Dimainkan oleh:
Siswa-siswi SMKI Yogyakarta
Penata Musik:
Bimbang Sutejo
Penata Busana:
M. Sugiarto
Penata Artistik
B. Susilo Wardoyo
Para pelaku:
01.Ken Arok (Sri Ranggah Rajasa)
02.Buntal
03.Gagak Pagon
04.Akuwu Tunggul Ametung
04.Ken Dedes
05.Brahmana Lohgawe
06.Mpu Gandring
07.Ken Endhog
09.Kertajaya
10.Permaisuri
11.Singkal
12.Sungsang
13.Kebo Buntal
13.Wungkal.
14.Sungsang
15.Ken Umang
16.Sabrang
17.Lonthang
15.Cikal
16.Para Dayang
Catatan:
Cerita ini ditulis untuk dimainkan dalam bentuk ketoprak lesung.
2 Cermin Hitam
BABAK - INTRODUCING
Pelaku : 1, Ken Arok. 2, Kebo Bungalan. 3, Prajurit Kediri. Suasana: Tegang. Musik:
Menyuarakan ketegangan. Waktu: Malam hari. Keterangan: Ken Arok sedang diburu
prajurit Kediri sambil berteriak-teriak. Ken Arok muncul dikepung prajurit
.
01.PARA PRAJURIT
(BERTERIAK-TERIAK – OS) Tangkap! Jangan sampai lari! Ayo tangkap!!
04.KEBO BUNTAL
(MANTAP) Kau tak bisa lari!
05.GAGAK PAGON
(MANTAP) Kematianmu diambang pintu!!
06.PRAJURIT II
(MENUKAS) Menyerahlah sebelum nyawamu kami lunasi!
07.KEN AROK
(TERTAWA) Jangan sombong! Aku bukan anak kemarin sore yang menggigil ketakutan
melihat mata pedang kalian!
08.KEBO BUNTAL
(MENUKAS) Kami diutus untuk menangkap pengacau sepertimu!
09.KEN AROK
(TERTAWA - SOMBONG) Aku adalah Ken Arok! Hantu padang Karautan yang bernaung di
bawah cahaya Dewa Brahma! Jika kalian sudah bosan melihat matahari, majulah! Kalian atau
aku yang akan lebih dulu pergi ditelan bumi!
10.GAGAK PAGON
(KERAS) Tangkap dia!
11.KEBO BUNTAL
(MARAH) Lari ke mana dia?! ... Kemana?!
12.SINGKAL
Kami tidak tahu Ki Lurah!
13.SUNGSANG
(MENUKAS) Dia mengilang seperti di telan bumi!
14.KEBO BUNTAL
Perampok itu benar-benar cerdik! Dia mampu menghindari kepungan kita!
15.GAGAK PAGON
(MENUNJUK KE SUDUT) Ki Lurah! Lihat! Dia ada di atas pohon?!
3 Cermin Hitam
16.KEN AROK
(MENAIKI DAUN KELAPA MELARIKAN DIRI)
17.KEBO BUNTAL
(BERTERIAK) Kejar dia! Kejar!!
01.AKUWU
(WIBAWA) Ken Dedes. Malam telah semakin larut. Bintang Gubug Penceng telah semakin
suram. ....Mengapa engkau belum tidur juga?
02.KEN DEDES
(TANPA MENOLEH) Aku sedang memandang bulan, Akuwu.
03.AKUWU
(TERTAWA) Seribu kali kau pandang, bulan itu tetap di sana. Suram. Penuh misteri.
04.KEN DEDES
(MENOLEH) Itulah hati seorang perempuan yang terluka. Yang dipisahkan dari kasih sayang
ayahnya. Yang dibawa lari dari Ponowijen. Dipaksa jadi istri laki-laki yang tidak dicintainya!
