Anda di halaman 1dari 5

BAB 1 PENDAHULUAN

kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak, khususnya anak perempuan semakin marak
terjadi.Pelakunya pun bukan hanya dari lingkungan luar korban, tetapi orang terdekat bahkan sedarah
dengan korban. Dalam praktik pekerjaan sosial, seorang pekerja sosial harus berupaya mewujudkan
ketercapaian akan kesejahteraan bagi anak selaku korban. Dalam melakukan penanganan terhadap anak
korban kekerasan seksual, pekerja sosial dapat memberikan berbagai layanan kepada korban, seperti
konseling, psikoterapi, sertasupport system. Di samping itu terdapat beberapa peran pekerja sosial yang
bisa dilakukan dalam menghadapi kasus ini antara lain pekerja sosial berperan sebagai pendamping bagi
korban dan pelaku, pekerja sosial berperan sebagai konselor bagi korban dan keluarga, pekerja sosial
berperan sebagai mediator bagi keluarga terdekat, sekolah, maupun lembaga perlindungan serta
pengadilan, pekerja sosial berperan sebagai broker untuk menghubungkan korban dengan sistem
sumber yang dibutuhkan. Pekerja sosial harus mampu mengembangkan dan memelihara jaringan
dengan berbagai pihak/profesional lain seperti psikolog, psikiater, dokter, jaksa, polisi, dan lain
sebagainya. Sebagai support system, pekerja sosial berperan sebagai pendidik bagi korban dan keluarga,
serta pekerja sosial berperan sebagai advokator dalam memberikan layanan advokasi bagi anak.

Salah satu Undang-Undang yang mengatur mengenai larangan kekerasan seksual pada anak antara
lain adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20002

Tentang Perlindungan Anak. Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Perlindungan Anak tersebut menyatakan
bahwa Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
UndangUndang Perlindungan Anak pun mempertegas mengenai pemberatan sanksi pidana dan denda
bagi pelaku kejahatan, hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan efek jera terhadap pelaku.

BAB II PEMBAHASAN

KASUS
kasus kekerasan seksual pada anak berusia enam tahun yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri.
Pelaku yang berusia 42 tahun tersebut melakukan pemerkosaan terhadap putri kecilnya tersebut
lantaran tidak pernah dilayani istrinya."Karena yang bersangkutan mengaku sudah dua bulan tidak
mendapatkan pelayan dari istrinya. istri pelaku sibuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga
menunggu anaknya yang ketiga di rumah sakit karena penyakit yang diderita anak ketiga mereka
diharuskan menjalani opname. Sedangkan pelaku yang hanya bekerja serabutan merasa tidak
dihiraukan oleh sang istri. Berdasarkan keterangan yang dihimpun kepolisian, pelaku sama sekali tidak
memiliki riwayat penyakit kejiwaan dan juga tidak dalam pengaruh obatobatan. Pelaku mengaku
melakukan aksi bejatnya lantaran beberapa kali melihat wanita cantik lalu lalang saat ikut menunggu
anaknya di rumah sakit.

INTAKE

Terkait korban, kini korban masih dalam keadaan trauma. Pekerja sosial akan fokus ke tahap
penyembuhan trauma korban dan akan bekerjasama kepada pihak terkait seperti medis untuk kejiwaan
serta Pihak-pihak psikolog untuk bisa mengembalikan kembali kejiwaan si anak tersebut, pekerja sosial
juga menciptakan komunikasi di dalam keluarga. kata dia merupakan cara terbaik agar kejadian keji
tersebut tidak terulang kembali."Ketika macet komunikasi, maka akan terjadi hal-hal yang seperti
contohnya anak disetubuhi tadi, atau adanya perlakukan yang tidak layak yang diberikan antara orang
tua kepada anaknya,"

Dalam kasus tersebut, korban yang masih berusia enam tahun secara mental tentunya masih sangat
rapuh. Oleh sebab itu, pekerja sosial berupaya memberikan wadah yang menyenangkan dan nyaman
bagi anak tersebut untuk bisa sejenak melupakan berbagai ketakutan dan kecemasan yang ia alami.

Dalam hal ini Pekerja sosial tersebut memberikan lingkungan yang ramah, nyaman, dan menyenangkan
bagi anak. Dengan begitu pekerja sosial dapat dengan mudah melakukan pendekatan dengan anak dan
lebih mudah dalam melakukan proses terapeutik. Dan dapat Mengundang anak tersebut bercerita,
tentunya dengan bantuan media permainan permainan yang disenanginya seperti bermain lukis gambar
kata sang ibu. Dengan begitu anak tersebut dapat bermain dengan pekerja sosial dan mampu
menjelaskan perlahan-lahan Dengan tingkat kepercayaan yang cukup, dan hubungan anak tersebut
terjalin, tidak mengalami hambatan yang berarti.

ASSESSMENT

Sehingga dalam melakukan asessment, pekerja sosial dapat menggali lebihdalampermasalahanyang


dialamianak, tanpa membuat anak merasa tertekan. Dengan demikian pekerja sosial akan dapat
merumuskan kebutuhan anak melaluiinformasi yang diberikan anak seperti:latar belakang keluarga
anak, waktu, tempat dan kronologi kejadian, pelaku, serta mengutarakan pendapat, perasaan dan
kebutuhannya, tanpa merasa tertekan.

