Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No.

2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

Pertumbuhan, Produksi, Dan Kualitas Bawang Merah


Di Tanah Pasir Kuarsa Pedalaman Luar Musim
(The Growth, Production, and Quality of Shallot at Back Quartz Sands in The Off Season)

Muhammad Anang Firmansyah


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah
Jl. G. Obos Km 5 Palangka Raya 73111
*Coressponding author : E-mail anang.firmansyah75@yahoo.com

ABSTRACT

The development of shallot cultivation at back quartz sand during onion rainy or off season can be
considered as new innovation. The objectives of this study is to obtain shallot varieties that are
adaptive in terms of the growth, production, and quality parameters. The experimental design used
in this research is randomized block design (RBD) 4x3 with 4 treatments of varieties (Maja
Cipanas, Tajuk, Bauji and Bima Brebes), and 3 replication for each treatment. The results showed
that soil bulk density increased with the deepening of the soil, however soil water content
decreased. Based on growth parameter, Tajuk showed the best results and significantly different
comparing to Bima Brebes. For production parameter, the weight of varieties of Maja Cipanas,
Bauji dan Bima Brebes is 10 grams more than Tajuk with weight is 6,97 grams only. The
production of Bauji showed the highest dry production of 22.4 ton/ha although it is not
significantly different with Maja Cipanas that can produce 18.49 ton/ha. For quality parameter, the
varieties of Bima Brebes showed the optimum results in terms of parameter of hardness of tubers
and total dissolved solids (TDS) with the value of 4.9 kg / cm2 and 16,42 % respectively.

Key words: Allium ascalonicum L, back quartz sands, off season

ABSTRAK

Pengembangan bawang merah di tanah pasir kuarsa pedalaman di luar musim atau musim hujan
merupakan hal baru. Tujuan penelitian ini mendapatkan varietas bawang merah yang adaptif
ditinjau dari parameter pertumbuhan, produksi, dan kualitas. Rancangan percobaan menggunakan
RAK4x3 (Rancangan Acak Kelompok) dengan 4 perlakuan varietas (Maja Cipanas, Tajuk, Bauji
dan Bima Brebes), setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot
isi tanah meningkat dengan makin dalamnya tanah, namun kadar air tanah sebaliknya makin
menurun. Pada parameter pertumbuhan nampaknya Tajuk terbaik dan berbeda nyata dibandingkan
Bima Brebes. Pada parameter produksi ternyata Maja Cipanas, Bauji dan Bima Brebes memiliki
berat 10 g lebih, sedangkan Tajuk hanya 6,79 g. Produksi varietas Bauji adalah terbaik dengan
produksi kering sebesar 22,4 t/ha meskipun tidak berbeda nyata dengan Maja Cipanas 18,49 t/ha.
Pada parameter kualitas maka Bima Brebes cukup baik ditinjau dari parameter kekerasan umbi dan
Total Padatan Terlarut (TPT) berturut-turut 4,9 kg/cm2 dan 16,42 %.

Kata kunci: Allium ascalonicum L, pasir kuarsa pedalaman, luar musim.

dari dataran tinggi maupun menengah mampu


PENDAHULUAN beradaptasi dengan baik di dataran rendah
(Kusuma et al., 2009). Bawang merah juga
Bawang merah (Allium ascalonicum mampu tumbuh di tanah Alluvial (Firmansyah
L.) merupakan tanaman yang memiliki et al., 2015; Sumarni et al,. 2012), tanah pasir
adaptasi luas. Beberapa varietas yang berasal pantai (Swasono, 2012), di lahan bergambut
271
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

