Anda di halaman 1dari 49

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasir

Pasir adalah butiran yang terbuat dari kandungan silikon dioksida serta

berasal dari batuan kapur untuk digunakan menjadi salah satu jenis bahan

baku bangunan paling penting yang harus ada dalam setiap proses

pembangunan. Pasir digunakan dalam struktur paling bawah hingga paling

atas dalam bangunan. Contohnya pasir biasa digunakan untuk merekatkan

semen dan bahan utama pembuatan batako. Material pasir berbentuk butiran

yang sudah ditentukan besarnya, membuat pasir dibedakan menjadi

beberapa jenis pasir. Jenis yang berbeda inilah yang menjadikan butiran

hingga fungsi pasir berbeda. Misalnya pasir dengan butiran yang lebih kasar

memiliki fungsi ayng berbeda dari pada pasir dengan butiran lebih halus.

Mengingat besarnya pengaruh jenis pasir dengan fungsi dan kegunaannya

maka diperlukan proses pengayakan pasir. Pasir adalah agregat butiran yang

berukuran mulai dari 0,5 sampai 2 mm (standard SNI). Oleh karena itu

dinding tabung (mesh) dibuat sesuai standard agar tercapai target

pengayakan. (Semeidi Husrin, 2015)

2.2 Jenis-jenis Pasir

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bentuk dan fungsi pasir

berbeda. Berikut adalah beberapa pasir yang biasa digunakan pada


konstruksi bangunan :

1. Pasir Beton

Pasir beton mempunyai ciri-ciri warna lebih gelap, ada yang berwarna

abu-abu hinga kehitaman. Pasir ini mempunyai tingkat kehalusan yang tinggi

sehingga sangat cocok digunakan untuk plesteran, menguatkan dan

merekatkan material bangunan.

Gambar 2.1 Pasir Beton


Sumber : http://hargamaterialpromo.com/perbedaan-pasir-pasang-dan-
pasir-beton/

2. Pasir Pasang

Pasir pasang adalah pasir yang lebih halus dari pasir beton ciri cirinya

apabila dikepal dia akan menggumpal tidak kembali lagi ke semula. Pasir

pasang biasanya dipakai untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar

sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding. 3. Pasir Merah Pasir merah

mempunyai ciri-ciri berwarna merah atau keoranyean. Pasir ini kerap kali

digunakan untuk pengecoran bersama pasir beton dan cocok untuk

menambah daya rekat bangunan.


Gambar 2.2 Pasir Pasang
Sumber:https://roomah.id/pasir-pasang/

3. Pasir Elod

Pasir Elod tidak bisa digunakan untuk material bangunan karena

mengandung tanah. Namun biasanya digunakan pada pembuatan batako.

Pasir ini mempunyai ciri berwarna gelap dan memiliki butiran yang kecil dan

halus.

Gambar 2.3 Pasir Elod

Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/fungsi-dan-jenis-jenis-pasir/

4. Pasir Sungai
Pasir sungai adalah jenis pasir yang memiliki ukuran butiran yang tidak

terlalu besar maupun kecil. Pasir sungai diambil dari sungai yang berasal dari

gigisan dari batuan sungai. Pasir ini digunakan untuk campuran pengecoran

dan fondasi rumah.

Gambar 2.4 Pasir Sungai

Sumber: https://jabar.antaranews.com/berita/68821/penambang-pasir-

sungai

2.3 Pemakaian Pasir Dalam Konstruksi

Pasir adalah bahan baku bangunan yang dipergunakan dalam konstruksi

bangunan mulai dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam

bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton. Namun

sebelumnya pasir dipisahkan dari batu kerikil untuk mendapatkan pasir halus

dengan cara dilakukan pengayakan atau pemisahan antara material pasir

halus dan material batu kerikil. Pengayakan bertujuan untuk mendapatkan

butiran pasir halus yang seragam agar tidak ada udara atau ruang yang

menimbulkan bocor atau keropos saat proses pembuatan konstruksi


bangunan. Beberapa pemakaian pasir dalam bangunan dapat kita jumpai

seperti:

1. Penggunaan sebagai urugan, misalanya pasir urug bawah pondasi, pasir

urug bawah lantai, pasir urug dibawah pemasangan paving block dan lain

lain.

2. Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai spesi

pemasangan keramik lantai, adukan lantai kerja, untuk pemasangan pondasi

batu kali, pemasangan dinding bata dan keramik dinding, spesi untuk

pemasangan batu alam , plesteran dinding dan lain sebagainya.

