Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TERSTRUKTUR 5 :ETIKA KRISTEN

VIVI CRISTANTI/140810101183
TUGAS PRIBADI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas, lugas, dan kreatif!
1. Sebut dan jelaskan sifat-sifat etika Kristen!

Bersifat mutlak karena Allah kita adalah Allah yang sama dari dulu sekarang dan sampai
selamanya,Dia adlah Allah yang tidak pernah berubah(Maleakhi 3:6)artinya kemutlakan
Allah itu berlaku untuk semua oaring tidak memandang asal dan latar belakang orang
tersebut,dan juga belaku untuk siapa saja dan dimana saja. Begitu juga dengan
kekudusan,keadilan,kaih,ketulusan,dan belas kasihan Allah juga tidak poernah berubah

dan tidak pernah memilih sama sekali.


Bersifat bedasarkan pernyataan Allah baik pernyataan yang biak maupun pernyataan
yang khusus.
a) Pernyataan yang umum (Roma 1:1-20,2:12,15) pernyataan ynag di tujukan untuk
seluruh manusia ,baik yang percaya maupun ynag tidak percaya kepada Yesus.
b) Pernyataan yang khusus : pernyataan yang tujukan hanya untuk orang percaya

saja.
Bersifat menentukan (preskriptif) jadi dengan memiliki sifat dari etika Kristen ini kita
bisa menentukan,artinya kita bebas menentukan apa yang menurut kita baik tapi dengan
syarat harus sesuai ajaran Tuhan yang terdapat dalam Firman Tuhan. Denga memegang
standard yang dari Tuhan kita dapat menentukan yang baik maupun yang buruk,kita bisa
memiliki keputusan yang tepat dalan suatu permasalahan dan juga kita dapat menemukan

jalan keluar yang terbaik dari suatu masalah.


Bersifat denteologis
Deontologis
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika
dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam
Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan.
Deontologi ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang

artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini
konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan
dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi
menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak
menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat
agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak
bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan
perbuatan.
Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan
oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
Egoisme Etis
Utilitarianisme
Artinya kita harus berpusat dengan proses dan kewajiban kita dalam melakukan sesuatu
karena bila kita berpusat pada teleologis maka dalam melaksanakannya kita bias
melakukuab apa saja untuk memperoleh hasil yang maksimal ,meskipun itu buruk dan
tidak esuai dengan Firman Tuhan.

2. Jelaskan perbedaan etika deontologis dengan teleologis!

Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah
satu teori etika yang terpenting.
Contoh : kewajiban seseorang yang memiliki dan mempecayai agamanya, maka orang tersebut
harus beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.

1.

Etika Teleologi

Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos,
perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju
pada tujuan tertentu. Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman
abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan
keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana halhal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah
studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah.
Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan
kebijaksanaan objektif di luar manusia.
Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya
suatu tindakan dilakukan , Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah,
tetapi itu bukan ukuran yang terakhir.Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat.Betapapun
salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka
tindakan itu dinilai baik.Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya menghalalkan segala cara.
Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut

hukum.Perbincangan baik dan jahat harus diimbangi dengan benar dan salah. Lebih
mendalam lagi, ajaran teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika yang baik itu
dipersempit menjadi yang baik bagi diri sendiri.

Egoisme Etis

Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Contoh : (mungkin masih ada) para petinggi politik yang saling berebut kursi kekuasaan
dengan melakukan berbagai cara yang bertujuan bahwa dia harus mendapatkannya.

Utilitarianisme

berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat.


Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : melakukan kerja bakti yang di adakan di lingkungan sekitar, sebagai upaya untuk
kebersihan lingkungan dan membuat tempat tersebut juga jadi nyaman dan sehat untuk
masyarakatnya.

3.Apakah yang membedakan keputusan etis dan keputusan lain yang biasa kita ambil?
Keputusan etis

Kita harus memepertimbangkan tentang yang maupun yang salh yang benar dan buruk
dan yang layak atau tidak layak.
Keputusan etis muncul pada saat yang sulit dan sukar,pad awaktu tersebut kita pasti do
hadapkan pada dua pilihan ya atau tidak.
Keputusan etis adalah keputusan yang bersfait tidak bisa terhidarkan dan bersifat harus
atau wajib.
Dalam pengambilan keputusan etis ,keputusan kita todak boleh hanya terpengaruh oleh
norma-norma yang terdapat di masyarakat saja tapi juga harus berpedoman pada Alkitab
juga.
Sedangkan keputusan bisa bukanlah keputusan yang wajib diambil dan tidak penting artinya
masih bisa di hindari atau di tunda dan cnderung cepat dan mudah mentukan pengambilan
keputusan.
4. Berilah contoh keputusan etis yang Saudara ambil baru-baru ini! Jelaskan apa saja yang
mempengaruhi Saudara dalam mengambil keputusan etis tersebut!
Menetukan untuk memilih PK2/secaba atau pergi kegereja, dan saya memilih untuk mengikuti
kegiatan secaba,jujur pada awalnya saya bigung dalam memutuskn hal tersebut tapi karena takut
tidak memperoleh serfikat saya akhrnya memutuskan untuk mengikuti kegiatan tersebut,memang
pada akhirnya keputusan itu saya sadari salah.
5. Darimana sajakah sumber bantuan kita dalam pengambilan keputusan etis? Jelaskan
Dari kita sendiri,bagaimanapun kita adalah orang pertama yang mengahadapi masalah dan kita
juga harus memilijh jalan keluar dari masalah tersebut.
Tabiat dan sifat kita sendiri ,juga menentukan dalan pengambilan keputusan atas masalah yang
sedang kita hadapin,apakah kita orang bertanggung jawab atau tidak?
Lingkungan social dan lingkungan sekitar kita,lingkungan juga menentukan kita dalam
mengambil krputusan yang tepat menurut Tuhan karena ada Firman yang ada di Alkitab
pergaulan buruk merusan kebiasaan baik,bila kita berada dan terbentuk yang kurang baik maka
hal tersebut juga menentukan sifat dan perilaku kita yang akan berimbas dalam pengambilan
keputusan.

Norma-norma dalam masyarakat dan hokum yang berlaku di suatu masla juga cenderung
membantu kita dalam mngambil keputusan yang tepat karena inti dari norma dan hokum yang
berlaku adalah baik adanya.
Situasi dan keadaan saat kita di haruskan untuk mengambil suatu keputusan atis,semakin kita
merasa terdesak oleh keaadaan,semakin cepat juga waktu yang mengharuskan kita mengambil
keputusan ,maka akan mempersulit kita mengambil ke[utusan yang tepat dan sesuai dengan
Firman Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai