Anda di halaman 1dari 12

KAPITALISME DALAM PERPEKSTIF ALQURAN

Muhammad Yunus Lubis, Aswan Lubis dan Ismail Marzuki, M.Sos

Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara


Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate

ABSTRACT
Throughout its long history, the Soviet Union and its rivals have often been interpreted as a
capitalist victory since the end of the Cold War and the collapse of communist socialism. The
logic and culture of capitalism repeatedly manifests itself by driving activity in almost every
area of life. Especially in the economic life of local government.
Capitalism, as we often suspect, is the idea that capital, or something, is valued and
measured by money. There are many criticisms of the capitalist system, but there is no
denying that capitalism is developing rapidly in the world's economic life. The capitalist
system, on the other hand, is regarded as the system that saves the world economy. So that
people can immediately achieve prosperity.
Unfortunately, however, the capitalist system grows and develops without regard for social
responsibility to society. For this reason, the question of capitalism and its conspiracy will be
answered in this study in accordance with the values in the perspective of the Quran.
Keywords: Capitalism and Holy Quran.

ABSTRAK
Sepanjang sejarahnya yang panjang, Uni Soviet dan para pesaingnya sering ditafsirkan
sebagai kemenangan kapitalis sejak berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya sosialisme
komunis. Logika dan budaya kapitalisme berulang-ulang memanifestasikan dirinya dengan
menggerakkan aktivitas di hampir setiap bidang kehidupan. Terutama dalam kehidupan
ekonomi pemerintah daerah.
Kapitalisme, seperti yang sering kita duga, adalah gagasan bahwa modal, atau sesuatu, dinilai
dan diukur dengan uang. Ada banyak kritik terhadap sistem kapitalis, tetapi tidak dapat
disangkal bahwa kapitalisme berkembang pesat dalam kehidupan ekonomi dunia. Sistem
kapitalis, di sisi lain, dianggap sebagai sistem yang menyelamatkan ekonomi dunia. Sehingga
masyarakat dapat segera mencapai kemakmuran.
Sayangnya, bagaimanapun, sistem kapitalis tumbuh dan berkembang tanpa memperhatikan
adanya tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Untuk itu, pertanyaan tentang kapitalisme
dan konspirasinya akan terjawab di penelitian ini sesuai dengan nilai-nilai dalam perpesktif
Alquran.
Kata kunci: Kapalisme dan Alquran.

1
PENDAHULUAN

Islam berbeda dengan agama lain karena Islam didasarkan pada iman dan ibadah.
Dalam kehidupan sehari-hari, Islam secara teoritis diterjemahkan secara bersama-sama
dan juga dapat diartikan sebagai bagaimana sebenarnya berhubungan dengan orang lain.
Dalam ajaran Islam, perilaku individu dan masyarakat berfokus pada bagaimana
memenuhi kebutuhan mereka dan menggunakan sumber daya yang tersedia.

Kajian Alquran terus berlanjut, baik untuk tuntutan sejarah manusia atau untuk
dorongan spiritual yang menerangi pandangan wahyu Allah. Oleh karena itu, terkadang
mempelajari Alquran memperkaya khazanah peradaban Islam. Hasil kajian sangat
beragam, tergantung potensi pengetahuan dan keahlian ahlinya. Keberagaman ini
kemudian diuji oleh lembaga keilmuan Islam dan realitas kemanusiaan itu sendiri. Karena
itu, tidak ada alasan untuk berhenti menggali khazanah yang tersembunyi di balik
kalamullah misterius dan abadi ini. Salah satunya adalah dalam bidang ekonmi, peneliti
tertarik untuk menggali salah satu dari sistem ekonomi yaitu kapitalisme, dengan menggali
ayat-ayat suci Al-Qur`an yang mengisyaratkan kapitalisme. Di bawah ini akan dijelaskan
gambaran umum tentang kapitalisme.

