Anda di halaman 1dari 2

Pengertia bidah

Imam an-nawawi dan imam ‘izzuddin bin abdissalam mendifinisikan bid’ah dengan redaksi yang
hampir sama yaitu; “melakukan sesuatu yang baru, yang tidak ditemukan di masa Rasulullah SAW”.

KALSIFIKASI BID’AH

Hadist-hadist peringatan menjauhi bid’ah selalu didahulukan dengan anjuran melakukan sunnah.
Seperti hadist sahih;

“barangsiapa yang hidup setelah ku,maka akan melihat perbedaan yang banyak. Maka berpegang
teguhlah dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjyk, pegangilah dengan
sekuat kalia. Dan jauhilah setiap swsuatu yang baru karena setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu
Dawud dan at-Tirmidzi)

Namun sesuatu yang baru yang berdasarkan sunnah tidak masuk dalam kategori bid’ah yang
tersesat tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih yang lain yaitu:

“barang siapa yang melakukan sunnah yang baik dalam islam. Maka ia akn mendapatkan pahala
dan pahala orang yang melakukannya setelahnya tanpa mengurangi pahalah sedikitpun. Barang
siapa yang melakukan sunnah yang buruk dalam islam, ia akan mendapatkan dosanya dan dosa
yang melakukannya setelahnya tanpa mrngurangi dosanya sedikitpun.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Amalilah yang tidak punya dalil secara khusus memang sering dituduh bida’ah. Tentu
tuduhan ini tidak benar, ahli hadist al-hafidz ibn hajar berkata:

“yang dimaksud sabda nabi ‘semua bid’ah sesat’ adalah sesuatu yang diperbarui namun tidak punya
dalil secara syar’I, baik secara khusus maupub secara umum”.

Dengan demikian amaliah yang punya dalil secara umum bukanlah bid’ah yang tercela

Macam2 bid’ah.

pendapat dari imam as-syafi’I yang diriwayatkan oleh al-Hafidz al- Baihaqi dan al-Hafidz Abu
Nu’aiman yang berbunyi; “sesuatu yang baru (bid’ah) ada dua, terpuji (mahmudah) dan tercela
(madzmumah). Bila sesuai dengan sunnah, maka terpuji. Dan bila bertentangan dengan sunnah,
maka tercela.”

Bid’ah hasannah (baik) tidak hanya dilakukan umat islam saat ini, tetapi sejak masa sahabat
rasulullah masih hidup, sudah banyak yang melakukan bid’ah hasanah .
Contoh bid’ah pada masa nabi Muhammad SAW

Sahabat bilal yang secara nyata melakukan bid’ah yaitu shalat dua rakaat setelah wudhu yang tidak
dianjurkan dalam islam oleh nabi Muhammad SAW. Tapi beliau tidak mengatakan bahwasannya
yang dilakukan sahabat bilal itu bid’ah justru brliau memuji yang dilakukan oleh sahabat bilal.

Contoh bid’ah hasanah pada masa sahabat

Pembukuan al-quran menjadi satu mushaf yang tidak dilakukan dimasa Rasulullah (HR. Bukhari),
shalat tarawih 20 rakaat berjemaah dengan satu imam dimasjid, azan jumat dua kali yang
diperintahkan sayyidina ustman bin affan, dan sebagainya. Diantara sahabat tidak ada yang saling
menuduh bid’ah, karena mereka tahu, bahwa semuanya adalah bid’ah hasanah (baik).

Contoh bid’ah dimasa tabi’in

Bid’ah hasanah yang dilakukan setelah generasi sahabat adlah pembukuan hadist-hadist Rasulullah
saw sebagaimana para sahabat membukukan a-qur’an dalam bentuk mushaf.

Contoh bid’ah dimasa ahli hadist

Pertama, Imam malik, imam dar al-hijrah, imam dikota Madinah. Beliau shlat 800 rakaat setiap hari.
Kedua, imam ahmad shalat 300 rakaat setiap hari. Ketiga, imam al-Bukhori, abu abdillah Muhammad
bin ismail, shalat dua rakaat setiap menulis hadist. Sedangkan hadist yang tertera didalam shahih al-
bukhari berjumlah 7563 hadist. Maka shalat yang beliau lakukan juga sesuai hadist terseburt atau
sekitar 15.126 rakaat.

Anda mungkin juga menyukai