Anda di halaman 1dari 8

https://hifdimuhammadlekok.blogspot.

com/2020/09/deskripsi-diri-peksos-pkh-anak-
putus.html
Di Desa Dampingan Saya yaitu desa Natai baru dan Pondo Damar yang masuk kedalam kecamatan
Mentaya Hilir Utara, mengalami kendala yaitu dengan kasus atm tidak tersaldo pada pencairan
pertama, peristiwa tersebut terjadi ketika kami para pendamping dan pihak bank Mandiri Sampit
melakukan pencairan pertama untuk KPM tambahan di 2018, hingga akhirnya terjadi kendala ketika
KPM atas nama Yani mengambil haknya untuk mendapatkan bantuan tunai, namun beliau kaget ketika
mengetahui KKS beliau tidak dapat dicairkan pada saat itu, dan harus menunggu hingga pencairan
berikutnya, lalu ibu Yani pun marah dan melaporkan kepada suaminya yang turut mengantakan ke bank
mandiri, lalu mereka berdua menuntut kepada para pendamping untuk mengantikan uang transport
yang telah beliau keluarkan dari desa ke bank mandiri sebesar Rp. 250.000, saya sebagai pendamping
desa memohon maaf atas kendala yang terjadi dan berusaha untuk menenangkan KPM tersebut,
dengan sabar saya menerangkan kepada ibu yani beserta suaminya agar mau menunggu penundaan
pengambilan haknya, saya juga berjani untuk mengantarkan uang milik ibu yani ketika pencairan
berikutnya. hingga akhirnya saya dapat menenangkan setelah saya menjelaskan semuanya, lalu sayapun
meminta buku tabungan beserta KKSnya untuk saya periksa secara berkala di ATM serta berkoordinasi
dengan pihak bank mengenai kendala yang terjadi untuk kasus ibu yani,

pada pencairan ke empat, ibu yani mendapatkan haknya namun hanya tersaldo sebesar Rp.750.000,
lalu sayapun bersama rekan saya Mardiana mengantarkan dana tersebut kerumah beliau dibantu oleh
pemerintah daerah setempat. ibu yani dan suaminya merasa terbantu dengan dana tersebut dan
meminta maaf telah emosi ketika pencairan pertama.

Penerapan teori/konsep-konsep yang relevan dan terkait dengan kasus 1 yang ditangani.

Sebutkan dan jelaskan setidaknya 3 (tiga) teori/konsep-konsep yang relevan dengan kasus 1 (minimal
150 kata).

Teori/ konsep yang saya terapkan pada kasus ibu yani adalah dengan menggunakan teori S.I.P

yaitu Santun, Integritas dan Profesional yang merupakan bagian dari kewajiban kode etik SDM PKH

Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dilandasi

oleh nilai-nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

meliputi:

a. santun;

b. integritas; dan

c. profesional.

(2) Santun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan

menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan:

a. menerima orang lain sebagai individu yang memiliki latar belakang

dan kapasitas yang berbeda-beda;


b. menerima perbedaan sosial budaya, ras, etnis, adat, warna kulit, jenis

kelamin, umur, status perkawinan, agama, jabatan, golongan dan

kondisi disabilitas;

c. ramah dan bertutur kata sopan serta tidak merendahkan dalam

berkomunikasi;

d. memberikan pelayanan tanpa tekanan atau ancaman

e. bijak dalam menyampaikan informasi, pernyataan, opini dan bentuk

lainnya melalui semua jenis media berupa tulisan, foto, gambar, audio

dan video.

(3) Integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan dengan

menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan:

a. mematuhi dan menerapkan nilai dan norma yang berlaku dalam PKH

dan Kementerian Sosial secara konsisten;

b. proaktif dalam mencegah terjadinya korupsi serta tidak melibatkan

diri dalam perbuatan tercela.

c. menjaga kerahasiaan data dan informasi yang menyangkut jabatan,

rahasia negara, program, dan penerima manfaat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. bertanggung jawab untuk turut serta mengatasi kendala dalam

pelaksanaan tugas;

e. bertanggung jawab untuk menjaga dan/atau memelihara barang milik

negara yang digunakan dalam pelaksanaan tugas; dan

f. jujur dan mampu mempertanggungjawabkan setiap perkataan dan

perbuatan.