Ekonomi adalah ilmu yang relatif muda, karena baru dipelajari sejak akhir abad ke-
18. Namun keberadaan ilmu ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
dapat dimaklumi karena ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan
manusia dalam pengelolaan sumber daya yang langka, dan ternyata sumber daya tidak
pernah cukup untuk memenuhi segala sesuatu yang diinginkan manusia.

Dalam perkembangan selanjutnya, penelitian ekonomi lebih menitikberatkan pada


penetapan tujuan bagi kehidupan ekonomi dan penarikan jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut. Situasi ini akhirnya menyebabkan perpecahan mazhab-mazhab
ekonomi. Awalnya hanya terdiri dari dua aliran pemikiran, kapitalisme dan sosialisme.

Secara garis besar, sistem ekonomi dunia dapat dibagi menjadi tiga bagian: sistem
ekonomi sosialis, sistem ekonomi kapitalis, dan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi
sosialis yang digagas oleh Karl Marx terbukti gagal menciptakan kesejahteraan dunia.
Dengan runtuhnya Uni Soviet, keberadaan sistem ekonomi sosialis runtuh. Di sisi lain,
sistem ekonomi kapitalis masih digunakan di sebagian besar negara di dunia. Banyak
negara masih menggunakannya, tetapi jatuhnya sistem ekonomi kapitalis semakin nyata.
Padahal sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang diwujudkan dalam cara Islam
mengatur kehidupan ekonomi. Di sisi lain, ekonomi Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip
ekonomi umum yang diturunkan dari Alquran dan Al-Sunnah, dan dapat dikatakan sebagai
fondasi ekonomi yang didirikan di atas fondasi tersebut sesuai dengan lingkungan dan
waktu.

2
Salah satu sistem ekonomi yang masih berkembang adalah sistem ekonomi kapitalis.
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang secara jelas dicirikan oleh aturan “modal”. Ciri
utama sistem kapitalis ini adalah tidak adanya rencana ekonomi pusat. Harga pasar yang
menjadi dasar penentuan dan perhitungan unit yang diproduksi biasanya tidak ditentukan
oleh negara dalam kondisi persaingan. Jika tidak ada rencana terpusat, ini berarti
konsumen memiliki kekuatan untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam masyarakat kapitalis, pekerja tidak memiliki pabrik atau alat produksi lain,
memaksa mereka untuk menjual tenaga kerja mereka kepada kapitalis. Sementara itu,
kapitalis mencari jalan keluar yang terus berkembang untuk produksi. Karena modernisasi
pabrik-pabrik yang terus-menerus dengan alat-alat produksi dan mesin-mesin yang lebih
canggih, upah dan kesejahteraan pekerja telah gagal, yang pada akhirnya mengakibatkan
dua kelas masyarakat yang saling bertentangan kepentingannya.

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk membahas lebih jauh tentang sistem
kapitalisme dari pandangan Islam terhadap kegiatan Ekonomi yang terdapat dari sumber
utama kehidupan yaitu Al-Qur`an, dengan memaparkan berbagai pandangan ulama tafsir
terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an yang mengisyaratkan batasan-batasan sistem kapitalisme
yang dapat mengurangi keburukan dari sistem tersebut.

Dalam proses penggalian nilai-nilai Al-Qur`an tentu tidak lepas dari apa yang disebut
dengan metodologi tafsir. Semakin tepat metodologi yang digunakan maka semakin
banyak dan semakin dalam kandungan yang ditemukan. Sehingga Al-Qur`an benar-benar
menjadi hidayah dan solusi bagi umat Islam. Karena Al-Qur`an merupakan petunjuk, maka
menghubungkan Al-Qur`an dengan realitas sosial seperti kapitalisme dalam praktek
ekonomi menjadi keniscayaan adanya.

