30’LS – 7o30’LS dan
250o BT – 132o30’ BT, dan memiliki jumlah pulau sebanyak 49 buah, dimana yang
dihuni sebanyak 14 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 35 buah
1.2 Sejarah
1
Terbentuknya Dinas Perumahan dan Kawasasan Permukiman Kabupaten
Maluku Tengah menimbang dan mengingat sebagai berikut : bahwa dengan
berlakunya Peraturan Daerah No 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Maluku Tengah serta Peraturan Bupati Nomor 43
tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Maluku Tengah, maka perlu dilakukan penjabaran tugas pokok dan
fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Maluku Tengah.
2
penyelenggara pemerintahan daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat
10. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak
11. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seoran PNS dalam rangka memimpin suatu satuan
organisasi
12. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu Satuan Organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya di dasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu
yang bersifat mandiri
1. Mewujudkan organisasi yang efesien tata laksana yang efektif dan SDM yang
profesional yang menerapka tata kelola pemerintah yang baik
2. Mewujudkan penyediaan dan pembangunan Perumahan yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, utilitas yang memadai untuk mendukung layanan infrastruktur
dasar dan hunian yang layak.
3. Mewujudkan infrastruktur permukiman kumuh melalui pengembangan PSU
yang berkelanjutan dan terpadu
3
4. Mewujudkan penatan sistem pengelolaan pertanahan untuk kehidupan bersama
yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara
pertanahan
“ Kami hadir untuk mewujudkan rumah layak huni yang berwawasan lingkungan”
Bekerja Keras, Bergerak cepat, Bertindak tepat
1.6 Kedudukan, Tugas, Fungsi. Dan Susunan Organisasi Dinas Perumahan dan
Pasal 2 :
2. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 3 :
Pasal 4 :
4
a. Perumusan kebijakan di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
d. Pelaksanaan administrasi Perumahan dan Kawasan Permukiman
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, membawahi :
a) Sub Bagian Perencanaan, Data dan Informasi Publik
b) Sub Bagian Tata Usaha
c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
5
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Ka. Dinas
Agan Pelu, ST.MT
Sekretaris
Agan Pelu, ST.MT
6
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
b. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman
c. Menyelenggarakan perumusan kebijakan di bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman
e. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
f. Mengendalikan pembinaan administrasi dan aparatur Dinas Perumahan
dan Kawasan Permukiman
g. Mengendalikan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
h. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
i. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati dan
k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati
1.6.3 Sekretariat
Pasal 7
1. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
2. Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas melaksanakan
pembinaan dan pemberian dukungan serta administrasi Dinas agar berjalan
optimal
3. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Sekretaris mempunyai fungsi :
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan ya g
berhubungan dengan bidang tugas
7
b. Mengkoordinasikan penghimpunan bahan dan data untuk perumusan
perencanaan
c. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum dan pemberian
dukungan teknis untuk mendukung kelancaran tugas dinas
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sekretariat
e. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
f. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pasal 8
1. Sekretariat membawahi
a. Sub Bagian Perencanaan, Data dan Informasi Publik
b. Sub Bagian Tata Usaha
2. Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris Dinas
Pasal 9
1. Sub Bagian Perencanaan, Data dan Informasi Publik mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretariar di bidang Perencanaan, Data dan
Informasi Publik
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Perencanaan, Data dan Informasi Publik mempunyai tugas :
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Sub Bagian Perencanaan, Data dan Informasi
Publik
d. Melaksanakan perumusan Perencanaan, Data dan Informasi Publik secara
integrasi dengan bidang-bidang
8
e. Melaksanakan koordinasi dan fasilitas penganggaran infrastruktur
Dibidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
f. Melaksanakan monitoring evaluasi dan penyusunan pelaporan Dinas
g. Melaksanakan pengelolaan dan penyediaan data dan informasi geospasial
dan statistik
h. Melaksanakan pengelolaan dan pelayanan informasi publik, pblikasi dan
penyebarluasan informasi dinas
i. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
j. Memberikan penilaian terjadap pelaksanaan tugas bawahan
k. Melaptkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan, dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 10
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tuags pokok melaksanakan sebagian
tugas Sekretariat di bidang tata usaha
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Sub Bagian Tata Usaha
d. Melaksanakan koordinasi penatalaksanaan kepegawaian dan dukungan
administrasi umum Dinas
e. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas
f. Melaksanakan penatausahaan, penyusunan rencana dan program
pengelolaan, pengendalian, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
penyusunan pelaporan barang milik negara.
g. Melaksanakan tata laksana keuangan dan perbendarahan
h. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
i. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
9
j. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
l.