(4) Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan dengan

menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan:

a. melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan pengetahuan dan

keterampilan sesuai standar operasional prosedur yang berlaku;

b. melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik, benar, tuntas dan

tepat waktu;

c. meningkatkan kompetensi diri secara terus menerus untuk

mendukung pelaksanaan tugas; dan


d. melakukan koordinasi dan konsultasi untuk menjaga kualitas kinerja.

Teori/ konsep yang saya terapkan pada kasus ibu yani adalah dengan menggunakan teori S.I.P

yaitu Santun, Integritas dan Profesional yang merupakan bagian dari kewajiban kode etik SDM PKH

Santun saya terapkan ketika ibu yani dan suaminya memarahi saya, namun saya tetap sopan dan santun
dalam bertutur kata menjelaskan dan menenangkan mereka tanpa memarahi kembali, sehingga
akhirnya mereka dapat tenang dan kondusif dan bersedia menunggu hingga dana mereka tersaldo di
rekening KKSnya

integritas saya terapkan ketika saya memutuskan untuk mengambil atm dan buku tabungan untuk saya
cek secara berkala, hingga akhirnya masuk dana ke buku tabungan Yani, sayapun mengantarkan dana
tersebut tanpa meminta uang lelah karena hal tersebut saya nilai tidak etis dan dapat merusak citra diri
dan integritas Pendamping PKH.

Profesional saya terapkan ketika terjadi kendala, maka saya langsung berusaha menjelaskan se detail
mungkin penyebab terjadinya kendala dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan seluruh
pendamping PKH lainnya dan pihak bank, sehingga kami menemukan solusi yang tepat akurat sebelum
akhirnya menyampaikan informasi tersebut ke KPM.

Dasar Pertimbangan saya dalam mengunakan teori S.I.P yaitu Santun, Integritas dan Profesional adalah
karena S.I.P merupakan kode etik yang harus dimiliki oleh SDM PKH dalam praktik pelayanan sosial
kepada masyarakat.

Santun dan sopan dalam bertutur kata merupakan budaya masyarakat Indonesia yang telah di kenal
oleh masyarakat Indonesia tentang keramahannya, oleh karena itu budaya sopan dan santun sangat
diperlukan oleh SDM PKH dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, terlebih dengan
penyampaian informasi yang santun, KPM dapat lebih menerima informasi dengan nyaman hingga
dapat memahami proses pemberian informasi.

Integritas dangat diperlukan dalam praktik pelayanan sosial kepada masyarakat karena dengan memiliki
integritas, seorang SDM PKH diharapkan dapat menjaga nama baik PKH dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme serta praktik-praktik tercela lainnya yang dapat merusak citra diri dan nama baik keluarga
besar PKH.

Profesional diperlukan oleh SDM PKH dalam upaya peningkatan kualitas kinerja dalam memberikan
pelayanan sosial dengan cara mengikuti aturan dan standar prosedur operasional yang telah di
tentukan oleh pemerintah.
a. Santun : Pendamping berusaha untuk meminta maaf terlebih dahulu atas kesalahan/ kendala yang
terjadi, kemudian hal pertama yang saya lakukan adalah mengulangi kembali topik permasalahan agar
KPM sependapat dengan saya mengenai permasalahan yang terjadi, kemudian yang saya lakukan
adalah menjelaskan kepada KPM, dengan sopan dan santun penyabab terjadinya masalah, dengan
proses penyampaian informasi yang santun KPM merasa di hargai dan di hormati sehingga akhirnya
mereka menjadi segan untuk marah-marah, akhirnya komunikasi dapat dilakukan dengan efektif.

b. Integritas: Pendamping tidak mengambil ataupun meminta uang sepeserpun dari dana yang masuk
ke rekening KPM, sehingga terjadi kepercayaan antara KPM dan Pendamping, demi terjaganya
keharmonisan dalam pendampingan dikemudian hari.

