2. DESKRIPSI DIRI
PETUNJUK UMUM
Deskripsi diri dibuat berdasarkan kepada aktifitas nyata yang saudara sedang atau telah
lakukan.
Gambarkan dengan jelas 2 aktifitas yang saudara sedang atau sudah lakukan berkaitan
dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Dua aktifitas yang digambarkan harus berbeda
Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian
A. Deskripsi Aktifitas/Kegiatan 1
1. Uraikan aktifitas/kegiatan yang sedang atau telah dilakukan yang sesuai dengan
bidang tugas saudara. Gambaran aktifitas/ kegiatan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa aktifitas /kegiatannya
b. Kapan dan dimana dilakukannya
c. Siapa pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas tersebut
d. Mengapa aktifitas tersebut dilakukan (tujuan)
Deskripsi aktifitas 1:
Tugas saya saat ini di Dinas Sosial Kabupaten Cirebon adalah sebagai Pekerja
Sosial Muda, saya pernah menangani beberapa kasus berdasarkan pengaduan
masyarakat salah satu diantaranya adalah pada bulan Agustus tahun 2021
melakukan Penanganan Kasus Penyandang Disabilitas Terlantar di Desa Losari
Lor Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon.
Kegiatan ini dilakukan berawal dari adanya pengaduan kepada kami selaku
Pekerja Sosial melalui media sosial (telepon WA) bahwa ada penyandang
disabilitas terlantar sebut saja namanya DY seorang laki-laki yang berusia 29
tahun yang memerlukan penanganan karena yang bersangkutan telah ditinggal
oleh ke dua orang tuanya sedangkan dia tidak memiliki saudara kandung
lainnya, sementara ini dia dititipkan dan tinggal di rumah saudaranya yaitu adik
kandung Kakeknya yang bernama Tan Ken Tjo (TK) dimana kondisi
perekonomian kakeknya ini termasuk keluarga kurang mampu karena dalam
keluarga ini tidak ada yang bekerja mencari nafkah, sehingga TK merasa
terpaksa dengan dititipkannya DY di keluarganya.
Dalam kegiatan ini ada beberapa pihak yang terlibat dalam penanganan
keterlantaran yang bersangkutan diantaranya adalah tentu saja Kepala Dusun
setempat, Kuwu dan Perangkat Desa Losari Lor, Camat dan Kepala Seksi
Perekonomian dan Kesra Kecamatan Losari, TKSK Losari, Kepala Bidang
Rehabilitasi Sosial dan Kepala Seksi Penyandang Disabilitas, Anak, dan Lanjut
Usia Dinas Sosial Kabupaten Cirebon dan 3 (tiga) Balai milik Kementerian Sosial
RI yaitu BBRVBD Cibinong, BRSPDSRW Melati Bambu Apus, dan BRSTW Budi
Dharma Bekasi
Kegiatan ini kami lakukan dengan tujuan diantaranya untuk memastikan
pemenuhan kebutuhan dasar klien, mengentaskan permasalahan penyandang
disabilitas dari keterlantarannya, serta mengupayakan agar dimasa yang akan
datang klien dapat hidup mandiri dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.
2. Berdasarkan kegiatan tersebut, uraikan langkah langkah pelaksanaan kegiatannya.
Masing masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
a. Tahap Persiapan
Berdasarkan informasi awal yang diterima pekerja sosial untuk kasus tersebut
diatas pertama tama kami berkoordinasi terlebih dahulu dengan TKSK Losari
menanyakan keberadaan klien tersebut di wilayahnya. Setelah terkonfirmasi
benar adanya pekerja sosial mulai menyiapkan instrumen asesmen dan format
laporan sosial sebagai dasar pelaksanaan tugas, kemudian kami berkoordinasi
dengan Kuwu dan Kadus setempat untuk dapat ijin melakukan pendekatan awal
kepada pihak keluarga tempat DY tinggal. Selain itu pekerja sosial juga
berkoordinasi dengan Kepala Bidang Rehabilitas Sosial dan Kepala Seksi
Rehabilitasi Penyandang Disabilitas, Anak, dan Lanjut Usia Dinas Sosial guna
mendapatkan dukungan apabila kemudian ada yang harus dipenuhi dalam
penanganan kasus ini.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap pengakhiran
Pentingnya kode etik dalam profesi Pekerja Sosial tidak dapat dihindarkan. Etika
(ethic) adalah nilai-nilai dalam tindakan yang memengaruhi preferensi untuk
perilaku dalam sebuah hubungan benar dan salah (Levi 1993:2 dalam Sugeng
Pujileksono 2019:194). Oleh karena itu dalam penanganan kasus ini pekerja
sosial juga menerapkan beberapa prinsip/nilai/etika dalam membangun
hubungan pertolongan antara pekerja sosial dengan klien seperti prinsip
individualisasi yang diterapkan dalam bentuk pengakuan dan pemahaman dari
setiap kualitas unik klien, bahwa DY adalah seorang individu yang memiliki
kekuatan dibalik kelemahannya yaitu bahwa klien dengan kondisinya yang
terbatas secara fisik namun mampu mengurus dirinya sendiri dan sangat
bersemangat untuk ikut ke balai. Pekerja Sosial memperlakukan klien sebagai
orang dengan hak dan kebutuhan bukan sebagai objek atau kasus.
Pekerja Sosial juga menerapkan prinsip penerimaan dimana pekerja sosial
menerima klien apa adanya sengan mendengarkan dan memperhatikan secara
tulus apa yang disampaikan klien dan keluarganya. Selain itu juga klien diberikan
kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri, pekerja sosial hanya
menyediakan alternatif bagi klien. DY diberikan waktu untuk berpikir dan
mempertimbangkan apakah mau ke balai atau tidak.
