Anda di halaman 1dari 10

17

Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SISTEM ANAEROBIK-AEROBIK PADA PENGOLAHAN LIMBAH


INDUSTRI TAHU UNTUK MENURUNKAN KADAR BOD5, COD, DAN
TSS

ANAEROBIC-AEROBIC SYSTEM ON WASTEWATER TREATMENT OF TOFU


INDUSTRY TO REDUCE LEVEL OF BOD5, COD, AND TSS

Bambang Rahadi1, Ruslan Wirosoedarmo1, Aprilia Harera2


1FakultasTeknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145
2Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65345

*Email Korespondensi : jbrahadi@ub.ac.id

ABSTRAK
Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu berasal dari proses pencucian, perebusan,
pengepresan, dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi.
Salah satu pengolahan limbah secara biologis adalah menggunakan kombinasi sistem anaerob-
aerob dengan tujuan menurunkan kadar BOD5, COD, dan TSS pada limbah industri tahu.
Pengolahan dengan kombinasi anaerob-aerob dapat diterapkan pada limbah yang memiliki
beban organik tinggi seperti limbah tahu. Pengambilan sampel dilakukan secara grab sample.
Sampel limbah diambil dari pabrik tahu yang berada di Kendalsari, Malang. Perlakuan yang
digunakan pada penelitian ini adalah waktu tinggal hidrolis selama 5 jam, 7 jam, dan 9 jam
pada tiap proses aerob dan 5 jam, 7 jam, dan 9 jam pada tiap proses anaerob dengan tiga kali
ulangan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Parameter limbah yang akan diuji pada penelitian ini adalah kadar BOD 5, COD, TSS, pH, dan
Suhu. Hasil penelitian menunjukan bahwa efisiensi terbesar adalah pada pengolahan dengan
waktu tinggal 9 jam pada pengolahan dengan pembibitan bakteri dengan efisiensi removal
BOD5, COD, dan TSS berturut-turut adalah 93.59%, 91.49%, dan 93.42%. Persentase efisiensi
kadar pada pengolahan tanpa pembibitan bakteri pada parameter BOD5, COD, dan TSS adalah
74.83%, 80.83%, dan 62.21%. Penurunan kadar BOD5 dan TSS diperoleh hasil yang berbeda
nyata antar perlakuan dengan pembibitan bakteri dan tanpa pembibitan bakteri sedangkan
kadar COD diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan tersebut.

Kata kunci : Anaerob-Aerob, Limbah Tahu, Pengolahan Biologis, Waktu Tinggal Hidrolis

ABSTRACT
Wastewater of Tofu Industri generated from the washing process, boiling, pressing, and stamping,
therefore wastewater from production has a high volume. One of the best wastewater treatment is using
biological treatment with a combination of anaerobic and aerobic process, it can be applied to high
organic loads such wastewater of tofu industry. The method in wastewater sampling is directed or grab
sampling. The sample were taken from a tofu factory located in Kendalsari, Malang. The treatments used
in this research were hydraulic retention time of 5 hours, 7 hours, and 9 hours in each anaerobic process
and 5 hours, 7 hours, and 9 hours in each anaerobic process. The research design used Randomized Block
Design and processed with SPSS software. The measurement parameters used in this research are BOD5,
COD, TSS, pH, and temperature. The result showed that the greatest efficiency was in 9 hours retention
time with bacterial breeding treatment. Percentage of removal efficiency level of BOD5 was 93.59%, level
of COD was 91.49%, and level of TSS was 93.42%. Percentage of removal efficiency without bacterial
breeding treatment was about 74.83% for parameter of BOD5, 80.38% for parameter of COD, and
62.21% for parameter od TSS. The decrease level of BOD5 and TSS was obtained significantly different
result between treatment with bacterial breeding and without bacterial breeding while level of COD
obtained result which wasnt significantly different between the treatments.

Keywords : Anaerobic-Aerobic, tofu wastewater, biological treatment, hydraulic retention time