c. Profesional : Dengan berkoordinasi terlebih dahulu bersama pihak bank dan pendamping lainnya
sebelum memberikan solusi, saya dapat menjelaskan kembali kepada ibu Yani dan suaminya tentang
solusi yang telah kami sepakati sebelumnya, hingga akhirnya ibu yani dan suaminya bersedia menunggu
dengan sabar hingga proses pencairan di tahap berikutnya.

a. Santun : Tanpa memahami betapa pentingnya sopan dan santun dalam bertutur kata pendamping
akan mudah untuk berperilaku tidak terpuji/tercela yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan
dapat mencemarkan nama baik dan reputasi Kementerian Sosial dan citra buruk dari pendamping-
pendamping PKH lainnya.

B. Integritas : Tanpa integritas pendamping akan mudah tergiur dengan melakukan penggelapan dan
penyalahgunaan uang serta mengutip, mengurangi, membawa, menyimpan, dan/atau menarik uang
bantuan program dan menerima hadiah dan/atau imbalan.

c. Profesional : Tanpa bertindak profesional pendamping akan mudah untuk melakukan tindakan
memanfaatkan jabatan untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri dan/atau orang
lain yang mana hal tersebut merupakan pelanggaran kode etik yang harus di patuhi oleh seluruh SDM
PKH.

Pada bulan agustus 2018 Pendamping melakukan pertemuan kelompok di desa Natai Nangka
kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawarin Timur untuk memberikan penjelasan teknis
penyaluran bantuan dan melakukan pemutakhiran data terbaru, namun di temukan kasus bahwa di
desa Natai Nangka banyak terdapat anak-anak yang tidak melajutkan sekolahnya dari Sekolah Dasar ke
Sekolah Menengah Pertama dan lebih memilih untuk membantu pekerjaan orang tua mereka dengan
alasan Sekolah Menengah Pertama mereka jauh dari tempat tinggal dan harus melewati perkebunan
kelapa sawit yang sepi dan jalanan yang rusak parah, sehingga beresiko terhadap prilaku kejahatan,
sayapun berusaha mencari solusi yang tepat dalam menangani kasus tersebut, saya berkoordinasi
dengan perangkat Desa Natai Nangka dan akhirnya melakukan pertemuan kepada ibu-ibu KPM yang
tidak menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan Sekolah Menegah Pertama dengan melakukan
kunjungan kerumah beliau dan melakukan pertemuan kelompok kembali dengan maksud dan tujuan
berusaha membujuk KPM untuk dapat memberikan perhatian lebih kepada pendidikan anaknya dengan
cara mengantarkan terlebih dahulu anak mereka kesekolah sebelum berangkat bekerja.

metode yang saya gunakan dalam penanganan kasus yang sedang saya tangani adalah dengan
melakukan metode case work, case work merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian seseorang melalui proses penyesuaian diri hingga di harapkan dapa
menemukan konsep diri yang positif. case work dilakukan oleh pekerja sosialuntuk membantu individu
untuk dapat menyelesaikan masalah yang dialami dengan dilandasi oleh pengetahuan ilmiah,
pemahaman dan penggunaan teknik secara ilmiah diharapkan dapat memecahkan masalah yang
dihadapi dan mengembangkan potensi individu maupun kelompok secara maksimal, metode ini di
dasari oleh suatu proses relasi bersifat individual dan tatap muka.

metode case work ini saya lakukan dengan cara mengumpulkan data permasalahan yang terjadi, pada
kasus berhenti sekolah anak dari KPM Natai Nangka saya berusaha mengumpulkan informasi dari warga
terdekat dengan cara mengunjungi beberapa rumah warga terdekat guna mendapatkan informasi yang
sebenarnya, selain itu saya juga bertemu dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan
koordinasi yang dapat saya implikasikan pada kasus tersebut, saya juga mengumpulkan informasi
dengan cara bertanya kepada guru-guru sekolah di Desa Natai Nangka.

setelah mengumpulkan informasi, saya lalu berkomunikasi dengan KPM tersebut dengan santai dan
tidak terburu-buru langsung ke topik permasalahan, namun mengalihkan terlebih dahulu ke topik lain
agar KPM yang saya kunjungi tidak merasa risih dengan kehadiran saya di rumahnya.