dan gambut (Satsijati & Koswara, 1993; Rancangan percobaan menggunakan


Firmansyah et al., 2014). RAK4x3, perlakuan yang digunakan adalah
Khusus tanah pasir maka dapat empat varietas bawang merah, yaitu: Maja
dibedakan dua macam berdasarkan posisinya, Cipanas, Tajuk, Bauji, dan Bima Brebes.
yaitu: tanah pasir pantai dan tanah pasir Petakan berukuran 1x 2 m, jarak tanam yang
pedalaman. Tanah pasir pantai letaknya dekat digunakan adalah 15 x 17 cm. Luasan
dengan pantai, sedangkan tanah pasir keseluruhan petak satuan percobaan adalah 24
pedalaman terletak jauh dari pantai. Palangka m2. Setiap bedengan dipasang mulsa plastik
Raya memiliki tanah pasir kuarsa dengan hitam perak.
luasan mencapai 100.033 ha (37,6 %) (BPS, Pemeliharaan meliputi penyiraman
2014), dan jarak dari pantai yang terdekat di rutin untuk kebutuhan air tanaman dan juga
laut Jawa lebih dari 100 km. untuk pembilasan sebelum matahari terbit
Pengembangan bawang merah di untuk pengendalian penyakit tanaman secara
tanah pasir umumnya terkendala rutin jika terjadi hujan malam. Fungisida
kesuburannya yang rendah serta sifat fisik digunakan rutin setiap tiga hari sekali
yang terlalu porus sehingga sedikit sekali bergantian, berbahan aktif Mankozeb 80 WP
kemampuannya menahan air. Penanaman dan Propineb. Pemupukan dilakukan pada
bawang merah diluar musim atau musim beberapa tahap yaitu pupuk dasar
hujan merupakan strategi untuk mengisi diaplikasikan seminggu sebelum tanam
kekosongan bawang merah saat Pulau Jawa dengan cara sebar dan diaduk rata. Lalu
pertanaman bawang merah banyak beralih ke pupuk susulan ada dua cara pemberian
padi. dikocor pada umur 10, 17, 24, 31 HST (Hari
Kendala yang dihadapi daerah baru Setelah Tanam) dan di semprot pada umur 20
pengembangan bawang merah adalah belum dan 30 HST (Tabel 1).
banyak data yang mendukung penentuan
varietas yang dapat beradaptasi dengan baik
dari segi pertumbuhan, panen maupun Tabel 1. Pengunaan Pemupukan Bawang
kualitas umbi yang dihasilkan. Merah di Tanah Pasir Kuarsa
Hipotesis yang diajukan bahwa Pedalaman Luar Musim di
varietas yang adaptif akan memberikan hasil Palangka Raya
terbaik pada karakteristik yang diamati yaitu
pertumbuhan, produksi dan kualitas umbi Waktu Sistem Jenis Pupuk per Total Petakan
yang dihasilkan di tanah pasir kuarsa Pupuk 24 m2
7 HBT Tabur Pukan ayam 40 kg; Dolomit 9
pedalaman luar musim.
kg; NPK 16:16:16 1 kg
Tujuan penelitian ini untuk melihat 10 HST Kocor NPK 16:16:16 120 g
kemampuan adaptasi empat varietas bawang dilarutkan kedalam 16 l air
merah di tanah pasir kuarsa yang merupakan 17 HST Kocor NPK 16:16:16 120 g + Nasa
tanah timbunan di atas tanah gambut saat 32 ml + Procal 80 g dilarutkan
musim hujan di Kota Palangka Raya. kedalam 16 l air
20 HST Semprot MKP (54% P2O5, 34% K2O)
30 HST 36 g + 10,8 KCl White (90%
BAHAN DAN METODE K) + Pupuk Cair Udang 3 ml
dilarutkan kedalam 5,5 l air
Penelitian dilakukan pada musim 24 HST Kocor NPK 16:16:16 240 g + Asam
hujan dari bulan Desember 2016 hingga 31 HST Humik 24 g dilarutkan
kedalam 32 l air
Pebruari 2017. Lokasi terletak di tanah
Keterangan: HBT=Hari Sebelum Tanam,
tertimbun yang berasal dari tanah uruk
HST=Hari Setelah Tanam
dengan tekstur pasir kuarsa baik dari lansekap
Entisol maupun Spodosol, sehingga tanah Analisis fisik tanah dilakukan pada
pasir urug memiliki juga hancuran padasan tiga lapisan tanah bedengan yaitu atas 0-5 cm,
yang berasal dari horison spodik dan juga tengah 5-10 cm dan bawah 0-15 cm, 15-20
terdapat bahan epipedon albik.
272
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

