KESDAM XVII/CEN RS TK. II SPO/27/PP/I/2016 - 1/2 MARTHEN INDEY JAYAPURA Ditetapkan, SPO Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit Tk II Marthen Indey (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) dr. Fauji Arief, MM Kolonel CKM NRP 32543 Resusitasi : Intervensi medis yang bertujuan untuk memulihkan aktivitas jantung atau pernapasan, dan yang tercantum di sini: 1. Pacu jantung (penekanan dada) 2. Defibrilasi 3. Ventilasi bantuan 4. Intubasi Endotrakeal 5. Pemberian obat kardiotonik
DNR : Perintah untuk menahan resusitasi.
Sebuah perintah DNR dianggap hanya jika satu atau lebih kondisi PENGERTIAN berikut ada: 1. Terdapat bukti legal baik fotokopi maupun asli yang berisi perintah DNR. 2. Pasien memakai gelang DNR 3. Untuk pasien yang berada dalam fasilitas perawatan kesehatan berlisensi atau yang sedang ditransfer antara fasilitas kesehatan berlisensi, dokumen yang ditulis dalam catatan permanen medis pasien yang berisi pernyataan "Jangan Resusitasi", "Kode Tidak Resusitasi", ’Do Not Resuscitate (DNR)” atau "Tidak CPR", telah dilihat oleh PPK. Keaslian dokumen ini harus secara verbal didokumentasikan oleh saksi dari fasilitas perawatan kesehatan
Untuk menetapkan kriteria ketika menentukan kelayakan menahan
TUJUAN tindakan resusitasi yang memenuhi persyaratan perundang- undangan dan hak-hak pasien
Tidak boleh dilakukan resusitasi pada pasien yang mempunyai DNR,
KEBIJAKAN kecuali sampai belum dibuktikan dengan keterangan yang jelas dan legal.
1. Identifikasi yang benar dari pasien sangat penting dalam proses ini PROSEDUR baik dari gelang DNR atau bukti legal DNR yang lain berupa informed conscent PASIEN COMA
2. Jika didapatkan identifikasi DNR, ketika pasien tidak teraba nadi
dan apneu, resusitasi akan ditahan atau dihentikan. Pasien menerima perawatan lengkap selain resusitasi (misalnya, untuk obstruksi jalan napas, nyeri, dyspnea, perdarahan, dll) 3. Sebuah perintah DNR dianggap batal dan tidak berlaku di bawah salah satu kondisi berikut : a. Pasien sadar dan menyatakan bahwa ia ingin resusitasi. b. Ada keberatan atau perselisihan dengan anggota keluarga atau pengasuh c. Ada pertanyaan/ perselisihan mengenai keabsahan perintah DNR.
4. Jika pasien diidentifkasi sebagai pasien DNR, DPJP harus
menjelaskan tentang konsekuensinya kepada keluarga pasien PROSEDUR 5. Perintah DNR harus dihormati selama transportasi rujukan. Dalam hal pasien meninggal selama transportasi, berikut harus dipertimbangkan : a. Lanjutkan ke rumah sakit tujuan atau kembali ke rumah sakit yang berasal jika waktu tidak berlebihan. b. Kecuali secara khusus keluarga meminta, pasien dikembalikan ke kediaman pribadi atau rumah sakit rujukan c. Jika waktu transportasi akan berlebihan, mengalihkan ke rumah sakit terdekat.
6. Untuk semua kasus ketika seorang pasien dengan perintah DNR,
PPK harus mendokumentasikan berikut pada rekam medis a. Nama dokter pasien menandatangani perintah DNR. b. Tanggal perintah itu ditandatangani.
1. Intensive Care Unit (ICU)
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD) UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Rawat Jalan