05.AKUWU
(MENUKAS) Dedes. Aku membawamu lari karena terpaksa. (MENARIK NAFAS)) Jika saja
Mpu Purwa, tidak menghalang niatku, aku tak kan membunuhnya. Tapi, sudahlah. Itu masa
lalu. Sekarang, kau sudah jadi istriku. Dan aku sangat mencintaimu.
08.KEN DEDES
(MENARIK NAFAS) Aku mencoba mencintaimu. Merelakan hidupku dan jiwaku karena
benih yang kau tanam telah tumbuh subur dalam rahimku.
09.AKUWU
(AGAK KAGET) Jadi??? Kau mengandung anakku?!
10.LOHGAWE
(MENYEMBAH) Aku menghadap, Akuwu.
4 Cermin Hitam
11.AKUWU
(GEMBIRA) O, Andika Brahmana Lohgawe! Silahkan,....silahkan duduk!
12.KEBO IJO
(GEMBIRA) Terima kasih Akuwu. (KEPADA KEN AROK) Duduklah.
13.KEN AROK
(MENYEMBAH AKUWU) “ Sendiko! ”
14.AKUWU
(GEMBIRA) Siapakah anak muda ini Brahmana?
15.KEN AROK
(MENYEMBAH) Hamba adalah murid Brahmana Lohgawe.
16.AKUWU
(TERTAWA) Bagus! Kau memilih guru yang tepat! Ilmu Brahmana bagai mata air yang tak
pernah kering di musim kemarau. Ketajaman mata batinnya, setajam mata batin Bathara Wisnu
yang mengejawantah dalam diri Sri Kresna.
17.LOHGAWE
(TERTAWA) Aku manusia biasa. “Kawaskithan”kui, tak lebih hebat dari kewibawaan Akuwu
sebagai penguasa Tumapel.
18.AKUWU
(TERTAWA) Sekarang katakan. Ada perlu apa Brahmana kemari?
19.LOHGAWE
(TENANG) Aku membawa seorang pemuda. Ken Arok namanya.
20.AKUWU
(HERAN) Ken Arok? Nama itu tak asing di telingaku.
21.KEN DEDES
(MENUKAS) Dia perampok yang pernah diselamatkan ayahku. Disembunyikan di Ponowijen
karena dikejar-kejar prajurit Kediri. Dan sekarang, perampok yang bergelar “Hantu Padang
Karautan” itu ada di sini. Duduk bersila di depan Akuwu!
21.LOHGAWE
(TERTAWA) Ingatanmu cukup baik. Tapi ada yang tidak kau ketahui.....Karena sekarang, Ken
Arok telah menjadi muridku. Dilahirkan kembali sebagai manusia baru. Untuk itu, terimalah
Ken Arok sebagai abdimu. Jika akuwu menerimanya, Tumapel akan lebih sentosa. Akuwu
akan jadi lebih mulia karena memberi jalan bagi yang sesat untuk kembali.
22.AKUWU
(TERTAWA) Baiklah. Permintaan Brahmana aku terima. (KEPADA KEN AROK) Mulai
sekarang menjadi abdiku.
23.KEN AROK
(MENYEMBAH) Terima kasih, Akuwu.
5 Cermin Hitam
24.AKUWU
(WIBAWA) Karena persoalan telah selesai, aku ingin menjamu Brahmana di istanaku.
(BERDIRI) Silahkan Andika mengikuti.
25.LOHGAWE
Terima kasih Akuwu.
26.KEN AROK
(MEMANGGIL) Dedes.
27.KEN DEDES
(BERHENTI- MENOLEH)
28.KEN AROK
Maafkan aku. Seandainya waktu itu Sang Akuwu tidak membawamu dari Poniwijen,
Aku pasti mendatangi ayahmu. Melamarmu untuk menjadi isteriku.
29.KEN DEDES
(MENUKAS) Jangan bicara lagi.. Hatiku jadi makin pedih, bagai diiris sembilu. Pergilah.
Sebelum Akuwu menjatuhkan hukuman kepadamu.