18
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

PENDAHULUAN parameter BOD5, COD, dan TSS dilakukan di


Perum Jasa Tirta I.
Industri tahu banyak dijumpai di berbagai
daerah di Indonesia. Sebagian besar industri Alat dan Bahan
tahu di Indonesia merupakan industri skala Alat yang perlu dipersiapkan selama
kecil sehingga produksi tahu di Indonesia penelitian adalah rangka besi, bak kaca, drum
saat ini masih menggunakan teknologi air, selang, aerator, batu aerator, gelas ukur
sederhana. Limbah cair yang dihasilkan dari plastik, kran, botol sampel, gelas ukur kaca,
industri tahu berasal dari proses pencucian, jerigen, stop kontak, cool box, pipa PVC,
perebusan, pengepresan, dan pencetakan selang aerasi, sarung tangan, pH meter, dan
tahu, oleh karena itu limbah cair yang termometer. Bahan yang digunakan selama
dihasilkan sangat tinggi (Subekti, 2011). Baku penelitian adalah limbah cair tahu, microbac,
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan dan batu es.
Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013
untuk parameter BOD5, COD, TSS, dan pH Metode Penelitian
secara berurutan adalah 150 mg.L-1, 300 mg.L-1, Metode penelitian yang digunakan adalah
100 mg.L-1, dan rentang 6.0 – 9.0. metode eksperimental skala laboratorium.
Menurut Mufida (2015), proses
pengolahan air limbah, khususnya yang Rancangan Penelitian
mengandung pencemar senyawa organik Rancangan penelitian ini menggunakan
biodegradable yang tinggi, teknologi yang Rancangan Acak Kelompok (RAK).
digunakan sebagian besar menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan merupakan rancangan percobaan yang
senyawa pencemar organik tersebut.. Proses sebagian besar dilaksanakan di lapangan.
pengolahan air limbah secara biologis Rancangan penelitian menggunakan tiga
tersebut dapat dilakukan pada kondisi perlakuan yaitu perlakuan waktu tinggal
anaerobik dan aerobik. Proses biologis hidrolis 5 jam, 7 jam, dan 9 jam untuk proses
aerobik digunakan untuk pengolahan air anaerob dan waktu tinggal hidrolis selama 5
limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu jam, 7 jam, dan 9 jam untuk proses aerob.
besar, sedangkan proses biologis anaerobik
digunakan untuk pengolahan air limbah Tahapan Pelaksanaan Penelitian
dengan beban BOD yang sangat tinggi. Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi
Kandungan bahan organik yang tinggi pada persiapan alat dan bahan, pengambilan dan
limbah industri tahu diolah dengan penanganan limbah cair tahu, seeding dan
menggunakan pengolahan kombinasi dari aklimatisasi, proses running, pengambilan
proses biologis anaerobik dan aerobik. sampel, analisa akhir, dan analisa data
Kombinasi pengolahan tersebut dibagi
menjadi dua. Tahap pertama adalah Persiapan alat dan bahan
penguraian secara anaerobik dan tahap kedua Alat dan bahan dipersiapkan sebelum
adalah penguraian secara aerobik di dilakukan penelitian. Alat dan bahan yang
penguraian lanjutan harus disiapkan adalah reaktor, media
biofilter, aerator, penyangga reaktor, dan
BAHAN DAN METODE starter bakteri. Penelitian dapat dilakukan
setelah persiapan alat dan bahan telah selesai.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengambilan dan Penanganan Limbah Cair
Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan Tahu
Limbah cair tahu yang digunakan pada
FTP, Universitas Brawijaya selama bulan
penelitian ini adalah limbah cair tahu yang
Oktober 2017 – Januari 2018. Pengambilan
berada di Kendalsari, Kota Malang.
sampel limbah cair bert bertempat di pabrik
Pengambilan limbah dilakukan dengan cara
tahu (Guyub Rukun) di Kendalsari, Malang
pengambilan sample sesaat (grab sample). Air
dengan titik kordinat lokasi 7o56’47.231” LS &
limbah diambil menggunakan gelas ukur
112o37’31,609” BT. Pengujian sampel
plastik kemudian dimasukan ke dalam jerigen
19
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

dengan kapasitas 25 liter. Pengambilan air Pengambilan sampel sebanyak 600 ml pada
limbah dilakukan pada siang hari saat proses satu tahap pengolahan pada satu perlakuan.
produksi berlangsung. Air limbah diambil
sebanyak 300 liter untuk satu kali 4. Analisa Akhir
pengungalan dan kemudian dimasukan Analisa akhir dilakukan untuk menentukan
kedalam bak penampung. Lalu, penurunan kadar dari BOD5, COD, dan TSS
dihomogenkan dan didiamkan selama 24 jam. setelah pengolahan limbah. Sampel yang
telah diambil kemudian dimasukan ke dalam
1. Seeding dan Aklimatisasi coolbox untuk diawetkan dan kemudian
Proses seeding dilakukan dengan cara dibawa ke Perum Jasa Tirta I, Malang untuk
menumbuhkan biofilm dengan bantuan dilakukan pengujian.
bakteri merk microbac yang mengandung
bakteri probiotik anaerob maupun aerob. Analisa Data
Dosis yang digunakan adalah 1 : 1000 dalam Analisa data dilakukan setelah diketahui data
artian limbah yang digunakan sebanyak 8000 pengujian dari tiap parameter BOD5, COD,
ml maka sebanyak 8 ml microbac dimasukan dan TSS sebelum pengolahan dan sesudah
ke dalam air limbah tersebut. Proses seeding pengolahan. Analisa data juga bertujuan
memakan waktu 48 jam atau 2 hari. untuk mengetahui pengaruh sistem
Sementara untuk aklimatisasi dilakukan pengolahan anaerobik-aerobik terhadap
selama waktu tinggal 24 jam setelah seeding penurunan parameter BOD5, COD, dan TSS,
sesuai dengan literatur dalam penelitian serta efisiensi pengolahan yang dipengaruhi
Astuti dkk (2007). Aklimatisasi dilakukan oleh perlakuan waktu tinggal hidrolis, dan
dengan mengalirkan limbah secara kontinyu mengetahui waktu tinggal hidrolis yang
pada bak pengolahan. optimal.
Penentuan efisiensi kadar BOD5, COD, dan
2. Proses Running TSS dihitung untuk mengetahui seberapa
Proses running dilakukan pada hari setelah besar tingkat penurunan kadar BOD5, COD,
melakukan proses seeding 48 jam dan 24 jam dan TSS sebelum dan setelah dilakukan
aklimatisasi. Kemudian dilakukan pengolahan kombinasi sistem anaerobik-
penggantian limbah cair tahu yang baru. aerobik. Perhitungan untuk memperoleh nilai
Debit kran pengolahan sebelum proses efisiensi adalah sebagai berikut :
running diatur terlebih dahulu. Debit yang Efisiensi = x 100 %......................................(1)
diatur adalah pada kran yang terdapat pada dimana :
drum yang merupakan inlet proses dan kran a : nilai konsentrasi BOD5, COD, dan TSS
pada bak reaktor anaerob. Debit diperoleh pada saat sebelum diolah untuk masing-
dari volume air yang diolah dibagi dengan masing perlakuan
waktu tinggal hidrolis masing-masing b : nilai konsentrasi BOD5, COD, dan TSS
perlakuan. Perlakuan 5 jam diketahui debit pada saat sesudah diolah untuk masing-
yang dihasilkan adalah 26,6 ml menit-1; masing perlakuan
perlakuan 7 jam sebesar 19 ml menit-1; dan Selain itu, data hasil pengujian pada
perlakuan 7 jam sebesar 14 ml menit-1. parameter diolah untuk dianalisa dengan
menggunakan RAK (Rancangan Acak
3. Pengambilan Sampel Kelompok), melakukan uji hipotesis, tabel
Pengambilan sampel yang dilakukan setelah sidik ragam (ANOVA), kriteria uji, dan
satu perlakuan melewati proses anaerob dan analisa sidik ragam dengan program SPSS
aerob dalam arti lain pengolahan sudah stabil Statistics 20.
alirannya. Ada 18 sampel untuk pengolahan
dengan seeding bakteri dan 18 sampel untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pengolahan kontrol dalam 3 kali ulangan.
Pengambilan sampel dilakukan pada masing- Pabrik Tahu Guyub Rukun
masing tahap pengolahan yaitu pada bak Pabrik Tahu Guyub Rukun terletak di daerah
reaktor anaerob dan aerob dimana setiap satu Kendalsari, Kota Malang. Pabrik ini didirikan
rangkaian reaktor terdapat dua tahap pada tahun 1980 dan merupakan salah satu
pengolahan dan jumlah reaktor ada tiga.
20
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