Dampak penerapan metode case work yang saya gunakan pada kasus tersebut adalah saya dapat
menggali informasi sebanyak banyaknya tentang permasalahan pendidikan yang dialami KPM
dampingan saya maupun warga-warga di tempat tersebut, setelah melakukan penggalian informasi di
sekolah, kantor desa dan bertanya dengan diskusi dengan warga-warga sekitar saya mencoba untuk
mengunjungi kembali rumah KPM saya dengan kembali berkomunikasi dengan santai, berbahasa yang
santun, dan memberikan pilihan solusi untuk masalah yang dihadapi. hal pertama yang saya lakukan
ketika berkomunikasi dengan mereka adalah mencoba membahas topik-topik lain di luar pembahasan
kasus putus sekolah ini, hal ini bertujuan untuk dapat mencairkan suasana, sehingga KPM dan
keluarganya dapat saling terbuka dengan saya, setelah mereka merasa tidak canggung dengan
kedatangan saya, sayapun mencoba untuk bertanya tentang kasus permasalahan yang terjadi dan
mengidentifikasikan penyebabnya, sehingga dengan dorongan dan saran serta hasil dari rundingan
bersama, saya dan KPM dampingan saya mendapatkan solusi yang tepat untuk kasus putus sekolah
tersebut.

Metode/teknik yang saya gunakan pada proses identifikasi masalah yang ada pada kasus putus sekolah
di desa Dampingan saya Natai Nangka adalah :

a. Home visit : yaitu melakukan kunjungan kerumah untuk mendapatkan informasi-informasi terkait
dengan penyebab permasalan yang terjadi yaitu kasus putus sekolah, dalam hal ini saya beberapa kali
mencoba untuk mengunjungi rumah KPM dampingan saya untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran
hingga saya dapat menemukan dan mengidentifikasi masalah utama penyebab kasus putus sekolah
tersebut.

b. Wawancara: yaitu metode yang saya gunakan setelah Ibu KPM saya sudah merasa nyaman dengan
kehadiran saya dalam turut serta membantu pendidikan anaknya, maka saya melakukan proses
wawancara yang mendalam guna mendapatkan informasi penyebab permasalahan yang akurat, dalam
kasus ini saya menemukan benang merah penyebab terjadinya kasus putus sekolah yaitu:

1. Jarak lokasi Sekolah Menengah Pertama yang berada jauh dari pemukiman penduduk desa Natai
Nangka.

2. Biaya transportasi yang tinggi akibat dari lokasi yang jauh sehingga membutuhkan konsumsi bahan
bakar yang banyak.

3. Perjalanan yang melewati perkebunan yang sepi dan sunyi menyebabkan ketakutan dalam
melakukan perjalanan sekolah.

Metode/teknik yang saya gunakan pada proses identifikasi sumber dan potensi yang terkait dengan
pemecahan kasus putus sekolah adalah dengan menggunakan konsultasi dan koordinasi.

Konsultasi: Teknik Konsultasi adalah suatu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan secara terstruktur
oleh dua orang atau lebih secara langsung maupun jarak jauh, untuk membahas suatu informasi
tertentu guna mendapatkan tujuan tertentu yang mana dalam kasus ini saya berkonsultasi dengan
pihak-pihak terkait yaitu dengan pihak Sekolah Menengah Pertama, lau saya mendapatkan informasi
bahwa keadaan lokasi yang jauh, keamanan transportasi yang kurang memadai dan biaya transportasi
yang tinggi merupakan penyebab utama dari banyaknya kasus putus sekolah yang dialami.

koordinasi: Setelah melakukan identifikasi masalah dengan cari berkonsultasi, saya lalu melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengurangi kasus putus sekolah, dalam hal ini saya
memberikan pendapat kepada pihak sekolah dan desa untuk meminta transportasi berbentuk bus
kepada pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit agar dapat memfasilitasi transportasi masuk dan
pulang sekolah anak-anak desa natai nangka.

