Anda di halaman 1dari 29

BAB III

PONDASI DANGKAL
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )

Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan :

 Dapat menjelaskan definisi pondasi dangkal

 Dapat merencanakan demensi pondasi telapak/dangkal

 Dapat mengontrol stabilitas pondasi dangkal terhadap guling, geser dan

daya dukung.

3.1 Definisi

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung bangunan danmeneruskan

beban bangunan tersebut kepada tanah pendukung yang mampu menerimanya, yang

terletak pada kedalaman yang relatif dangkal dimana kedalaman pondasi Df dan lebar

pondasi adalah B.

Kedalaman pondasi Df adalah jarak vertikal antara dasar pondasi dan permukaan tanah,

kecuali jika dasarnya terletak di bawah basemen. Dalam hal ini kedalaman pondasi

diukur terhadap elevasi lantai besemen seperti gambar 3.1 sedangkan lebar pondasi B

adalah jarak tepi-tepi terpendek dari pondasi.

Berdasarkan bentuk dan fungsinya , pondasi telapak dapat dibedakan menjadi :

1. Pondasi telapak tunggal

2. Pondasi telapak gabungan

3. Pondasi telapak menerus

4. Pondasi telapak sengkang

5. Pondasi rakit.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
3.2 Pondasi Telapak Tunggal

Pondasi telapak tunggal digunakan untuk memikul sebuah kolom tunggal, tugu,

menara, tangki air, pilar jembatan, cerobong asap dan sebagainya.

Pondasi telapak tunggal dapat dibedakan menjadi :

 Pondasi telapak sebar (Gambar 3.1a)

 Pondasi telapak bertingkat (Gambar 3.1b)

 Pondasi telapak dengan kemiringan (Gambar 3.1c)

 Pondasi dengan kaki (Gambar 3.1d)

Gambar 3.1 Jenis Pondasi Telapak Tunggal

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
3.3 Pondasi Telapak Gabungan

Pondasi telapak gabungan adalah pondasi telapak yang mendukung dua buah

kolom atau lebih yang terletak dalam satu baris. Pondasi ini digunakan bila beban

kolom terlalu besar sementara daya dukung tanahnya relatif kecil, sedangkan jarak

antara dua kolom terlalu dekat. Sehingga apabila setiap kolom didukung oleh pondasi

telapak, maka akan terjadi pondasi telapak tunggal yang sangat berdekatan. Dengan

menggabungkan kedua pondasi telapak tunggal yang saling berdekatan tersebut,

terjadilah telapak gabungan yang akan menghasilkan momen yang lebih kecil, sehingga

pondasi dapat dibuat lebih tipis dengan kebutuhan tulangan yang lebih kecil.

Berdasarkan bentuknya, pondasi telapak gabungan dibedakan menjadi telapak gabungan

persegi panjang dan telapak gabungan trapezium.

Telapak gabungan trapezium digunakan untuk mendukung kolom dengan beban yang

tidak sama besar, lebih-lebih bila ruangan di sebelah kolom dengan beban terbesar

sangat terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk dibuat bentuk persegi panjang.

Gambar 3.2 Telapak gabungan persegi panjang

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
Gambar 3.3 Telapak gabungan trapezium

3.4 Pondasi telapak menerus

Pondasi telapak menerus digunakan untuk menyangga suatu bangunan yang panjang

seperti dinding.

Gambar 3.4 Pondasi telapak menerus

3.5 Pondasi telapak sengkang

Pondasi telapak sengkang adalah pondasi gabungan yang menghubungkan dua buah

telapak tunggal dengan balok sengkang yang berfungsi untuk memindahkan momen

dari satu telapak ke telapak lainnya. Pondasi ini umumnya digunakan apabila beban

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
kolom cukup besar, sedangkan daya dukung tanahnya relatif kecil dan jarak antara dua

kolom cukup jauh.