pabrik tahu pertama di Malang. Proses keruh sehingga dipastikan bahan organik
produksi tahu membutuhkan bahan baku yang terkandung sangat tinggi. Pengujian
utama yaitu kedelai. Kedelai yang karakteristik awal meliputi parameter BOD5,
dibutuhkan untuk produksi perharinya COD, TSS, pH, dan suhu. Analisa parameter
sebanyak 400 kg. Kedelai yang sudah siap dilakukan oleh Perum Jasa Tirta 1. Hasil
digunakan merupakan kedelai yang bersih analisa dapat dilihat pada Tabel 1.
dari kulit buah. Kemudian kedelai tesebut
dicuci dengan air dan direndam dalam bak Tabel 1. Konsentrasi Awal Limbah Cair Tahu
selama 3 jam. Waktu perendaman tidak boleh Pengujian Pengujian Baku
ke I (inlet ke II (inlet Mutu(*)
lebih dari 3 jam, karena nantinya kedelai akan
Parameter Satuan running running
terlalu mengembang dan hasil penggilingan kontrol) dengan
kedelai hanya berupa ampas. Kedelai dicuci bakteri)
pada bak kedua dengan cara disiram dengan BOD5 Mg.L-1 2481 6030 150
air. Proses penggilingan membutuhkan 2 bak COD mg.L-1 6840 12942 300
TSS mg.L-1 1041,3 3586,6 100
air untuk 10 kg kedelai. Setelah dilakukan pH - 4 5 6-9
penggilingan, hasil gilingan kedelai atau Suhu oC 26,6 24,6 -
bubur kedelai diuapkan di dalam kuali atau Sumber : (*) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72
dimasak dan ditambahkan air yang suhunya Tahun 2013
normal. Proses ini dilakukan selama 30 menit
atau hingga masak. Sari kedelai yang telah Berdasarkan Tabel 1 maka diperoleh
masak disaring menggunakan kain untuk kesimpulan bahwa hasil analisa menunjukan
memisahkan sari kedelai dengan ampas semua parameter yang diujikan tidak
kedelai. memenuhi standar baku mutu yang dimuat
Ampas kedelai atau limbah padat yang dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur
dihasilkan dijadikan sebagai pakan ternak Nomor 72 Tahun 2013. Tingginya kadar dari
dan bahan baku pembuatan tempe menjes tiap parameter dikarenakan kandungan
pada pabrik lain. Sedangkan, seluruh limbah dalam limbah merupakan bahan-bahan
cair dari produksi langsung dialirkan ke organik yang berasal dari proses
badan sungai. Sari kedelai diberi cuka yang penggumpalan pada proses produksi. Proses
berasal dari legen. Jumlah cuka legen yang penggumpalan menghasilkan dadih atau
diberikan tidak ada takaran yang pasti, hanya biasa disebut Whey.
diperkirakan hingga sari kedelai tersebut
membentuk gumpalan. Setelah diberi cuka, Pengaruh Waktu Tinggal Hidrolis terhadap
sari tahu dibiarkan hingga satu jam sehingga Penyisihan Kadar BOD5
tahu membentuk gumpalan. Setelah diberi Kandungan BOD5 awal limbah sebelum
cuka, sari tahu dibiarkan hingga satu jam diolah pada proses pengolahan kontrol tanpa
sehingga tahu terbentuk gumpalan yang pembibitan bakteri adalah 2,481 mg.L-1.
dapat dicetak dalam kotak cetakan. Proses Banyaknya kadar BOD5 yang tersisihkan dari
pencetakan memerlukan alat berupa saringan proses pengolahan tanpa pembibitan bakteri
tahu, alat cetak, dan batu untuk menekan sari dapat dilihat pada Tabel 2.
kedelai sehingga berbentuk sesuai tempat Berdasarkan Tabel 2 pengolahan tanpa
pencetakan. Tempat cetakan tersebut membibitkan bakteri diperoleh penyisihan
nantinya akan membentuk 196 kotak tahu. kadar BOD5 terbesar pada proses anaerob
Setelah dicetak, tahu tersebut didinginkan adalah pada waktu tinggal 9 jam yaitu sebesar
dalam bak air dan kemudian dapat langsung 1,566 mg.L-1 sedangkan pada proses aerob
dipotong-potong sesuai pesanan. pada waktu 5 jam yang terbaik sebesar
812.066 mg.L-1 karena kadar yang tersisihkan
Karakteristik Awal Limbah Cair Tahu paling besar dikarenakan beban yang masuk
Pengujian karakteristik awal dari limbah cair ke dalam pengolahan juga besar dan pada
dilakukan untuk mengetahui nilai kadar awal proses total dimana waktu 9 jam pengolahan
sebelum dilakukan pengolahan limbah. adalah yang terbaik karena berhasil
Pengambilan sampel air yang diuji adalah menyisihkan kadar BOD5 paling besar yaitu
pada proses penggumpalan, karena dari 1,856.70 mg.L-1.
tampilan fisik dari limbah cair tersebut sangat
21
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 2. Pengaruh Variasi Waktu Tinggal Pengolahan kontrol atau tanpa pembibitan
terhadap Penyisihan Kadar BOD5 pada bakteri dibandingkan dengan pengolahan
Pengolahan Kontrol tanpa Pembibitan Bakteri membibitkan bakteri sama-sama efektif dalam
Waktu Penyisihan Kadar BOD5 (mg/l) menurunkan kadar BOD5. Sistem anaerob-
Tinggal Anaerob Aerob Total aerob tanpa membibitkan bakteri sudah dapat
Hidrolis menurunkan kadar dan untuk pembibitan
5 jam 821.33a 812.06b 1633.40a
dengan bakteri penyisihan kadar semakin
7 jam 1,218.33ab 597.93ab 1816.26b besar, sehinggga dapat disimpulkan
9 jam 1,566.00b 290.70a 1856.70b pengolahan dengan pembibitan bakteri
P-Value 0.025 0.052 0.014 hingga membentuk biofilm lebih baik
dibandingkan tanpa pembibitan bakteri.
HSD 576.97 509.122 155.33
Proses pengolahan total dapat menyisihkan
Keterangan : P-Value didapat dari uji ANOVA kadar pada waktu tinggal 9 jam sehingga
menggunakan SPSS; P-Value <0.05 = berbeda nyata;
Angka merupakan rata-rata 3 ulangan; Angka yang dapat disimpulkan semakin lama waktu
diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama tinggal semakin besar kadar yang tersisihkan.
menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji Tukey 0.05;
HSD merupakan uji lanjut Tukey 0.05 Pengaruh Waktu Tinggal Hidrolis terhadap
Penyisihan Kadar COD
Konsentrasi BOD5 awal pada proses Konsentrasi awal COD limbah cair tahu
pengolahan dengan membibitkan bakteri sebelum diolah untuk pengolahan tanpa
pada media biofilter adalah 6,030 mg.L-1. Hasil pembibitan bakteri atau kontrol adalah 6840
pengolahan dengan membibitkan bakteri mg/l. Hasil pengolahan parameter COD
pada media biofilter dapat dilihat pada Tabel tanpa pembibitan bakteri dapat dilihat pada
3. Tabel 4.

Tabel 3. Pengaruh Variasi Waktu Tinggal Tabel 4. Pengaruh Variasi Waktu Tinggal
terhadap Penurunan Kadar BOD5 pada terhadap Penyisihan Kadar COD pada
Pengolahan dengan Pembibitan Bakteri Pengolahan Kontrol tanpa Pembibitan Bakteri
Waktu Penyisihan Kadar BOD5 (mg.L-1) Waktu Penyisihan Kadar COD (mg.L-1)
Tinggal Anaerob Aerob Total Tinggal
Hidrolis Anaerob Aerob Total
Hidrolis
5 jam 4,215.33a 350.60a 5,382.33a
5 jam 646.66a 3,800.00b 4,446.66a
7 jam 4,850.66ab 724.36ab 5,575.03b
7 jam 1,810.00b 3,648.00b 5,368.00a
9 jam 5,293.16b 1167.00b 5,643.76b
9 jam 5,925.00c 290.70a 6,215.70a
P-Value 0.026 0.056 0.001
P-Value 0.000 0.008 0.139
HSD 843.04 773.42 95.33
Keterangan : P-Value didapat dari uji ANOVA HSD 832.43 2208.66 -
menggunakan SPSS; P-Value <0.05 = berbeda nyata; Keterangan : P-Value didapat dari uji ANOVA
Angka merupakan rata-rata 3 ulangan; Angka yang menggunakan SPSS; P-Value <0.05 = berbeda nyata;
diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama Angka merupakan rata-rata 3 ulangan; Angka yang
menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji Tukey 0.05; diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama
HSD merupakan uji lanjut Tukey 0.05 menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji Tukey 0.05;
HSD merupakan uji lanjut Tukey 0.05
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
Tabel 3 pengolahan dengan membibitkan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
bakteri pada media biofilter pada proses Tabel 4 pengolahan anaerob pada waktu
anaerob, waktu terbaik adalah pada tinggal 9 jam menyisihkan kadar COD paling
pengolahan selama waktu tinggal 9 jam yaitu tinggi yaitu sebesar 5,925 mg.L-1. Sementara
sebanyak 5,293.16 mg.L-1 kadar BOD5 yang pada proses aerob untuk waktu tinggal 7 jam
tersisihkan. Proses aerob menyisihkan kadar merupakan waktu terbaik dalam menyisihkan
BOD5 terbaik pada waktu tinggal selama 9 kadar COD yaitu sebesar 3,648 mg.L-1. Proses
jam yaitu sebesar 1,167 mg.L-1 dan proses total pengolahan total menyisihkan kadar COD
menyisihkan kadar BOD5 terbesar pada terbaik pada pengolahan selama 9 jam dengan
waktu tinggal 9 jam yaitu sebesar 5,643.76 kadar tersisihkan sebanyak 6,215.7 mg.L-1.
mg.L-1.
22
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 5 menunjukan hasil pengolahan besar waktu tinggal, maka semakin besar pula
data COD pada proses anaerob dan aerob tingkat efisiensi penyisihannya. Efisiensi
dengan pembibitan bakteri. Konsentrasi awal penurunan terbesar terjadi pada waktu
kadar COD sebelum diolah adalah 12,942 tinggal 24 jam yaitu sebesar 93.5%, lalu diikuti
mg.L-1. dengan waktu tinggal 18 jam sebesar 88.5%,
dan pada waktu tinggal 12 jam 80.4%.
Tabel 5. Pengaruh Variasi Waktu Tinggal Analisis pengamatan rasio BOD5/COD
terhadap Penyisihan Kadar COD pada dapat mengetahui biodegrabilitaas limbah
Pengolahan (Dengan Pembibitan Bakteri) organik. Semakin tinggi rasio BOD/COD
Waktu Penyisihan Kadar COD (mg.L-1) suatu air limbah maka tingkatan
Tinggal Anaerob Aerob Total biodegradabilitas dari air limbah semakin
Hidrolis
rendah. Rasio BOD/COD yang terdegradasi
5 jam 10,112.00a 997.66a 11,109.66a
dengan baik pada kisaran 0.2 – 0.4 dan
7 jam 10,642.00ab 832.66a 11,474.66ab dibawah 0.2 bernilai sangat baik (Zahra dan
9 jam 11,261.33b 606.50a 11,841.83b Purwanti, 2015). Penelitan ini diperoleh hasil
P-Value 0.047 0.68 0.021 ratio BOD/COD pada pengolahan tanpa
HSD 1,081.20 - 535.21
pembibitan bakteri pada waktu tinggal
pengolahan total yaitu 10 jam, 14 jam, dan 18
Keterangan : P-Value didapat dari uji ANOVA
menggunakan SPSS; P-Value <0.05 = berbeda nyata;
jam secara berurutan adalah 0.35, 0.45, dan
Angka merupakan rata-rata 3 ulangan; Angka yang 0.47. Sementara hasil rasio BOD/COD pada
diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama pengolahan dengan pembibitan bakteri secara
menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji Tukey 0.05; berurutan pada waktu tinggal pengolahan
HSD merupakan uji lanjut Tukey 0.05
total yaitu 10 jam, 14 jam, dan 18 jam secara
berurutan adalah 1.06, 0.93, dan 1.05. Hasil
Berdasarkan Tabel 5 yaitu hasil
rasio tersebut yang menunjukan hasil paling
pengolahan data parameter COD dengan
baik adalah pada pengolahan total 10 jam
membibitkan bakteri. Kadar COD proses
yang mana masih masuk kisaran. Sehingga,
anaerob pada pengolahan selama 9 jam
tingkatan biodegradibilitas air limbah tahu
merupakan waktu pengolahan terbaik
tersebut sangat tinggi
dimana berhasil menyisihkan kadar sebanyak
11,261.33 mg.L-1. Proses aerob berhasil
Pengaruh Waktu Tinggal terhadap
menyisihkan kadar COD terbaik pada
Penyisihan Kadar TSS
pengolahan selama 5 jam yaitu sebesar 997.66
Konsentrasi awal TSS sebelum diolah dengan
mg.L-1. Proses pengolahan total dengan
pengolahan tanpa perlakuan sebesar 1041
waktu tinggal 9 jam berhasil menyisihkan
mg/L. Tabel 6 menunjukan nilai TSS pada
kadar COD terbesar yaitu sebesar 11,841.83
limbah tahu setelah dilakukan pengolahan
mg.L-1 kadar yang tersisihkan.
tanpa pembibitan bakteri.
Jika dibandingkan pengolahan tanpa