Peran lainnya yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam memfasilitasi anak korban kekerasan seksual
antara lain: ketika anak tidak mau berbicara di tempat yang ramai karena takut atau malu,sementara
belum ada ruangan khusus untuk pekerja sosial melakukan asesmen kepada anak.Pekerja sosial harus
dapat secara aktif dan kreatif untuk mencari solusi, agar dapat memfasilitasi kebutuhan anak akan
ruangankhususyang nyaman dan agar privacyanak tetap terjaga. Sebagai contohdengan
berkoordinasikepadaatasanuntukmeminjamruangankhususuntuk berbicara dengan anak.Contoh lain,
ketika anak korban rewel dan tidak mau memberikan keterangan. Pekerja sosial juga dapat
mengantisipasi dengan mempersiapkan permainan anak dan melakukan pendekatan dengan media.
Selain permainan, sehingga anak bisa lebih tenang dan dapat dimintai keterangan. itu, bentuk peran
pekerja sosial sebagai fasilitator yaitu, ketika anak sebagai korban kekerasan seksual mengalami trauma
dan membutuhkan pemeriksaan psikolog anak, maka pekerja sosial akan berupaya memfasilitasi
kebutuhan tersebut.

PLANNING

Peran pekerja sosial sebagai perantara, diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam
membantu klien untuk mendapatkan pelayanan sosial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
keseluruhan informan telah membentuk jejaring kerjasama semaksimal mungkin dengan tujuan agar
anak korban kekerasan seksual dapat mendapatkan pelayanan sosial melalui instansi maupun lembaga
yang memiliki sumber-sumber yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.Kerjasama yang
dilakukan antara lain dengan dinas sosial, lembaga, kepolisian, psikolog, Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), lembaga
bantuan hukum,dan sebagainya. Meskipun dalam praktek di lapangan, kerjasama tersebut tidak jarang
dilakukan secara informal, dengan bermodalkan relasi saja. Hal ini karena belum ada MoU yang jelas
mengenai pelayanan sosial bagi anak korban kekerasan seksual

INTERVENSION
Peran pekerja sosial sebagai perantara kepada layanan sosial, bertujuan untuk memastikan bahwa
permasalahan anak ditangani oleh orang/pihak yang lebih ahli dalam menangani permasalahan yang
dialami anak. Karena dalam proses rehabilitasi anak korban, pekerja sosial memiliki keterbatasan-
keterbatasan. Biasanya anak korban kekerasan seksual juga memerlukan rehabilitasi fisik dan medis.
Oleh sebab itu untuk rehabilitasi fisik dan medis biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, sedangkan
upaya untuk rehabilitasi psikis anak dilakukan oleh psikolog anak atau psikiater, sedangkan rehabilitasi
sosial anakdilakukan oleh pekerja sosial.Hal ini dalam keilmuan kesejahteraan sosial diistilahkan sebagai
referal. Karena dalamproses rehabilitasi anak korban, pekerja sosial memiliki keterbatasan-
keterbatasan. Itulah sebabnya dilakukan referal/rujukan kepada rekan sejawat, guna memastikan
permasalahan anak ditangani oleh pihak yang ahli di bidangnya.

Peran Pekerja sosial sebagai perantara dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan anak yang mengalami
kekerasan seksual karena dampak yang dialami setiap anak berbeda-beda.

EVALUASI

Komitmen pendanaan yang tidak jelas terkait perlindungan anak menyebabkan pekerja sosial terkadang
mengalami kesulitan pada saat mendampingi anak korban untuk melaksanakan proses peradilan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari seluruh pekerja sosial menyatakan bahwa hambatan dalam
komitmen pendanaan, terkait belum jelasnya dana yang dapat di akses oleh pekerja sosial untuk
membantu anak korban memperoleh bantuan biaya transportasi selama masa persidangan. Sementara
untuk shelter sementara bagi anak korban tidak ada, sehingga tidak ada tempat bagi anak dan keluarga,
padahal rumah keluarga korban sangat jauh dan keluarga korban berasal dari keluarga yang tidak
mampu. Belum adanya panduan yang jelas mengenai dana yang dapat di akses anak korban kekerasan
seksual yang bersifat urgent tidak jarang membuat pekerja sosial mengalami hambatan di lapangan dan
berupaya untuk mengupayakan bantuan secara informal melalui stakeholder agar anak dan keluarga
mendapatkan bantuan dana untuk mengikuti proses persidangan.

Peran pekerja sosial sebagai perantara kepada layanan sosial, bertujuan untuk memastikan bahwa
permasalahan anak ditangani oleh orang/pihak yang lebih ahli dalam menangani permasalahan yang
dialami anak. Karena dalam proses rehabilitasi anak korban, pekerja sosial memiliki keterbatasan-
keterbatasan. Biasanya anak korban kekerasan seksual juga memerlukan rehabilitasi fisik dan medis.
Oleh sebab itu untuk rehabilitasi fisik dan medis biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, sedangkan
upaya untuk rehabilitasi psikis anak dilakukan oleh psikolog anak atau psikiater, sedangkan rehabilitasi
sosial anakdilakukan oleh pekerja sosial.Hal ini dalam keilmuan kesejahteraan sosial diistilahkan sebagai
referal. Karena dalamproses rehabilitasi anak korban, pekerja sosial memiliki keterbatasan-
keterbatasan. Itulah sebabnya dilakukan referal/rujukan kepada rekan sejawat, guna memastikan
permasalahan anak ditangani oleh pihak yang ahli di bidangnya.

Peran Pekerja sosial sebagai perantara dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan anak yang mengalami
kekerasan seksual karena dampak ya

Anda mungkin juga menyukai