Metodologi yang dimaksud adalah metode tafsir yang mampu membangun jembatan
antara teks-teks Al-Qur`an yang sakral dan tetap adanya dengan realitas sosial yang profan
dan selalu berubah-ubah. Dimana, problem-problem sosial, politik, ekonomi dan
kemanusiaan dicarikan jawabannya dalam Al-Qur`an, yang banyak diasumsikan ulama salaf
sebagai penjelas dari segala sesuatu. Metode tersebut tidak lain adalah metode tematik
yaitu Metode tafsir yang ditempuh dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur`an
yang berbicara tentang satu masalah/tema serta mengarah kepada satu pengertian yang
sudah ditentukan kemudian membahas isi kandungan ayat-ayat tersebut sehingga menjadi
kesimpulan yang utuh.

Dari paparan di atas muncul lah beberapa rumusan masalah yang tersusun menjadi
beberapa hal yaitu: (1) Apa pengertian Kapatalisme? (2) Bagaimana perkembangan
kapatalisme? (3)Bagaimana pandangan Alquran dalam menyikapi kapatalisme?.

PENGERTIAN KAPATALISME
3
Secara bahasa, dalam KBBI Online, asal kata kapitalisme adalah kapital yaitu berarti
modal yang diartikan sebagai alat produksi seperti tanah dan uang. Sedangkan kata isme
berarti paham atau ajaran. Kapitalisme merupakan sitem ekonomi politik yang cenderung
ke arah pengumpulan kekayaan secara individu tanpa gangguan kerajaan. Dengan kata lain,
kapitalisme adalah suatu paham ataupun ajaran mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan modal atau uang dalam persaingan pasar bebas.

Kapitalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu capitalism. Kata lain daricaput (kepala);
kata kapitalis dikaitkan dengan mempertahankan kepala, kehidupan, kesejahteraan. Capital
dalam bahasa Inggris adalah kata sifat (adjektif ) yang artinya penting sekali, utama atau
unggul. Sementara jika digeser ke kata benda (noun) maka ia akan berarti modal.

Dalam bahasa Arab kapatalisme dikenal dengan ar-ra‘sulmaliya. Capital berarti modal,
modal yang dimaksud ialah alat produksi seperti: tanah maupun uang. Dan kata isme
berarti suatu paham maupun ajaran. Jadi, arti kapitalisme itu sendiri ialah suatu ajaran atau
paham mengenai modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang dan motivasi
penganut sistem ini ialah semata-mata hanya untung mencapai keuntungan sebanyak-
banyaknya.

Sedangkan Kapitalisme menurut kamus Oxford adalah “Economic system in wich a


country’s trade and industry are controlled by private owner for provit rather then by the
state”, yaitu kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-
alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam
ekonomi pasar.

Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai oleh berkuasanya
“kapital”. Ciri utama dari sistem kapitalisme ini adalah tidak adanya perencanaan ekonomi
sentral. Harga pasar yang dijadikan dasar keputusan dan perhitungan unit yang diproduksi,
pada umumnya tidak ditentukan oleh pemerintah dalam kondisi yang bersaing. Dengan
tidak adanya perencanaan terpusat, mengandunng arti adanya kekuasaan konsumen
dalam memperoleh keuntungan.

Struktur ekonomi kapitalisme adalah struktur kompetitif. Karena persaingan, itu dapat
mengarah pada proses pilihan alami, di mana setiap individu dapat mencapai posisi yang
paling mungkin ia tempati. Oleh karena itu, intervensi pemerintah tidak diperlukan kecuali
untuk memperkuat persaingan dan pasar reguler dan untuk mengkompensasi kerugian
pasar dalam penjualan barang-barang umum. Kapitalisme membuat ekonomi mandiri
tanpa campur tangan pemerintah. Intervensi nasional hanya dapat diterima ketika
diperlukan untuk menghilangkan distorsi, memastikan proses yang kompetitif, mengatur
pasar dan memperbaiki kesalahan dalam proses untuk memenuhi kebutuhan publik.