1.6.4 Bidang Perumahan
Pasal 11
Pasal 12
10
b. Seksi Pemantauan dan Evaluasi
c. Seksi penyediaan dan Pembiayaan
2. Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayar (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang
Pasal 13
1. Seksi Pendataan dan Perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Perumahan di Bidang Pendataan dan Perencanaan
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seksi
Pendataan dan Perencanaan mempunyai tugas :
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpin bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Pendataan dan Perencanaan
d. Melaksanakan penyiapan data dibidang Perumahan meliputi data
Perumahan korban bencana dan rumah masyarakat yang terkena dampak
relokasi pemerintah
e. Melaksanakan perencanaan penyediaan dan rehabilitasi perumahan rakyat
f. Melaksanakan, pemantaun evaluasi dan pelaporan di Bidang Pendataan dan
Perencanaan
g. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
h. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 14
1. Seksi Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas pokok melaksanakam
sebagian tugas Bidang Perumahan di Bidang Pemantauan dan Evaluasi
11
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi
Pemantauan dan Evaluasi mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan Perncanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Pemantauan dan Evaluasi
d. Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi program di Bidang Perumahan
e. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
f. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 15
1. Seksi Penyediaan dan Pembiayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas di Bidang Perumahan di Bidang Penyediaan dan Pembiayaan
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana diaksud pada ayat (1) seksi
Penyediaan dan Pembiayaan mempunyai fungsi :
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan Perncanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Penyediaan dan Pembiayaan
d. Melaksanakan Penyediaan dan Pembiayaan rehabilitasi rumah korban
bencana dan dampak relokasi
e. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
f. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
12
1.6.5 Bidang Kawasan Permukiman
Pasal 16
1. Bidang Kawasan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
2. Bidang Kawasan Permukiman mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas di bidang
kawasan permukiman
3. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksdu pada ayat (2) Bidang
Kawasan Permukiman mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menyelenggarakan pendataan dan perencanaan dibidang Kawasan
Permukiman
c. Menyelenggarakan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman kumuh
d. Menyelenggarakan pemanfaatan dan pengendalian kawasan permukiman
e. Menyelenggarakan penertiban izin pembangunan dan pengembangan
kawasan permukiman
f. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
g. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas dan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pasal 17
1. Bidang Kawasan Permukiman, membawahi :
a. Seksi Pendataan dan Perencanaan
b. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian
13
c. Seksi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
2. Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang
Pasal 18
1. Seksi Pendataan dan Perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Kawasan Permukiman dibidang Pendataan dan
Perencanaan
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seksi
Pendataan dan Perencanaan mempunyai fungsi
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Pendataan dan Perencanaan
d. Melaksanakan pendataan dan perencanaan kawasan permukiman kumuh
e. Melaksanakan penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman
f. Melaksanakan pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang Pendataan dan
Perencanaan
g. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
h. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
Pasal 19
1. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Kawasan permukiman di Bidang Pemnafaatan dan
Pengendalian
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimna yang dimaksud pada ayat (1) seksi
Pemanfaatan dan Pengendalian mempunyai fungsi :
14
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian
d. Melaksanakan pentaan dan pengendalian kawasan permukiman kumuh
e. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang Pemanfaatan dan
Pengendalian
f. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
g. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
Pasal 20
1. Seksi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Kawasan Permukiman di bidang pencegahan
dan Peningkatan Kualitas
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
d. Melaksanakan pencegahanperumahandan kawasan permukiman kumuh
e. Melaksanakan peningkatan kualitas prasarana dan sarana utilitas umum (PSU)
kawasan perumahan
f. Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas
g. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
h. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
15
1.6.6 Bidang Pertanahan
Pasal 21
1. Bidang pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
2. Bidang Pertanahan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas bidang
perizinan dan penyelesaian sengketa pertanahan serta pengawasan dan
pengendalian pertanahan
3. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Pertanahan mempunyai fungsi :
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Mengkoordinasikan penghimpunan bahan dan data untuk perumusan
perencanaan
c. Menyelenggarakan perumusan kebijakan dibidang pertanahan
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas bidang pertanahan
e. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
f. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pasal 22
16
Pasal 23
Pasal 24
17
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pengawasan dan dan Pengendalian Pertanahan mempunyai fungsi :
a. Menghimpun dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan bidang tugas
b. Menghimpun bahan dan data sebagai bahan perencanaan
c. Menyiapkan rencana kerja Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pertanahan
d. Memfasilitasi penetapak subjek dan objek retribusi tanah
e. Memfasilitasi kebijakan daerah tentang tanah ulayat
f. Menginventarisasi pemanfaatan tanah kosong serta memfasilitasi
penyelesaian masalah tanah kosong
g. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian bidang pertanahan
h. Melaksanakan pemantauan,evaluasi dan pelaporan di Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Pertanahan
i. Membagi tugas kedinasan kepada bawahan
j. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan
k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
Pasal 25
Pasal 26
18
2. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksdu pada ayat (1),
dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior yang dalam pelaksanaannya
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
3. Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja
19
B. LAPORAN KHUSUS
BAB I
PENDAHULUAN
20
lingkungan dan sosial yang berimplikasi memberikan gambaran suatu kawasan
permukiman yang kumuh.