01.KERTAJAYA
(MARAH) Kemari kalian!
02.SEMUANYA
(BARENG) Sendika!!
03.KERTAJAYA
(MARAH) Kalian membuatku kecewa! Mempermalukan aku di hadapan seorang perampok
Yang menyebut dirinya sebagai Hantu Padang Karautan!
04.KEBO BUNTAL
(MENYEMBAH) Ampun Sang Prabu. Kami telah berusaha sekuat tenaga. Tapi Ken Arok
benar-benar licin.!
05.GAGAK PAGON
(MENYAMBUNG) Meski sudah dikepung, ia bisa menyelamatkan diri dengan menaiki
sebatang pohon kelapa..
6 Cermin Hitam
05.SUNGSANG
Dengan pelepah itu Ken Arok melayang di atas kepala kami. Menghilang di kegelapan.
05.KERTAYAJA
(MARAH) Itu karena kalian bodoh. Dungu. Tolol. Jika Ken Arok tidak segera ditangkap, dia
akan bergabung dengan para Brahmana! Hingga kemudian, berpuluh-puluh, bahkan beratus-
ratus brahmana dan perampok, akan bersatu menentang kekuasaanku!
07.PERMAISURI
Itulah kesalahan Kanda Prabu. Para Brahmana yang seharusnya dihormati, telah Kanda Prabu
paksa untuk bersujud di kaki Paduka Karena Kanda Prabu mengaku titisan Bathara Girindra!
Dewa perang yang maha perkasa! Yang dapat berdiri di atas ujung mata tombak tanpa terluka!
08.KERTAJAYA
(SOMBONG) aku penguasa Kediri yang sakti mandraguna!
09.PERMAISURI
(MENUKAS) Aku tahu. Tapi para Brahmana tak harus mengakui Paduka sebagai Dewa.
Mereka memiliki keyakinan sendiri, bahwa yang mereka sembah adalah Kuasa atas Segala
Kuasa. Yang telah menciptakan bumi, mewarnai langit, menghijaukan daun dan
mengharumkan bunga-bunga di jagad raya.
10.KERTAJAYA
(MARAH) Tidak! Mereka harus menuruti kemauanku! Sebagai titisan Bathara Girindra, semua
orang harus menvium telapak kakiku! Siapa berani menolak akan aku hukum mati!
11.PERMAISURI
Kandha Prabu! Titah Paduka sangat berbahaya! Kematian para Brahmana akan menimbulkan
prahara! Tidak hanya bagi kekuasaan Paduka tapi juga bagi kelangsungan negri ini!
12.KERTAJAYA
(MENUKAS- TEGAS ) Cukup!
13.PERMAISURI
(MENUKAS) Tapi Kanda Prabu......
14.KERTAJAYA
(MENUKAS – TEGAS) Cukup kataku! Sekarang dengar perintahku! Sebelum matahari bulan
Asyura muncul, perampok itu ditangkap! Demikian juga para Brahmana yang tidak mau
menyembahku sebagai Dewa!
15.SEMUANYA
(BARENG) Sendika!
01.KEN ENDOG
(TERSENYUM) Apakah itu keris yang kau pesan dari Mpu Gandring?
02.KEN AROK
Bukan Ibu. Ini kerisku sendiri. (MENYARUNGKAN KERISNYA)
03.KEN ENDOG
(DUDUK) Ibu lihat hatimu gelisah. Sering melamun sambil memandangi kerismu. Bahkan
dalam tidur, engkau sering mengigau. Menyebut-nyebut istri Akuwu Tunggul Ametung Ada
apa?
04.KEN AROK
Apakah aku harus berterus terang pada Ibu?
05.KEN ENDOG
(TENANG) Jujurlah padaku. Apa yang membuatmu risau.