Berdasarkan hasil pada Tabel 6 proses
pembibitan dan dengan pembibitan maka
anaerob tanpa pembibitan bakteri pada
hasil yang yang lebih baik adalah dengan
parameter TSS menunjukan hasi penyisihan
pengolahan membibitkan bakteri karena
kadar yang paling besar adalah pada
konsentrasi awal COD pada pengolahan
pengolahan selama 5 jam yaitu sebesar 474
pembibitan bakteri adalah 12,942 mg.L-1
mg/l. Proses aerob dengan waktu tinggal
kemudian hasilnya turun hingga pada
selama 9 jam mampu menyisihkan kadar
pengolahan 9 jam menjadi 1,100,17 mg.L-1
paling banyak dibandingkan waktu tinggal
sementara untuk konsentrasi awal pada
yang lain yaitu sebesar 242.73 mg.L-1. Proses
pengolahan tanpa pembibitan sebesar 6,840
pengolahan total waktu tinggal 9 jam mampu
mg.L-1 menjadi 1,313.33 mg.L-1 pada
menyisihkan kadar TSS paling tinggi yaitu
pengolahan 9 jam aerob. Menurut Astuti
647.83 mg.L-1.
(2007), penelitiannya dengan pengolahan air
limbah tahu menggunakan bioreaktor
anaerob-aerob bermedia karbon aktif dengan
waktu tinggal 12 jam, 18 jam, dan 24 jam hasil
penelitian membuktikan bahwa semakin
23
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 6 Pengaruh Variasi Waktu Tinggal paling besar adalah pada waktu 9 jam dengan
terhadap Penyisihan Kadar TSS pada kadar yang tersisihkan sebesar 3,350 mg.L-1.
Pengolahan Kontrol tanpa Pembibitan Bakteri Jika dilakukan perbandingan antara
Waktu Penyisihan Kadar TSS (mg.L-1) pengolahan tanpa pembibitan bakteri dengan
Tinggal Anaerob Aerob Total pembibitan bakteri maka hasil terbaik
Hidrolis diperoleh dari pengolahan dengan
5 jam 474.00a 96.90a 570.90ab
pembibitan bakteri dimana hasil tanpa
7 jam 298.66a 128.33a 427.00a pembibitan bakteri nilainya fluktuatif
9 jam 405.10a 242.73a 647.83b sedangkan dengan adanya pembibitan
P-Value 0.145 0.221 0.05 hasilnya signifikan. Penelitian yang dilakukan
HSD - - 213.90 oleh Sayoga (2013), dengan penelitiannya
Keterangan : P-Value didapat dari uji ANOVA yaitu peningkatan kualitas effluent limbah
menggunakan SPSS; P-Value <0.05 = berbeda nyata; cair tahu dengan menggunakan sistem
Angka merupakan rata-rata 3 ulangan; Angka yang wastewater double treatment (anaerob-aerob)
diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji Tukey 0.05;
HSD merupakan uji lanjut Tukey 0.05 kadar TSS mampu didegradasi sampai 57%
namun masih menunjukan terjadinya
Pengolahan dengan membibitkan bakteri kenaikan dan penurunan yang tidak stabil
memiliki nilai konsentrasi awal TSS sebelum (fluktuatif). Kenaikan TSS tersebut diduga
diolah sebesar 3586,66 mg.L-1. Tabel 7 karena tidak adanya proses penyaringan pada
menunjukan hasil penyisihan kadar TSS saat proses pengolahan menjadi menumpuk
dengan variasi waktu tinggal hidrolis yang pada akhir sistem. Selaras dengan penelitian
berbeda. Sayoga (2013) dimana penelitian ini tidak
dilakukan penyaringan pada proses
Tabel 7 Pengaruh Variasi Waktu Tinggal pengolahan sehingga hasilnya ada yang
terhadap Penyisihan Kadar TSS pada fluktuatif dan tidak sesuai ketentuan dimana
Pengolahan dengan Pembibitan Bakteri waktu tinggal hidrolis yang paling lama yang
Waktu Penyisihan Kadar TSS (mg.L-1) seharusnya dapat menurunkan kadar TSS.
Tinggal Anaerob Aerob Total
Hidrolis Efisiensi Masing-Masing Perlakuan Waktu
5 jam 3,152.00a 32.03a 3,184.03a Tinggal Hidrolis
7 jam 3,210.16a 54.60a 3,264.76ab
Tanpa Pembibitan Bakteri
9 jam 3,291.96b 58.70a 3,350.66b Pengolahan total tanpa pembibitan bakteri
P-Value 0.006 0.815 0.024 pada waktu tinggal 9 jam memberikan hasil
HSD 74.11 - 127.65 efisiensi penyisihan kadar BOD5 terbaik
diantara waktu tinggal 5 jam dan 7 jam.
Keterangan : P-Value didapat dari uji ANOVA
menggunakan SPSS; P-Value <0.05 = berbeda nyata; Efisiensi penyisihan kadar pengolahan total
Angka merupakan rata-rata 3 ulangan; Angka yang pada waktu tinggal 9 jam adalah sebesar
diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama 74.83% sedangkan waktu 7 jam sebesar
menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji Tukey 0.05; 73.20%, dan waktu 5 jam sebesar 65.83%.
HSD merupakan uji lanjut Tukey 0.05
Waktu tinggal selama 9 jam memberikan hasil
efisiensi kadar COD terbaik sebesar 80.79%
Berdasarkan Tabel 7 maka dapat dilihat
dibandingkan waktu tinggal selama 5 jam
bahwa waktu tinggal pengolahan yang
yaitu 65% dan waktu tinggal selama 7 jam
terbaik adalah pada waktu tinggal selama 9
sebesar 78.47%. Parameter TSS sama seperti
jam sebesar 3,291.96 mg.L-1 pada proses
parameter yang lain dimana pada pengolahan
anaerob. Proses aerob waktu tinggal terbaik
total berhasil menyisihkan kadar TSS terbaik
sama seperti pada proses anaerob dimana
pada waktu tinggal 9 jam yaitu sebesar
waktu 9 jam mampu menyisihkan kadar TSS
62.21%. Sedangkan untuk waktu tinggal 5 jam
terbesar yaitu sebesar 58.7 mg.L-1. Proses
menghasilkan efisiensi penyisihan yang lebih
pengolahan total waktu tinggal pengolahan
baik dibandingkan waktu 7 jam yaitu sebesar
terbaik yang mampu menurunkan kadar TSS
54.82% sedangkan waktu tinggal 7 jam
sebesar 41%. Berikut adalah Tabel 8 yaitu
24
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