cm pada masing-masing titik pewakil masing- 5%). Sedangkan parameter tanah digunakan
masing varietas bawang merah pada umur 40 nilai tengah dan analisis deskriptif.
HST. Analisis fisik tanah yang dilakukan
adalah bobot isi dan kadar air tanah. Contoh HASIL DANPEMBAHASAN
tanah diambil secara untuh menggunakan ring
sample pada setiap lapisan di masing-masing Curah Hujan dan Sifat Fisik Tanah
bedengan varietas pewakil dan sifat fisik Curah hujan dan hari hujan selama
tanah yang diperoleh kemudian dirata-ratakan penelitian berlangsung mencapai 568.9 mm
untuk melihat karakteristik tanah pada lokasi dengan hari hujan sebanyak 45 hari. Dasarian
penelitian. tertinggi pada ke tiga bulan Januari tahun
Parameter pertumbuhan tinggi 2017 mencapai 218,4,mm dengan hari hujan
tanaman, jumlah tunas anakan dan jumlah sebanyak sembilan hari (Gambar 1).
daun pada saat tanaman berumur 40 HST
diamati pada 10 tanaman contoh disetiap 250 218,4

Curah Hujan (mm)


satuan percobaan dan dicari nilai tengahnya. 200
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal
150 124,1
batang sejajar permukaan tanah hingga daun
tertinggi di rumpun tanaman contoh. Jumlah 100 62,4 63,2
34,3 40,5
tunas anakan dihitung pada jumlah tunas yang 50 26
terdapat di rumpun tanaman contoh. Jumlah 0
Des I Des II Des III Jan I Jan II Jan III Peb I
daun dihitung berdasarkan jumlah daun yang
Dasarian
dihasilkan setiap rumpun tanaman contoh.
Parameter produksi pada umur
tanaman 55 HST yang diamati adalah berat 10 9
Hari Hujan (hari)

umbi, berat basah dan berat kering 9


8 7 7
berdasarkan ubinan 1 m2. Berat umbi 7 6 6
dihitung berdasarkan berat umbi dibagi 6 5 5
5
dengan jumlah umbi hasil ubinan. Berat 4

panen basah diperoleh dengan menimbang 3


2
seluruh tanaman yang dipanen dalam bentuk 1
0
segar. Berat panen kering dihitung setelah Des I Des II Des III Jan I Jan II Jan III Peb I
panen segar di jemur di bawah terik matahari Dasarian
selama tujuh hari, daun menghadap ke atas
selama lima hari dan umbi menghadap keatas Gambar 1. Curah hujan dan hari hujan
pada dua hari berikutnya. Produksi per hektar dasarian selama penelitian
digunakan asumsi luas riil lahan yang berlangsung.
tertanami yaitu 66%.
Parameter kualitas produksi meliputi, Pemberian pupuk kandang ayam
kekerasan umbi dan TPT (Total Padatan dengan dosis setara 16 t/ha pada permukaan
Terlarut). Kekerasan umbi diketahui dengan bedengan kemudian di cangkul tipis
menggunakan alat Pnetrometer Saku S-170 mempengaruhi sifat fisik tanah. Penumpukan
Durgam Geo Slope Indicator pada tiga butir pupuk kandang dibagian atas lapisan tanah
umbi bawang merah dengan ukuran kecil, yang lebih banyak berpengaruh terhadap
sedang, dan besar kemudian dicari nilai bobot isi maupun kadar air tanah. Bobot isi
tengahnya pada setiap satuan percobaan. TPT dan kadar air tanah dilokasi penelitian pada
diketahui dengan menggunakan alat berbagai kedalaman yaitu 0-5 cm, 5-10 cm
Refraktometer ATAGO Brix 0,0-33,0% yang dan 10-15 cm masing-masing sebesar 0,98
diukur sejalan dengan kekerasan umbi. g/cm3 dan 25,07 %; 1,06 g/cm3 dan 23,99 %;
Guna mengetahui perbedaan nilai 1,19 g/cm3 dan 23,13 % (Gambar 2).
tengah parameter antar perlakuan digunakan Rajiman et al. (2008) penambahan pupuk
Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT taraf
273
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