Konsep Kapitalisme dikemukakan oleh beberapa peneliti. Adam Smith mengemukakan


5 teori dasar dari kapitalisme:

4
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas–batas tertentu
2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan
status sosial ekonomi
3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih
keuntungan semaksimal mungkin
4. Kebebasan melakukan kompetisi
5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar

Menurut Prof. Halim, ada empat serangan penting terhadap kapitalisme, yaitu:

1) Kapitalisme sering dipandang kurang produktif daripada sistem kolektif di mana


pembangunan dapat direncanakan dengan hati-hati. Secara khusus,
keuntungan tidak sama dengan produktivitas, dan persaingan sering diklaim
berlebihan.
2) Kapitalisme tidak cukup kompetitif, dan motif keuntungan dan persaingan
sering mengarah pada kecenderungan monopoli.
3) Kapitalisme tidak selalu mempertahankan tingkat pekerjaan yang lebih tinggi.
Dalam keadaan tertekan, sumber daya produktif terbuang sia-sia dan
pendapatan nasional disimpan di bawah maksimum sebanyak mungkin.

BERKEMBANGNYA KAPATALISME

Asal usul ide atau gagasan kapitalisme telah ada sejak abad pertengahan, dengan
berkembangnya kantong-kantong kapitalisme. Pada masa ini terjadi peningkatan volume
perniagaan jarak jauh di antara pusat-pusat kapitalis yang berlangsung dengan tekhnik-
tekhnik kapitalis. Flanders pada abad ke-13 dan Florence pada abad ke-14 merupakan dua
kantong kapitalis penting, keduanya menjelaskan kondisikondisi hakiki bagi perkembangan
kapitalisme di Inggris.

Pada mulanya paham kapitalisme berkembang sejak abad XI, ketika perdagangan
internasional mulai dilakukan. Setelah revolusi industri (abad XIX), kapitalisme merupakan
sistem ekonomi paling menonjol di negara negara Barat (kapitalisme tinggi atau
kapitalisme industri); bersamaan dengan paham imperialisme, sistem tersebut kemudian
membentuk sistem ekonomi dunia.

Memahami sejarah pertumbuhan dan perkembangan kapitalis tidak terlepas dari


kebangkitan pola produksi kapitalis dan perdebatan transisi dari feodalisme ke kapitalisme.
Tentang diskusi pertama setelah runtuhnya feodalisme. Produksi untuk dijual secara
bertahap mulai menggantikan peran produksi untuk digunakan sebagai bentuk utama
kegiatan ekonomi di seluruh Eropa Barat. Sistem ini, yang kita sebut kapitalisme, terjadi di
beberapa tempat selama masa transisi. Tetapi ketika kapitalisme lahir dengan tepat, itu
adalah pertanyaan yang bisa dijawab dengan melihat argumen Marx tentang kapitalisme.
5
Menurut Marx, kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memungkinkan sejumlah
kecil individu untuk mengelola sumber daya produktif kritis yang mereka gunakan untuk
memaksimalkan keuntungan mereka. Marx menyebut individu-individu ini borjuis.
Borjuasi mempekerjakan sekelompok orang yang disebut proktaris. Proktaris memproduksi
komoditas yang dijual kapitalis untuk mendapatkan keuntungan di pasar. Kapitalis ini bisa
mendapatkan keuntungan dari membayar lebih sedikit pekerja (pengawas) dari nilai bersih
barang yang diproduksi.

Pengejaran keuntungan bagi orang Barat telah dimulai pada akhir abad ke-15, jauh
sebelum Revolusi Industri. Menurut Marx, ada perbedaan dalam mengejar keuntungan
sebelum dan sesudah Revolusi Industri. Sebelum Revolusi Industri, pertukaran barang
menguntungkan. Kapitalisme di era industri, bukan dari hubungan produksi dan itu pula
disebut dengan kapitalisme sejati.

Kemudian ada salah satu analisis sejarah paling terkenal mengenai pembentukan
kapitalisme adalah karya Maurice Dobbs yang berjudul, Studies in the Development of
Capitalism (1963). Dobbs mengakui bahwa perkembangan awal kapitalisme sangat
berkaitan dengan ekspresi aktivitas ekonomi dan kekuatan sosial yang dimiliki, pedagang
urban. Sepanjang dua abad tersebut, kapitalis pedagang (merchant capital) lebih teratur
dari pada kapitalis industri (industrial capital).