hasil persentase penyisihan kadar BOD5, memberikan hasil efisiensi kadar COD terbaik
COD, dan TSS pada pengolahan tanpa sebesar 91.49% dibandingkan waktu tinggal
pembibitan bakteri. selama 5 jam yaitu 85.84% dan waktu tinggal
selama 7 jam sebesar 88.66%. Parameter TSS
sama seperti parameter yang lain dimana
Tabel 8. hasil persentase penyisihan kadar pada pengolahan total berhasil menyisihkan
BOD5, COD, dan TSS pada pengolahan tanpa kadar TSS terbaik pada waktu tinggal 9 jam
pembibitan bakteri yaitu sebesar 93.42%. Waktu tinggal 7 jam
Parameter menghasilkan efisiensi penyisihan yang lebih
Waktu
Pengolahan Removal baik dibandingkan waktu tinggal 5 jam yaitu
Tinggal Removal Removal
BOD5
Hidrolis
(%)
COD(%) TSS (%) sebesar 90.15% sedangkan waktu tinggal 5
5 jam 33.10 9.45 45.51 jam sebesar 89.64%.
Anaerob 7 jam 40.58 26.46 28.68 Berdasarkan pengolahan tanpa pembibitan
9 jam 57.50 44.80 38.90 bakteri dan pembibitan bakteri hingga
5 jam 48.92 61.35 17.07 membentuk biofilm efisiensi penyisihan
Aerob 7 jam 54.90 70.73 17.28 kadar pada pengolahan dengan pembibitan
9 jam 40.78 65.20 38.15 bakteri menyisihkan kadar tercemar lebih
65.83 65.00 54.82
tinggi dibandingkan pengolahan tanpa
Total 73.20 78.47 41.00
pembibitan bakteri. Berdasarkan penelitian
74.83 80.79 62.21
yang dilakukan biofilm mampu
mendegradasi bahan organik yang
Sumber : hasil pengolahan (2018) tergantung pada limbah tahu jauh lebih baik
dibandingkan dengan tanpa membibitkan
Tabel 9. Hasil Persentase Penyisihan Kadar bakteri.
BOD5, COD, dan TSS pada Pengolahan Penurunan Kadar BOD5, COD, dan TSS
dengan Pembibitan Bakteri BOD5
Pengolahan
Parameter Hasil pengolahan limbah dengan sistem
Waktu Gambar 2 menunjukan grafik hubungan
Tinggal Removal
Hidrolis BOD5
Removal Removal antara kadar BOD5 dengan waktu tinggal
COD(%) TSS (%)
(%) hidrolis.
69.90 78.13 87.88
5 jam
Anaerob
80.44 82.22 89.50
7 jam
87.78 87.01 91.78
9 jam
64.30 35.25 14.53
5 jam
Aerob
61.42 36.20 6.22
7 jam
47.58 34.53 19.91
9 jam
89.25 85.84 89.64
Total
92.45 88.66 90.15