kandang 20 t/ha mampu menurunkan bobot yang berbeda nyata dengan varietas lainnya
isi tanah. adalah jumlah daun yang mencapai 70,07
Hal itu menunjukkan bahwa semakin helai dan jumlah tunas anakan mencapai
dalam lapisan tanah pasir maka kondisi bobot 13,43 buah. Banyaknya jumlah daun dan
isi tanah semakin meningkat. Bobot isi yang jumlah anakan tentu diharapkan agar
tinggi dibagian bawah lapisan tanah produksinya juga diharapkan relatif tinggi.
umumnya disebabkan kandungan bahan
organik rendah, kurangnya agregasi dan Tabel 1. Parameter Pertumbuhan Berbagai
penetrasi akar, dan pemadatan yang Varietas Bawang Merah Umur 40
disebabkan beban berat lapisan diatasnya HST pada Tanah Pasir Kuarsa
(Brady, 1990). Selain itu tanah pasir banyak Pedalaman Luar Musim di
mengandung pori-pori makro sehingga tanah Palangka Raya
pasir sulit untuk menahan air (Hardjowigeno,
2003). Haridjaja et al. (2010) Makin tinggi Perlakuan Tinggi Jumlah Jumlah
tingkat kepadatan tanah maka makin Tanaman Daun Tunas
(cm) Anakan
berkurang pori makro dan resistensi tanah
Maja Cipanas 39,97 A 42,50 ab 6,90 a
terhadap penetrasi makin meningkat. Hal itu Tajuk 46,88 b 70,07 c 13,43 c
berdampak kepada kondisi kadar air tanah, Bauji 42,09 ab 51,53 b 8,63 b
dimana bobot isi meningkat maka akan Bima Brebes 39,52 a 35,27 a 6,60 a
menurunkan kadar air tanah. Keterangan: Huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Bobot Isi (g/cc)

1,5 1,19
0,98 1,06
1 Jumlah umbi bawang merah atau
0,5
jumlah tunas anakan yang berbeda antar
varietas menunjukkan adanya pengaruh faktor
0 genetik. Budianto et al. (2009) karakter
0-5 5-10 10-15
jumlah umbi bawang merah banyak
Kedalaman Lapisan Tanah (cm) dipengaruhi oleh faktor genetik dan sedikit
oleh faktor lingkungan.
Jumlah anakan ada kaitannya dengan
26 Kedalaman Lapisan Tanah (cm)
Kadar Air (%)

25,07 ukuran umbi bawang merah, bawang merah


25 23,99 yang memiliki ukuran umbi besar maka
24 23,13 jumlah anakannya akan lebih sedikit (Basuki,
23 2005 dalam Kusmana et al., 2009).
22 Jumlah daun diduga terkait dengan
0-5 5-10 10-15 jumlah anakan. Semakin banyak jumlah
anakan, maka jumlah daun yang dihasilkan
akan semakin banyak (Putrasamedja, 1990).
Sejalan dengan hal tersebut Limbongan &
Gambar 2. Bobot isi dan kadar air tanah
Monde (1999) jumlah umbi yang dihasilkan
pada berbagai lapisan di tanah
tanaman bawang merah terkait erat dengan
pasir kuarsa pedalaman
jumlah daun. Jumlah daun yang banyak akan
Palangka Raya.
menghasilkan fotosintat yang banyak.

