1
Program Studi Perikanan FPIK Unpad,
2
Pusat Penelitian Limnologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Email: mirarista21@gmail.com
Abstrak
Situ Gunung Putri yang terletak di Kabupaten Bogor berfungsi untuk menampung air,
irigasi pertanian, kegiatan perikanan, serta tempat pembuangan limbah domestik dan industri.
Aktivitas masyarakat di sekitar situ diduga menyebabkan penurunan kualitas fisika, kimia,
dan biologi perairan situ. Oleh karena itu, penelitian mengenai status pencemaran perlu
dilakukan untuk pengelolaan sumber daya perairan situ. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui status pencemaran Situ Gunung Putri yang diukur dari parameter fisika dan kimia
perairannya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai Maret 2019. Metode yang
digunakan dalam penentuan status pencemaran yaitu metode STORET dan Indeks
Pencemaran (IP). Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lapangan dibandingkan
dengan baku mutu air, dan digunakan dalam penentuan status pencemaran menurut masing-
masing metode. Kedua metode menghasilkan status kualitas air yang berbeda untuk masing-
masing stasiun, dengan skor metode STORET berkisar -20–0 dan skor metode Indeks
Pencemaran berkisar 0,31–3,92. Metode STORET lebih akurat menjelaskan kondisi
pencemaran di Situ Gunung Putri dan menunjukkan air situ dalam kondisi tercemar ringan
hingga sedang. Berdasarkan kedua metode yang digunakan, status pencemaran tertinggi
ditemukan di Stasiun 3 dan 5. Bahan organik dengan kandungan yang tinggi diduga sebagai
penyebab pencemaran karena parameter kualitas air yang paling dominan dalam penentuan
status pencemaran adalah COD. Dengan demikian, perairan Situ Gunung Putri kurang
mendukung untuk kegiatan perikanan karena parameter kualitas air COD dan DO di Stasiun 3
dan 5 tidak memenuhi syarat baku mutu air kelas II dan III berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001. Baik limbah industri, domestik, maupun pertanian yang masuk ke
perairan Situ Gunung Putri berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan perairan yang
dapat dilihat dari nilai COD yang tinggi.
Kata kunci: kualitas air, pencemaran, metode STORET, Indeks Pencemaran, Situ Gunung
Putri
27
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
Abstract
Keywords: water quality, pollution, STORET method, Pollution Index, Gunung Putri pond
28
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
29
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
sama. Penggunaan kedua metode ini dapat penentuan status pencemaran yaitu metode
menghasilkan output yang berbeda karena STORET dan Indeks Pencemaran
ada pembobotan tiap-tiap parameter yang berdasarkan Keputusan Menteri Ling-
berbeda (Huboyo et al., 2009). kungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
Sebagai metode berbasis indeks, tentang Pedoman Penentuan Status Mutu
metode Indeks Pencemaran dibangun Air. Kedua metode tersebut dapat
berdasarkan dua indeks kualitas. Yang menentukan kelas kualitas air melalui
pertama adalah indeks rata-rata (IR) yang perbandingan parameter dengan baku mutu
menunjukkan tingkat pencemaran rata-rata yang telah ditetapkan sesuai Peraturan
dari seluruh parameter dalam satu kali Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengamatan. Yang kedua adalah indeks Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
maksimum (IM) yang menunjukkan satu Pencemaran Air. Parameter kualitas air
jenis parameter dominan yang menye- yang digunakan dalam kedua metode
babkan penurunan kualitas air pada satu tersebut diperlihatkan dalam Tabel 1.
kali pengamatan (Marganingrum et al.,
2013). Penentuan Titik Sampling
Dalam penelitian ini, status pence- Pengambilan sampel air dilakukan di
maran Situ Gunung Putri ditentukan dengan lima stasiun penelitian (Gambar 1, Tabel 2).