06.KEN AROK
(MENARIK NAFAS) Hatiku dilanda resah. Pikiranku menjadi kacau. Gadis yang dulu pernah
aku cintai diam-diam, telah menjadi isteri orang lain. Aku kecewa. Marah. Tapi hatiku tak bisa
berpaling. Apalagi membencinya. ... Dan ketika aku melihatnya lagi, cintaku kembali
membara. Berkobar bagaikan api Bathara Bayui.
07.KEN ENDOG
Arok. Kau tidak boleh menuruti kata hatimu.
08.KEN AROK
(MENUKAS) Tapi aku mencintainya Ibu!
09.KEN ENDOG
(TEGAS) Itu bukan cinta. ....Tapi nafsu!
10.KEN AROK
(MENUKAS - YAKIN) Ibu tidak mengerti perasaanku! Hatiku terenggut saat kali pertama
melihatnya! Aku juga telah bersumpah! Jika Hyang Agung mengijinkan, aku akan
mengambilnya sebagai istri! (MEYAKINKAN) Aku sangat mencintainya, Ibu!
11.KEN ENDOG
(MENUKAS) Cinta yang akan membawamu ke dalam petaka!
12.KEN AROK
(YAKIN) Tidak! Ken Dedes bukan perempuan biasa! Dia putri Nareswari yang bercahaya
betisnya! Yang ditakdirkan membawa kemuliaan dan keagungan! Walaupun telah menjadi
istri Akuwu, tapi hatinya tersiksa! Jika aku bisa merebutnya, kemuliaan dan keagungan Pradna
Paramita, akan mengangkat harkat dan martabatku sebagai Raja yang dicintai, disegani dan
dihormati oleh seluruh penghuni tanah Jawa!
8 Cermin Hitam
13.KEN ENDOG
(TEGAS) Kau jangan mimpi! Keagungan dan kemuliaan Pradna Paramitha tak bisa diraih
dengan cara yang salah! Apalagi melanggar “paugeran,” dan mengkhiatani sumpahmu sebagai
prajurit Tumapel!
16.KEN AROK
(MENUKAS – MANTAP) Demi Dewa Brahma, aku harus melakukannya Ibu!
17.KEN ENDOG
(MANTAP) Tidak! Kau tidak harus melakukannya! Jika kau nekad, bayang-bayang kesalahan
akan menghantui hidupmu! Hatimu akan dipenuhi oleh hawa nafsu jahat yang tak mungkin
bisa kau kendalikan!
18.KEN AROK
(MANTAP)Itu tidak akan terjadi!
19.KEN ENDOG
(MANTAP) Terjadi atau tidak terjadi, ibu tidak setuju dengan caramu!
20.KEN AROK
(MANTAP) Silahkan ibu tidak setuju! Tapi hatiku telah menjadi bulat! Niatku tak bisa
dicegah! Aku harus mendapatkan keagungan dan kemuliaan Pradna Paramitha! (PERGI)
21.KEN ENDOG
(MARAH) Ken Arok!!???
01.MPU GANDRING
Cukup! Latihan hari ini aku anggap cukup.
Duduklah. Aku ingin bicara
SEMUA DUDUK
02.CIKAL
Apa yang ingin Mpu katakan?
03.SABRANG
Kami sudah tak sabar lagi untuk menyerang Kediri!
04.LONTHANG
Waduuh...waduh..waduh! Kalian ki piye to? Lha wong Mpu belum ngendiko, kok kalian sudah
ribut! Mbok ya dengar dulu kata Mpu Gandring!
05.CIKAL
Lonthang benar. Kita dengar dulu kata Mpu Gandring.
Monggo Mpu, silahkan ngendiko.
06.MPU GANDRING
Hari ini,... Ken Arok akan datang menemui kalian. Kepadaku ia berkata, rencana menyerang
Kediri bersama-sama para Brahmana harus ditunda.
07.KEN UMANG
Kenapa ditunda Mpu? Bukankah para Brahmana telah siap membantu kita?
08.WUNGKAL
Mereka sudah berkemah di tapal batas Kediri.
09.MPU GANDRING
Aku sendiri tidak tahu. Kenapa Arok menunda rencana itu.