Parameter Pertumbuhan
Parameter Produksi
Berdasarkan parameter pertumbuhan
Berdasarkan ukuran butir nampaknya
yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun
Maja Cipanas, Bauji dan Bima Brebes lebih
dan jumlah tunas anakan umur 40 HST,
besar dan diatas 10 gr sampai tertinggi 15 gr,
nampak bahwa varietas Tajuk tergolong lebih
sedangkan Tajuk memiliki umbi berukuran
baik (Tabel 1). Dua parameter pertumbuhan
274
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

kecil sekitar 6,7 gr (Tabel 2). Selain Keterangan: Huruf yang sama pada kolom yang sama
lingkungan, besar umbi dipengaruhi oleh tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
faktor genetik. Jika berbagai varietas ditanam Susut bobot bawang merah
di lahan yang sama, maka besar umbi tiap menunjukkan kisaran 27,3 % - 34, 9 %, dari
varietas juga berbeda (Putrasamedja & produksi basah ke produksi kering. Basuki
Soedomo, 2007 dalam Azmi et al., 2011). (2005 dalam Azmi et al., 2011) varietas yang
Produksi berbagai varietas yang berbeda akan memberikan nilai susut bobot
ditanam di bahan tanah urug pasir kuarsa yang berbeda pula.
pedalaman Palangka Raya menunjukkan
bahwa Bauji memberikan tanggapan terhadap
Parameter Kualitas
hasil paling tinggi dengan panen basah
Tingkat kekerasan umbi ternyata Bima
hingga 4,67 kg/m2 atau 30,80 t/ha dan panen
Brebes tertinggi dan berbeda nyata dengan
kering hingga 3,39 kg/m2 atau 22,40 t/ha.
Maja Cipanas, sedangkan dengan Bauji dan
Produksi ini tidak berbeda nyata dengan
Tajuk tidak berbeda nyata (Tabel 3). Tingkat
varietas Maja Cipanas, namun berbeda nyata
kekerasan menunjukkan kemampuan
dengan Tajuk dan Bima Brebes.
penimbunan fotosintat berlangsung baik
Nampak jelas bahwa besarnya
maupun kadar pektin di dalam umbi.
produktivitas bawang merah dipengaruhi oleh
parameter jumlah umbi yang dicerminkan
Tabel 3. Kualitas Umbi Beberapa Varietas
dengan banyaknya jumlah tunas anakan serta
Bawang Merah di Tanah Pasir
berat umbi yang dihasilkan. Hal tersebut
Pedalaman Luar Musim di
terlihat pada varietas Tajuk, meskipun jumlah
Palangka Raya
umbi atau tunas anakannya banyak namun
berat umbi ringan, maka masih kalah dengan Tingkat Total
varetas Bauji yang memiliki berat umbi lebih Kekerasan Padatan
tinggi meskipun jumlah umbi atau jumlah Varietas
Umbi Terlarut
tunas anakan tidak banyak. (kg/m2) (%)
Tingginya produksi bawang merah Maja Cipanas 3,69 a 13,34 a
Tajuk 3,97 ab 15,18 b
varietas Bauji di musim hujan menunjukkan
Bauji 4,17 ab 14,76 b
bahwa varietas Bauji mampu beradaptasi di Bima Brebes 4,39 b 16,42 c
ekosistem dataran rendah di Palangka Raya Keterangan: Huruf yang sama pada kolom yang sama
dan juga mampu beradaptasi baik di musim tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
hujan atau off session. Wiyatiningsih et al.
(2009a,b) Bawang merah varietas Bauji Anshari et al. (2011) bawang merah
memiliki ketahanan sedang terhadap serangan yang memiliki tingkat kekerasan tinggi
moler, sedangkan varietas Tiron tergolong memiliki kemampuan lebih besar dalam
ketahanan tinggi terhadap penyakit moler. melakukan fotosintesis, sehingga penimbunan
fotosintat pada umbi menjadi lebih tinggi dan
kekerasan umbi meningkat. Tingkat
Tabel 2. Parameter Produksi Berbagai kekerasan bawang yang diteliti berbeda–beda
Varietas Bawang Merah Umur 55 pada perlakuan yang sama menunjukkan
HST di Tanah Pasir Kuarsa adanya faktor genetik lebih besar
Pedalaman Luar Musim di pengaruhnya dibandingkan faktor lingkungan.
Palangka Raya Wibowo (2001) bahwa tekstur (kepadatan
atau kekerasan) umbi bawang merah tidak
Varietas Berat Produksi t/ha dipengaruhi oleh variasi penggunaan pupuk
Umbi melainkan dipengaruhi oleh faktor genetik
(g/umbi) Basah Kering dan lingkungan (ketinggian tempat, iklim dan
Maja Cipanas 15,05 b 26,73 bc 18,49 bc
Tajuk 6,79 a 23,47 ab 15,28 ab
tanah). Hal tersebut dibuktikan Hulzana et al.
Bauji 13,86 b 30,80 c 22,40 c (2014) tidak ada perbedaan nyata kekerasan
Bima Brebes 11,28 b 19,14 a 13,31 a umbi bawang merah Lembah Palu meskipun
275
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

