Anda di halaman 1dari 24

DESKRIPSI DIRI

TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)


KOORDINATOR PELAKSANA PKH KOTA PRABUMULIH

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH SOSIAL


BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2020
DESKRIPSI DIRI TKS KOORDINATOR PELAKSANA PKH

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi diri dibuat berdasarkan tugas sebagai Koordinator Pelaksana PKH terkait
dengan penanganan kasus/masalah
 Kasus/permasalahan yang disajikan merupakan kasus/permasalahan nyata dan bukan
hasil rekaan.
 Jelaskan 2 Kasus/permasalahan yang berbeda (masing masing disajikan pada bagian A
dan B).
 Kasus yang diangkat harus terkait dengan upaya anda melakukan perubahan perilaku
KPM atau pihak yang terkait dengan aktifitas pendampingan anda kearah keberfungsian
sosial
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. Deskripsi kasus 1
1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Koordinator Pelaksana PKH. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan
sekurang kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi

Deskripsi Kasus 1 :
a. Apa masalahnya
Sebagai seorang Koordinator Pelaksana PKH yang mengkoordinir teman teman
SDM Pelaksana PKH di Kota Prabumulih yang antara lain Pendamping sosial
sebanyak 31 orang dan Administrasi Pangkalan Data sebanyak 2 orang. Kota
Prabumulih sendiri terdiri dari 6 Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Prabumulih Timur terdiri dari 8 Keluarahan
2. Kecamatan Prabumulih Barat terdiri dari 5 Kelurahan dan 1 Desa
3. Kecamatan Prabumulih Utara terdiri dari 5 Kelurahan
4. Kecamatan Prabumulih Selatan terdiri dari 3 Kelurahan dan 1 Desa
5. Kecamatan Cambai terdiri dari 3 Kelurahan 2 Desa
6. Kecamatan Rambang Kapak Tengah terdiri dari 1 Kelurahan dan 8 Desa
Dengan jumlah KPM Penerima Bantuan Sosial PKH saat ini adalah 7.042 Keluarga,
dimana berbagai permasalahan sering terjadi dilapangan ada yang dapat
dihadapi dan diatasi oleh para Pendamping Sosial dengan baik akan tetapi ada
juga permasalahan dan kasus dilapangan yang tidak sepenuhnya dapat diatasi
sendiri oleh Pendamping Sosial, hal ini terjadi karena para KPM PKH yang ada di
Kota Prabumulih memiliki latar belakang budaya, sifat dan perilaku yang
berbeda-beda sehingga mau tidak mau, suka ataupun tidak suka akan
menyulitkan para Pendamping Sosial dalam berinteraksi dan menyelesaikan
permasalahan yang ada, seperti halnya permasalahan yang di hadapi oleh
Pendamping Sosial PKH bernama Ade Putri Andriani, S.Pd yang bertugas di
Kecamatan Prabumulih Utara Kelurahan Mangga Besar dengan jumlah
dampingan saat ini adalah 186 KPM PKH. Pendamping Sosial Ade Putri Andriani,
S.Pd Melaporkan suatu kasus atas nama Ibu Armawati yang merupakan KPM
PKH 2018 diwilayah Kelurahan Mangga Besar, Ibu Armawati sendiri sebenarnya
sudah meninggal dunia pada bulan September tahun 2019 yang lalu,
Almarhumah meninggalkan 4 Orang anak yang antara lain adalah 1 Orang anak
yang sudah berkeluarga bernama Agustina Supriati dan saat ini tidak lagi tinggal
di Kota Prabumulih, 1 Orang Anak yang masih bersekolah di Sekolah Menengah
Atas SMK Pratiwi Kota Prabumulih yang bernama Dela Nataliya, 1 orang anak
yang masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama SMPS Yayasan Bakti Kota
Prabumulih bernama Diki Anggi Syaputra, dan satu orang anak balita ber umur 1
tahun bernama Friska Ensilia dan mempunyai suami bernama Hendrik yang sejak
sebelum Almarhumah meninggal (sakit-sakitan) sudah tidak perduli lagi dengan
anak dan istrinya serta tidak bertanggung jawab lagi terhadap keluarga, karena
keadaan dan situasi ibu Armawati yang sakit sakitan dan tidak mungkin
melakukan aktivitas penarikan Bansos PKH miliknya maka ibu Armawati
menitipakan KKS BANSOS PKH milik nya kepada salah satu tetangganya sesama
penerima manfaat PKH, Ibu tersebut bernama Lusmiati. Dimana Ibu Lusmiati
diberi amanah dan dipercaya oleh Almarhumah Ibu Armawati untuk
mengambilkan uang Bantuan Sosial PKH setiap kali pencairan dan diminta tolong
memberikannya kepada anak ibu Armawati yaitu Dela Nataliya, namun Tuhan
berkehendak lain Ibu Armawati Meninggal dunia, seiring waktu berjalan
tepatnya pada bulan Januari awal tahun 2020 Bansos PKH yang diperuntukkan
untuk Ahliwaris / anak almarhumah Ibu Armawati tidak lagi menerima
bantuannya. Menurut keterangan dari ibu Lusmiati orang yang selama ini
dipercaya sebagai tempat menitipkan KKS, bahwa KKS milik almarhumah Ibu
Armawati sudah diserahkan kepada Agustina Supriati yang merupakan anak
tertua dari almarhumah ibu Armawati yang sudah berkeluarga dan tidak tinggal
lagi di Kota Prabumulih dan yang lebih ironisnya lagi yang bersangkutan tidak bisa
dikonfirmasi terkait KKS dimaksud dikarenakan pihak keluarga tidak tahu menahu
dimana keberadaannya, sehingga bantuan sosial PKH tidak dapat diterima dan
dicek oleh anak ibu Armawati yang lain, namun Pendamping Sosial PKH Kota
Prabumulih tidak tinggal diam saja ia berinisiatif untuk berkoordinasi dengan
pihak Bank BNI untuk mencari solusi dari persoalan yang ada sehingga dari hasil
koordinasi tersebut didapat kesepakatan bersama untuk mengecek saldo yang
ada di rekening Almarhumah Ibu Armawati. Dari hasil pengecekkan bersama
dengan pihak bank BNI akhirnya diketahui bahwa telah terjadi penarikaan dana
bantuan dari rekening tersebut dan wilayah pencairannya ada di dalam Kota
Prabumulih.

b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi


Masalah ini terjadi sejak bulan Januari awal tahun 2020, yang terjadi di keluarga
almarhumah Ibu Armawati yang merupakan KPM PKH perluasan di tahun 2018
Kelurahan Mangga Besar Kecamatan Prabumulih Utara. Kejadian ini terjadi
sekitar 8 bulan yang lalu tepatnya di bulan januari tahun 2020. Kasus ini
terungkap di bulan Agustus 2020 saat pendamping berkoordinasi dengan pihak
perbankkan untuk mencari solusi bagaimana supaya dana Bansos PKH atas nama
ibu Armawati dapat di cairkan untuk keperluan anak anak almarhumah ibu
Armawati yang sangat membutuhkannya, namum pihak bank hanya dapat
memperlihatkan jumlah uang masuk dan uang keluar dan ternyata terjadi
transaksi penarikkan Dana Bantuan Sosial PKH pada rekening tersebut dan
wilayah-wilayah pencairannya ada di Kota Prabumulih yang artinya KKS tersebut
tidak hilang dan berada di kota Prabumulih. Pihak Bank BNI menyarankan untuk
melakukan pengecekkan rekaman pada CCTV ATM yang tentunya harus
melengkapi beberapa persyaratan yaitu Anak Almarhuman Ibu Armawati wajib
membuat laporan kehilangan KKS/ATM PKH dari pihak Kepolisian dan Wajib ada
Surat permohonan pembukaan CCTV dari Dinas Sosial Kota Prabumulih