Metode/teknik yang saya gunakan pada proses penyusunann rencana intervensi dalam upaya
penanganan kasus putus sekolah di desam dampingan saya Natai Nangka adalah dengan melakukan
metode /teknik family confrence yaitu teknik atau metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan
anggota keluarga dalam hal ini adalah anggota ruam tangga lainnya yaitu ayah, ibu kakak dan adik yang
bersangkutan, sehingga dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga dapat di sepakati sebuah solusi
yang tepat guna dan seluruh permasalahan dapat teratasi dengan bijaksana.

dalam hal ini peran saya adalah sebagai fasilitator untuk dapat memfasilitasi diskusi yang dilakukan
keluarga tersebut dengan memberikan poin-poin permasalahan, lalu saya memberikan sedikit motivasi
agar keluarga tersebut dapat mengetahui dan menyadari pentingnya ilmu pengetahuan yang
didapatkan di sekolah demi masa depan mendatang sehingga anak dapat termotivasi untuk bersekolah,
saya juga memberikan opsi-opsi solusi yang dapat keluarga lakukan sembari menunggu koordinasi pihak
desa dan pihak perusahaan kelapa sawit seperti mengikuti program paket B agar dapat masuk ke
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas

Metode dan teknik yang saya gunakan pada pelaksanaan intervensi ada kasus putus sekolah tersebut
adalah dengan metode/ teknik motivasi. teknik motivasi merupakan dorongan untuk berbuat sesuatu,
hingga tercapainya suatu hal atau keadaan yang diinginkan oleh motivator dan yang di motivasi, dalam
hal penanganan kasus putus sekolah tersebut saya berusaha memotivasi sluruh anggota keluarga untuk
menyadai pentingnya arti pendidikan untuk tercapainya taraf hidup yang lebih baik di masa mendatang,
saya meberikan motivasi kepada kedua orang tua anak untuk menyadari hal-hak anak salah satunya
adalah hak bersekolah, sehingga kedua orang tua mempunyai dorongan untuk berbuat lebih baik untuk
kepentingan pendidikan anak dengan cara menyekolahkan atau mengikuti program paket B .

sedangkan kepada sang anak saya berusaha memotivasi anak agar dapat bersungguh-sungguh belajar di
usia muda, karena usia muda adalah usia yang sangat tepat untuk menyerap seluruh informasi dan
pengetahuan agar dapat digunakan dan di praktekan ketika anak dewasa nantinya demi tercapainya
taraf hidup yang lebih baik.

Pada saat verifikasi tahap 2 tahun 2019, di desa dampingan saya , tepatnya di puskesmas natai nangka
saat koordinasi dengan fasilitas kesehatan ada seorang KPM yang tidak pernah membawakan anak
balitanya ke posyandu selama hamil sampai melahirkan, dan anak balitanya umur 4 bulan. yang tidak
pernah membawa anaknya ke fasilitas kesehatan ( posyandu) ataupun ke Puskesmas. saat mengunjungi
kediaman KPM tersebut tarnyata beliau tidak berada di tempat karena sedang berada di perkebuan
kelapa sawit sebagaimana diketahui bahwa profesi KPM tersebut adalah buruh harian di perkebuan
kelapa sawit, lalu sayapun mencoba untuk bertamu kerumah KPM tersebut karena ingin menanyakan
komitmen ibu KPM tersebut tentang alasan beliau tidak mengantarkan anaknya ke Posyandu di tempat
tingalnya, dan ibu KPM tersebut bilang kepada saya bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang
cukup tentang pentingnya imunisasi di posyandu karena biasanya mereka sering mengobati anaknya
yang sakit dengan ramuan-ramuan tradisional, dan lebih mempercayai cara-cara tersebut dibandingkan
dengan pengobatan modern seperti imunisasi.