21
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.3.1 Tujuan
Kondisi Kekumuhan :
- Kondisi bangunan
- Kondisi pengelolaan air limbah
- Kondisi jalan lingkungan
- Kondisi pengelolaan persampahan
- Kondisi air minum
- Kondisi drainase
22
1.3.2 Manfaat
Kajian materi sebagai ruang lingkup materi yang dibahas ialah permukiman
kumuh yang menjadi salah satu permasalahan utama yang dimiliki oleh perkotaan
pada umumnya akibat dari pertumbuhan kota yang tidak seimbang. Sehingga
nantinya dapat mengatasi masalah klasik permukiman di perkotaan, khususnya di
kawasan kelurahan Lesane.
23
a. Kondisi Kekumuhan :
- Kondisi bangunan
- Kondisi pengelolaan air limbah
- Kondisi jalan lingkungan
- Kondisi pengelolaan persampahan
- Kondisi air minum
- Kondisi drainase
2. Merumuskan arahan pola penanganan permukiman kumuh Kelurahan Lesane
dengan karakteristik permukiman kumuh wilayah kajian
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permukiman
2.1.1Pengertian Permukiman
Permukiman didalam kamus tata ruang terdiri dari tiga pengertian, yaitu :
Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Kawasan yang didominasi kawasan hunian dengan fungsi utama sebagai fungsi
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan dan tempat
kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan kerja terbatas untuk
mendukung perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi permukiman
tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Tempat atau daerah untuk bertempat tinggal atau tempat untuk menetap.
25
dengan segala isi dan kegiatan yang ada didalamnya. Berarti permukiman memiliki
arti lebih luas daripada perumahan yang hanya merupakan wadah fisiknya saja,
sedangkan permukiman merupakan perpaduan antara wadah (alam, lingkungan, dan
jaringan) dan isinya (manusia yang hidup bermasyarakat dan berbudaya di
dalamnya). Berdasarkan Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman terdapat pengertian-pengertian sebagai berikut:
- Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
- Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
- Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
- Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
26
acak-acakan tanpa perencanaan, prasarana kurang (MCK, air bersih, saluran buangan,
listrik, gang, lingkungan jorok dan menjadi sarang penyakit), fasilitas sosial kurang
(sekolah, rumah ibadah, balai pengobatan), umumnya mata pencaharian penghuninya
tidak tetap dan usahanya nonformal, tanah bukan milik penghuni, pendidikan rendah,
penghuni sering tidak tercatat sebagai warga setempat (pendatang dari luar daerah),
rawan banjir dan kebakaran serta rawan terhadap timbulnya penyakit.
yang memadai, kurangnya tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan sosial dan
dapat dikatakan hampir tidak ada fasilitas yang dibangun secara bersama swadaya
maupun non swadaya oleh masyarakat. Berdasarkan kriteria tersebut maka studi
tersebut menentukan tiga skala permukiman kumuh, yaitu tidak kumuh, kumuh dan
sangat kumuh. Berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Program Pasca Sarjana
Jurusan Arsitek tersebut, Laboratorium Permukiman, Jurusan Arsitektur ITS,
Surabaya (Rudiyantono, 2000:8), hanya menentukan dua standart permukiman
kumuh, yaitu :
1. Ditinjau dari keadaan kondisi rumahnya, yang antara lain dilihat dari stuktur
rumahnya, pemisahan fungsi ruang, kepadatan hunian/rumah dan bangunan dan
tatanan bangunan.