Gambar 3.5 Pondasi telapak sengkang

3.6 Pondasi rakit

Pondasi ini merupakan lembaran pelat dengan tebal 0,75 sampai 2 meter yang

digunakan untuk mendukung sejumlah kolom dengan bebanbesar dengan jarak yang

sangat dekat atau daya dukung tanah relatif kecil. Apabila masing-masing kolom dibuat

telapak sendiri-sendiri akan terjadi lebih dari setengah luas alas bangunan tetutup oleh

pondasi tersebut. Oleh karena itu lebih effektif jika digabungkan menjadi satu.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
Gambar 3.6 Pondasi rakit

Dalam situasi muka air tanah yang tinggi atau tanah dasar yang kompresibel, pondasi

rakit ini dapat ditopang oleh tiang pancang.

3.7 Prinsip Perencanaan

Perencanaan pondasi telapak didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

1. Pertimbangan Geoteknik

 Pondasi direncanakan sedemikian, sehingga daya dukung ijin dari tanah dasar

tidak terlampaui..

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
 Pondasi harus stabil terhadap pergeseran dan guling.

 Penurunan yang terjadi akibat tegangan yang bekerja pada tanah dasar tidak

melebihi nilai yang diijinkan bagi bangunan atas.

2. Pertimbangan Strutural

o Struktur pondasi pondasi direncanakan dari bahan dengan mutu yang

disesuaikan dengan fungsi bangunan atas dan kondisi setempat tempat bangunan

yang akan didirikan.

o Bentuk dan ukuran pondasi direncanakan sedemikian, sehingga tegangan yang

diterima oleh bagian-bagian pondasi tidak melampaui tegangan ijin bahan.

3.8 Langkah-langkah Perencanaan

Langkah-langkah perencanaan pondasi meliputi:

 Menentukan input perencanaan, seperti beban-beban yang bekerja pada pondasi,

parameter tanah dasar, besar pergeseran yang diijinkan, tegangan ijin dari bahan

pondasi

 Meletakkan kedalaman pondasi

 Memperkirakan ukuran dan bentuk telapak pondasi

 Menghitung daya dukung tanah pendukung pondasi

 Menghitung tekanan kontak

 Menganalisis stabilitas, yaitu terhadap guling, geser dan daya dukung

 Menghitung pergeseran (bila diperluka)

 Menghitung penurunan (bila diperlukan)

 Merencanakan struktur telapak pondasi (beton, baja dan sebagainya).

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
3.9 Bentuk dan ukuran pondasi

Perencanaan pondasi telapak, bentuk dan ukuran telapak perlu diperkirakan

sebelumnya. Kelayakan ukuran yang diperlukan tersebut memiliki pengaruh yang besar

dalam efisiensi pekerjaan perencanaan. Karena kondisi tanah dan gaya yang bekerja

berbeda-beda, maka sangatlah sulit untuk memperkirakan bentuk dan ukuran pondasi

yang paling tepat.

Biasanya dalam penentuan bentuk dan ukuran pondasi telapak dilakukan dengan

perhitungan secara “ trial and error “. Pada mulanya kedalaman pondasi ditentukan

berdasarkan pertimbangan beberapa faktor seperti air tanah dan lapisan pendukung yang

cocok. Selanjutnya daya dukung tanah yang diijinkan ditentukan secara kasar.

qmaks
Ukuran awal dapat ditentukan dengan Af = qa (3.1)
2
Af = luas pondasi ( m )

2
q maks = tegangan maksimum yang terjadi (k N/m )
2
qa = daya dukung tanah yang diijinkan (k N/m )

Kemudian ukuran awal ini dikontrol dengan membandingkan tekanan kontak yang

terjadi terhadap daya dukung yang diijinkan sehubungan penggunaan ukuran tersebut.

Bila q maks ¿ qa , berarti ukuran tersebut aman digunakan, dan sebaliknyabila q maks ¿

qa, maka perlu dilakukan redemensi. Dalam menentukan ukuran pondasi sedapat

mungkin diperoleh q maks ~ qa .