mengukur parameter fisika dan kimia Titik pengambilan sampel ditentukan
perairannya. Penelitian ini diharapkan dapat berdasarkan aktivitas masyarakat di
memberikan informasi mengenai kondisi sekitarnya yang memungkinkan beban
pencemaran di perairan Situ Gunung Putri pencemar masuk ke perairan Situ Gunung
dan bahan-bahan pencemar yang sudah dan Putri. Dari setiap stasiun, sampel air
berpotensi menurunkan kualitas perairan diambil sebanyak 250 mL untuk masing-
situ, sehingga pencemaran Situ Gunung masing pengujian COD, nitrat, amonia, dan
Putri dapat diatasi dan situ dapat dikelola fosfat. Pengawet asam sulfat ditambahkan
dengan baik sesuai peruntukannya. ke dalam sampel air untuk pengujian COD
dan amonia, kemudian sampel dimasukkan
ke dalam cool box dan dibawa ke
Bahan dan Metode Laboratorium Produktivitas dan Ling-
kungan Perairan (Proling) IPB, sedangkan
Penelitian dilaksanakan dari bulan sampel air untuk pengujian nitrat dan fosfat
Februari sampai dengan Maret 2019 di Situ dimasukkan ke dalam cool box, kemudian
Gunung Putri, Desa Gunung Putri, dibawa ke Laboratorium Pusat Penelitian
Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Limnologi LIPI.
Bogor. Metode yang digunakan dalam
30
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
Tabel 2. Lokasi dan karakteristik lima stasiun sampling di Situ Gunung Putri
31
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
Tabel 3. Sistem nilai untuk parameter dan baku mutu metode STORET
Parameter
Jumlah contoh* Nilai
Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
< 10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
≥ 10 Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Keterangan:
* Jumlah contoh = jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan status mutu air
32
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
Keterangan:
R = rata-rata
K = kisaran
33
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
syarat baku mutu kelas III. Nilai COD di membandingkan tujuh parameter kualitas
semua stasiun belum memenuhi syarat air dengan baku mutu air kelas II dan III
baku mutu kelas II, sedangkan untuk baku untuk perikanan yang diperlihatkan dalam
mutu kelas III hanya Stasiun 3 yang sudah Tabel 4. Kedalaman yang dangkal, sekitar
memenuhi syarat. Hasil pengukuran 50–60 cm, dan dasar berlumpur di Stasiun
amonia di setiap stasiun penelitian 1 menyebabkan perairan tampak lebih
menunjukkan rata-rata yang cukup tinggi, keruh dibandingkan stasiun yang lain.
tetapi baku mutu kualitas air kelas II dan Stasiun 1 juga mengeluarkan bau tidak
III dalam PP Nomor 82 Tahun 2001 sedap yang diduga berasal dari buangan
menjelaskan bahwa tidak disyaratkan batas limbah industri. Di stasiun ini tidak ada
maksimum amonia untuk kegiatan makrofita maupun tutupan yang
perikanan, kecuali bagi ikan yang peka, menghalangi cahaya matahari ke
yakni ≤ 0,02 mg/L. permukaan air, sehingga suhu yang terukur
Analisis status pencemaran menurut sedikit lebih tinggi dibanding stasiun lain.
metode STORET dan Indeks Pencemaran Sebaliknya, permukaan air di Stasiun 2
menggunakan perbandingan hasil banyak ditumbuhi oleh tanaman air eceng
pengukuran kualitas air dengan baku mutu gondok yang diduga diakibatkan oleh
air dari kelas I hingga kelas IV. Kedua pengayaan unsur hara yang berasal dari
metode menghasilkan status kualitas air limbah domestik. Hal ini terlihat dari
yang berbeda untuk masing-masing konsentrasi nitrat rata-rata tertinggi
stasiun. Perbandingan hasil penentuan diperoleh di Stasiun 2 yang merupakan
status pencemaran antara metode STORET inlet dekat kawasan permukiman.
dan Indeks Pencemaran diperlihatkan Permukaan air di Stasiun 4 juga
dalam Tabel 5. banyak ditumbuhi oleh eceng gondok,
namun Stasiun 4 yang berlokasi di sekitar
kawasan pertanian ini tidak memiliki inlet
Pembahasan yang pasti. Stasiun 4 diduga mendapatkan
run off dari aktivitas pertanian yang
Penilaian menurut metode STORET memungkinkan masukan material organik
dan Indeks Pencemaran dilakukan dengan berupa pupuk dan serasah. Oleh karena itu,
Keterangan :
Kelas A: baik sekali, memenuhi baku mutu
Kelas B: baik, tercemar ringan
Kelas C: sedang, tercemar sedang
Kelas D: buruk, tercemar berat
34
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
35
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
36
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
terhadap pencemaran perairan Situ Gunung Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains
Putri yang dapat dilihat dari nilai COD di dan Teknologi 3(2): 104–112
tiga inlet tersebut yang belum memenuhi Hariono B, Riskiawan HY, Sugiyarto,
syarat baku mutu air kelas II untuk Anwar S. 2017. Penentuan Status Mutu
perikanan. Air Metode STORET DAS Kalibaru.