diperlakukan dengan jenis dan dosis pupuk pengukuran TPT maka semua varietas
yang berbeda. Sedangkan untuk penyimpanan bawang merah yang diuji tergolong excellent.
bawang merah, maka perlakuan umbi bawang Hal ini diasumsikan disetarakan dengan
merah lepasan yang tidak dimasukkan pada Onion atau bawang bombai, dimana tingkatan
peti kayu, pada temperatur kamar dan RH 10% atau lebih telah tergolong excellent.
bebas memiliki kekerasan tertinggi Histifarina & Musaddad (1998) umbi bawang
dibandingkan bawang merah lepasan dalam merah yang memiliki padatan terlarut lebih
peti kayu dimasukkan dalam refrigerator banyak akan memiliki memiliki aroma yang
suhu 20oC dan RH 65-75% (Komar et al., lebih tajam.
2001).
Sedangkan menurut Mutia et al. SIMPULAN
(2014) kekerasan umbi dipengaruhi oleh
berubahnya pektin yang larut dalam air Varietas Tajuk memiliki adaptasi
(protopektin) menjadi pektin larut dalam air. terbaik pada parameter pertumbuhan yaitu
Selain itu kekerasan yang tinggi diakibatkan tinggi tanaman mencapai 47 cm, jumlah daun
juga karena penguapan air di ruang antar sel 70 helai, dan jumlah tunas anakan 13 buah.
sehingga sel menjadi berkerut dan menyatu Varietas Bauji memiliki adaptasi
dan zat pektin saling berikatan. terbaik pada parameter produksi ditinjau dari
Total Padatan Terlarut (TPT) ukuran butir 13,86 gr daripada Tajuk hanya
menunjukkan Bima Brebes tertinggi sebesar 6,79 g/umbi, dan produksi kering mencapai
16,42% berbeda nyata dengan varietas 22,4 t/ha dibandingkan Tajuk 15,28 t/ha.
lainnya, dan terendah adalah Maja Cipanas Varietas Bima Brebes memiliki
13,34%. TPT di dalam umbi bawang adaptasi terbaik ditinjau dari kualitas yaitu
menunjukkan kandungan Kalium di dalam kekerasan umbi mencapai 4,39 kg/cm2, dan
umbi, jika TPT makin tinggi maka kadar TPT mencapai 16,42 %.
Kalium diumbi akan tinggi. Dari empat Pengambilan keputusan untuk
varietas yang diteliti nampaknya Bima Brebes mengembangkan varietas bawang merah di
memiliki TPT tertinggi dan berbeda nyata tanah pasir kuarsa pedalaman dataran rendah
dengan varietas lainnya. Hal ini di musim hujan sebaiknya menggunakan
menunjukkan bahwa Bima Brebes memiliki parameter produksi terbaik.
kemampuan untuk menyerap Kalium dari
dalam tanah dan juga dari daun lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Maemunah et al. (2015) bawang merah
varietas Lembah Palu menunjukkan TPT Anshar M, Tohari, BH Sunarminto & E
lebih tinggi mencapai 19,00-23,33 % pada Sulistyaningsih. 2011. Pertumbuhan,
pemupukan 150 kg K2O/ha dan pemupukan hasil dan kualitas umbi bawang merah
60 kg K2O/ha maka TPT antara 17,33-19,67 pada kadar air tanah dan ketinggian
%. Penelitian lain juga menungkapkan hal tempat berbeda. J. Agrivigor.
yang serupa. Nabi et al. (2010) pada umbi 10(2):128-138. Available at:
tanaman bawang bombay (onion) yang Download.portalgaruda.org/article.php
memiliki TPT tinggi memiliki penyerapan ?article=29699&val=2165. (Diakses
Kalium dari tanah juga tinggi. Nabi et al. pada tanggal 24 Maret 2017).
(2013) TPT merupakan bagian penting yang Azmi C, IM Hidayat & W Wiguna. 2011.
menetukan kualitas bawang bombay. TPT Pengaruh varietas dan ukuran umbi
mengandung gula, garam dan protein serta terhadap produktivitas bawang merah.
bahan lainnya, namun gula lebih dominan. J. Hort. 21(3):206-213.
Makin tinggi TPT maka makin tinggi pula BPS. 2014. Kota Palangka Raya dalam
kualitas bawangnya. Angka 2014. Badan Pusat Statistik
Tingginya TPT dapat digunakan Kota Palangka Raya.
untuk menduga bahwa bawang merah tersebut
memiliki rasa lebih kuat. Berdasarkan
276
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