Modal saudagar dominan pada abad ke-15 dan ke-16, tetapi berbagai bentuk modal
industri mulai berkembang. Di Inggris, pada abad ke-16, bentuk modal industri pertama
muncul dalam perdagangan tekstil, kulit, dan logam. Bahkan di beberapa kota di Belanda
dan Italia, modal industri lahir awal sekitar abad ke-13.

Bertentangan dengan apa yang dikatakan Maurice Dobbs, Immanuel Wallerstein


dalam bukunya, The Modern World System mengungkapkan bahwa perkembangan awal
kapitalisme pada periode pra industri adalah kapitalisme pertanian. Dan kapitalisme adalah
sebagai perwujudan sistem dunia.

Mengenai pembahasan kedua, yaitu transisi dari feodalisme ke kapitalisme dapat


dilihat pada teori Weberian dan teori Marxian.

Penjelasan pertama mengenai transisi menuju kapitalisme yang paling terkenal adalah
karya Max Weber, The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism. Dalam karyanya
tersebut perhatian Weber terpusat kepada upaya memahami pertumbuhan sistem
kapitalisme rasional di Barat. Dia menaruh perhatian pada determinasi: mengapa
kapitalisme muncul di Barat dengan skala yang besar, sementara di dunia Timur keadaan
begitu tenang dan tidak ada perkembangan. Weber sama sekali tidak mengesampingkan
arti faktorfaktor ekonomi dalam masa transformasi di Barat, tetapi dia menegaskan pada
peranan reformasi protestan. Dia melihat reformasi sebagai suatu pendorong kritis, dan ia

6
menarik kesimpulan bahwa kekosongan transformasi religius di Timur sebagai penghalang
perkembangan kapitalisme di sana.

Menurut Weber, kapitalisme modern timbul sebagai hasil komulatif kekuatan sosial,
politik dan ekonomi serta agama yang berakar jauh dalam sejarah Eropa. Tetapi sejak dari
masa reformasi sampai kira-kira abad XVIII agama (khususnya agama Protestan) sebagai
faktor yang dominan. Agama merupakan faktor yang berdiri sendiri dan berpengaruh. Hal
inilah yang membedakan Weber dan Marx yang menempatkan agama pada posisi nomor
dua dan dependen.

Weber menyimpulkan bahwa semangat kapitalisme modern muncul dari etika


keagamaan yang muncul dari isi Kristen Protestan. Protestan telah mengambil posisi
terhormat dan tegas dalam hal ini. Weber ingin menghadirkan persyaratan acara sebagai
perpaduan yang harmonis antara nilai-nilai rasional dan irasional. Perjumpaan terjadi
antara gagasan, ajaran agama, dan dorongan kebutuhan materi. Kedua elemen ini bersatu
untuk memperkuat satu sama lain. Keduanya menemukan kecocokan.

Teori Dob percaya bahwa penyebab runtuhnya feodalisme adalah kontradiksi atau
konflik internal dalam pola produksi feodal itu sendiri. Ada konflik dalam hubungan antara
tuan tanah dan petani. Dari abad ke-12 hingga ke-1, permintaan pemilik tanah akan buruh
tani melonjak. Meningkatnya permintaan akan tenaga kerja petani telah menyebabkan
pelarian besar-besaran dari perkebunan, pelarian yang ditakdirkan untuk menghabiskan
mata pencaharian esensial mereka, dan serangkaian krisis yang melanda ekonomi feodal
pada abad ke-1 dan ke-15..

Paul Sweezy menolak pendangan Dobb yang menyatakan bahwa kehancuran


feodalisme merupakan pola produksi yang stagnan, yang membutuhkan beberapa kekutan
eksternal dan meruntuhkannya. Dengan begitu perubahan utama yang mulai berjalan pada
abad XIII dan XIV, seperti peningkatan kebutuhan pendapatan pada bangsawan yang
mempunyai konsekuensi meningkatnya tekanan terhadap kaum petani, sebenarnya
disebabkan oleh kekuatan dari luar sistem feodal. Sweezy berpendapat bahwa faktor
eksternal utama yang menyebabkan kekacauan hebat dalam feodalisme dan menyebabkan
pengadopsian pola produksi kapitalis adalah kebangkitan kembali perdagangan jarak jauh
antara Eropa dan wilayah-wilayah di belahan dunia lain.