Prosiding Sentrinov Tahun 2017, 31–40
Huboyo HS, Nugraha WD, Indah RR.
Kesimpulan 2009. Analisis Penentuan Mutu Air
Beberapa Sungai di Jawa Tengah
Kedua metode yang digunakan, yakni dengan Metode STORET dan Indeks
metode STORET dan Indeks Pencemaran Pencemaran. Jurnal PRESIPITASI 6(2):
menghasilkan status kualitas air yang 1–8
berbeda untuk masing-masing stasiun. Kadim MK, Pasisingi N, Paramata AR.
Dalam penelitian ini, metode STORET 2017. Kajian Kualitas Perairan Teluk
lebih akurat menjelaskan kondisi Gorontalo dengan Menggunakan
pencemaran Situ Gunung Putri yang Metode STORET. Depik Jurnal Ilmu-
menunjukkan situ dalam keadaan tercemar Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
ringan hingga sedang. Hal ini diketahui dari 6(3): 235–241. DOI:
parameter kualitas air COD dan DO yang 10.13170/depik.6.3.8442
tidak memenuhi syarat baku mutu air kelas Keputusan Menteri Negara Lingkungan
II dan III untuk perikanan. Baik limbah Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
industri, domestik, maupun pertanian yang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
masuk ke perairan Situ Gunung Putri Marganingrum D, Roosmin D, Pradono,
berkontribusi terhadap pencemaran Sabar A. 2013. Diferensiasi Sumber
lingkungan perairan yang dapat dilihat dari Pencemar Sungai Menggunakan
nilai COD yang tinggi dalam pengukuran Pendekatan Metode Indeks Pencemar
kualitas air. (IP) (Studi Kasus: Hulu DAS Citarum).
Jurnal RISET Geologi dan
Pertambangan 23(1): 37–48
Ucapan Terima Kasih Mayagitha KA, Haeruddin, Rudiyanti S.
2014. Status Kualitas Perairan Sungai
Penulis mengucapkan terima kasih Bremi Kabupaten Pekalongan Ditinjau
kepada seluruh pihak yang telah dari Konsentrasi TSS, BOD5, COD dan
memberikan saran dan bimbingan dalam Struktur Komunitas Fitoplankton.
pembuatan makalah ilmiah ini. Terima Diponegoro Journal of Maquares 3(1):
kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga 177–185
besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Universitas Padjadjaran, keluarga besar Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pusat Penelitian Limnologi LIPI, serta Pengelolaan Kualitas Air dan
teman-teman yang tidak dapat penulis Pengendalian Pencemaran Air
sebutkan satu persatu atas segala bantuan Sahabuddin H, Harisuseno D, Yuliani E.
yang telah diberikan. 2014. Analisa Status Mutu Air dan Daya
Tampung Beban Pencemaran Sungai
Wanggu Kota Kendari. Jurnal Teknik
Referensi Pengairan 5(1): 19–28
Saraswati SP, Sunyoto, Kironoto BA,
Elfidasari D, Noriko N, Effendi Y, Hadisusanto S. 2014. Kajian Bentuk dan
Puspitasari RL. 2015. Kualitas Air Situ Sensitivitas Rumus Indeks PI, STORET,
Lebak Wangi Bogor Berdasarkan CCME untuk Penentuan Status Mutu
Analisa Fisika, Kimia dan Biologi. Perairan Sungai Tropis di Indonesia.
37
Aristawidya et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2020 27(1): 27–38
Jurnal Manusia dan Lingkungan 21(2): Walukow AF. 2010. Penentuan Status
129–142 Mutu Air dengan Metode STORET di
Suryanta J. 2016. Kualitas Situ di Danau Sentani Jayapura Provinsi Papua.
Kabupaten Bogor Berdasar Interpretasi Jurnal Berita Biologi 10(3): 277–281
Data Satelit Pengindraan Jauh serta Yusrizal H. 2015. Efektivitas Metode
Pengaruhnya dalam Pengendalian Banjir Perhitungan STORET, IP dan CCME
Sungai Ciliwung. Prosiding Seminar WQI dalam Menentukan Status Kualitas
Nasional Geografi UMS Tahun 2016, Air Way Sekampung Provinsi Lampung.
521–533 Tesis. Universitas Lampung
38