Saya sebagai Pendamping PKH yang bekerja untuk keluarga penerima manfaat ( KPM ) berusaha untuk
mengutamakan hak - hak keluarga penerima manfaat (KPM) serta anggota rumah tangganya (ART)
untuk mendapatkan layanan kesehatan dalam hal ini di posyandukan anak beliau yang masih berumur 4
Bulan. saya berkoordinasi dengan bidan setempat untuk berdiskusi tentang pentingnya kesehatan pada
balita, lalu setelah memahami arti pentinya imunisasi dan menganggap bahwa pendamping PKH dan
bidan setempat berusaha untuk melayani dan mengayomi masyarakat khususnya KPM tersebut, hingga
akhirnya KPM tersebut berniat untuk melakukan imunisasi kepada anaknya.

Dalam kasus ini nilai yang saya terapkan ketika bekerja dengan klien adalah Nilai acceptance, yaitu saya
berusaha menerima keadaan KPM saya dimana ibu kpm saya tidak mengetahui arti penting dari
imunisasi dan lebih percaya kepada obat-obat tradisional sehingga saya berusaha menjelaskan kepada
KPM saya untuk dapat mempelajari teknologi dan modernisasi yang lebih baik dalam hal kesehatan
salah satunya adalah dalam bentuk imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh anak-anak KPM dimasa
mendatang.
Nilai - nilai yang saya terapkan ketika bekerja dengan teman sejawat adalah menghormati dan
menghargai teman sejawat, hal ini saya lakukan dengan cara selalu meminta pendapat, saran solusi
serta saya ajak untuk ikut serta dalam penanganan masalah.

Dalam hal kasus ini saya juga berkoordinasi dengan teman sejawat lainnya yaitu pendamping PKH
Kecamatan Mentaya Hilir Utara yaitu teman saya Heri Elyawati dan Mardiana yang juga merupakan
pendamping PKH Kecamatan Mentaya Hilir Utara dimana kami sering melakukan kerjasama dan
berkoordinasi dalam melakukan pertemuan kelompok untuk tolong menolong dalam rangka
peningkatan kualitas hidup KPM yang kami dampingi, dalam kasus ini saya berkoordinasi dengan kedua
teman saya dengan meminta saran dan bantuan mereka dalam melakukan diskusi kepada KPM saya,
sehingga ketika teman saya di ajak untuk dapat melakukan pendampingan terkait masalah yang di
hadapi, mereka menjadi senang dan merasa di hargai telah diminta memberikan solusi yang tepat dan
diajak bekerja sama dalam penanganan kasus. hal ini menumbuhkan rasa saling tolong- menolong
diantara teman sejawat.

Penerapan nilai terkait dengan lembaga tempat bekerja adalah saya selaku pendamping selalu
berkoordinasi dengan pihak kecamatan selaku tempat UPPKH kecamatan berada dalam menangani
beberapa kasus yang pernah di tangani sebagai bentuk tanggung jawab serta menjaga nama baik
instansi tempat saya bekerja dan pemerintah daerah tersebu di mana dalam kasus ini adalah
pemerintahan yang berada di kecamatan Mentaya Hilir Utara, selalu menjalin kerja sama dengan
fasilitas kesehatan ketika melakukan verifikasi ataupun kunjungan kerumah keluarga penerima manfaat
atau juga sedang mengikuti posyandu atau mengunjungi posyandu sebagai bentuk pelayanan terhadap
keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) untuk mendapatkan layanan
fasilitas kesehatan dan juga untuk memberikan motivasi kepada KPM PKH yang memiliki bayi, balita dan
ibu menyusui untuk selalu mengunjungi puskesmas, pustu ataupun layanan posyandu. dalam beberapa
kasus saya selalu mengkoordinasikan kepada pihak terkait misaklan fasilitas kesehatan untuk
membantu menyampaikan atao memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan dan gizi anak,
sehingga informasi yang disampikan langsung dari petugas kesehatan sehingga ibu - ibu KPM PKH serta
masyarakat lain dapat mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam masalah kesehatan bayi, anak
balita, ibu nifas dan ibu menyusui.

Anda mungkin juga menyukai