PANDANGAN ALQURAN TERHADAP KAPATALISME

Maxime Rodinson, dalam bukunya Islam and Capitalism. menyatakan bahwa


sesungguhnya dunia Islam justru sangat dekat dengan kapitalisme. Rodinson meminjam
kerangka teori sosiologi Max Weber yang menemukan bahwa sangat mungkin aspek-aspek
kesadaran religius protestanisme berpengaruh terhadap perkembangan dan kemunculan

7
kapitalisme. Kendati pada tahap selanjutnya kapitalisme menjadi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan agama itu sendiri

Menurut Rodinson, Islam pada dasarnya kompatibel dengan kapitalisme. Terkait


dengan penelitian ini adalah buku David Harvey A Brief History of Neoliberalism. Buku ini
tentang kemampuannya memahami reaksi gerakan Islam terhadap kondisi pasar. Islam
dijadikan sebagai pedang Allah. Singkatnya, Islam dipahami membawa keadilan sosial bagi
seluruh masyarakat, namun neoliberalisme atau kondisi pasar modern harus dilihat sebagai
mekanisme domestikasi agama di era global. Catatan sejarah neoliberalisme Harvey
menunjukkan bahwa bidangnya bersifat global dan tidak terbatas pada lokasi geografis
tertentu. Kapitalisme neoliberal tidak memberikan ruang untuk koeksistensi sistem
ekonomi, sosial dan politik lainnya (termasuk yang agama).

Menurut Rodinson, kapitalisme harus dibedakan dalam dua kategori: kapitalisme


sebagai institusi dan kapitalisme sebagai mentalitas. Dari kedua kategori ini, kapitalisme
muncul dalam tiga bentuk: kapitalisme komersial, kapitalisme finansial, dan kapitalisme
industrial. Menurut Rodinson, masyarakat muslim datang pada konteks masyarakat Arab
yang mempraktikkan kapitalisme komersial. Tidak heran kemudian jika bahasa
perdagangan akan sangat mudah ditemui dalam Alquran misalnya pada Q.S Al-Shaff (61):
10,

‫ب أ َ ِل ٖيم‬ َ ‫نجيكُم ِم ۡن‬


ٍ ‫عذَا‬ َ ‫ٰ َيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ه َۡل أَدُلُّكُ ۡم‬
ِ ُ ‫علَ ٰى تِ ٰ َج َر ٖة ت‬
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

Islam telah menegakkan sistem yang moderat di antara sistem lainnya. Karena prinsip-
prinsip dan pokok-pokok dalam Islam itu memberikan kepada seseorang, semua hak
asasinya dan hak pribadinya, dengan cara yang tidak mengganggu keseimbangan dalam
distribusi kekayaan. Dari satu sisi, ia telah memberikan kepada individuhak milik pribadi
dan hak untuk mengatur hartanya, dan di sisi lain iamengikat semua hak itu dengan ikatan
moralitas dari dalam, dan ikatan yuridis dari luar. Di balik itu dimaksudkan agar sumber-
sumber kekayaan tidak tertumpuk pada satu tempat, akan tetapi tinggallah ia berganti-
ganti dan beredar antara berbagai individu, sehingga setiap individu menerima bagian yang
sah dan sesuai. Maka untuk tujuan ini Islam mengatur ekonomi dengan cara yang
diciptakan yang lain dengan cara kapitalisme dan komunisme dari segi jiwa, prinsip, dan
metode kerja.

