Anda di halaman 1dari 1

BAHAN SERMON SEKOLAH MINGGU

Bahan Alkitab: Kejadian 41:1-57


Ayat hafalan : "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang
sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10)
TUJUAN PEMBELAJARAN:
 Anak-anak dapat menemukan talenta yang ada pada dirinya
 Anak-anak memahami talenta yang ada pada dirinya adalah untuk melayani Tuhan
 Di dalam setiap kesulitan ada jalan Tuhan yang terbaik dan tetap setia dalam pelayanan
Pendahuluan:
Kesulitan hidup kadang membuat kita kehilangan rasa percaya diri. Kita merasa menjadi orang yang bodoh,
payah, dan yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan persoalan kita; apalagi persoalan orang lain.
Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang, hanya saja manusia kadang tidak bisa melihat potensi dalam
dirinya sendiri. Yusuf, yang mengalami kesulitan sejak dijual oleh kakak-kakaknya kepada pedagang Midian,
ternyata tidak hanya berdiam diri meratapi nasibnya yang malang, namun ia justru bersedia menggunakan
potensi yang ada dalam dirinya. Dengan pertolongan Tuhan, ia mampu menyelamatkan bangsa Mesir dari
bahaya kelaparan melalui penafsiran mimpi Firaun. Berikut adalah salah satu cara mengajar anak mengenal dan
menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Penjelasan Bahan :
Setelah 2 tahun peristiwa juru minuman mendapatkan kembali jabatannya dan juru roti dihukum gantung, Firaun
mendapat mimpi yang aneh dua kali berturut-turut. Pada waktu itu, mimpi dipercayai sebagai sarana Allah atau
para dewa untuk menyampaikan sesuatu kepada manusia. Oleh karena itu, banyak orang yang mencoba
berprofesi sebagai ahli tafsir mimpi. Tetapi rupanya mimpi Firaun ini sangat sulit diartikan, sehingga tidak ada
seorang pun yang dapat mengartikannya. Hal ini membuat Firaun sangat gelisah (41:8). Melihat kegelisahan
Firaun tersebut, sang juru minuman baru teringat akan Yusuf (41:9-13). Ia ingat bahwa saat orang-orang lain
tidak dapat menafsirkan mimpinya dan mimpi juru roti, Yusuf bisa. Maka ia menyampaikan hal itu kepada
Firaun, dan mengakui kealpaannya itu sebagai kesalahannya. Oleh karena itu, Firaun menyuruh memanggil
Yusuf.
Ketika Firaun bertemu dengan Yusuf, Firaun menanyakan kepada Yusuf tentang kehebatannya dalam menafsir
mimpi. Tetapi Yusuf mengakui bahwa itu semua bukan karena kehebatannya, melainkan karena Allah (41:15-
16). Kita melihat bahwa Yusuf tetap menjadi orang yang rendah hati dan mengandalkan Tuhan. Ia tidak mau
mencuri kemuliaan Allah untuk kepentingannya sendiri. Setelah Firaun menceritakan mimpinya, maka Yusuf
pun -- dengan pertolongan Tuhan -- sanggup menafsirkan mimpi tersebut. Bahkan kemudian Yusuf memberikan
nasihat apa yang harus dilakukan Firaun untuk menyikapi isi mimpi tersebut (41:33-36). Oleh karena Firaun
melihat bahwa Yusuf adalah orang yang sangat berhikmat dan dipenuhi Roh Allah (41:38-39), maka ia pun
mengangkat Yusuf menjadi orang kedua setelah dirinya -- sebagai penguasa atas Mesir (41:40-44). Yusuf berhak
mengatur seluruh tanah Mesir dan orang-orang Mesir harus tunduk kepadanya. Firaun memberinya gelar
"Zafnat-Paaneah" kepada Yusuf. Sungguh suatu hal yang luar biasa, seorang asing (bahkan mantan narapidana)
dapat menjadi penguasa di sebuah negara! Jika bukan karena penyertaan Tuhan, hal ini tidak mungkin terjadi.
Yusuf, seorang menjalani masa mudanya dengan penuh ketidakadilan dan penderitaan, namun ia tidak menyerah
dengan keadaan. Pengalaman-pengalaman hidup yang dilaluinya, tidak menjadikannya lemah dan berhati pahit.
Ia justru bersedia menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tidak semua orang bisa
bersikap seperti itu. Biasanya kesengsaraan hidup membuat orang menjadi pesimis, minder, dan tidak mau lagi
berbuat apa-apa untuk kebaikan orang lain, sebab ia merasa tidak ada orang yang bersikap baik terhadapnya.
Tapi, Yusuf bisa membuktikan bahwa Allah itu tidak tidur. Allah punya rencana yang indah dalam kehidupan
Yusuf, oleh karena itu Yusuf bersedia dipakai Allah menggunakan talenta-talentanya untuk menjadi berkat bagi
sesamanya. Dalam kisah ini, Yusuf bersedia menafsirkan mimpi Firaun, lalu memberikan nasihat apa saja yang
harus dilakukan Firaun untuk menghadapi bahaya kelaparan tujuh tahun mendatang (meskipun saat itu ia belum
diberi hadiah apa pun, tapi ia tulus ingin menolong bangsa Mesir). Setelah Yusuf mendapat jabatan khusus, ia
pun menjalankan kuasanya dengan baik. Ia mengumpulkan bahan makanan sebanyak-banyaknya, sehingga
waktu masa kelaparan itu datang, Mesir sudah siap untuk menolong rakyatnya, bahkan menolong orang dari
seluruh bumi.
Apikasi
1.      Tuhan memberikan talenta/kemampuan kepada setiap anak, bukan untuk disimpan atau digunakan untuk
kesenangan sendiri saja, melainkan untuk menjadi berkat bagi sesama.
2. Tuhan memampukan anak-anak untuk dapat melakukan apa yang telah mereka dengar, sehingga sejak
kecil, hidup mereka sungguh-sungguh menjadi berkat.
Metode: Bercerita

Anda mungkin juga menyukai