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
3.10 Perhitungan Tekanan Kontak

Tekanan kontak adalah tekanan yang bekerja antara dasar telapak dan tanah di

bawahnya. Tekanan ini digunakan untuk memeriksa keamanan terhadap daya dukung

tanah.

Besarnya tekanan kontak dihitung dengan beberapa asumsi sebagai berikut

 Telapak pondasi diasumsikan sebagai pelat yang kaku sempurna, jadi tidak

akan melengkung akibat beban yang bekerja (tetap merupakan bidang lurus)

 Tegangan yang terjadi pada dasar telapak berbanding lurus dengan penurunan

yang terjadi.

 Tanah tidak dapat menahan tegangan tarik, bila hitumgan secara teoritis akan

terjadi tegangan tarik, maka tegangan tarik tersebut diabaikan.

Besarnya tekanan kontak dapat dihitung dengan menggunakan rumus lenturan :

N Mx . y My . x
± ±
q= A Ix Iy (3.2)

N Mx My
± ±
q= A Wx Wy (3.3)

N x

M My

H B y y

Mx

x
L

Gambar 3.7 Gambar istilah rumus

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-
N = P + Wk + Wt + Ws

Dimana : Wk = berat kolom ( kN )

Wt = berat telapak( kN )

Ws = berat tanah di atas telapak ( kN )


2
A = luas telapak ( m )

Mx = momen total terhadap sumbu x ( kNm )

My = momen total terhadap sumbu y ( kNm )


4
Ix = momen inersia terhadap sumbu x ( m )
4
Iy = momen inersia terhadap sumbu y ( m )

x = jarak absis dari titik pusat ke titik yang akan dihitung

tekanan kontaknya

y = jarak absis dari titik pusat ke titik yang akan dihitung

tekanan kontaknya
3
Wx = momen tahan terhadap sumbu x ( m )
3
Wy = momen tahan terhadap sumbu y ( m )

Untuk telapak persegi panjang


3
Ix = 1/12 BL (3.4)
3
Iy = 1/12 LB (3.5)
3
1/12BL
3
Wx = 1/2 L ======= 1/6 BL (3.6)
3
1 /12 LB
3
Wy = 1 /2 L ======= 1/6 LB (3.7)

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-10
Beberapa alternatif pola tekanan kontak yang terjadi akibat pembebanan yang bekerja :

E < 1/6 B

E = 1/6 B

E > 1/6 B

Gambar 3.8 Tekanan kontak akibat gaya normal dan momen

Rumus di atas berlaku untuk kasus 1 dan kasus 2 , sedangkan untuk kasus 3 tidak

berlaku karena pada kasus 3 terjadi tarikan mengingat tanah sangat peka terhadap

tarikan.

3.11 Distribusi tekanan segitiga

Distribusi tekanan segitiga digunakan bila rumus di atas untuk tekana kontak didapatkan

harga q yang negatif ( kasus 3 ) yang berarti terjadi tegangan tarik pada telapak.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-11
N

e c

B/2 B/2

q max

Gambar 3.9 Distribusi tekanan segi tiga

x
c = 3 ====== x = 3.c (3.8)

N = ½ q maks . x.L (3.9)

2N
q maks = 3..c. L ( Telapak tunggal ) (3.10)

2N
q maks = 3c ( Telapak menerus ) (3.11)

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-12
3.12 Kontrol Stabilitas Pondasi

@ Kesetabilan terhadap guling

N H

Df

B/2 B/2

Gambar 3.10 Kestabilan terhadap guling

Mt
≥1,5
FK guling = Mg (3.12)

Mt = Momen tahanan ( k N )

Mg = Momen guling ( kN )

@ Kesetabilan terhadap geser

N H

Pp

B/2 B/2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-13
Gambar 3.11 Kestabilan terhadap geser

Geser disebabkan oleh adanya beban mendatar H. Gaya H ini mendapat perlawanan dari

hal berikut :

1. adhesi antara dasar pondasi dengan tanah ( c B ) - c = 0

2. luas dasar telapak ( A )