c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan


Adapun pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan ini yaitu :
 Ibu Amawati semasa hidupnya
 Ibu Lusmiati, selaku Pemegang terakhir KKS sebelum ibu Armawati
meninggal dunia dan sekaligus menjadi kunci dari permasalahan yang ada
 Dela Nataliyah Anak Almarhumah Ibu Armawati, sebagai Ahli waris penerima
Bansos
 Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd selaku Pendamping Sosial PKH Kota Prabumulih
 Saya, Selaku Koordinator PKH Kota Prabumulih yang bertanggung jawab
untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi Pendamping
Sosial PKH atas nama Ade Putri Andriani, S.Pd dan Ahliwari dari KPM
dimaksud sampai tuntas
 Dinas Sosial selaku unsur dari Pemerintahan Kota Prabumulih yang
membawahi Bantuan Sosial PKH
 Kepolisian Polsek Prabumulih Barat selaku pihak berwajib yang mengeluarkan
surat keterangan kehilangan KKS Bansos PKH
 Bank BNI selaku penyalur Bansos PKH kepada masyarakat penerima yang ada
di Kota Prabumulih

d. Mengapa masalah itu terjadi


dikarenakan kelalaian dari Almarhumah Ibu Armawati dan pihak Ahliwaris yang
memberikan kepercayaan kepada KPM PKH yang lain tanpa sepengetahuan
Pendamping Sosial PKH dalam hal ini Ade Putri Andriani, S.Pd, dan yang diberi
kepercayaan yaitu Ibu Lusmiati sebagai sesama penerima Bansos PKH tidak bisa
menjalankan amanah dengan baik malahan Ibu Lusmiati memanfaatkan situasi
dan kondisi yang ada untuk menguasi/mengambil Bantuan Sosial PKH yang bukan
menjadi haknya

2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing


masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
a. Pendekatanan awal yang dilakukan
Teknik Small Talk
Atas laporan yang disampaikan oleh Pendamping Sosial ibu Ade Putri Andriani,
S.Pd kepada saya selaku koordinator PKH yang menceritakan
kasus/permasalahan yang dihadapi oleh KPM dampingannya yaitu anak
almarhumah ibu Armawati dimana KKS KPM tersebut dinyatakan hilang dan
yang terakhir memegang oleh KKS Bansos PKH tersebut adalah ibu Lusmiati,
berdasarkan informasi yang ada maka saya bersama Pendamping Sosial ibu
Ade Putri Andriani, S.Pd melakukan home visit ke rumah ibu Lusmiati untuk
mencari tau kebenarannya, disini saya mencoba mencari situasi yang tepat
untuk berbicara. Dialog saya dan Ibu Lusmiati diawali dengan menanyakan
kabar dan menayakan apakah Dana Bansos PKH sudah diterima serta
dipergunakan dengan baik dan saya juga bertanya apakah ibu Lusmiati ada
waktu untuk berbicara dengan saya,. Teknik ini sangat membantu saya dalam
membangun suasana yang akrab agar Ibu Lusmiati bisa rileks dan bersikap
tidak canggung serta santai ketika saya menggali informasi permasalahan yang
ada. Saya pun menggali informasi tersebut dengan teknik interview namun
dengan bahasa yang santai dan terkesan tidak formal. sebelumnya saya sudah
membuat rencana daftar pertanyaan apa saja yang akan saya tanyakan kepada
Ibu Lusmiati tersebut. dengan demikian maka sesi interview pun berjalan
dengan lancar namun tetap dalam suasana yang santai sehingga Ibu Lusmiati
tidak merasa terganggu dan tidak berkeberatan untuk menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan.

small talk dapat juga mengurangi resiko penolakan yang ditunjukan oleh klien
dalam menjalin relasi dengan orang yang baru dikenalnya. Hal ini saya
terapkan juga kepada Ibu Lusmiati yang notabennya belum pernah mengenal
saya pun bisa menerima kehadiran saya dan terjalin suasana yang hangat dan
kondusif. saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang cukup biasa namun
terkesan akrab. Selain itu bentuk kepedulian dengan menanyakan hal-hal yang
menyangkut dirinya membuat Ibu Lusmiati merasa percaya bahwa saya
perhatian terhadapnya dan saya bukanlah orang yang begitu asing dan tidak
mau berteman. Dengan demikian terciptalah suasana obrolan yang akrab, hal
itu membuat Ibu Lusmiati merasa nyaman untuk lebih terbuka akan hal-hal
yang saya tanyakan. Ibu Lusmiati merasa nyaman mengobrol dengan saya dan
berbagi informasi dengan saya.

Dengan merencanakan dan mencatat apa saja pertanyaan yang akan saya
tanyakan kepada klien (note-taking), maka informasi yang saya peroleh
menjadi runut dan sistematis sehingga mudah untuk ditarik kesimpulan yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah
1) Identifikasi masalah
Dalam mengidentifikasi masalah ini hal pertama yang saya lakukan adalah
listening atau mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh
pendamping dilapangan. Dimana Informasi yang saya dapatkan yaitu KKS
Bansos PKH atas nama Ibu Armawati telah hilang dan tidak bisa
mencairkan atau mengecek Bansos PKH nya, diketahui bahwa pihak yang
terakhir memegang KKS tersebut adalah Ibu Lusmiati yang merupakan
tetangga dari Ibu Armawati.

Kemudian saya memulai observasi dengan mendatangi rumah Ibu Lusmiati


bersama Pendamping Sosial dan bertemu dengan Ibu Lusmiati, dan Dela
Natalia menayakan perihal yang menjadi penyebab KKS Bansos PKH
tersebut bisa hilang. Selain itu juga saya mendapatkan informasi dari ibu
Lusmiati bahwa KKS BANSOS PKH sudah diberikan nya kepada anak tertua
dari Almarhumah Armawati yang sudah berkeluarga dan saat ini sudah
tidak tinggal lagi di Kota Prabumulih, yang bersangkutan juga tidak bisa
dikonfirmasi karena alamat dan keberadaannya tidak diketahui dengan
pasti.
Metode observasi ini sangat berguna dalam mengidentifikasi kasus yang
ada karena dengan observasi atau pengamatan secara langsung
dilapangan membuat saya sebagai koordinator PKH bisa mengidentifikasi
dan menganalisis permasalahan apa saja yang dihadapi oleh Pendamping
Sosial dan KPM.

Selanjutnya saya memberikan edukasi tentang apa saja yang menjadi


konsekuensi dan diterima oleh pelaku apabila KKS tersebut disalah
gunakan baik itu bagi si pemilik maupun bagi orang lain atau pelaku
lainnya, lalu saya memberikan arahan kepada pendamping sosial dan Anak
ahli waris untuk melakukan pengecekkan rekaman CCTV yang ada pada
Bank BNI. Saya juga menyampaikan persyaratan persyaratan apa saja yang
harus dilengkapi dalam pengecekkan CCTV dimaksud diantaranya adalah
harus membuat laporan kehilangan terlebih dahulu dari pihak kepolisian,
melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Sosial serta meminta
dibuatkan surat pengantar permohonan pembukaan rekaman CCTV dari
Dinas Sosial.

2) Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan:


