Pengantar
shalom, selamat hari minggu.
Hari ini kita berkempatan belajar dari kitab kejadian yang dalam bahasa ibrani disebut
beresyit yang berarti “pada mulanya.” keseluruhan Kitab kejadian berkisah tentang
penciptaan dunia, sejarah manusia, sejarah purbakala yaitu sejarah sebelum pemanggilan
Abraham dan sejarah nenek moyang/ sejarah bapa-Bapa leluhur bangsa Israel yang dimulai
dari sejarah pemanggilan Abraham (sekaligus sejarah agama monoteis pertama di dunia)
yaitu agama yang mengaku bahwa Allah itu Esa.
Catatan tambahan
a. Keluar dari rumah Yakub pada umur 17 tahun,
b. Selama 13 tahun menjadi budak istana dan 3 tahun hidup dalam penjara
c. Pada umur 30 tahun menjadi orang kedua penguasa di Mesir setelah Firaun
Firaun pusing 7 keliling apa arti mimpi ini, dalam pasal sebelumnya ternyata tidak ada yang
mampu mengartikan mimpi itu. Tetapi kemudian kepada firaun ada nama yang
direkomendasi yang bisa menafsir mimpi. Dialah Yusuf.
Sebenarnya kemampuan Yusuf menafsir Mimpi adalah karunia yang diberikan Allah kepada
keluarga mereka. Sebab ayahnya Yakub dan saudara-saudaranyapun memiliki kemampuan
menafsir mimpi. Yakub pernah bermimpi di Betel (Kej 28:10-22) dan ia menafsirnya sendiri.
kemudian Yusuf sendiri pada umur 17 tahun pernah bermimpi yang oleh saudara-saudaranya
ditafsir bahwa Yusuf akan menjadi raja dan ayahnya dan ibunya bahkan saudara-saudaranya
akan sujud menyembah kepadanya.
Kemampuan menfasir mimpi itulah yang membuat Yusuf dapat menafsir mimpi firaun.
Ini penafsir mimpi yang berkelas, bukan yang asal-asal. Begitu dengan mimpi oh keayanya
ekor 7 atau leher 7, tergantung shio apa.
Berdasarkan arti mimpi yang disampaikan Yusuf bahwa aka nada masa 7 tahun kelimpahan
dan 7 tahun kelaparan.
Krisis (dari bahasa Yunani κρίσις – krisis; bentuk kata sifat: "kritis") adalah setiap peristiwa
yang sedang terjadi atau yang diperkirakan mengarah pada situasi tidak stabil dan berbahaya
yang memengaruhi individu, kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat.
Krisis dianggap membawa perubahan negatif dalam urusan keamanan, ekonomi, politik,
sosial, atau lingkungan, terutama ketika krisis terjadi tiba-tiba, dengan sedikit atau tanpa
peringatan. Lebih jauh, krisis adalah istilah yang berarti "waktu pengujian" atau "peristiwa
darurat".
Dampak krisis! Sangat bergantung pada jenis krisis itu sendiri. yang jelas dampaknya selalu
buruk. Tetapi bukan berarti tidak ada solusi. Sebab tantangan dan peluang itu selalu berjalan
beriring.
Dalam teks tadi, ternyata Yusuf bukan hanya menfasir tetapi ia juga memiliki kemampuan
perencanaan yang baik. Menafsir mimpi itu, kemudian yusuf mengusulkan langkah-langkah
strategis penyelesain krisis pangan yang akan segera terjadi.
Dalam usia yang relative mudah berumur k.l 30 tahun, Yusuf menjadi penguasa ke-2 di Mesir
sesudah Firaun. Alkitab berkata sesudah mendengar semua arti mimpi yang dijelaskan
Yusuf, firaun cepat mengambil langkah strategis.
1. Strategi Firaun
a. Sang Pemimpin visioner dan Berjiwa besar
Sebagai seorang pemimpin di level paling tinggi. Firaun bisa masa bodoh dengan
malapetaka yang akan segera menimpa rakyatnya. Untuk apa peduli toh ia tak akan
susah. Tetapi tidak.
Pengamatan yang tepat dari firaun dibarengi dengan langkah strategis yang sangat
politis memperkuat posisi Yusuf untuk mengembangkan seluruh potensi dirinya
dalam menghadapi kiris.