27
2. Ditinjau dari ketersediaan prasarana dasar lingkungan, seperti pada air bersih,
sanitasi, ketersediaan fasilitas tempat ibadah, pendidikan, kesehatan, dan sarana
ekonomi, ada tidaknya ruang terbuka di luar perumahan. Studi ini tidak
mempertimbangkan kriteria non fisik seperti kerentanan status penduduk untuk
melihat tingkat tingkat kekumuhan permukiman.
- Kondisi fisik lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan,
yaitu kurangnya atau tidak tersedianya prasarana, sarana, fasilitas lingkungan.
Walaupun ada, kondisinya sangat buruk dan di samping itu, tata letak bangunan
tidak teratur;
- Kondisi bangunan yang sangat buruk serta bahan-bahan bangunan yang digunakan
adalah bahan-bahan bangunan yang bersifat semi permanen;
- Kepadatan bangunan dengan KDB yang besar dari yang diijinkan, dengan
kepadatan penduduk yang sangat tinggi ( lebih dari 500 jiwa per ha ); dan
- Fungsi-fungsi kota yang bercampur dan tidak beraturan.
28
Ciri-ciri permukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Suparlan (1997)
dalam Oktaviansyah (2012)12 adalah:
1. Penduduk sangat padat antara 250-400 jiwa/Ha. Pendapat para ahli perkotaan
menyatakan bahwa apabila kepadatan suatu kawasan telah mencapai 80 jiwa/Ha
maka timbul masalah akibat kepadatan ini, antara perumahan yang dibangun
29
tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis, psikologis dan perlindungan
terhadap penyakit.
2. Jalan-jalan sempit dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena sempitnya,
kadang-kadang jalan ini sudah tersembunyi dibalik atap-atap rumah yang sudah
bersinggungan satu sama lain.
3. Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalan jalan
tanpa drainase, sehingga apabila hujan kawasan ini dengan mudah akan
tergenang oleh air.
4. Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim sekali. Ada diantaranya yang
langsung membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah.
5. Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur dangkal,
air hujan atau membeli secara kalengan.
6. Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan-bangunan pada umunya tidak
permanen dan malahan banyak sangat darurat.
7. Pemilikan hak atas lahan sering legal, artinya status tanahnya masih merupakan
tanah negara dan para pemilik tidak memiliki status apa-apa.
30
Menurut Arawinda Nawagamuwa dan Nils Viking (2003:3-5) penyebab
adanya permukiman kumuh adalah:
1. Karakter bangunan yaitu umur bangunan yang sudah terlalu tua, tidak
terorganisasi, ventilasi, pencahayaan dan sanitasi yang tidak memenuhi syarat
2. Karakter lingkungan yaitu tidak ada open space (ruang terbuka hijau) dan tidak
tersedia fasilitas untuk rekreasi keluarga, kepadatan penduduk yang tinggi, sarana
prasarana yang tidak terencana dengan baik. Menurut mereka keadaan kumuh
tersebut dapat mencerminkan keadaan ekonomi, sosial, budaya para penghuni
permukiman tersebut.
31
1. PENCEGAHAN
2. PENINGKATAN KUALITAS
Menurut Max Weber (P.J.M. Nas, 1979: 29), kota adalah suatu tempat
dikatakan kota bila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal.
Sedangkan menurut Prof. Bintarto (1983), kota dapat diartikan sebagai suatu
sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang
tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang
materialistis.
32
Menurut Grebler, peremajaan kota adalah usaha perubahan lingkungan
perkotaan yang disesuaikan dengan rencana dan perubahan tersebut dilakukan secara
besar-besaran untuk dapat memenuhi tuntutan baru kehidupan dikota.