Berdasarkan hasil identifikasi masalah maka saya mengidentifikasikasikan
pihak-pihak berikut sebagai potensi/sumber pemecahan masalah, yakni:
 Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd, sebagai Pendamping Sosial harus lebih
intens dalam mendampingi dan menyelesaikan terkhusus
permasalahan ini sesuai prosedur dan peraturan yang ada, dan ini yang
menjadi modal awal dalam pemecahan masalahnya.
 Ahli waris Dela Nataliyah mau berkomunikasi secara terbuka dengan
saya sebagai koordinator PKH dalam pengungkapan masalah yang ada
dan mengungkapkan keterbatasannya untuk menyelesaikan
permasalahan ini. Hal ini sangat memungkinkan Ahli waris Dela
Nataliyah belajar keterampilan baru dalam menghadapi dan mengelola
kesulitan yang dialaminya.
 Ibu Lusmiati, pada saat berbicara dengan Ibu Lusmiati saya merasakan
ada kesan berbeda walaupun yang bersangkutan belaku kooporatif dan
dapat berkoordinasi dengan baik pada saat tanya jawab, namun dibalik
semua itu saya selaku koordinator melihat ada hal hal yang tidak
disampaikan atau disembunyikan nya, sehingga saya merasa harus
menggali lebih dalam dan memberikan saran untuk menyelesaikan
permasalahan ini ke ranah sesuai prosedur yang berlaku hal ini saya
lakukan agar Ibu Lusmiati mau bekerjasama lebih baik lagi dalam
menyelesaikan permasalahan ini.
c. Rencana pemecahan masalah
 Edukasi Kepada Ibu Lusmiati dengan tema Kriteria Penyalah gunaan
Bansos PKH beserta sangsi dan resikonya apabila ada orang yang
melakukan penyalahgunaan barang yang bukan miliknya serta aturan
penggunaan Bantuan Sosial PKH. Sebenarnya KPM sudah sering diberi
informasi seperti ini sebelumnya oleh Pendamping Sosial PKH pada saat
pertemuan kelompok ataupun pada saat P2K2, akan tetapi kemungkinan
besar ia lupa atau belum memahami secara baik dan benar. Dalam hal ini
Ibu Lusmiati adalah pribadi yang tidak sulit untuk ajak bekerja sama dalam
memperbaiki keadaan terkait kasus tersebut.
 Dialog dan Motivasi kepada Ahli waris Dela Nataliyah tentang
permasalahan apa yang terjadi, dan mengedukasi tentang pentingnya
pendidikan. Kerena pada saat berjalannya komunikasi diketahui bahwa
Ahli waris yang bernama Dela Nataliyah saat ini tidak lagi bersekolah
karena mengurus adiknya yang masih kecil, Ahli waris Dela Nataliyah
memiliki semangat yang besar untuk kembali bersekolah dengan tetap
memikirkan keadaan adik-adiknya. Ini adalah kesempatan yang sangat baik
untuk saya membangun motivasi yang lebih besar lagi agar ia mau terus
bersekolah dan mencapai cita-cita nya sehingga bisa meningkatkan taraf
hidup keluarga.
 Diskusi dengan Kepala Dinas Sosial Kota Prabumulih mengenai
permasalahan yang dialami Pendamping Sosial PKH Ibu Ade Putri
Andriani, S.Pd dan kondisi Ahli waris dari almarhumah Ibu Armawati.
Kepala Dinas Sosial memberikan arahan terkait permasalahan yang ada
dan menayakan kepada saya apakah permasalahan ini sudah di croscek
dengan teliti dan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku, dan beliau
berpesan agar setiap langkah yang diambil harus benar benar dipikirkan
dan harus meminimalisir resiko yang ada. Sesuai arahan kepala Dinas
Sosial saya mengambil langkah langkah konkret agar permasalahan ini bisa
teratasi dengan segera.

d. Melaksanakan pemecahan masalah


1. Edukasi
Pada sesi pertemuan edukasi pertama terkait kasus di atas, saya berdiskusi
dengan Ibu Lusmiati tentang permasalahan yang ada dan resiko dari tidak
melaksanakan kewajiban serta melanggar aturan penggunaan Bantuan
Sosial PKH, selain itu saya juga mencoba memberikan pemahaman tentang
hidup tolong menolong dan saling hargai antara satu dengan yang lainnya.
Pada kesempatan ini dialog berlangsung sebagai berikut :
Saya : Apakah ibu masih ingat tentang syarat pengguaan KKS
Bansos PKH?
Ibu Lusmiati : KKS PKH tidak boleh diserahkan ke orang lain, apabila
diberikan kepada orang lain dan disalah gunakan maka
akan dikeluarkan dari kepersertaan PKH dan di Proses
sesuai hukum yang berlaku.
Saya : Sayang kan bu kalau Ibu Lusmiati atau siapapun yang
melakukan pelanggaran aturan yang ada akan dikeluarkan
dari PKH, maka status kepesertaannya akan menjadi Non
Eligible dikarenakan melakukan kesalahan yang tidak bisa
ditoleransi.
Ibu Lusmiati : Iya pak saya mengerti, tapi saya benar benar tidak tahu
dimana KKS Bansos PKH punya Almarhumah Armawati,
saya sudah menyerahkan KKS nya pada Anak tertua
Almarhumah Armawati setelah itu saya tidak lagi dimana
KKS nya, saya berani bersumpah pak.
Saya : Maaf bu, apakah ada orang yang melihat dan menjadi saksi
saat ibu menyerahkan KKS nya?
Ibu Lusmiati : tidak ada yang melihat saat saya menyerahkannya KKS nya,
kami hanya berdua saja pak.
Saya : Nah inilah salah satu penyebab terjadinya permasalahan ini,
karena pada saat ibu menyerahkan KKS nya seharusnya
ibu lapor dulu kepada Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd selaku
Pendamping Sosial untuk menyaksikan serah terima di
tambah anggota kelompok yang lain sehingga ibu
Lusmiati tidak dipersalahkan, dan jika sampai ada
permasalahan maka akan ada yang membela ibu karena
ada saksi pada saat serah terima KKS, serta akan mudah
menyelesaikan masalah dan tidak akan menimbulkan
masalah yang baru.
Ibu Lusmiati : oh iya ya pak, saya mengerti.
Saya : Baiklah Jika memang demikian kejadiannya maka kita akan
menyelesaikannya sesuai prosedur yang ada yaitu dengan
melaporkan kehilangan kepada pihak kepolisian agar
permasalahan ini segera terungkap, dan nanti saya akan
berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Kota
Prabumulih terkait permasalahan ini untuk laporan dan
meminta arahan dari Kepala Dinas Sosial.
Ibu Lusmiati : terimakasih pak Kalau bapak bisa bantu penyelesaiannya.
Saya : baik bu, besok saya akan melaporkan permasalahn ini kepada
Kepala Dinas Sosial dan melakukan proses sesuai
prosedur yang berlaku

2. Pertemuan dan Dialog dengan Ahli waris Dela Nataliyah (motivasi)


Pada pertemuan ini, sebelumnya telah terjadi percakapan pendek sebagai
pendekatan awal untuk memunculkan suasana yang santai dan nyaman.
Saya : Dela Nataliyah, coba diingat ingat sejak kapan kira kira Basos PKH
tidak diterima oleh Dela Nataliyah, karena bapak dengar dari
Pendamping Sosial ibu Ade Putri Andriani, S.Pd kamu sudah
lama tidak menerimanya?. Kalau boleh bapak tau sejak kapan?.
Dela Nataliyah : Kami sudah lama tidak menerima uang PKH karena KKS
nya sudah lama tidak tau siapa yang memegangnya, kata Ibu
Lusmiati sudah diserahkan ke Ayuk
Saya : Sudah ditanyakan ke ayuk, dimana KKS nya.
Dela Nataliyah : belum pak, kami tidak tau ayuk saat ini ada dimana,
kabarnya ayuk sudah tidak tinggal di Kota Prabumulih lagi
Saya : baiklah bapak akan coba bantu penyelesaian masalahnya, namun
ada persyaratan yang harus Dela Nataliyah urus, diantaranya
Dela Nataliyah membuat laporan kehilangan dari pihak
kepolisian yang nantinya akan di dampingi oleh ibu Ade Putri
Andriani, S.Pd dan untuk berkoordinasi ke Dinas Sosial Kota
Prabumulih biar bapak nantinya yang akan membantu.
Dela Nataliyah : ya pak, saya mau
Saya : Dela Natalia, bagaimana sekolahmu, bapak dengar dari
Pendamping Sosial ibu Ade Putri Andriani, S.Pd, akhir-akhir ini
kamu tidak lagi bersekolah ya, Kalau boleh bapak boleh tau apa
ya penyebabnya ?.
Dela Nataliyah : ya pak, saya sekarang tidak lagi sekolah karena sejak ibu
meninggal tidak ada yang menjaga dan mengurus adik saya yang
masih kecil
Saya : Oh...., bagaimana jika Dela Nataliyah kembali bersekolah apakah
Dela Nataliyah mau, jika mau nanti bapak akan coba
berkoordinasi dengan pihak sekolah, siapa tau Dela Nataliyah
bisa kembali bersekolah. Ini demi masa depan Dela Nataliyah di
kemudian hari.
Dela Nataliyah : ya pak, saya mau kembali bersekolah lagi
Saya : Baiklah jika demikian akan bapak coba berkoordinasi dengan
pihak sekolah SMK Pratiwi
Dela Nataliyah : terimakasih banyak pak
Saya : sama sama

