Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi permasalahan) yang
dihadapi coachee?
Hal pertama yang dilakukan coachee adalah membantu siswa merumuskan tujuan yang ingin
dicapai, selanjutnya mengarahkan siswa mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Serta
merumuskan aksi nyata apa yang akan dilakukan oleh coachee untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi dan yang terakhir seorang coachee haruselakukan penegasan terhadap model
bentuk tanggung jawab yang akan dilakukan oleh seorang coachee.
Untuk bisa membantu coachee mengidentifikasi dan menemukan aksi nyata yang akan
dilakukan oleh coachee, seorang coachee harus mampu membuat pertanyaan yang bersifat
afektif dan terbuka agar coachee dengan lebih leluasa mengungkapkan permasalahan dan bisa
menemukan jalan keluar dari permasalahannya tersebut

2. Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi (permasalahan) yang dihadapi
coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coachee
Cara yang filakuka seorang coach dalam merespon permasalahan yang dihadapi oleh coachee
adalah dengan membangun kepercayaan, keakraban diantara keduanya. Hal ini bisa terjadi jika
seorang coach mampu menunjukkan sikap empati, menjadi pendengar yang baik, dan
memperhatikan setiap kalimat dan tujukan bahasa tubuh yang membuat seorang coachee
merasa diperhatikan dan dipedulikan. Sehingga diharapkan dengan bersikap seperti itu coachee
akan dengan sukarela mengatakan permasalahannya dan bersemangat untuk mengatasi
permasalahannya tersebut.

3. Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan o99 lokal kelas dan
sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?
Praktik coaching model TIRTA dapat dipraktikkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan
sekolah saya. Namun tantangan utama saya dalam melakukan praktik coaching model TIRTA
adalah pada tahap identifikasi dan tahap pelaksanaan aksi nyata.
Pada tahap identifikasi seorang coach harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif
dan afektif untuk menumbuhkan rasa nyaman, aman percaya kepada coach, sehingga
merangsang coachee dengan suka rela dan terbuka untuk menyampaikan permasalahan yang
dihadapinya.
Sementara pada tahap aksi nyata diperlukan kerjasama dari berbagai unsur seperti guru bidang
studi, orang tua atau teman siswa untuk memantau perkembangan yang dialami coachee. Di
samping itu saya sebagai seorang coach tidak bisa memantau pelaksanaan aksi nyata yang akan
dilakukan oleh coachee terutama saat coachee berada di rumah.

4. Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan
sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?
Dalam melatih praktek coaching menggunakan model TIRTA di sekolah, saya bisa bekerjasama
dengan kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, guru pembimbing, orang tua siswa dan
teman siswa sendiri.
Kegiatan yang saya lakukan dengan membangun komunikasi serta sharing tentang praktek
coaching model TIRTA. Sebagai guru bimbingan konseling cara yang dijelaskan dengan model
TIRTA ini sering saya lakukan untuk membantu para siswa menyelesaikan permasalahannya.
Namun saya tidak tahu bahwa tahapan yang saya lakukan ini dinamakan metode TIRTA. Dengan
demikian model TIRTA ini menambah kemampuan dan wawasan saya sehingga hal ini akan
mampu meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik.

Anda mungkin juga menyukai