Menurut Djoko Sujarto (Sujarto, 1985:2), peremajaan kota dapat dilihat dalam
tiga lingkup, yaitu :
33
2.3.3 Esensi Peremajaan kota
1. Meningkatkan vitalitas suatu atau beberapa bagian wilayah kota atau kawasan
fungsional kota sehingga dapat meningkatkan nilai basis ekonomi dan sosial
bagian wilayah kota atau kawasan tersebut terhadap kota secara keseluruhan.
2. Pembangunan kembali unsur perkotaan secara kualitatif maupun secara
kuantitatif untuk menunjang kebutuhan yang meningkat.
3. Meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana suatu atau beberapa bagian
wilayah kota atau kawasan fungsional kota.
4. Menjaga agar tidak meluasnya kekumuhan bagianbagian wilayah kota atau
kawasan fungsional kota.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
35
BAB IV
PEMBAHASAN
36
II. Topografi
Permukaan laut yang landau pada Kecamatan Kota Masohi berkisaran antara
75–300 m dari sudut terendah. Secara perlahan mulai dengan sudut kemiringan antara
10 – 230 m. Kondisi topografi daratan Kecamatan Kota Masohi umumnya memiliki
permukaan yang rata, tempat berbagai bangunan didirikan, sedangkan pada bagian
Hinderland Kecamatan Kota Masohi dikelilingi oleh bukit. Diantara permukaan yang
rata danberbukit terdapat hamparan lahan pertanian/Perkebunan namun dalam skala
kecil. Kondisi topografi di wilayah Kelurahan Lesane berupa dataran yang memiliki
luas ± 25,8 Ha merupakan wilayah landai dan sampai dengan ketinggian antara 3 s/d
± 20 meter diatas permukaan laut. Kemiringan lereng di Kelurahan Lesane secara
umum berkisar antara 0 - 3 %.
III. Geologi
Kelurahan Lesane berada dalam daratan Kepulauan Seram, yang pada dasarnya
memiliki cirri dan criteria yang sama dengan kepulauan Maluku pada umumnya.
Kepulauan Maluku terbentuk oleh tumbukan 3 (tiga) lempeng utama, yaitu lempeng
Indo Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia, dengan tipe penunjaman,
membentuk busur vulkanis dan busur non vulkanis, yang keduanya melengkung ke
barat. Busur vulkanis ditempati oleh gugusan pulau bergunung api, baik gunung api
tersier maupun kwarter, sedangkan busur non vulkanis tersusun oleh berbagai macam
batuan yang tidak ikut masuk ke dalam bumi pada waktu penunjaman atau sering
disebut baji melange. Batuan pada busur non vulkanis tersusun oleh batu gamping,
sekis, batu sabak (graywacke), batu pasir dan lempung. Keseluruhan Struktur Geologi
tersebut menurunkan intensitas tinggi di bagian Tengah Kabupaten Maluku Tengah,
yang menjadi medium rambat gelombang gempa yang dapat terjadi di daerah ini.
IV. Hidrologi
37
dikelompok kondisi pulaunya, yaitu sistem sungai Pulau kan ke dalam 2 (dua) sistem
sungai berdasar Seram, dan sistem sungai pulau-pulau kecil, meliputi : Haruku, TNS,
Saparua, Salahutu, Leihitu, Nusa Laut, dan Banda. Kecamatan Kota Masohi pada
Umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yaitu : Musim Barat/Utara (Bulan
Oktober sampai dengan Maret) dan Musim Timur/Tenggara (Bulan April sampai
dengan Agustus) dan diselingi pancaroba (Bulan April dan Bulan September) yang
merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Pada musim Barat/Utara keadaan
perairan Kecamatan Kota Masohi bergelombang yang dipengaruhi oleh tiupan angina
dari arah Barat (Perairan Laut Banda) maupun Utara (Perairan Teluk Elpaputih).
V. Klimatologi
Secara umum kondisi iklim di Kabupaten Maluku Tengah didominasi oleh curah
hujan yang relatif tinggi, yang ditunjukkan dengan kondisi vegetasi hutan yang rapat
dan tumbuh subur. Kabupaten Maluku Tengah terletak pada di wilayah ini terbentuk
tipe iklim hutan hujan tropis dan iklim musim, dengan curah hujan rata-rata tahunan
yang tinggi. Seperti wilayah Indonesia lainnya, di wilayah ini hanya terdapat 2 musim
dalam setahun, yaitu musim penghujan yang dimulai pada bulan Oktober dan musim
kemarau yang dimulai pada bulan April, dengan bulan basah lebih lama dibanding
dengan bulan kering. Kabupaten Maluku Tengah terletak antara Laut Pasifik dengan
Laut Banda, sehingga sering terjadi pusaran angin dan arus laut, maka pada saat
musim penghujan sering tejadi badai hujan (storm) yang sangat memungkinkan
terjadinya banjir besar. Berdasarkan klasifikasi Oldeman, zona agroklimat di
Kabupaten Maluku Tengah dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiografinya,
yaitu: (a) pada satuan dataran rendahdengan ketinggian <500 meter dpal, temperatur
udara berkisar antara 25.8°-27.2°C, curah hujan antara 1.000-4.500 mm/tahun, hujan
tersebar merata, jumlah bulan basah antara 3- 9 bulan basah per tahun; (b) pada
satuan dataran tinggi dengan ketinggian >500 meter dpal, temperatur udara rata-rata
26,2°C, curah hujan antara 3.000-4.000 mm/tahun, dan >9 bulan basah.
38
4.1.2 Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya
I. Kondisi Ekonomi
39
II. Kondisi Budaya
1. Kondisi Bangunan
a. Keteraturan Bangunan
b. Kepadatan Bangunan
40
c. Persyaratan Teknis
b. Cakupan Pelayanan
a. Persyaratan Teknis
b. Cakupan Pelayanan
a. Persyaratan Teknis
41
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
a. Persyaratan Teknis
1) Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis di 25% -
50% Luas Area
b. Cakupan Pelayanan
1) Cakupan Pengelolaan Persampahan Tidak Memadai terhadap 51% - 75%
Populasi
Sebagai salah satu unsur utama suatu kota, Bangunan Perumahan merupakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat, yang mana dapat mempengaruhi perkembangan
kota tersebut. Dari data yang telah diperoleh jumlah perumahan di Kelurahan Lesane
sebanyak 541 unit. Kondisi bangunan dari hasil Pendataan Baseline 100-0-100 di
wilayah Kelurahan, dapat dimasukkan dalam kategori permanen dan semi permanen.
Sedangkan material bangunan yang digunakan bervariasi. Lantai terdiri dari keramik,
semen, dan tanah. Dinding terdiri dari batu bata, papan, tripleks dan seng. Sedangkan
untuk atap terdiri dari genteng, seng dan metal roof. Selain hal di atas, penduduk
setempat juga memfungsikan rumahnya sebagai tempat usaha khususnya penduduk
yang bergerak dibidang pertukangan dan juga perdagangan/Ruko. Untuk Lebih
Jelasnya bisa dilihat pada tabel 4.2.
42
a. Keteraturan bangunan
2 02 40 40 100%
3 03 74 70 95%
4 04 80 71 89%
5 05 70 67 96%
6 06 67 64 96%
7 07 70 67 96%
8 08 46 44 96%
9 09 45 0 0%
10 10 39 28 72%
11 11 71 32 45%
TOTAL 668 545 81%
43
Untuk mengetahui nilai keteraturan bangunan dapat digunakan
545
Maka : 100 = 81%
668
b. Kepadatan bangunan
44
Luas Kawasan Jumlah Total
No RT Tingkat Kepadatan
Permukiman Bangunan
Bangunan (unit/Ha)
(Ha) (Unit)
8 08 2,20 46 2,1
9 09 1,01 45 4,5
10 10 2,06 39 1,9
11 11 1,13 71 5,3
TOTAL 25,8 Ha 668 Unit 29,00/ unit
Jumlah bangunan yang termasuk dalam lokasi studi sebanyak 668 unit
sedangkan luas wilayah 25,8 Ha. Perhitungan tingkat kepadatan bangunan adalah
membandingkan jumlah bangunan rumah yang ada dengan luas lahan permukiman
dalam suatu wilayah.
- Kepadatan Bangunan ?
668
Maka : 100 = 29 %
25,8
45
c. Persyaratan teknis
311
Maka : x 100 = 19 %
668
46
Dokumentasi kelayakan fisik bangunan Dokumentasi Keteraturan bangunan
a. Cakupan Pelayanan
Cakupan pelayanan jalan linkungan dapat dilihat dari dua indikator yakni,
perlunya keterhubungan antar perumahan dalam lingkup permukiman skala wilayah
dan perlunya keterhubungan antar persil dalam perumahan dalam skala kawasan.
Berdasarkan hasil survey, jalan lingkungan sekunder yang ada di Lingkungan Lesane
sudah dapat dilalu kendaraan bermotor roda tiga atau lebih. Cakupan pelayanan jalan
47
lingkungan dilokasi penelitian sebagian besar sudah terlayani. Cakupan jalan
lingkungan yang tidak memadai di 33 %. Luas area.
b. Kualitas jalan
Beberapa permasalahan yang terdapat pada jaringan jalan adalah adanya
kerusakan jalan, dimensi jalan yang sempit, genangan air di badan alan, dan jalan
yang berlobang, sehingga pada beberapa bagian jalan tersebut menimbulkan
di ketidaknyamanan untuk melakukan aktifitas. Bahkan masyarakat kawasan
penelitian menengarai pada bagian tertentu sering terjadi kecelakaan karena kondisi
jalan sulit dilalui. Berdasarkan hasil survey lapangan, diketahui beberapa hal sebagai
berikut :
1) Ruas jalan yang ada di Kawasan penelitian yaitu terdiri dari jalan arteri sekunder,
jalan lingkungan, dan jalan setapak (lorong).
2) Kondisi jalan yang ada terbagi dalam 3 (tiga) jenis jalan, yaitu : jalan aspal jalan,
jalan beton, dan jalan pengerasan
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa panjang jalan yang berada di wilayah studi
6876 meter dengan panjang jalan kondisi baik 5859 meter sedangkan panjang jalan
kondisi rusak sedang 1017 meter.
- Panjang Jalan : 6876 meter
- Panjang Jalan Kondisi Baik : 5859 meter
- Panjang Jalan Kondisi Rusak : 227 meter
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa sebagian kualitas jalan lingkungan di lokasi
penelitian kondisinya buruk.
48
Dokumentasi jaringan jalan
Kelurahan Lesane menjadi salah satu kelurahan yang sering terjadi dan
mengalami genangan akibat air hujan maupu rembesan atau luapan air laut walaupun
tidak berlangsung lama dan dengan ketinggian yang tidak mencapai 30 cm.Hal ini
menunjukan masih belum berfungsinya secara optimal jaringan drainase yang ada
dibeberapa titik atau kawasan penduduk. Lokasi yang sering mengalami genangan
akibat air hujan berada pada wilayah sekitar pesisir pantai yakni RT 09, 10 dan RT
11. Dibutuhkan solusi yang konkrit untuk mengatasi persoalan tersebut mengingat hal
ini terjadi tiap musim hujan dan air pasang tertinggi yang cukup menggangu
kenyamanan dan aktifitas masyarakat.
49
Tabel 4.4
Data Kondisi Jaringan drainase di Kelurahan Lesane
4 04 2.4 0 250.00 0
5 05 2.5 0 200.00 0
8 08 2.2 0 300.00 25
10 10 2.1 0 160.00 0
11 11 1.1 0 120.00 60
TOTAL/
25,8 Ha 0 Ha 4.170 M 2.145 M
Rerata
a. Cakupan pelayanan
50
- Total Panjang Jalan : 6876 meter
4170
Maka : x 100 = 60%
6876
b. Kualitas drainase
Untuk mengetahui skala pelayanan terhadap luas area maka digunakan teknik
penilaian sebagai berikut:
2025
Maka : 100 = 49 %
4170
Dengan demikian sebanyak 49 % jaringan drainase yang kondisinya buruk dan belum
terlayani terhadap luas area di kawasan penelitian.
51
Dokumentasi Kondisi Drainase
52
Tabel 4.5 Pengelolaan Persampahan di Kelurahan Lesane
Pengelolaan Persampahan
No RT/RW
(%)
1 RT001-00000 53%
2 RT002-00000 100%
3 RT003-00000 27%
4 RT004-00000 49%
5 RT005-00000 54%
6 RT006-00000 100%
7 RT007-00000 83%
8 RT008-00000 72%
9 RT009-00000 100%
10 RT010-00000 100%
11 RT011-00000 100%
a. Persyaratan Teknis
b. Cakupan Pelayanan
53
sembarang tempat seperti lahan kosong, mengumpulkan di lahan kosong tersebut lalu
dibakar. Kebiasaan menggunakan sistem komunal tersebut dikarenakan kurangnya
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di lokasi penelitian.