Menikahkan yusuf dengan asnat anak perempuan potifera adalah langkah politik
yang dianggap tepat.
Mertua Yusuf adalah imam di On, On ialah kota Heliopolis, yang menjadi pusat
ibadat kepada dewa matahari. Imam-imamnya memegang peranan politik yang
penting. Begitulah Yusuf berkerabat dengan kalangan paling atas dalam masyarakat
Mesir. Bahkan ia mendapat nama Mesir untuk melegitimasi indetitas ke-Mesiran-
nya Zafnat Paaneah.
2. Strategi Yusuf menghadapi krisis kelaparan di Mesir.
a. Sang Perencana dan Pemimpin
Kisah hidup Yusuf penuh drama sedih, anak kesayangan bapa yang dibenci dibuang,
dijual, difitnah dan dipenjarakan. Dan dari semuanya itu tidak ada satupun
kesalahannya yang terbukti. Tanpa membaca teks ini, kita akan mengira Yusuf
adalah manusia setengah dewa tanpa amarah, benci dan dendam.
Sesungguhnya melupakan semua daftar orang yang pernah menyakiti hati bukanlah
perkara mudah. Yusuf masih mengenang semua kepahitan hidup yang dialaminya.
Kenangan itu tercermin pada nama kedua anak laki-lakinya. Manasye: Allah telah
membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku. Dan
efraim sebab Allah telah membuat dia memiliki anak dinegri kesengsaraanku.
Ia pernah mengalami masa sulit dan kelam dalam hidupnya. Tetapi kesulitan dan
kepahitan itulah yang membentuk cirri kepempimpinannya yang penuh strategi.
Seorang ahli kepemimpinan berkata kepemimpinan tidak muncul secara kebetulan
atau dengan cara isntand. Kepemimpin setiap orang terbentuk oleh berbagai factor
dari masa lalunya.
Dalam teks tadi Yusuf bukan hanya bergumul dengan krisis Mesir melainkan juga
krisis pribadinya yang tampak pada nama ke-dua anaknya manasye dan efraim.
Yusuf tampil sebagai pemimpin yang matang secara emosional dan spiritual karena
refleksinya yang mendalam akan setiap pengalaman hidupnya.
Seorang pemimpin tidak boleh dihantui dengan kekecawaan masa lalunya. Ia harus
melepaskan diri dari kelamnya masa lalu dan bertindak demi masa depan. Dan
disitulah Yusuf merasa ia telah dipulihkan oleh Allah.
b. Kondisi geografis Mesir yang berlimpah air dari sungai Nil membuat Mesir menjadi
daerah baik untuk bertani. Maka pada musim menuai, Yusuf menyuruh
mengumpulkan gandum sebanyak-banyaknya. Di berbagai kota di Mesir gadum-
gandum itu disimpan. Alkitab menyebut tak terhitung, sebab gandum itu seperti pasir
di laut. Ketika daerah lain mulai kelaparan, di Mesir masih ada roti. Masih ada
makanan.
c. Ketika kelaparan merajalela, dan semua orang pergi meminta roti kepada firaun,
firaun justeru mengarahkan orang pergi kepada Yusuf. Firaun telah memberi
kepercayaan dan kepercayaan itu membuat ia tidak menginterfensi Yusuf dalam hal
pengelolaan pangan di Mesir.
d. Dan yang dilakukan Yusuf bukanlah membagi gratis melainkan menjual kepada
orang Mesir. memang pada saat itu Mesir menjadi tujuan cari suaka dari semua orang
di penjuru bumi sebab kelaparan di seantero bumi. Strategi menjual pangan kepada
orang Mesir dan bukan membagi gratis bisa jadi tindakan yang tepat. Sebab dengan
membeli orang menghargai jerih lelahnya dan menghargai makanan yang
diterimannya dengan susah payah.
Penutup
banyak orang mengeluh dan bersungut-sungut ketika berhadapan dengan persoalan,
tantangan. Dan memposisikan diri sebagai korban dari keadaan. padahal sesungguhnya kita
tidak pernah menjadi korban dari siapapun atau dari keadaan apapun, kita selalu menjadi
korban dari respon kita terhadap keadaan.
responi setiap krisis dengan cara yang tepat dan cepat akan meminimalisir bencana yang
lebih besar. AMIN