3. Beban normal yang bekerja ( N )

4. Koefisien gesek antara dasar pondasi dengan tanah di bawahnya (tg δ )

Sedangkan tekanan tanah pasip sering tidak diperhitungkan dalam penyelidikan

gese,.sehingga :

S = c B .A + N tg δ ------karena c=0

S = N tg δ

S Ntg δ
≥1,5 ≥1,5
FK Geser = H =-==== FK Geser = H (3.13)

2
Dimana : S = tahana geser tanah ( k N /m )

N = beban vertikal ( k N )

H = beban horizontal (k N)

δ = sudut geser antara pondasi dengan tanah dasar

Apabila besarnya sudut geser tidak ditentukan , maka dapat diperkirakan dari Tabel 3.1

Tabel 3.1 Sudut geser serta kohesi antara dasar pondasi dengan tanah dibawahnya

Sumber : Suyono S/Kazuto,1984”mekanika tanah dan teknik pondasi”

Kondisi Sudut geser ϕ B Kohesi C B

Tanah dengan beton 2/3 0

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-14
Batuan dengan beton tg ϕ B = 0,6 0

Tanah dengan tanah ϕ c

@ Kesetabilan terhadap daya dukung

q max

q ult

Gambar 3.12 Kestabilan terhadap daya dukung

qult
≥3,0
FK Daya Dukung = qmaks (3.14)

2
q ult = daya dukung tanah maksimum ( kN/m )

q maks = tegangan maksimum yang terjadi pada dasar telapak akibat beban yang
2
bekerja ( kN/m )

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-15
3.13 Perencanaan Pondasi Telapak Gabungan

r=ro

∑P P 1( L−a1 )+P 2 . a 2
B = L .qa ======= r = ∑P (3.15)

2 A 3r
( −1)
B1 = L L (3.16)

B2 = ( 2A/L) – B1 ========== A = q maks / qa (3.17)

2 B1+B 2
ro = L/3 ( B 1+B 2 ) ------------- Jika r ¿ ro , maka e = ro – r (3.18)
2
Iy = IB2 - A ro (3.19)

∑ P ± My . x
Q = A Iy ========== untuk tipe trapezium. (3.20)

Dimana :

r = jarak garis kerja resultan P1 dan P2 terhadap sisi B2

B1,B2 = lebar pondasi sisi terpendek dan terpanjang

L = panjang plat pondasi

A = luas pondasi

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-16
qa = daya dukung ijin

a1,a2 = jarak tepi plat kepusat kolom.

3.14 Tahanan Pondasi Terhadap Gaya Angkat Ke Atas

Gaya angkat pada pondasi ditahan oleh gesekan disepanjang tepi tanah yang

terangkat ditambahdengan berat pondasi dan tanah urug.

Gaya angkat = W Kapasitas gaya angkat = W+Fr

Fr Fr

Gambar 3.14 Pondasi yang menahan gaya ke atas (Teng, 1962)

W = Wp + Wt (3.21)

dimana; Wp = berat plat pondasi

Wt = berat tanah

0
Nilai θ bervariasi tergantung jenis tanah, anggapan yang umum dipakai θ =60 ,

mumgkin tidak aman untuk beberapa hal.

Gaya tarik vertikal ke atas dinyatakan dalam :

Pt = Wp + Wt + Fr (3.22)

Dimana :

Pt = Gaya tahanan ultimate pondasi terhadap gaya tarik vertikal

ke atas

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-17
Wp = berat plat pondasi

Wt = berat prisma tanah

Fr = tahan gesek disepanjang tanah yang tergeser

= 0,5. ∂ .Zf. Ko tg θ ------ untuk tanah granular

= C.A ------------------------ untuk tanah kohesip

A = luas selimut prisma yang tertarik ke atas

∂ .= berat jenis tanah

Zf = kedalaman pondasi

Ko = Koefisien tekanan tanah lateral saat diam

θ = sudut gesek dalam tanah

C = cohesi tanah

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-18
CONTOH – CONTOH PERHITUNGAN