3. Laporan kepada Kepala Dinas Sosial Kota Prabumulih sekaligus


berdiskusi terkait permasalahan KKS Almarhumah Ibu Armawati. Pada
saat bertemu dengan Kepala Dinas Sosial Kota Prabumulih saya
menjelaskan secara detil dan rinci terkait permasalahan yang ada di
lapangan agar bapak Kepala Dinas dapat memberikan arahan yang tepat
sebagai pedoman untuk segera ditindak lanjuti dilapangan. Dan saya juga
menjelaskan bahwa anak dari Almarhumah Ibu Armawati saat ini tidak
lagi bersekolah dan akan diupayakan untuk bersekolah kembali. Ini adalah
kesempatan baik bagi saya untuk berdiskusi tentang langkah langkah apa
yang harus saya ambil untuk membantu penyelesaian masalah. Berikut ini
adalah penggalan diskusi kami :
Saya : Berdasarkan laporan dari Pendamping Sosial ibu Ade Putri
Andriani, S.Pd dan kunjungan Home Visit saya bersama pendamping
ke rumah KPM, di ketahui bahwa KKS Almarhumah Ibu Armawati
hilang dan tidak tau siapa yang memegang KKS tersebut saat ini,
berdasarkan laporan juga bahwa KKS tersebut terakhir di pegang
oleh Ibu Lusmiati dan yang menurut keterangan Ibu Lusmiati KKS
tersebut sudah diserahkan kepada anak tertua Almarhumah Ibu
Armawati tanpa ada saksi yang melihat saat serah terima tersebut
dan sampai dengan saat ini tidak diketahui dimana keberadaan KKS
tersebut, disini saya akan juga menjelaskan kondisi serta
permasalahan keluarga Almarhumah Ibu Armawati, Almahumah
merupakan salah satu peserta PKH dampingan ibu Ade Putri
Andriani, S.Pd, suami dari Almarhumah Ibu Armawati yaitu Bapak
Hendrik dari semasa hidup almarhumah Ibu Armawati yang saat itu
sakit sakitan sudah tidak perduli dengan keluarganya, ekonomi
keluarga ini sangatlah rendah, untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari saja mereka salah satunya mengandalkan bantuan PKH yang
mereka dapat setiap 3 bulan sekali ditambah lagi dengan keadaan
Pademi Covid-19 ini permasalahannya semakin bertambah
kompleks, maka dari itu bantuan PKH ini sangatlah berarti bagi
mereka. Nah dengan kondisi yang seperti ini membuat Dela
Nataliyah tidak bisa lagi bersekolah karena mengurus adiknya dia
lebih memilih untuk berhenti sekolah.
Kepala Dinas Sosial : jika kejadiannya seperti ini saya minta kepada
koordinator PKH dan Pendamping PKH agar mengawal dan
menyelesaikan permasalahan ini sesuai prosedur dan aturan yang
berlaku sampai selesai dengan baik dan Profesional
Saya : Siap pak, saya akan mengawal dan menyelesaikan permasalahan ini
sampai tuntas sesuai dengan Prosedur dan aturan yang berlaku
seperti yang bapak sampaikan, maaf sebelumnya pak, sebagai
bahan untuk berkoordinasi dengan pihak Bank BNI saya
membutuhkan bantuan dari Dinas Sosial untuk membuatkan surat
permohonan pembukaan rekaman CCTV yang ditujukan kepada
pihak Bank BNI agar bisa diketahui siapa pelakunya
Kepala Dinas Sosial : segera koordinasikan dengan Kabid Perlindungan
dan Jaminan Sosial untuk dibuatkan surat dimaksud akan tetapi
urus terlebih dahulu membuat surat Kehilangan dari pihak
kepolisian sebagai dasar mengeluarkan surat permohonan ke Bank
BNI
Saya : Siap pak, terimakasih atas waktu dan arahannya
Kepala Dinas Sosial : sama sama dan laporkan perkembangan selanjutnya
Saya : Siap pak

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Hasil yang dicapai :
1. Ibu Lusmiati mau berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik dan sudah
memahami aturan yang berlaku sebagai penerima Bantuan Sosial PKH
2. Dela Nataliyah mau bersekolah kembali apabila diberi kesempatan oleh
pihak sekolah dan bersemangat untuk mengejar cita-citanya dibawah
pengawasan Pendamping Sosial Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd,
3. Surat Keterangan Kehilangan dari Pihak Kepolisan sudah dibuat setelah
Dela Nataliyah datang ke POLSEK Prabumulih Barat
4. Surat permohonan Pembukaan CCTV dari Dinas Sosial juga sudah dibuat
setelah adanya Surat Laporan Kehilangan dari Kepolisian dan saya
koordinasikan kepada Kepala Dinas Sosial
5. Koordinasi ke pihak Bank BNI sudah dilakukan yang di dampingi oleh Ibu
Ade Putri Andriani, S.Pd selaku Pendamping Sosial dan pihak Bank BNI
siap menindak lanjuti dan pihak Bank BNI meminta waktu lebih kurang 2
hari untuk pembukaan Rekaman CCTV karena harus mengidentifikasi dan
mengambil file rekaman dimaksud
6. Setelah semua proses berjalan dengan baik, akhirnya Ibu Lusmiati
mengakui bahwa KKS atas nama almarhumah Ibu Armawati masih ada di
tangannya dan dialah yang selama ini mengambil bantuan tersebut
7. Telah dibuat surat perjanjian di hadapan pemerintah setempat dalam hal
ini ketua RT. 26 bapak Suratman dan ketua RW. 11 bapak Saimun bahwa
permasalahan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan, Dana Bansos
PKH yang selama ini diambil oleh Ibu Lusmiati akan dikembalikan kepada
ahliwaris yaitu Dela Nataliyah Sebesar Rp. 7.605.000,- secara tunai pada
hari Senin tgl 7 September tahun 2020

Hasil yang belum dicapai


1. Belum melihat hasil rekaman CCTV karena belum ada konfirmasi dari
pihak Bank BNI dan Ibu Lusmiati sudah mengakui bahwa dialah pelaku
yang sudah mengambil Bantaun yang bukan haknya selama ini
2. Dela Nataliyah masih belum bersekolah dikarenakan belum
dikoordinasikan ke pihak sekolah terkait masa Pademi Covid 19
3. Jumlah Bansos PKH sebesar Rp. 7.605.000,- akan dimasukkan kedalam
tabungan atas nama Dela Natalia yang akan dibuat setelah uangnya
diterima

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Setelah pencapaian hasil yang disebutkan diatas, maka kasus ini diakhiri
dengan cara :
1. Ibu Lusmiati dengan sadar sudah mengaku besalah dan sangat menyesali
perbuatannya yang tidak terpuji serta berjanji akan mengembalikan uang
Bantuan yang sudah di ambil / kuasai tersebut secara tunai kepada ahli
waris yaitu saudari Dela Nataliya selaku anak dari Armawati
(Almarhumah). Yang dibuatkan Surat Perjanjian bermaterai dan Berita
Acara Serah terima KKS, ditanda tangani, diketahui oleh pemerintah
setempat dan beberapa saksi
2. Ibu Lusmiati berjani bahwa dana Bantuan Sosial yang bukan haknya akan
dikembalikan pada secara tunai kepada Ahliwaris Dela Natalliya pada hari
senin tgl 7 Semptember tahun 2020
3. Dela Nataliya telah menerima kembali KKS yang selama ini dikuasai Ibu
Lusmiati dalam kondisi baik.
4. Dinas sosial memberikan Surat Peringatan secara resmi dari Dinas Sosial
yang ditanda tangani langsung oleh Kepala Dinas Sosial

g. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek


dibawah ini sekurang-kurangnya 100 kata.
a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/
konsep yang relevan).
Pengetahuan yang saya gunakan dalam penanganan masalah almarhumah
Ibu Armawati dan Ibu Lusmiati adalah
 Kepesertaan PKH
Saya telah menjelaskan kepada ibu Lusmiati dan Dela Natalia bahwa
pengunaan KKS Bansos PKH telah diatur dalam undang undang dan
Aturan perbankkan serta apabila terjadi penyalah gunaan KKS tersebut
maka akan ada sanksi dan resiko yang dihadapi bisa menyebabkan
kepesertaannya dalam program PKH dihentikan dan yang lebih buruk
lagi akan diproses sesuai dengan Hukum yang berlaku. Jika saya kurang
memiliki pengetahuan ini maka tentunya saya akan mengalami kesulitan
untuk mengubah perilaku ibu Lusmiati dan Dela Natalia

 Pengasuhan dan pendidikan anak


Pengetahuan tentang Pentingnya pendidikan bagi anak membuat saya
mengarahkan Dela Natalia untuk tetap bersekolah agar masa depan
nya nanti bisa berubah. Karena dengan pendidikan kita bisa
mengetahui hal hal baru dan dapat merubah kehidupan yang lebi baik
lagi. Jika saya tidak memahami pengetahuan ini maka tentunya saya akan
mengalami kesulitan dalam mengubah perilaku Dela Natalia yang sudah tidak
bersekolah lagi.