Brady NC. 1990. The Nature and Properties Komar N, Rakhmadiono & L Kurnia. 2001.
of Soils. Tenth Edition. Macmillan Teknik penyimpanan bawang merah
Publishing. Company. New York. pasca panen di Jawa Timur. Jurnal
Budianto, Aris, Ngawit & Sudika. 2009. Teknologi Pertanian. 2(2):79-95.
Keragaman genetik beberapa sifat dan Available at: Download.
seleksi klon berulang sederhana pada portalgaruda.org/article.php?article=3
tanaman bawang merah kultivar 09426&val=7353&title= The Post
Ampenan. Crop Agro. 2(1):28-38. narvest storage... (diakses pada 24
Firmansyah, I Liferdi, N Khaririyatun & MP maret 2017.
Yufdi. 2015. Pertumbuhan dan hasil Kusmana, RS Basuki & H Kurniawan. 2009.
bawang merah dengan aplikasi pupuk Uji adaptasi lima varietas bawang
organik dan pupuk hayati pada tanah merah asal dataran tinggi dan medium
alluvial. J. Hort. 25(2)133-141. pada ekosistem dataran rendah Brebes.
Firmansyah MA, D Musaddad, T Liana, MS J. Hort. 19(3):281-286.
Mokhtar & MP Yufdi. 2014. Uji Limbongan J & A Monde. 1999. Pengaruh
adaptasi bawang merah pada saat penggunaan pupuk organik dan
musim hujan di Kalimantan Tengah. anorganik terhadap pertumbuhan dan
J. Hort. 24(2): 114-123. produksi bawang merah kultivar Palu.
Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. J. Hort. 9(3):212-219.
Akedemika Pressindo. Edisi Baru. Maemunah, T Wardiyati, B Guritno & AN
Jakarta. Sugiarto. 2015. The influence of
Haridjaja O, Y Hidayat & LS Maryamah. storage area, storage method and seed
2010. Pengaruh bobot isi tanah quality character on the quality of
terhadap sifat fisik tanah dan sallot seed. Int. J. Adv. Res. Biol. Sci.
perkecambahan benih kacang tanah 2(1):158-164. www.ijarbs.com/
dan kedelai. Jurnal Ilmu Pertanian pdfcopy/jan2015/ijanars25.pdf.
Indonesia. 15(3):147-152. (diakses 23 Maret 2017).
www.Download.portalgaruda.org/artic Mutia AK, Y A Purwanto & L Pujantoro.
le.php?article=367351&val=201&title 2014. Perubahan kualitas bawang
=Pengaruh Bobot isi tanah terhadap merah (Allium ascalonicum L.) selama
Sifat Fisik tanah dan Perkecambah. penyimpanan pada tingkat kadar air
(diakses pada 21 September 2016). dan suhu yang berbeda. J.
Histafarina, D Dana & D. Musaddad. 1998. Pascapanen. 11(2):108-155. Ejurnal.
Pengaruh cara pelayuan daun, litbang.pertanian.go.id/index.php/jpasc
pengeringan, pemangkasan daun a/article/.../216. (diakses 24 Maret
terhadap mutu dan daya simpan 2017.
bawang merah. J. Hort. 8(1):1036- Nabi G, A Rab, SJ Abbas, Farhatullah, F
1047. Munsif & IH Shah. 2010. Influence
Hulzana M, Muhardi & Rostati. 2014. of different level of potash on the
Kualtas umbi bawang merah (Allium quality, quality and storage life onion
ascalonicum L.) varietas lembah palu bulbs. Pak. J. Bot. 42(3):2151-2163.
pada berbagai paket perlakuan media www.pakbs.org/pjbot/PDFs/42(3)/PJB
tanam di Desa Maku Kecamatan Sigi 42(3)2151.pdf. (diakses 24 Maret
Biromaru Kabupaten Sigi. E-J. 2017.
Agrotekbis. 2(5):467-473. Available _______ A. Rab, M.Sajid, Farhatullah, SJ
at: Download.portalgaruda.org/article. Abba & I Ali. 2013. Influence of
php?article=294247&val=5153&title= curing methods and storage condition
KUALITAS UMBI BAWANG on the post-harvest quality of onion
MERAH(Allium ascalonicum L.)... bulbs. Pak. J. Bot. 45(2):455-460.
(diakses pada 24 Maret 2017). www.pakbs.org/pjbot/PDFs/45(2)/15.p
df. (diakses 24 Maret 2017).
277
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.6.No.2, April 2018 (42): 271 - 278