93.59 91.49 93.42

Sumber : hasil pengolahan (2018)


Gambar 2. Grafik Hubungan Kadar BOD5
dengan Waktu Tinggal Hidrolis
Berdasarkan Tabel 9, pengolahan total
pembibitan bakteri pada waktu tinggal 9 jam Berdasarkan Gambar 2 grafik hubungan
memberikan hasil efisiensi penyisihan kadar antara waktu tinggal dengan kadar BOD5
BOD5 terbaik diantara waktu tinggal 5 jam menunjukan semakin lama waktu tinggal
dan 7 jam. Efisiensi penyisihan kadar hidrolis maka kadar BOD5 semakin menurun
pengolahan total pada waktu tinggal 9 jam baik pada pengolahan tanpa pembibitan
adalah sebesar 93.59% sedangkan waktu 7 bakteri dan pengolahan dengan pembibitan
jam sebesar 92%, dan waktu tinggal 5 jam bakteri. Pengolahan tanpa pembibitan bakteri
sebesar 89.25%. Waktu tinggal selama 9 jam diperoleh persamaan eksponensial yaitu
25
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

y=2,252.1e-0.081x dan pengolahan dengan pengolahan limbah dilakukan selama 31,97


membibitkan bakteri diperoleh formula jam pada pengolahan tanpa pembibitan
persamaan eksponensial yaitu y = 4,855e-0.159x. bakteri dan selama 25,63 jam pada
Untuk mengetahui waktu tinggal yang sesuai pengolahan dengan pembibitan bakteri.
agar kadar BOD5 memenuhi baku mutu yaitu TSS
150 mg.L-1 maka dapat dicari dengan Pada Gambar 4 menunjukan grafik hubungan
menggunakan persamaan eksponensial antara kadar TSS dengan waktu tinggal
tersebut. Berdasarkan perhitungan persamaan hidrolis
tersebut mencari nilai x untuk mencapai baku
mutu BOD5 maka pengolahan limbah
dilakukan selama 33.44 jam pada pengolahan
tanpa pembibitan bakteri dan selama 21.82
jam pada pengolahan dengan pembibitan
bakteri.