Teori ekonomi Islam menyatakan bahwa ada hubungan yang erat antara kepentingan
individu dan masyarakat dalam hubungannya dengan segi fitrahnya, dan harus ada
keselarasan dan kerjasama antara keduanya, bukan persaingan atau konflik. Islam adalah
agama yang menuntut Tawazun (keseimbangan) dalam segala bidang. Artinya,
8
keseimbangan antara kepentingan individu dengan yang lain, keseimbangan antara cita-
cita dan kenyataan, keseimbangan antara ilmu dan amal, keseimbangan antara
kesejahteraan material dan spiritual. Oleh karena itu, ajaran agama ini bersifat intermediet
(Tawasuth) yaitu tidak berat ke kiri, terjebak dan berpihak pada Komunis, atau berat ke
kanan, terjebak dan berpihak pada kapitalis.

Kata “kapitalisme” dalam Al-Qur‟an tidak disebutkan secara langsung dalam Al-
Qur‟an. Oleh karena itu, untuk menemukan ayat yang berkaitan dengan kapitalisme
peneliti menggunakan kata-kata yang mengandung unsur kapitalisme. Kapitalisme adalah
salah satu sistem dalam perekonomian untuk menjalankan suatu bisnis baik barang
maupun jasa. Maka, untuk menemukan kata kunci dalam Al-Qur‟an yang berkaitan dengan
kapitalisme.

Penulis mengambil literatur-literatur yang berkaitan dengan bisnis. Salah satunya


yaitu, M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “ Bisnis Sukses Dunia Akhirat”
menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Al-Qur`an dalam konteks
berbisnis, paling tidak dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar:

1) Berkaitan dengan hati/kepercayaan pebisnis


2) Berkaitan dengan moral dan perilaku pebisnis
3) Berkaitan dengan pengembangan harta/perolehan keuntungan

Namun, penulis lebih jauh mengambil point ketiga tentang pengembangan


harta/perolehan keuntungan. Pada point ketiga ini, M. Quraish menjelaskan bahwa ada
tiga kemungkinan bagi pemilik harta dalam menggunakan hartanya:

a) dibelanjakan
b) diinvestasikan
c) ditumpuk

Seseorang boleh membelanjakan hartanya asal tidak mengakibatkan pemborosan


atau membuang-buangnya. Seseorang yang terbiasa memberi bantuan bukan pada
tempatnya dapat dikenakan atasnya pembatasan kewenangan menggunakan hartanya.

Berinvestasi dalam kekayaan tidak terlepas dari aspek keuntungan dan ekuitas.
Akibatnya, riba dilarang. Apapun definisi riba, jelas faktor utamanya adalah penipuan,
eksploitasi yang lemah oleh yang kuat. Mengumpulkan harta tanpa memenuhi fungsi
sosialnya terancam pedihnya neraka, seperti firman Allah QS. At-Taubah [9]: 3 dan QS.
Al-Humazah [10]: 1-2). Oleh karena itu, kekayaan harus dikembangkan dengan baik dan
tepat, seolah-olah kekayaan diakumulasikan tanpa dikembangkan akan mengurangi
modal yang tersedia, yang dapat mengurangi kesejahteraan yang diinginkan Alquran.

9
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan, bahwa kata-kata kunci dalam Al-
Qur`an terkait dengan kapitalisme di antaranya adalah harta (‫)مال‬, mengumpulkan (‫)جمع‬
atau menumpuk harta (‫)تكاثر‬.

Berikut ini ayat-ayat yang menisyaratkan unsur negatif kapitalisme dalam Alquran
dan tafsirannya:

‫َوت ُ ِحبُّونَ ۡٱل َما َل ُح ّٗبا َج ّٗما‬


Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. al-Fajr
[89[: 20)

Menurut al-Mawardy dalam tafsirnya, hubban jammȃ, mempunyai tiga tafsiran:

1) Harta yang banyak


2) Keburukan, karena dikumpulkan dengan cara yang haram,
3) Mencintai harta diluar batas kewajaran, kondisi yang paling buruk bagi
seseorang dan tidak berguna bagi kehidupan dunia semata.

Pesan moral yang terkandung dalam ayat ini, memberikan peringatan kepada
seseorang untuk tidak mencintai harta di luar batas kewajaran.