Disisi lain pekerja sosial juga menerapkan prinsip kesadaran diri bahwa pekerja
sosial menyadari dalam penanganan kasus DY ini memiliki keterbatasan diluar
kemampuan dirinya sehingga kemudian dilakukan sistem rujukan dengan
merujuk klien ke tempat yang lebih tepat yaitu pada Balai Rehabilitasi Sosial
penyandang Disabilitas.
B. Deskripsi Aktifitas/Kegiatan2
1. Uraikan aktifitas/kegiatan yang sedang atau telah dilakukan yang sesuai dengan
bidang tugas saudara. Gambaran aktifitas/kegiatan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa aktifitas/kegiatannya
b. Kapan dan dimana dilakukannya
c. Siapa pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas tersebut
d. Mengapa aktifitas tersebut dilakukan (tujuan)
Deskripsi aktifitas2:
Kasus ke-2 yang pernah saya lakukan dalam melaksanakan tugas saya saat ini di
Dinas Sosial Kabupaten Cirebon sebagai Pekerja Sosial Muda, adalah pada bulan
Juni tahun 2021 saya ditugaskan oleh Kepala Dinas Sosial melalui Kepala Bidang
Rehabilitasi Sosial untuk melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Proposal
Permohonan Bantuan bagi Lanjut Usia Terlantar di Wilayah Desa Guwa Lor
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon.
Kegiatan ini berawal dari masuknya Proposal Permohonan Bantuan bagi Lanjut
Usia Terlantar di Wilayah Desa Guwa Lor Kecamatan Kaliwedi Kabupaten
Cirebon tahun 2021 ke Dinas Sosial Kabupaten Cirebon dimana Pemerintah
Desa setempat mengusulkan permohonan bantuan bagi penanganan sebanyak
80 (delapan puluh) orang lanjut usia terlantar di Desanya karena banyaknya
data lanjut usia terlantar di Desa Guwa Lor.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi lanjut usia
terlantar dan permasalahannya di Desa Guwa Lor dan kegiatan apa yang bisa
dilakukan untuk membantu penanganan permasalahan lanjut usia terlantar di
Desa Guwa Lor tersebut.
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap pengakhiran
Tahapan akhir dari kegiatan Tindak Lanjut Proposal Permohonan Bantuan bagi
Lanjut Usia Terlantar di Wilayah Desa Guwa Lor Kecamatan Kaliwedi
Kabupaten Cirebon ini yaitu setelah menyampaikan laporan hasil asessmen
kepada Kepala Dinas melalui kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, pekerja sosial
bersama Kepala Seksi Penyandang Disabilitas, Anak, dan Lanjut Usia Dinas Sosial
kemudian membuat rancangan perencanaan dan penganggaran juga menyusun
Kerangka Acuan Kerja agar dapat melaksanakan kegiatan pemberian bantuan
permakanan kepada lanjut usia terlantar di Kabupaten Cirebon untuk tahun
anggaran 2022 tentu dengan berkoordinasi juga dengan kepala Sub Bagian
Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinas Sosial dan disampaikan kepada
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BAPPELITBANGDA) Kabupaten Cirebon untuk kemudian dapat diinput pada
sistem perencanaan daerah.
Dalam melaksanakan kegiatan ini ada beberapa konsep yang digunakan oleh
pekerja sosial diantaranya yaitu konsep lanjut usia dimana dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia bahwa Lanjut
Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun (enam puluh) tahun
keatas. Lanjut usia ada yang potensial dan yang tidak potensial. Lanjut Usia
Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa sedangkan Lanjut Usia
Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Pentingnya kode etik dalam profesi Pekerja Sosial tidak dapat dihindarkan. Etika
(ethic) adalah nilai-nilai dalam tindakan yang memengaruhi preferensi untuk
perilaku dalam sebuah hubungan benar dan salah (Levi 1993:2 dalam Sugeng
Pujileksono 2019:194). Oleh karena itu dalam penanganan kasus ini pekerja
sosial juga menerapkan beberapa prinsip/nilai/etika dalam membangun
hubungan pertolongan antara pekerja sosial dengan klien seperti prinsip
penerimaan (Principle of Acceptance) bahwa pekerja sosial menyiratkan
pemahaman yang tulus dengan klien, menerima klien dan memperlakukan
mereka secara manusiawi dengan mempertimbangkan dan memberi mereka
martabat dan harga diri, penerapan prinsip ini dilakukan ketika pekerja sosial
home visit ke rumah klien meskipun rumah klien sangat tidak layak, kotor,
berdebu namun pekerja sosial tidak menunjukan sikap kurang suka sehingga
melahirkan respon klien yang positif dan klien dapat lebih terbuka untuk
menyampaikan masalahnya.
Pekerja sosial mecoba memahami perasaan dan emosi klien namun tidak
terlibat secara emosional dalam masalahnya, pekerja sosial menerapkan etika
keterlibatan emosional yang dikendalikan. Mendengarkan cerita para lansia
dengan berbagai latar belakang keterlantarannya dapat mengakibatkan pekerja
sosial terlibat secara emosional namun hal tersebut tidak boleh terjadi.
PERNYATAAN PENYUSUN
Saya yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan
adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun apabila pernyataan
ini dikemudian hari terbukti tidak benar
LESI HERAWATI,S.Sos.,MPSSp.
DOKUMENTASI KASUS 1
DOKUMENTASI KASUS 2