Contoh 1

Diketahui sebuah pondasi telapak bujur sangkar ukuran 2 x 2 m, dipasang pada

kedalaman 1,5 m dari muka tanah yang terendah dengan berat jenis tanah ∂ = 17
3 2 0
k N/m . Kohesi tanah c = 40 k N/m , ϕ = 10 , sedangkan pada muka tanah yang
3
lebih tinggi ∂ = 18 k N/m setinggi 1 m . Beban P = 300 k N bekerja vertikal.

Hitunglah faktor keamanan pondasi tersebut !

P
1m

1,5 m

2x2 m

Penyelesaian :

q ult =1,3 c Nc + q Nq + 0,4 B ∂ N ∂

q = 18 . 1 + 17 . 1,5 = 43,5 k N

ϕ = 10 0 ======= dari grafik Nc = 8,35

Nq =2,47

N ∂ = 1,22

q ult =1,3 c Nc + q Nq + 0,4 B ∂ N ∂

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-19
= 1,3. 40. 8,35 + 43,5 . 2,47 + 0,4 . 2 . 17 . 1,22
2
= 541,6 k N/m

q sesungguhnya = P / A ------- 300/4 = 75 k N

FK = q ult / q sesungguhnya

= 541,6 / 75 .

= 7,22. --------- ( OK )

Contoh 2

Diketahui telapak ukuran 2x2 m diletakkan pada kedalaman 1 m dari muka

tanah , c = 80 k N/m
2
∂ = 18 k N/m 3 , φ = 0 . Bekerja beban P= 500 k N dengan

eksentrisitas ex = 0,3 m dan ey = 0,3 m.

Hitunglah faktor keamanan dengan cara lebar manfaat dan cara reduksi !

P P

1m
ey

2x2 m ex

Penyelesaian :

q ult =1,3 c Nc + q Nq + 0,4 B ∂ N ∂

φ = 0 -- dari grafik Nc = 5,14

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-20
Nq = 1

N∂ =0

Cara lebar manfaat

q ult = 1,3 . 80 . 5,14 + 18 . 1 . 1 + 0,4 . 1,4 . 18 . 0


2
= 552,56 k N/m

q ada = P / A useful

P
= (B−2 ex)( B−2 ey )

500 500
2
= (2−2. 0,3)(2−2 . 0,3) ==== (1,4 ) = 255,102 k N

Jadi FK = q ult / q ada = 552,56 / 255,102 = 2,17 ----- (ok)

Cara reduksi

q ult = 1,3 . 80 . 5,14 + 18 . 1 . 1 + 0,4 . 1,4 . 18 . 0


2
= 552,56 k N/m

e/B = 0,3 / 2 = 0,15 ----------- dari grafik 2.3 didapat Rc = 0,7

2 2
q ult dibetulkan = 552,56 . ( 0,7 ) = 270,75 k N/m

q ada = P / A = 500 / 2.2 = 125 k N

Jadi FK = q ult dibetulkan / q ada

270 ,75
= 125

= 2,17 -------- (ok)

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-21
Contoh 3 P=250 kN

Diketahui pondasi seperti GB


My=25 kNm

H= 25 kN 0,5 m
m

0,5 1m
Tanah 1

0,5 m
mm
2x2,25 m
1m

Tanah 2

dengan data pendukung sbb :

∂ w = 10 k N/m 3
∂ c = 24 k N/m 3
Tanah 1 2
∂m 18 17
∂ sat 20 19
c 30 27
φ 15 24
δ 0,3 0,3

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-22
Ditanya :
1 . FK Daya dukung
2. FK Geser
3. FK Guling

Penyelesaian :

q ult = c Nc + q Nq + 0,5 B ∂ N ∂ ------ rumus umum

Pondasi persegi panjang

B B
q ult = c Nc ( 1 + 0,2 L ) + q Nq + 0,5 B ∂ N ∂ ( 1 - 0,2 L )

Jenis keruntuhan :

φ≺¿¿ 28 0 ---- terjadi keruntuhan lokal

c’ = 2/3 . 27 = 18

tg φ ‘ = 2/3 tg 24 = 16 ---- dari tabel Nc = 11,985


0

Nq = 4,555

N ∂ = 3,295

Beban :
2
Kiri = ∂ 1 . z = 18 . 2 = 36 k N/m
2
Kanan = q . z + ∂ 1 . z = 100 . 0,5 + 18 . 1,5 = 177 k N/m

( dari kedua bebban tersebut di atas diambil yang lebih kecil ) !

2 2
q ult = 18 . 11,985 ( 1 + 0,2 2,5 ) + 36 . 4,555 + 0,5 . 2 . 9 . 3,295 ( 1 + 0,2 2,5

)
2
= 439,137 k N/m

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-23
N = V + Wf + Ws + q

Wf (berat telapak) = [ 0,5 . 2 . 2,5 + 0,5 . 1,5 . 2,5 ] 24 = 105 k N

Ws ( berat tanah ) = [ 0,75 . 1,5 . 2,5 + 0,75 . 1 . 2,5 ] 18 = 84,375 k N

N = 250 + 105 + 84,375 + 100 = 539,375 k N

N Mx . y My . x
± ±
q= A Ix Iy
2
A = 2 . 2,5 = 5 m

Mx = 0

My = 25 + 25 . 2 = 75 k N m
3 4
Iy = 1/12 . 2 . 2,5 = 1,667 m

x = 2/2 = 1 m , y = 2,5 / 2 = 1,25 m

539 ,375 75.1


+
q mak = 5 1,667 = 152,86 k N/m
2

539,375 75.1
- 1,667 = 62,88 k N/m
2
q min = 5

FK Daya Dukung

q ult

FK = qmaks≥ 2,5 – 3

FK = 439,137 / 152,86 = 2,87 ¿ ( 2,5 - 3 ) memenuhi

FK Geser

Ntg δ
≥1,5
FK Geser = H

539 ,375 .0,3


FK = 25 = 6,473 ¿ 1,5 ( memenuhi )

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-24
F K Terhadap Guling

Mr

FK guling = Mt 1,5

Mr = 250 . 1 + 2,813 . 18 . 1,625 + 1,875 . 18 . 0,375 + 4,375 . 1. 24 . 1 + 100

= 487, 437 k Nm

Mt = 25 . 2 + 25

= 75 kNm

487 , 437
FK = 75 = 6,499 ¿ 1,5 ---------- ( memenuhi )

Contoh 4

Pondasi lingkaran diameter 2 m , dipasang pada kedalaman 1,5 m. Muka tanah

pasir , ∂ = 1,85 t/m , ko = 0,5 , φ = 30 . Tebal plat pondasi 0,45 m , ∂ beton = 2,4
3 0

3
t/m .

Berapakah tahanan pondasi ultimate terhadap gaya tarik vertikal ke atas .

Penyelesaian :

Tanah pasir
c = 0
φ = 30 0
1,5 m

0,45 m ∂ = 1,85 t/m 3


ko = 0,5

Ø2m

2 2
luas pondasi = π /4 . 2 = 3,14 m

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-25
keliling pondasi = π . 2 = 6,28 m

luas selimut ( A ) = keliling pondasi . zf

= 6,28 . 1,5
2
= 9,42 m

berat plat pondasi ( Wp ) = 0,45 . 3,14 . 2,4 = 3,39 ton

berat tanah di atas plat pondasi ( Wt ) = (1,5 – 0,45) . 3,14 . 1,85 = 6,1 t

tahanan gesek tanah disekeliling pondasi, bila tepi pondasi dianggap kasar :

Fr = 0,5 ∂ . zf . A . ko . tg φ
0
= 0,5 . 1,85 . 1,5 . 9,42 . 0,5 . tg 30

= 3,77 ton

jadi Pt = Wp + Wt + Fr == = 3,39 + 6,1 + 3,77 = 13,26 ton.

Contoh 5 .

Pondasi kaki gabungan spt gb


P1=75 ton P2=110 ton

5,5 m
0,5m 0,5 m

P1 dan P2, sudah termasuk bs kolom


2
q a = 1,5 kg / cm
L = 6,5 m

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-26
Rencanakan ukuran pondasi tersebut !
3,28 2,22
Penyelesaian :

Bila dibuat pondasi empat persegi panjang;


B/2
Px = 75 + 110,7 = 185,7 ton

Px = P2 . 5,5 0,53 B/2

185,7 x = 110,7 . 5,5

x = 608,85 / 185,7 = 3,28 m

e = 3,28 – 2,75 = 0,53 m ( kurang efektif ) oleh sebab itu dibuat pondasi trapezium

agar titik pusat berimpit dengan resultante gaya P.

2,72

B2
B1

L = 6,5 m

A perlu = q maks / qa

185 ,7 ton
2 2
= 1,5 kg /cm = 12,38 m

75(6,5−0,5)+110 , 7 .0,5
r = 185 ,7 = 2,72 m

2 A 3r
−1
B1 = L [ L ]

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-27
2.12,38 3.2,72
−1
= 6,5 [ 6,5 ] = 0,99 m ==== dipakai 1 m

2A
B2 = L - B1

2.12,38
= 6,5 - 0,99 = 2,82 m === dipakai 2,8 m

185700
(100+280 )650
2
q yang terjadi P / A = 2 = 1,5 kg/cm (aman)

Contoh 6

Pondasi telapak terletak pada tanah lempung


P=30 t jenuh dengan berat volume 2 t/m3. Dari
pengujian tekan bebas diperoleh kohesi tanpa
drainase rata-rata tanah di bawah pondasi cu =
0,6 kg/cm2 . ukuran pondasi 1,5 x 3 m, terletak
Df=1m
pada kedalaman 1 m. Beban kolom vertikal 30
ton dengan exsentrisitas ex = 0,25 m dari pusat
pondasi. Bila dipakai persamaan daya dukung
1,5 x 3 m
Mayerhof, selidiki apakah pondasi aman
mm terhadap keruntuhan daya dukung ( Fk = 3 ) ?

Solusi :

Daya dukung ultimit Mayerhof, dengan ϕ=0


qu =s c d c ic cN c +s q d q iq p o N q

ϕ u =0, N c (m)=5,14 ; N c( bs)= 6 , 16 ; N q (m ) = N q (bs ) = 1


Untuk

ex = 0,25 m, dimensi efektif pondasi : B' = B – 2 ex = 1,5 – 2(0,25) = 1 m ; L' = L = 3 m

faktor-faktor bentuk dan kedalaman pondasi Mayerhof (1963):

s c = 1+ (
1 6,16
3 5,14 )
− 1 = 1,07
;
s q = 1+ ( )
1 1
3 1
−1 =1
; Df / B' = 1/1 = 1
d c = 1+0,2 x 1 x tg (45 + 0 /2 ) = 1,2 ; d q = 1
0 0

Karena bebannya vertikal maka :


i c = iq = 1
2
po = γ . Df = 1 x 2 = 2t /m 2
; c = 0,6 kg/cm = 6 t/m
2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-28
Daya dukung ultimit :
qu =s c d c ic cN c +s q d q iq p o N q
2
= ( 1,07 x 1,2 x 1 x 6 x 5,14 ) + ( 1 x 1 x 1 x 2 x 1 ) = 41,6 t/m

Daya dukung ultimit neto :


qun = 41,6 – 2 = 39,6 t/m 2

Beban kolom maksimum :


q 39 ,6
pmaks = A ' x un = ( 1 x 3 ) x = 39,6 t ¿ p = 30 t ¿
F 3

Jadi pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi I III-29

Anda mungkin juga menyukai