ُ‫ب أ َ َّن َمالَ َٰٓۥهُ أ َ ۡخلَدَهۥ‬ َ ‫ل ِلكُ ِل هُ َمزَ ٖة لُّ َمزَ ةٍ ٱلَّذِي َج َم َع َم ّٗاٗل َو‬ٞ ‫َو ۡي‬
َ ‫عدَّدَ ۥهُ يَ ۡح‬
ُ ‫س‬
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan
menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, (QS. al-
Humazah [104]: 1-3)

Dari ayat terebut di atas dapat dipahami pesan moran yang terkandung di dalamnya,
antara lain:

1. Para pengumpat dan pencela, termasuk sifat buruk dan menyebabkan


pelakunya orang-orang celaka diancam dengan neraka
2. Termasuk mereka yang mengumpulkan harta dan mengira hartanya bisa
mengekalkannya dalam hidup ini. Padahal itu tidak mungkin. Hartanya tidak
digunakan untuk beibadah kepada Allah SWT. yaitu berupa zakat, infak, dan
sedekah.

KESIMPULAN

Dalam bahasa Arab kapatalisme dikenal dengan ar-ra‘sulmaliya. Capital berarti modal,
modal yang dimaksud ialah alat produksi seperti: tanah maupun uang. Dan kata isme
berarti suatu paham maupun ajaran. Jadi, arti kapitalisme itu sendiri ialah suatu ajaran atau
paham mengenai modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang dan motivasi
10
penganut sistem ini ialah semata-mata hanya untung mencapai keuntungan sebanyak-
banyaknya

kata-kata kunci dalam Al-Qur`an terkait dengan kapitalisme di antaranya adalah harta
(‫)مال‬, mengumpulkan (‫ )جمع‬atau menumpuk harta (‫)تكاثر‬

Kapatalisme pada mulanya paham kapitalisme berkembang sejak abad XI, ketika
perdagangan internasional mulai dilakukan. Setelah revolusi industri (abad XIX),
kapitalisme merupakan sistem ekonomi paling menonjol di negara negara Barat
(kapitalisme tinggi atau kapitalisme industri); bersamaan dengan paham imperialisme,
sistem tersebut kemudian membentuk sistem ekonomi dunia.

Ada beberapa unsur-unsur negatif menurut Alquran terhadap kapatalisme, seperti


dalam Tafsir Tematik Depag disebutkan beberapa karakter manusia terhadap harta, antara
lain: segolongan manusia yag sangat cinta terhadap harta (QS. al-Fajr [89]: 20), yang
senantiasa suka mengumpulkan dan menghitungnya (QS. al-Humazah [104]: 1-3,
berbangga dengan harta (QS. al-Hadid [57]: 20, dan segolongan yang kikir terhadap harta
(QS. Ali Imran [3]: 180). 1 Karakerkarakter juga tersebut merupakan unsur-unsur negatif
yang terdapat dalam kapatalisme.

DAFTAR PUSTAKA

Zuhaili, Wahbah. 1996. Al-Qur`an Paradigma Hukum dan Peradaban, Surabaya: Risalah
Gusti.

A Musselman. Vernon. John H. Jockson. 1989. Ekonomi Perusahaan Konsep-Konsep dan


Praktek Sezaman, Jakarta: Intermedia.

HD, Kaelany. 1992. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Askara.

Jurdi, Fazlurrahman. 2008. Predator-Predator Pasca Orde Baru: Membongkar Aliansi


Leviathan dan Kegagalan Demokrasi di Indonesia, Makasar: PuKAP Indonesia-
Confront.

Hornby.A, Oxford Dictionary.

Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari masa Klasik Hingga Kontemporer.

Andhini, Kapitalisme dan Blackwater.

A’la Al-Maududi, Abul. Asas Ekonomi Islam Al-Maududi, Terj. Imam Munawwir.

Shihab, M. Quraish. 2011. Bisnis Sukses Dunia Akhirat, Tangerang: Lentera Hati.
11
12

Anda mungkin juga menyukai