 Problem solving 
Adalah kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang ada
serta menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasinya.
Pada dasarnya kemampuan problem solving berkaitan dengan
berbagai skills lain seperti kemampuan mendengar, menganalisa,
meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, dan pengambilan
keputusan. Dengan pengetahuan inilah saya mencoba
mengindentifikasi masalah yang dihadapi oleh Pendamping Sosial Ibu
Ade Putri Andriani, S.Pd dan anak almarhumah Ibu Armawati. Jika
saya tidak memiliki pengetahuan ini maka saya akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan masalah ini.

 Motivasi
Adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Pengetahuan tentang cara
melakukan motivasi menolong saya untuk melakukan dialog yang
efektif dengan Dela Natalia sehingga ia mau kembali bersekolah.
Karena dengan pengetahuan ini saya bisa berdialog sesuai dengan alur
pikir dan perasaan sehingga Dela Natalia memutuskan akan
bersekolah kembali

b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 1


Teknik-Teknik yang saya gunakan dalam penanganan kasus Almarhumah
Ibu Armawati, ahliwaris Dela Natali dan Ibu Lusmiati adalah :
 Small Talk
Teknik ini sangat membantu saya dalam membangun suasana yang
akrab agar Ibu Lusmiati dan Dela Natalia bisa bersikap tidak canggung
dan santai ketika saya menggali informasi permasalahan yang
dihadapinya. Small talk dapat juga mengurangi resiko penolakan yang
ditunjukan oleh klien dalam menjalin relasi dengan orang yang baru
dikenalnya. Hal ini saya terapkan juga kepada Ibu Lusmiati dan Dela
Natalia yang notabennya belum pernah mengenal saya pun bisa
menerima kehadiran saya dan terjalin suasana yang hangat dan
kondusif

 Interview
Teknik ini saya gunakan untuk mencari informasi tentang
permasalahan yang terjadi dan sebelum melakukan interview saya
telah mencatat apa saja yang ingin ditanyakan. Dengan merencanakan
dan mencatat apa saja pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada
klien (note-taking), maka informasi yang saya peroleh menjadi runut
dan sistematis sehingga mudah untuk ditarik kesimpulan yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah

 Observasi
Teknik ini saya gunakan untuk melihat situasi dan kondisi yang benar
benar terjadi dialapangan. Dan untuk melengkapi tingkat ke valid an
data yang Klien sampaikan

 Edukasi
Saya yakin bahwa Ibu Lusmiati dan Dela Natalia mampu memahami
resiko dari kelalainnya dalam memenuhi kewajibannya sebagi peserta
penerima Bansos PKH. Karena itu, saya memulai edukasi dari apa yang
ia ketahui tentang kriteria kepersertaan PKH, kemudian ditambah
dengan edukasi pengasuhan dan pendidikan. Bila saya mulai dengan
ceramah Panjang lebar, hal ini akan membosankan dan memberi kesan
menggurui.

 Diskusi
Diskusi yang baik apabila kedua belah pihak yang sedang berdiskusi
mendapat kesempatan untuk berbicara tentang apa yang ia ketahui
dan pikirkan. Apabila pembicaraan di dominasi oleh seseorang maka
hasil percakapan tersebut tidak menimbulkan kolaborasi dalam
memecahkan masalah. Sebab itu, saya berusaha untuk tidak
menggurui akan tetapi memberikan pertanyaan dan pernyataan yang
menstimulasinya untuk menyatakan pikiran dan sikapnya yang bisa
saya jadikan sebagai referensi untuk berkolaborasi.

c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1


Nilai-Nilai/ Kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1
 Nilai Kejujuran. Ibu Ibu Lusmiati dan Dela Natalia berkata jujur tentang
permasalahan yang sedang dhadapi sehingga memudahkan saya untuk
mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusinya.
 Nilai partisipasi. Ibu Lusmiati dan Dela Natalia turut serta dalam
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selaku
Pendamping Sosial Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd juga berpatisipasi
dalam mengawasi aktipitas KPM dampingannya sesuai tupoksi. Jadi
dalam hal ini saya sebagai Koordinator PKH tidak berperan dominan
tetapi memberikan pendampingan yang mereka butuhkan. Kepala Dinas
Sosial pun memegang peran penting untuk mengawasi dan memberikan
arahan serta masukkan
 Nilai kerja sama, setiap pihak dalam kasus ini yaitu Ibu Lusmiati dan
Dela Natalia, Pendamping Sosial Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd, Kepala
Dinas Sosial dan saya sebagai koordinator PKH saling membantu sesuai
peran masing-masing untuk menyelesaikan masalah ini. Apabila hanya
satu pihak saja yang mengambil porsi lebih besar maka beban masalah
akan menumpuk pada orang tersebut dan akan menjadi penghambat.
Karena itu, kerjasama dalam kasus ini telah menjadi nilai penting.
 Nilai tanggung jawab. Saya sebagai koordinator PKH memiliki tanggung
jawab secara professional untuk menolong KPM PKH dibawah binaan
Pendamping Sosial agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang
ada serta tidak dikeluarkan dari kepesertaannya di PKH. Karena itu,
ketika melihat kelalainnya dari anggota keluarga KPM yang dapat
mengakibatkan status kepesertaanya Non Eligible, maka dari itu sesuai
laporan Pendamping Sosial saya langsung melakukan observasi dan
kunjungan ke rumah KPM tersebut, dan ternyata ada permasalahan
lainnya yang terjadi di keluarga tersebut yang juga harus diatasi secara
bersama sama.
DESKRIPSI DIRI
TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)
KOORDINATOR PELAKSANA PKH KOTA PRABUMULIH

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH SOSIAL


BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2020
B. Deskripsi kasus 2
1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Koordinator Pelaksana PKH. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan
sekurang kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi

Deskripsi Kasus 1 :
a. Apa masalahnya
Sebagai seorang Koordinator Pelaksana PKH yang mengkoordinir teman teman
SDM Pelaksana PKH di Kota Prabumulih yang antara lain Pendamping sosial
sebanyak 31 orang dan Administrasi Pangkalan Data sebanyak 2 orang. Kota
Prabumulih sendiri terdiri dari 6 Kecamatan yaitu :
Kecamatan Prabumulih Timur terdiri dari 8 Keluarahan
1. Kecamatan Prabumulih Barat terdiri dari 5 Kelurahan dan 1 Desa
2. Kecamatan Prabumulih Utara terdiri dari 5 Kelurahan
3. Kecamatan Prabumulih Selatan terdiri dari 3 Kelurahan dan 1 Desa
4. Kecamatan Cambai terdiri dari 3 Kelurahan 2 Desa
5. Kecamatan Rambang Kapak Tengah terdiri dari 1 Kelurahan dan 8 Desa
Dengan jumlah KPM Penerima Bantuan Sosial PKH saat ini adalah 7.042 Keluarga,
dimana berbagai permasalahan sering terjadi dilapangan ada yang dapat
dihadapi dan diatasi oleh para Pendamping Sosial dengan baik akan tetapi ada
juga permasalahan dan kasus dilapangan yang tidak sepenuhnya dapat diatasi
sendiri oleh Pendamping Sosial, hal ini terjadi karena para KPM PKH yang ada di
Kota Prabumulih memiliki latar belakang budaya, sifat dan perilaku yang
berbeda-beda sehingga mau tidak mau, suka ataupun tidak suka akan
menyulitkan para Pendamping Sosial dalam berinteraksi dan menyelesaikan
permasalahan yang ada, seperti halnya permasalahan yang di hadapi oleh
Pendamping Sosial PKH bernama Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb yang
bertugas di Kecamatan Prabumulih Utara Kelurahan Mangga Besar dengan
jumlah dampingan saat ini adalah 223 KPM PKH. Pendamping Sosial Ibu Sukma
Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb Melaporkan suatu kasus atas nama Ibu Asmawati
yang merupakan KPM PKH Tahun 2013 diwilayah Kelurahan Mangga Besar, Ibu
Asmawati merupakan salah satu masyarakat di kota prabumulih yang menjadi
peserta pertama KPM PKH karena Program PKH masuk di Kota Prabumulih
pertama kali adalah di tahun 2013, Ibu Asmawati saat ini berumur 46 tahun dan
memiliki 2 Orang anak yang antara lain adalah 1 orang bernama Wisnu Wardana
tidak bersekolah lagi, 1 Orang Anak yang masih bersekolah di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 8 Kota Prabumulih yang bernama Willy Putra Ramadhan, dan
mempunyai suami bernama Novi Aprianto, Ibu Asmawati hanya mengurus
rumah tangga sedangkan suaminya bekerja serabutan dan tidak menentu,
Bantuan Sosial PKH menjadi salah satu yang sangat diharapkan di setiap
pencairan, sampailah pada pencairan tahap 4 di bulan November tahun 2018,
seperti biasa ini adalah saat yang di tunggu tunggu yaitu pencairan Bantuan
Sosial PKH namun setelah ditunggu tunggu saldo di KKS Bansos PKH masih tetap
belum bisa dicairkan dan ibu Asmawati mencoba menanyakan kepada sesama
penerima Bansos PKH yang lain apakah ada yang bernasib sama seperti dirinya
namun disekitar tempat ibu Asmawati semuanya menerima bantuan seperti
biasa, dan pada akhirnya ibu Asmawati menghubungi Pendamping Sosial PKH Ibu
Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb menanyakan mengapa Bantuan Sosial PKH
miliknya tidak keluar dan dijawab oleh Pendamping Sosial PKH Ibu Sukma Fitri
Nur Sholikhah, Am. Keb bahwa yang terjadi pada ibu Asmawati dinamakan saldo
nol yang akan di data dan dilaporkan secara berjenjang dari pendamping Sosial
PKH ke Administrasi Pangkalan Data yang di rekap menjadi satu dalam satu kota
lalu dilaporkan ke koordinator PKH dan dibuatkan laporan secara tertulis /
bersurat ke pusat melalui Dinas Sosial untuk di kroscek di Kementerian Sosial
Republik Indonesia apa yang menjadi penyebab tidak cair nya Bansos PKH
tersebut dan ini memakan waktu yang tidak bisa di prediksi berapa lama akan
selesai. Karena tidak mendapatkan jawaban yang memuaskanya maka ibu
Asmawati pun mengadu kepada Koordinator Kecamatan yaitu bapak Dadi
Prayogi, S.Pd dan mendapat jawaban yang sama seperti yang sudah disampaikan
oleh Pendamping Sosial Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb, setelah
menunggu beberapa bulan Bantuan Sosial PKH masih tidak cair maka ibu
Asmawati membuat laporan ke Kementerian Sosial Republik Indonesia bahwa di
tidak mendapatkan Bantuan Sosial PKH dan melaporkan Pendamping Sosial Ibu
Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb ke kontak Center bahwa pendamping Sosial
sering marah2 dan tidak pernah menjawab setiap kali ibu Asmawati bertanya
dan pada akhirnya petugas Kontak Center Mas Guru menelphon saya selaku
koordinator agar permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik.

b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi


Masalah ini terjadi sejak bulan November tahun 2018, yang terjadi di keluarga
Ibu Asmawati yang merupakan KPM PKH pertama Program Keluarga Harapan di
Kota Prabumulih tahun 2013 Kelurahan Mangga Besar Kecamatan Prabumulih
Utara. Kasus ini terungkap di bulan Januari tahun 2019 saat Petugas Kontak
Center Mas Guru berkoordinasi dengan saya selaku koordinator dan
menceritakan kronologis sesuai laporan ibu Asmawati ke Kontak Center, setelah
mendapatkan informasi dan data dari petugas Kontak Center saya langsung
mengambil langkah menghubungi Pendamping Sosial Ibu Sukma Fitri Nur
Sholikhah, Am. Keb menanyakan kebenarannya informasinya disini pendamping
Sosial menceritakan bahwa sudah dijelaskan berulangkali tentang prosedur yang
harus di jalani terkait Saldo Nol namun ibu Asmawati tidak mau tau dengan
prosedur yang ada dan hampir setiap hari menghubungi Pendamping baik itu
siang, ataupun malam sehingga pendamping merasa tergangu dengan ulah ibu
Asmawati dan memohon bantuan bantuan saya selaku koordinator untuk
membantu menyelesaikan permasalahan yang ada, setelah berkoordinasi dengan
Pendamping Sosial Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb saya langsung
menghubungi ibu Asmawati agar dia dapat bertemu dengan saya dan setelah
bertemu dengan saya, saya langsung memberikan pencerahan bahwa kasus
Bansos PKH tidak cair punya ibu Asmawati saat ini masih dalam proses dan saya
memperlihatkan arsip surat dan data yang sudah dikirim ke Kementerian Sosial
Republik Indonesia agar ibu Asmawati bisa tenang.
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan ini yaitu :
 Ibu Asmawati sebagai pengurus KPM PKH dalam hal ini mempertanyakan
mengapa Bantuan Sosial PKH miliknya tidak cair
 Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb selaku Pendamping Sosial 1 di
Kelurahan mangga besar Kecamatan Prabumulih Utara Kota Prabumulih
 Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd selaku Pendamping Sosial 2 di Kelurahan mangga
besar Kecamatan Prabumulih Utara Kota Prabumulih
 Bapak Alex Karyadin selaku Administrasi Pangkalan Data 1 Kota Prabumulih
 Ibu Dien Putri Apriliani, A.Md selaku Administrasi Pangkalan Data 2 Kota
Prabumulih
 Bapak Dadi Prayogi, S.Pd selaku Koordinator Kecamatan di Prabumulih Utara
 Mas Guru Selaku Petugas Kontak Center Kementerian Sosial Republik
Indonesia
 Saya, Selaku Koordinator PKH Kota Prabumulih yang bertanggung jawab
untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi Pendamping
Sosial PKH atas nama Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb

d. Mengapa masalah itu terjadi


Di Kelurahan Mangga besar terdapat 2 orang Pendamping Sosial yang pertama
Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb dan yang kedua adalah Ibu Ade Putri
Andriani, S.Pd dan di Kota Prabumulih terdapat 2 orang Administrasi Pangkalan
Data yang Pertama adalah Bapak Alex Karyadin, ST dan yang kedua adalah Ibu
Dien Putri Apriliani, A.Md saya memanggil ke 4 orang SDM PKH ini untuk
membahas permasalahan yang sedang terjadi pada KPM PKH atas nama Ibu
Asmawati Setelah dikoordinasikan dengan dengan baik dan teliti ternyata
Penyebab utama dari Bansos PKH Ibu Asmawati tidak cair adalah kelalaian
petugas SDM PKH karena salah meng Non Eligible kan KPM hal ini disebabkan di
kelurahan Mangga besar pada saat itu terdapat 6 orang nama yang sama yaitu
atas nama Ibu Asmawati, setelah mengetahui pokok permasalahan yang ada saya
langsung mengambil langkah yang konkret dengan memerintahkan Administrasi
Pangkalan Data untuk membuat Surat permohonan mengaktifkan kembali status
KPM atas nama Ibu Asmawati ke Kementerian Sosial Republik Indonesia agar
Bansos PKH nya segera Cair dan Ibu Amawati segera mendapatkan haknya
sebagai penerima Bansos PKH.

