PEMBERIAN OKSIGEN
Disusun Oleh :
G2A020112
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERIAN OKSIGEN
A. Definisi
salah satu terapi pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan pemberian oksigen ke
dalam paru – paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen. Dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker
oksigen.
B. Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadinya hipoksia
C. Indikasi
1. Terapi oksigen diindikasikan pada orang dewasa dan anak dengan PaO2<60
mmHg atau saturasi O2<90% pada kondisi istirahat dalam udara Sedangkan pada
neonatus, terapi oksigen diindikasikan bila PaO2<50 mmHg atau saturasi
O2<88%.[2,9]
2. Pasien dengan gejala klinis yang menunjukkan keadaan hipoksemia atau hipoksia
membutuhkan terapi oksigen, seperti : [2,10]
3. infark miokard,
4. edema paru kardiogenik,
5. cedera paru akut,
6. acute respiratory distress syndrome (ARDS),
7. fibrosis paru,
8. keracunan sianida,
9. keracunan karbon monoksida, dll
10. Oksigen tambahan juga diberikan selama masa perioperatif karena pada umumnya
obat-obatan anastesi menyebabkan penurunan PaO2 sekunder akibat peningkatan
rasio ventilasi/perfusi dan penurunan kapasitas residu fungsional paru.
11. Terapi oksigen juga diberikan sebelum prosedur seperti suction trakea atau
bronkoskopi yang dapat menyebabkan desaturasi arteri. Terapi oksigen telah
terbukti memperpanjang angka harapan hidup pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronik dengan PaO2 <60 mmHg.
D. Kontraindikasi
1. Kontraindikasi absolut : tidak ada
2. Kontraindikasi relatif : Pasien yang menggunakan agen kemoterapi misalnya
bleomisin karena dapat menyebabkan komplikasi pulmonal yang serius.
3. Oksigen dapat memicu kebakaran sehingga tidak diperbolehkan untuk merokok,
menyalakan api atau menggunakan alat elektronik yang memicu percikan listrik di
sekitar tabung oksigen dan pasien.
E. Alat – Alat
Face Mask
Nasal kanul
1. Nasal kanul
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Cairan steril
5. Sumber oksigen dengan flowmeter
6. Plester
F. Prosedur
A. Tahap Pre Interaksi
1. Chek catatan medis dan perawatan
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien serta mengenalkan diri
2. Menerangkan prosedur dan tujuan tindakan "pemberian oksigen nasal kanul
dan face mask"
C. tahap Kerja
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menjaga privasi
3. Mengkaji adanya tanda-tanda hipoksia dan sekret pada jalan napas
4. Menentukan kebutuhan oksigen, sesuai dengan program medis
5. Menyambungkan nasal kanul atau face mask ke selang oksigen yang sudah
dihumidifikasi
6. Memberikan oksigen dengan kecepatan aliran pada program medis dan
pastikan berfungsi dengan baik:
Selang tidak tertekuk, sambungan paten
Ada gelembung udara pada humadifier
Terasa oksigen keluar dari nasal kanul/fask mask
7. Nasal kanul
Meletakkan ujung kanul pada lubang hidung
Mengatur pita elastis atau selang plastik ke kepala atau ke bawah dagu sampai
kanul pas dan nyaman
Memberi plester pada kedua sisi wajah
8. Face mask
Meletakkan face mask mulai dari hidung ke arah bawah
Menyesuaikan masker dengan bentuk wajah
Mengatur pita elastis di kepala sehingga posisi masker nyaman
9. Cek kanul/face mask setiap 8 jam
10. Mempertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu
11. Mengecek jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi setiap 8 jam
12. Mengkaji membran mukosa hidung dari iritasi (pada nasal kanul) dan
memberi jelly untuk melembabkan membran mukosa jika diperlukan
13. Pada face mask mengkaji kelembaban kulit wajh dari kekeringan
14. Mengevaluasi respon
15. Rapikan alat-alat
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi klien
2. Memberikan reinforcmen
3. Kontal untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Pendokumentasian
G. Hal Yang Harus Dipeerhatikan
1. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen
2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat
menimbulkan kebakaran
3. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol
4. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak
dipakai
5. Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering
6. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis
karenapemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.
7. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian
dinaikkan pelan-pelansesuai kebutuhan
8. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat kolaboratif
yang merupakanbagian dari paket intervensi keperawatan yang diberikan kepada
klien berdasarkan diagnose keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena itu maka
langkah pertama yang perawat lakukan adalahmelakukan pengkajian