Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak merupakan tanggung jawab bersama dalam masyarakat bukan hanya

orang tua kandungnya saja, jadi sebagai masyarakat yang berjiwa sosial

sepatutnya turut berpartisipasi dalam melindungi kepentingan dan hak anak

terkhusus Anak Berhadapan dengan Hukum. Dengan komitmen bersama antara

pemerintah, aparat penegak hukum, pekerja sosial, pendamping kemasyarakatan

dan stake holder tentunya akan menciptakan kehidupan yang layak bagi anak dan

terlindungi dari hal-hal yang negatif.

Pekerja sosial perlindungan anak di Kabupaten Gowa secara profesional

telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan pedoman Program

Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) dan Amanat Undang-Undang Nomor 11

tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Hal itu dibuktikan

dengan adanya peran pekerja sosial terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum di

Kabupaten Gowa dan juga upaya yang dilakukan terhadap klien ABH.

Namun dalam melaksanakan tugas dan fungsinya pekerja sosial tidak

terlepas dari kendala atau hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti

sosialisasi yang kurang maksimal sehingga eksistensi pekerja sosial di Kabupaten

Gowa belum diketahui masyarakat umum. Selain itu Akses dan juga kapasitas

jumlah pekerja sosial yang tidak sebanding dengan banyaknya jenis dan jumlah

kasus ABH di Kabupaten Gowa. Dan juga adanya norma yang berlaku dalam

masyarakat misalnya saja kasus persetubuhan dianggap sebagai suatu aib oleh

70
71

keluarga dan masyarakat karena melanggar budaya Siri’ (malu) sehingga

terkadang keluarga tidak bersedia menerima kembali anak yang telah berkonflik

dengan hukum.

B. Implikasi penelitian

1. Diharapkan kepada pemerintah daerah bersama seluruh aparat penegak

hukum dan media agar kiranya dapat mempublikasikan eksistensi pekerja

sosial perlindungan anak di Kabupaten Gowa agar dapat diketahui oleh

sebagian besar atau seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Gowa.

2. Diharapkan kepada Kementerian Sosial Republik Indonesia agar kiranya

dapat menambah kapasitas jumlah pekerja sosial yang ada di Kabupaten

Gowa dan menempatkan pekerja sosial perlindungan anak disetiap

Kecamatan minimal 1 peksos dalam satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Gowa agar kasus anak dapat mudah dijangkau oleh pekerja

sosial.

3. Diharapkan kepada masyarakat Kabupaten Gowa secara umum agar tidak

memandang anak sebagai pelaku meskipun anak melakukan tindak pidana

persetubuhan melainkan anak adalah korban dalam hal ini anak tersebut

masih perlu dibina dan diberi bimbingan yang lebih baik oleh orang

tuanya.

Anda mungkin juga menyukai