2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing


masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
a. Pendekatanan awal yang dilakukan
Teknik Small Talk
Atas informasi dan koordinasi dari Petugas Kontak Center Mas Guru kepada
saya selaku koordinator dan laporan yang disampaikan oleh Pendamping Sosial
ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb kepada saya selaku koordinator PKH
yang menceritakan kasus/permasalahan yang dihadapi oleh KPM
dampingannya yaitu ibu Asmawati dimana Bansos PKH KPM tersebut tidak
cair, dan jarang datang pada saat pertemuan kelompok berdasarkan data dan
informasi yang ada saya langsung menghubungi ibu Asmawati agar dia dapat
bertemu dengan saya di kantor Sekretariat PPKH dan setelah bertemu dengan
saya, disini saya mencoba mencari situasi yang tepat untuk berbicara. Dialog
saya dan Ibu Asmawati diawali dengan menanyakan kabar kesehatan ibu
Asmawati dan menayakan kelengkapan dokumen yang saya minta dibawak
untuk mengurus Dana Bansos PKH ibu Asmawati, Teknik ini sangat membantu
saya dalam membangun suasana yang akrab agar ibu Asmawati bisa rileks dan
bersikap tidak canggung serta santai ketika saya menggali informasi
permasalahan yang ada. Saya pun menggali informasi tersebut dengan teknik
interview namun dengan bahasa yang santai dan terkesan tidak formal.
sebelumnya saya sudah membuat rencana daftar pertanyaan apa saja yang
akan saya tanyakan kepada ibu Asmawati tersebut. dengan demikian maka
sesi interview pun berjalan dengan lancar namun tetap dalam suasana yang
santai sehingga ibu Asmawati tidak merasa terganggu dan tidak berkeberatan
untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan.

small talk dapat juga mengurangi resiko penolakan yang ditunjukan oleh klien
dalam menjalin relasi dengan orang yang baru dikenalnya. Hal ini saya
terapkan juga kepada ibu Asmawati yang notabennya belum pernah mengenal
saya pun bisa menerima kehadiran saya dan terjalin suasana yang hangat dan
kondusif. saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang cukup biasa namun
terkesan akrab. Selain itu sebagai bentuk kepedulian dengan nya saya
menanyakan hal-hal yang menyangkut dirinya membuat ibu Asmawati merasa
percaya bahwa saya perhatian terhadapnya dan saya bukanlah orang yang
begitu asing dan tidak mau berteman. Dengan demikian terciptalah suasana
obrolan yang akrab, hal itu membuat ibu Asmawati merasa nyaman untuk
lebih terbuka akan hal-hal yang saya tanyakan. ibu Asmawati merasa nyaman
mengobrol dengan saya dan berbagi informasi dengan saya.

Dengan merencanakan dan mencatat apa saja pertanyaan yang akan saya
tanyakan kepada klien (note-taking), maka informasi yang saya peroleh
menjadi runut dan sistematis sehingga mudah untuk ditarik kesimpulan yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah
1) Identifikasi masalah
Dalam mengidentifikasi masalah ini hal pertama yang saya lakukan adalah
listening atau mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh
pendamping dilapangan. Dimana Informasi yang saya dapatkan yaitu
Bansos PKH atas nama Ibu Asmawati tidak cair dan Ibu Asmawati
beberapa kali tidak menghadiri pertemuan kelompok.

Kemudian saya memulai observasi dengan memanggil saya memanggil ke


4 orang SDM PKH yaitu 2 orang Pendamping Sosial yang pertama Ibu
Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb dan yang kedua adalah Ibu Ade Putri
Andriani, S.Pd dan 2 orang Administrasi Pangkalan Data yang Pertama
adalah Bapak Alex Karyadin, ST dan yang kedua adalah Ibu Dien Putri
Apriliani, A.Md untuk membahas permasalahan yang sedang terjadi pada
KPM PKH atas nama Ibu Asmawati

Metode observasi ini sangat berguna dalam mengidentifikasi kasus yang


ada karena dengan observasi atau pengamatan secara langsung
dilapangan membuat saya sebagai koordinator PKH bisa mengidentifikasi
dan menganalisis permasalahan apa saja yang dihadapi oleh Pendamping
Sosial dan KPM.

Selanjutnya saya memberikan edukasi kepada teman teman SDM PKH


tentang apa yang menjadi konsekwensi nya bila Me Non Eligible kan data
KMP maka Bantuan Sosial PKH yang seharusnya diterima menjadi tidak
dapat dicairkan

2) Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan:


Berdasarkan hasil identifikasi masalah maka saya mengidentifikasikasikan
pihak-pihak berikut sebagai potensi/sumber pemecahan masalah, yakni :
 Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb, bekerkoordinasi dengan
pendamping sosial lainnya dalam hal ini Ibu Ade Putri Andirani, S.Pd
dan mereka sebagai Pendamping Sosial harus lebih teliti dalam
menganalisa data KPM karena apabila salah maka akibatnya KPM akan
keluar dari daftar penerima bantuan.
 Bapak Alex Karyadin, ST dan Ibu Dien Putri Apriliani, A.Md selaku
Administrasi Pangkalan Data dapat berkoordinasi dengan baik dan
cepat untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini sangat membantu
proses penyelesaiaan permasalahan yang ada.
 Ibu Asmawati, Ia juga mau berkomunikasi secara terbuka dengan saya
sebagai koordinator PKH dalam pengungkapan masalah dan
keterbatasannya. Hal ini sangat memungkinkan Ibu Asmawati belajar
keterampilan baru dalam menghadapi dan mengelola kesulitan yang
dialaminya.
c. Rencana pemecahan masalah
 Edukasi Kepada 2 orang Pendamping Sosial yang pertama Ibu Sukma Fitri
Nur Sholikhah, Am. Keb dan Ibu Ade Putri Andriani, S.Pd dan 2 orang
Administrasi Pangkalan Data yang Pertama adalah Bapak Alex Karyadin, ST
dan yang kedua adalah Ibu Dien Putri Apriliani, A.Md Ibu Asmawati
dengan tema Ketelitian dalam berkerja dan dampak dari kelalaian bagi
orang lain. Sebenarnya SDM PKH sudah sering diberi informasi seperti ini
sebelumnya pada saat Bimtek, Rapat Bulanan, akan tetapi kemungkinan
besar ada hal hal yang lupa atau belum dipahami secara baik dan benar.
 Diskusi teman teman Pendamping dan Administrasi Pangkalan Data
mengenai permasalahan yang dihadapi saat ini dengan langsung
memerintahkan Administrasi Pangkalan Data untuk membuat Surat
permohonan mengaktifkan kembali status KPM atas nama Ibu Asmawati
ke Kementerian Sosial Republik Indonesia agar Bansos PKH nya segera Cair
dan Ibu Amawati segera mendapatkan haknya sebagai penerima Bansos
PKH.
d. Melaksanakan pemecahan masalah
1. Edukasi
Pada sesi pertemuan edukasi pertama terkait kasus di atas, saya berdiskusi
dengan Ibu Asmawati tentang permasalahan yang ada dan resiko dari
tidak melaksanakan kewajiban serta melanggar aturan penggunaan
Bantuan Sosial PKH, selain itu saya juga mencoba memberikan
pemahaman tentang hidup sabar dalam menghadapi segala pemasalahan
dan cobaan. Pada kesempatan ini dialog berlangsung sebagai berikut :
Saya : Apakah ibu masih ingat dengan hak dan kewajiban sebagai
penerima Bantuan Sosail PKH?
Ibu Asmawati : masih pak mengikuti pertemuan kelompok, anak harus
bersekolah 85% bila tidak akan dikenakan sanksi, bantuan
tidak boleh digunakan untuk ahal-hal yang tidak penting
atau tidak mendesak.
Saya : Saya memahami kondisi Ibu Asmawati saat ini nanti akan
saya usahakan berkoordinasi dengan petugas di
Kementerian Sosial terkait Bantuan ibu yang tidak cair.
Ibu Asmawati: Iya pak saya mengerti, saya minta tolong diurus Bansos PKH
saya karena saya sangat memerlukannya pak.
Saya : baik bu akan saya usahakan semaksimal mungkin

2. Dialog Pemberian Motivasi


Pada pertemuan ini, Pemberian Motivasi ini bertujuan untuk
memberikan semangat kepada KPM bahwa permasalahannya bisa diatasi
jika KPM mau terbuka dan bekerjasama dengan baik
Saya: Bu, saya senang sekali dengan semangat ibu dan ibu masih
mengingat kewajiban ibu sebagai peserta PKH. Saya juga merasa
bahwa ibu menerima kehadiran saya disini dan terbuka dengan
permasalahan yang ibu hadapi. Bagaimana jika saya memberi
solusi untuk menyelesaikan masalah ibu ini, apakah ibu bersedia?
Ibu Asmawati : ya pak saya bersedia
Saya : baiklah bapak akan membuat Surat permohonan mengaktifkan
kembali status KPM atas nama Ibu Asmawati ke Kementerian
Sosial Republik Indonesia agar Bansos PKH nya segera Cair dan Ibu
Amawati segera mendapatkan haknya sebagai penerima Bansos
Ibu Asmawati : terimakasih banyak pak
Saya : sama sama

