Anda di halaman 1dari 2

Etika dan pembentukan karakter kristiani

Etika merupakan cara kita berperilaku setiap saatnya yang dalam penerapannya selalu berkaitan dengan
benar-salah dan baik-buruk. Etika yang baik disebut etis dan etika yang tidak baik disebut tidak etis. Di
kehidupan kita sehari-hari selalu ditempatkan dalam pilihan antara etika etis dan tidak etis seperti
contoh saat kita pergi kuliah ke Universitas dengan memakai baju/pakaian yang terbuka. Menurut kita
yang memakai pakaian itu etis atau merasa bahwa itu benar tetapi menurut orang lain disekitar
mungkin kita ini dianggap tidak etis memakai pakaian tersebut. Oleh karena itu etika kita di masyarakat
sangat penting agar masyarakat sekitar bisa melihat bahwa kita ini memiliki etika yang bagus. Etika
sekarang ini sangat penting contohnya kalau sedang wawancara kerja maka kita harus memiliki etika
seperti saat masuk ruangan, berbicara, dan gerakan tubuh(gesture). Bila saat kita wawancara tida
memiliki etika yang baik maka si pengujinya pun tidak akan tertarik dengan kita. Oleh karena itu etika
harus dibentuk saat kecil karena pada saat anak-anak lah etika dapat dengan mudah dibentuk.

Karakter adalah sikap/akhlak yang dimiliki setiap orang yang berbeda setiap individunya. Karakter
kristiani saat penting karena bila kita tidak memiliki karakter kristian maka kita sama saja dengan
individu disekitar kita, oleh karena itu karakter kristiani harus dibentuk sajak anak-anak. Contoh kita
memiliki karakter kristiani yang baik adalah saat kita menemukan dompet di jalan pasti kita akan
mengembalikan atau memberikan dompet tersebut kepada pihak yang berwenang. Tetapi saat kita
tidak memiliki karakter kristiani maka kita akan langsung mengambil dompet tersebut. Pembentukan
karakter Kristiani harus didasari dengan perintah-perintah Tuhan seperti salah satunya 10 perintah
Tuhan (Keluaran 20:1-17) yaitu:

1. Jangan ada padamu Allah lain dihadapanku


2. Jangan menyembah patung atau berhala yang menyerupai apapun
3. Jangan menyebut nama Allah dengan sembarang
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat
5. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu
6. Jangan membunuh
7. Jangan berzina
8. Jangan mencuri
9. Jangan bersaksi dusta
10. Janganlah kamu mengingini apapun juga yang dimiliki sesamamu

Bila kita mengikuti perintah Tuhan tersebut maka kita akan memiliki karakter kristiani yang baik. Dan
setiap umat kristiani haruslah memiliki karakter Kristiani agar umat kristiani tidak serupa dengan dunia.
Karena karakter ini yang menjadi identitas kita masing-masing.

Membangun Norma untuk membuat penilaian moral


Bagaimana cara seseorang membangun norma?. Menurut Wagner 1991 filsuf moral itu dibagi ke dalam
2 teori yaitu teori teleologis dan teori deontologis.
 Teori teleologis

Teleologis diambil dari bahasa Yunani, telos dan logos. Telos memiliki arti tujuan, maksud dan
logos berarti perkataan. Sehingga teori teleologis berarti kebaikan atau kebenaran ditentukan
oleh tujuan yang baik itu. Siapa yang menganggap tujuan baik tersebut? Dalam hal ini etika
egoism dan etika universalisme yang berperan.

Menurut etika egoisme tujuan yang baik adalah tujuan yang baik untuk pelakunya sendiri. Tetapi
teori ini dapat menimbulkan suatu sifat hedonism

Menurut etika universalisme kebenaran itu sendiri untuk kepentingan orang dalam jumlah
terbesar. Etika universalisme ini menjadikan tindakan yang baik adalah tindakan yang berguna
bagi banyak orang.

 Teori Deontologis

Deontologis diambil dari bahasa Yunani deon berarti kewajiban. Sehingga teori deontologis
memiliki arti sebuah tindakan baik bila memenuhi kewajiban moral. Siapa yang menentukan
kewajiban tersebut? Apakah peraturan atau tindakan? Kalau tindakan tersebut berasal dari
aturan yang berlaku maka teori itu disebut deontologis aturan. Bila tindakan tersebut
ditentukan oleh situasi dan kondisi maka teori itu disebut deontologis tindakan.

Anda mungkin juga menyukai