1 PDAM 315
2 Sumur Gali 193
3 Sumur Bor 160
Jumlah 668
54
a. Persyaratan teknis
Air minum adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk
treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari
persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis. Dari data penggunaan air minum
untuk kebutuhan warga Mayarakat di Kelurahan Lesane terlihat bahwa sebagian
besar warga menggunakan sumber PDAM untuk pemenuhan kebutuhannya.
Untuk mengetahui persyaratan teknis air minum PDAM maka digunakan teknik
penilaian sebagai berikut :
353
Maka 100 = 53%
668
Dari hasil penilaian diatas diketahui sebanyak 53% tidak memenuhi persyaratan
teknis penyediaan air minum.
b. Cakupan pelayanan
55
Untuk mengetahui cakupan pelayanan air minum oleh PDAM di lokasi penelitian
maka digunakan penilaian sebagai berikut :
- Tingkat pelayanan?
17 jam/hari
Maka : x 100 = 71%
24 jam /hari
56
Tabel 4.7
a. Persyaratan teknis
Pengelolaan air limbah di wilayah studi dilihat dari sanitasi karena salah satu
indikator penilaian rumah tinggal bersih dan sehat adalah kepemilikan sistem sanitasi
internal yang ada di dalam setiap lingkungan / kapling rumah. Karena sistem sanitasi
yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap lingkungan yang lebih luas.
Sistem sanitasi yang dimaksud meliputi ketersediaan jamban internal / jamban
keluarga, saluran pembuangan limbah cair dan padat dari rumah tinggal, ketersediaan
septic tank dan SPAL untuk bangunan publik atau bangunan yang menghasilkan
limbah hasil produksi rumah tangga atau bangunan publik. Selain limbah
pembuangan dari jamban, limbah hasil rumah tinggal yang lain adalah sampah.
Ketersediaan sarana dan prasarana pembuangan sampah pada setiap unit bangunan
dan lingkungan memberikan andil besar terhadap penilaian kebersihan dan kesehatan
lingkungan. Persyaratan teknis mencakup kualitas bangunan MCK yang terdiri dari
permanen dan semi permanen, ketersediaan air, sanitasi dan kapasitas septic tank.
57
b. Cakupan Pelayanan
58
4.4.1. PENINGKATAN KUALITAS DENGAN PEREMAJAAN
59
4.4.2 SKENARIO PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN LESANE
Permukiman Layak
Permasalahan Rencana Strategis Huni dan
Kawasan dan Program Berwawasan
Permukiman Penanganan Lingkungan Yang
Berkelanjutan
Gambar 4.1
Konsepsi Pengembangan Kawasan Permukiman
Skenario Peningkatan Kualitas Permukiman yang telah disepakati berdasarkan hasil
Pemetaan swadaya yang telah dilakukan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Pengembangan dan peningkatan kualitas kehidupan penduduk dan lingkungan
melalui pemenuhan akan prasarana, sarana dan utilitas (infrastruktur) secara
menyeluruh dan terpadu.
60
A. Aspek fisik
61
RTRW Kabupaten
No RPLP Kelurahan Lesane
Maluku Tengah
yang berbatasan dengan permukiman penduduk
g. Melakukan normalisasi Drainase agar supaya jalan air
tidak terganggu dan bisa mengalirkan air dengan lancar.
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
63
drainase yang rusak sedang hingga berat dapat dilakukan penggantian seluruh
komponen prasarana fisik saluran drainase. Peningkatan prasarana jalan juga
dapat dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi mobil pemadam
kebakaran. Lebar jalan di Kelurahan Lesane harus memenuhi standar bagi
akses untuk mobil pemadam kebakaran yaitu 3,5m. Kesesuaian lebar jalan
pada pemukiman dengan tingkat kumuh sedang akan mengurangi ancaman
kerugian yang diakibatkan oleh bencana kebakaran.
5.2 Saran
64
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scridbd.com/document/407273864/Muhajir-Syam-opt-pdf
https://elib.unikom.ac.id/files/disk/543/jbptunikompp-gdl-diralazuar-27111-5-
unikom_d-i.pdf
http://eprints.itn.ac.id/2387/1/dkripsi%20diana.pdf
65
LAMPIRAN
66