10.KEN AROK
Karena ada yang lebih penting untuk dilakukan.
11.KEN UMANG
Apa maksud Kakang? Bukankah semua telah siap menunggu perintah Kakang?
10 Cermin Hitam
12.KEN AROK
Umang. Kita tak akan bisa mengalahkan Kediri tanpa menguasai, Tumapel. Jika itu terjadi,
pasukan kita akan bertambah kuat. Kediri akan bisa kita kuasai.
13.KEN UMANG
Ya, tapi dengan cara bagaimana Kakang merebut Tumapel?
14.KEN AROK
Itu urusanku dengan Mpu Gandring. Sekarang, pergilah. Siapkan diri kalian
15.KEN UMANG
Baik. ..Ayo, kita bersiap diri.
16.KEN AROK
Mpu. Bagaimana dengan keris yang aku pesan.
17.MPU GANDRING
Empat puluh hari empat puluh malam aku berpuasa, memenuhi permintaanmu. Dan sekarang,
keris itu telah menunjukkan ujudnya. (MENGELUARKAN KERIS) Lihat, pamor saktinya
berkelak-kelok bagaikan seekor naga. Ujungnya yang pipih dan runcing, lebih berbahaya dari
taring ular berbisa.
18.KEN AROK
Jika demikian, aku akan menggunakannya sekarang.
19.MPU GANDRING
(MENUKAS) Jangan dulu Arok. Keris ini belum selesai! Hawa panas masih melekat di sela
pamor saktinya. Dan aku akan mengusirnya dengan merendam keris ini dalam air “kembang
setaman” selama tujuh hari tujuh malam.
20.KEN AROK
(MENUKAS) Aku tidak lagi bisa menunggu Mpu!.
21.MPU GANDRING
Sabarlah. Tujuh malam lagi kau boleh mengambilnya.
22.KEN AROK
Tidak. Hari ini juga aku harus membawanya. Aku telah berjanji pada Kebo Ijo untuk
memberikan keris itu kepadanya.
23.MPU GANDRING
Jangan Ken Arok. Jangan. Jika kau membawa sekarang, petaka akan datang dalam hidupmu.
Juga keturunanmu!
.
24.KE AROK
(TEGAS) Aku bukan anak kemarin sore yang gampang ditakut-takuti dengan kutukan! Apapun
yang terjadi, keris itu harus aku bawa sekarang!
11 Cermin Hitam
25.MPU GANDRING
(TEGAS) Tidak! Aku tidak akan memberikannya padamu.
26.KEN AROK
(MARAH) Gandring! Kau anak buahku! Tugasmu hanya membuat senjata untuk persiapan
perangku! Kenapa kau berani menentangku!?
27.MPU GANDRING
Karena aku menyayangi hidupmu!
28.KEN AROK
(MARAH) Jangan “ngoyoworo”! Serahkan keris itu sekarang juga!
30.KEN AROK
Kurangajar! Matilah kau dengan kerismu!!! (MENIKAM)
31.MPU GANDRING
(MUNDUR - MENAHAN SAKIT) Kau sudah keblinger! Tega membunuh wong cilik seperti
aku! Tapi ingat! Darah dalam di keris itu tidak akan pernah kering! Dia akan mengutukmu!
Karena kau telah membuat cermin hitam dalam hidupmu! Kau dan tujuh keturunanmu akan
mati oleh keris Mpu Gandring yang sakti!
32.BANYAK LAWUNG
(GEMBIRA) Naaa,... ini dia yang Kakang cari!
33.SEMBRANI
Sejak tadi Kakang Kebo Ijo mencarimu.