COD
Pada Gambar 3 menunjukan grafik hubungan
antara kadar COD dengan waktu tinggal
hidrolis.

Gambar 4. Grafik Hubungan Kadar TSS dengan


Waktu Tinggal Hidrolis

Berdasarkan Gambar 4 grafik hubungan


antara waktu tinggal dengan kadar TSS
menunjukan semakin lama waktu tinggal
hidrolis maka kadar TSS semakin menurun
baik pada pengolahan tanpa pembibitan
bakteri dan pengolahan dengan pembibitan
bakteri. Pengolahan tanpa pembibitan bakteri
diperoleh persamaan eksponensial yaitu
y=980.01e-0.049x dan pengolahan dengan
membibitkan bakteri diperoleh formula
persamaan eksponensial yaitu y = 2,878e-0.153x.
Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar COD Untuk mengetahui waktu tinggal yang sesuai
dengan Waktu Tinggal Hidrolis agar kadar TSS memenuhi baku mutu yaitu
100 mg.L-1maka dapat dicari dengan
Berdasarkan Gambar 3 grafik hubungan menggunakan. Berdasarkan perhitungan
antara waktu tinggal dengan kadar COD persamaan tersebut mencari nilai x untuk
menunjukan semakin lama waktu tinggal mencapai baku mutu untuk mencapai baku
hidrolis maka kadar COD semakin menurun mutu untuk mencapai baku mutu TSS maka
baik pada pengolahan tanpa pembibitan pengolahan limbah dilakukan selama 46.57
bakteri dan pengolahan dengan pembibitan jam pada pengolahan tanpa pembibitan
bakteri. Pengolahan tanpa pembibitan bakteri bakteri dan selama 21.95 jam pada
diperoleh persamaan eksponensial yaitu pengolahan dengan pembibitan bakteri.
y=6,516e-0.096x dan pengolahan dengan Pada Penelitian ini diketahui
membibitkan bakteri diperoleh formula penyisihan kadar BOD5, COD, dan TSS pada
persamaan eksponensial yaitu y = 10,863e-0.14x. pengolahan tanpa pembibitan bakteri
Untuk mengetahui waktu tinggal yang sesuai memberikan hasil yang tidak signifikan pada
agar kadar COD memenuhi baku mutu yaitu parameter COD karena P-Value > 0.05
300 mg.L-1 maka dapat dicari dengan sedangkan penyisihan kadar BOD5, COD, dan
menggunakan persamaan eksponensial TSS pada pengolahan dengan pembibitan
tersebut. Berdasarkan perhitungan persamaan bakteri memberikan hasil yang signifikan
tersebut mencari nilai x untuk mencapai baku
mutu untuk mencapai baku mutu COD maka
26
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

dimana P-Value < 0.05 pada semua dengan Proses Biofilter Aerobik.
parameter. Jurnal Teknik ITS. 4(1):35-39
1) efisiensi penurunan kadar paling
besar terjadi pada waktu pengolahan
selama 9 jam pada pengolahan tanpa
pembibitan bakteri dan dengan
pembibitan bakteri. Persentase
efisiensi kadar pada pengolahan
tanpa pembibitan bakteri pada
parameter BOD5, COD, dan TSS
adalah 74.83%, 80.83%, dan 62.21%.
Persentase efisiensi kadar pada
pengolahan dengan pembibitan
bakteri pada parameter BOD5, COD,
dan TSS adalah 93.59%, 91.49%, dan
93.42%
2) semakin lama waktu tinggal hidrolis
maka semakin besar nilai efisiensi
penyisihan kadar BOD5, COD, dan
TSS

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Ariani Dwi., Wahyudi Wicaksono, dan
Anggreini Ratri Nurwini. 2007.
Pengolahan Air Limbah Tahu
menggunakan Bioreaktor Anaerob-
Aerob Bermedia Karbon Aktif dengan
Variasi Waktu Tunggal. Jurnal.
4(2):30-35
Gubernur Jawa Timur. 2013. Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun
2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Industri dan Kegiatan Industri Lainnya.
Gubernur Jawa Timur. Surabaya
Mufida, D.K. 2015. Perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan
Menggunakan Kombinasi Sistem
Anaerobik-Aerobik pada Pabrik Tahu
“Duta” Malang. Skripsi. Universitas
Brawijaya. Malang
Sayoga, Novan B., Nur H, dan Sakunda A.
2013. Peningkatan Kualitas Effluent
Limbah Cair Tahu dengan Menggunakan
Sistem Wastewater Double Treatment
(Aerob-Anaerob). Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya
Subekti, Sri. 2011. Pengolahan Limbah Cair Tahu
Menjadi Biogas sebagai Bahan Bakar
Alternatif. Skripsi. Universitas
Padjajaran. Bandung
Zahra, Laily Z. dan Ipung F.P. 2015.
Pengolahan Limbah Rumah Makan

Anda mungkin juga menyukai