Rajiman P, Yudono, E Sulistyaningsih & E


Hanudin. 2008. Pengaruh pembenah
tanah terhadap sifat fisika tanah dan
hasil bawang merah pada lahan pasir
pantai Bugel Kabupaten Kulon progo.
Agrin. 12(1):67-77. http:jurnalagrin.
net/index.php/agrin/article/view/80/64.
(diakses 23 Maret 2017).
Satsijati & E Koswara. 1993. Studi
penerapan formulasi teknologi
budidaya cabe dan bawang merah di
lahan pasang surut. J. Hort. 3(1):13-
20.
Sumarni N, R Rosliani & RS Basuki. Respon
pertumbuhan, hasil umbi, dan serapan
hara NPK tanaman bawang merah
terhadap berbagai dosis pemupukan
NPK pada tanah Alluvial. J. Hort.
22(4):365-374.
Swasono FDH. 2012. Karakteristik fisiologi
toleransi tanaman bawang merah
terhadap cekaman kekeringan di tanah
pasir pantai. Jurnal AgriSains.
3(4):88-103.
Wibowo. 2001. Budidaya Bawang Merah.
Penebar Sawadaya. Jakarta.
Wiyatiningsih S, A Wibowo & E Triwahyu.
2009a. Tanggapan tujuh kultivar
bawang merah terhadap infeksi
Fusarium oxysporum f.sp. cepae
penyebab penyakit moler. Jurnal
Pertanian MAPEA. 12(1):7-13.
Eprints.upnjatim.ac.id/3146/1/sri-w-
Mapeta11011Des09.pdf. (diakses 9
Oktober 2016).
______________. 2009b. Keparahan
penyakit moler pada enam kultivar
bawang merah karena infeksi
Fusarium oxysporum f.sp. cepae di
tiga sentra daerah produksi. Makalah
Seminar Nasional Akselerasi
pengembangan Teknologi Pertanian
dalam Mendukung Revitalisasi
Pertanian. Surabaya 2 Desember
2009. UPN “Veteran” Jawa Timur.
Eprints.upnjatim.ac.id/31421/Sri-
wiyatiningsih,_Arif_Wibowo_Triwah
yu_P.pdf. (diakses 9 Oktober 2016).

278

Anda mungkin juga menyukai