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Hasil yang dicapai :
1. Ibu Asmawati mau berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik dan
sudah memahami aturan yang berlaku sebagai penerima Bantuan Sosial
PKH
2. Administrasi Panggakalan data sudah membuat Surat permohonan
mengaktifkan kembali status KPM atas nama Ibu Asmawati ke
Kementerian Sosial Republik Indonesia agar Bansos PKH nya segera Cair
dan Ibu Amawati segera mendapatkan haknya sebagai penerima Bansos
3. Bansos PKH Ibu Amawati sudah kembali aktif di tahap 2 tahun 2019
4. Ibu Asmawati tidak dikeluarkan dari kepesertaan PKH dikarenakan sudah
Eligibel kembali sebagai peserta PKH
5. Ibu Asmawatidapat berbagi informasi dengan KPM Lainnya

Hasil yang belum dicapai


1. Berbagi informasi yang baik dan benar dengan kelompok binaan yang lain
agar jika mendapatkan permasalahan agar bisa dikoordinasikan untuk
diatasi dengan segera

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Setelah pencapaian hasil yang disebutkan diatas, maka kasus ini diakhiri
dengan cara :
1. Ibu Asmawati sudah mendapatkan haknya lagi sebagai penerima Bansos
PKH seperti yang lainnya dan Ibu Asmawati sudah paham tentang
pengaruh kehadirannya di setiap kegiatan kegiatan
2. Peserta PKH yang lain mengambil hikmahnya dengan memahami dan
mempelajari permasalahan yang ada dan jika mengalami suatu persoalan
mereka langsung berkoordinasi dengan Pendamping Sosial
3. Ibu Asmawati sudah rajin mengikuti pertemuan kelompok FDS dan Ibu
Asmawati sudah paham konsekuensi dari tidak hadir di dalam pertemuan
bulanan

g. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek


dibawah ini sekurang-kurangnya 100 kata.
a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/
konsep yang relevan).
Pengetahuan yang saya gunakan dalam penanganan masalah Ibu Asmawati
adalah
 Kepesertaan PKH
Saya telah menjelaskan kepada ibu Asmawati bahwa
Ketidakhadirannya dalah pertemuan kelompok sangatlah berpengaruh
pada status kepesertaannya. Jika saya kurang memiliki pengetahuan ini
maka tentunya saya akan mengalami kesulitan untuk mengubah
perilaku ibu Asmawati

 Motivasi
Adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Pengetahuan tentang
cara melakukan motivasi menolong saya untuk melakukan dialog
yang efektif dengan Ibu Asmawati sehingga ia bisa menghadiri
pertemuan pendampingan. Karena dengan pengetahuan ini saya
bisa berdialog sesuai dengan alur pikir dan perasaan
 Problem solving 
Adalah kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang ada
serta menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasinya.
Pada dasarnya kemampuan problem solving berkaitan dengan
berbagai skills lain seperti kemampuan mendengar, menganalisa,
meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, dan pengambilan
keputusan. Dengan pengetahuan inilah saya mencoba
mengindentifikasi masalah yang dihadapi oleh Pendamping Sosial Ibu
Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb dan Ibu Armawati. Jika saya tidak
memiliki pengetahuan ini maka saya akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah ini.

b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 1


Teknik-Teknik yang saya gunakan dalam penanganan kasus Ibu Armawati
adalah :
 Small Talk
Teknik ini sangat membantu saya dalam membangun suasana yang
akrab agar Ibu Asmawati bisa bersikap tidak canggung dan santai
ketika saya menggali informasi permasalahan yang dihadapinya. Small
talk dapat juga mengurangi resiko penolakan yang ditunjukan oleh
klien dalam menjalin relasi dengan orang yang baru dikenalnya. Hal ini
saya terapkan juga kepada Ibu Asmawati yang notabennya belum
pernah mengenal saya pun bisa menerima kehadiran saya dan terjalin
suasana yang hangat dan kondusif
 Interview
Teknik ini saya gunakan untuk mencari informasi tentang
permasalahan yang terjadi dan sebelum melakukan interview saya
telah mencatat apa saja yang ingin ditanyakan. Dengan merencanakan
dan mencatat apa saja pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada
klien (note-taking), maka informasi yang saya peroleh menjadi runut
dan sistematis sehingga mudah untuk ditarik kesimpulan yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah
 Observasi
Teknik ini saya gunakan untuk melihat situasi dan kondisi yang benar
benar terjadi dialapangan. Dan untuk melengkapi tingkat ke valid an
data yang Klien sampaikan

 Edukasi
Saya yakin bahwa Ibu Asmawati mampu memahami resiko dari
kelalainnya dalam memenuhi kewajibannya sebagi peserta penerima
Bansos PKH. Karena itu, saya memulai edukasi dari apa yang ia ketahui
tentang kriteria kepersertaan PKH, kemudian ditambah dengan edukasi
pengasuhan dan pendidikan. Bila saya mulai dengan ceramah Panjang
lebar, hal ini akan membosankan dan memberi kesan menggurui.

 Diskusi
Diskusi yang baik apabila kedua belah pihak yang sedang berdiskusi
mendapat kesempatan untuk berbicara tentang apa yang ia ketahui
dan pikirkan. Apabila pembicaraan di dominasi oleh seseorang maka
hasil percakapan tersebut tidak menimbulkan kolaborasi dalam
memecahkan masalah. Sebab itu, saya berusaha untuk tidak
menggurui akan tetapi memberikan pertanyaan dan pernyataan yang
menstimulasinya untuk menyatakan pikiran dan sikapnya yang bisa
saya jadikan sebagai referensi untuk berkolaborasi.

c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1


Nilai-Nilai/ Kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1
 Nilai Kejujuran. Ibu Asmawati berkata jujur tentang permasalahan yang
sedang dhadapi sehingga memudahkan saya untuk mengidentifikasi
permasalahan dan mencari solusinya.
 Nilai partisipasi. Ibu Asmawati turut serta dalam pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selaku Pendamping
Sosial Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb juga berpatisipasi dalam
mengawasi aktipitas KPM dampingannya sesuai tupoksi. Jadi dalam hal
ini saya sebagai Koordinator PKH tidak berperan dominan tetapi
memberikan pendampingan yang mereka butuhkan. Kepala Dinas Sosial
pun memegang peran penting untuk mengawasi dan memberikan
arahan serta masukkan
 Nilai kerja sama, setiap pihak dalam kasus ini yaitu Ibu Asmawati,
Pendamping Sosial Ibu Sukma Fitri Nur Sholikhah, Am. Keb,
Administrasi Pangkalan Data dan saya sebagai koordinator PKH saling
membantu sesuai peran masing-masing untuk menyelesaikan masalah
ini. Apabila hanya satu pihak saja yang mengambil porsi lebih besar
maka beban masalah akan menumpuk pada orang tersebut dan akan
menjadi penghambat. Karena itu, kerjasama dalam kasus ini telah
menjadi nilai penting.
 Nilai tanggung jawab. Saya sebagai koordinator PKH memiliki tanggung
jawab secara professional untuk menolong KPM PKH dibawah binaan
Pendamping Sosial agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang
ada serta tidak dikeluarkan dari kepesertaannya di PKH. Karena itu,
ketika melihat kelalainnya dari anggota keluarga KPM yang dapat
mengakibatkan status kepesertaanya Non Eligible, maka dari itu sesuai
laporan Pendamping Sosial saya langsung melakukan observasi dan
kunjungan ke rumah KPM tersebut, dan ternyata ada permasalahan
lainnya yang terjadi di keluarga tersebut yang juga harus diatasi secara
bersama sama.

PERNYATAAN PENYUSUN
Saya yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan
adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun apabila pernyataan
ini dikemudian hari terbukti tidak benar
Prabumulih 08 September 2020

Redi Elpison, S.E., M.M

Anda mungkin juga menyukai