34.KEBO IJO
(SOMBONG- MENDEKAT) Jangan coba-coba menipuku! Tanpa aku bertanya, kau pasti
tahu maksud kedatanganku! Jika kau ingin naik pangkat menjadi prajurit Bhayangkara Sang
Akuwu, janjimu harus kau tepati
35.KEN AROK
Tentu Kakang. Inilah yang aku janjikan. (MEMBERIKAN KERIS)
36.KEBO IJO
(MELIHAT – KAGUM) Oh,....Keris ini benar-benar bagus! Tuah saktinya begitu kuat!
(TERTAWA) Jika para bangsawan melihatnya, mereka pasti terpana oleh sinar yang
memancar dari keris ini! Bukankah begitu, Banyak Lawung dan kau Sembrani?
38.BANYAK LAWUNG
Keris itu luar biasa! Sangat pantas dipakai oleh seorang Senopati!
12 Cermin Hitam
39.SEMBRANI
Semua bangsawan pasti ingin memilikinya.
40.KEBO IJO
(TERTAWA SENANG) Ya, ya,ya....(KEPADA KEN AROK) Mulai besok, pangkatmu naik
menjadi Bhayangkara Sang Akuwu!
41.KEN AROK
Terimakasih Kakang.
42.KEBO IJO
Ayo, kita pamerkan keris ini pada para bangsawan!
BABAK V - PERADUAN
Para pelaku: 1, Para Dayang. 2, Ken Dedes.32,Kebo Ijo. 4, Ken Arok.
5, Banyak Lawung. 6, Sembrani. Suasana: Gembira. Musik: Mennyuarakankegembiraan.
Waktu: Malam hari. Keterangan: Para Dayang bersuka cita. Menari..
Ken Dedes muncul sambil berteriak.
01.KEN DEDES
(BERTERIAK) Pengawal!..... Pengawal!!! Di mana kalian!!??.
02.KEBO IJO
Ada apa Gusti? Ada apa?!!!
03.KEN DED3S
(PANIK) Sang Akuwu,.... Sang Akuwu meninggal! Ia mati dibunuh di atas ranjangnya!
04.KEBO IJO
Arok,...cepat periksa!!
KEN AROK SILAM – DATANG MEMBAWA KERIS
05.KEN AROK
Apakah keris ini yang menghabisi Sang Akuwu, Gusti?
06.KEN DEDES
(PANIK) Benar! Aku melihat keris itu menancap di dada Sang Akuwu!
13 Cermin Hitam
07.KEN AROK
Lawung, Sembrani! Kalian tahu, siapa pemilik keris ini?!
09.KEN AROK
Ya, keris ini milik Kakang Kebo Ijo!
10. KETAKUTAN
(PANIK0 Tap,..tapi,....tapi aku tidak melakukannya! Keris itu, ..keris itu...
11.KEN AROK
Tangkap Kebo Ijo. Hukum mati di alun-alun Tumapel.
12.KEBO IJO
(KERAS) Tidak!!..Aku bukan pembunuh!! Aku tidak bersalah!! Aku bukan pembunuh!!!
13.KEN AROK
(MEMANDANG KEN DEDES) Dedes,.... (MENDEKAT PELAN)
14.KEN DEDES
(MENATAP MESRA) Arok..... (MENDEKAT)
16.KEN AROK
(MENOLEH – TERKEJUT) Ibu?!
17.KEN ENDOG
( TAJAM DAN TEGAS ) Hatimu semakin gelap oleh sifat angkara! Pikiranmu telah semakin
kotor oleh hawa nafsu! Keinginanmu menjadi penguasa dengan membunuh Mpu Gandring
menghabisi Akuwu Tunggul Ametung dan merebut Ken Dedes, adalah cermin hitam
kekuasaan yang rakus dan sombong! Kekuasaan yang akan menyeretmu dalam penjara dendam
dan rasa dengki yang berkepanjangan!... Kekuasaan yang seharusnya berdiri di atas kebenaran,
keadilan, kemanusiaan, telah kau nodai dengan darah, dusta dan laku nista yang hina!
18.KEN AROK
(BERTERIAK) Ibuuuuu....!!!!
Tamat
Kasongan 13 Februari 2016