3. Penggunaan sebagai campuran beton baik untuk beton bertulang maupun

tidak bertulang, bisa ditemukan dalam struktur pondasi beton bertulang, sloof,

lantai, kolom , plat lantai, cor dak, ring balok dan lain sebagainya. Selain itu

masih banyak penggunaan pasir dalam bahan baku bangunan yang

dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan material cetak

seperti pembuatan paving block, pot bunga bahan dasar semen, campuran

tanah untuk pertanian,, batako dan kegiatan industri yang membutuhkan

pasir halus sebagai material dasar. (Hary Christady, 2016)

2.4 Tuntutan Pengayakan Pasir Dari Segi Produktivitas

Kebutuhan pasir dan industri yang membutuhkan pasir semakin

meningkat maka perlu direncanakan untuk membuat suatu perancangan

mesin pengayak pasir otomatis yang mampu mengayak atau memisahkan

pasir halus dan kasar dalam satu kali siklus kerja. Para pengusaha industri
yang membutuhkan pasir sebagai bahan dasar akan sangat terbantu jika

perancangan ini dilakukan karena pengayakan lebih cepat, produktivitas pasir

halus meningkat dan menghemat ongkos pekerja yang seharusnya bisa

dikerjakan oleh satu orang operator. Namun hingga saat ini pekerjaan

mengayak pasir masih dilakukan dengan cara manual menggunakan tenaga

manusia memakai pengayak tradisional.

2.5 Perkembangan Mesin Pengayak Pasir

Dalam sejarahnya, pekerjaan pengayakan atau pemisahan pasir pertama

kali dilakukan dengan tenaga manusia yang membutuhkan 3 operator terdiri

dari dua operator pengayak dan satu operator pengarah pasir. Metode ini

menggunakan balok kayu persegi panjang yang di beri mesh. Proses ini

membutuhkan waktu yang lama karena terbatasnya tenaga manusia.

Material pasir halus dan kerikil yang telah diayak masih harus dipindahkan

secara manual menggunakan tenaga manusia. Disaat jaman yang sudah

maju seperti sekarang ini, pekerjaan manusia sudah dibantu oleh kemajuan

mesin. Sehingga membuat pekerjaan pengayakan pasir sudah dilakukan

secara otomatis. Faktanya pekerjaan lebih hemat biaya, efektif kerja dan

efisien waktu. Oleh karena itu, sudah banyak mesin pengayak pasir otomatis

yang sudah dipatenkan. Penemu atau inventor banyak melakukan

pembaruan atau inovasi mulai dari sistem kerja sampai desain mesin. Berikut

beberapa contoh mesin pengayak pasir yang sudah dipatenkan :


1. CN202238642U CN202238642U adalah paten mesin pengayak pasir

sistem vibration. Pengayak masih belum optimal karena pasir bisa tumpah

atau jatuh ke samping saat mesin berjalan. Pengambilan juga masih sulit

karena output pasir halus berada di bawah rangka mesin.

Gambar 2.5 Mesin Pengayak Pasir Tipe Vibration


Sumber: http://www.supersonicmch.com/mesin-ayak-pasir.htm

2. CN201519658U CN201519658U merupakan paten yang berhubungan

dengan mesin pengayak pasir sistem rotary horizontal model tabung. Pasir

hasil pengayakan masih harus diambil manual dan berpotensi tercampur

dengan material kerikil. Saat pemasukan pasir masih sulit karena terdapat

poros ditengah. Kemudian dalam observasi di lapangan terdapat banyak

inovasi mesin pengayak pasir yang telah ada di pasaran. Sebagai

contohnya seperti mesin pengayak pasir sistem rotary horizontal model

segi enam. Mesin ini mampu mengayak pasir secara otomatis. Mesin

bekerja mengayak secara rotary horizontal dengan tabung enam. Mesin ini

dirasakan beberapa pengguna masih kurang efektif karena mekanisme


dan desain mesin yang kurang baik. Kendala terjadi ketika operator

memasukkan pasir ke tabung pengayak karena terhalang rangka dan

terdapat poros ditengah tabung pengayak segi enam. Pengambilan pasir

halus juga masih manual karena tidak adanya hopper dibawah tabung.

Gambar 2.6 Mesin Pengayak Pasir Sistem Rotary Horisontal Model Segi
Enam
Sumber:https://www.bisnis1.com/pages/business/123/mesin-pengayak-pasir-
rotary-otomatis/

2.6 Teori Desain Perancangan

Pengetahuan dasar tentang perancangan meruapakan kegiatan awal dari

suatu proses dalam pembuatan produk. Sehingga sebelum produk

dilakukanlah perancangan terlebih dahulu yang nantinya akan menghasilkan

desain gambar sket atau gambar kerja dan perhitungan mesin. Kemudian

Digambar kembali sesuai dengan teori atau aturan gambar yang ada.

Dengan demikian semua orang yang terlibat dalam proses pembuatan akan

mengerti. (Sularso dan K Suga, 1991)

2.7 Komponen Mesin Pengayak Pasir

2.7.1 Perencanaan Poros

Poros (shaft) merupakan komponen yang berputar pada sumbunya, bisa


berbentuk lingkaran maupun segi banyak dan salah satu bagian yang penting

dalam setiap mesin. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

oleh poros. Macam-macam poros untuk meneruskan daya menurut

pembebanan sebagai berikut :

1. Poros Transmisi

Poros macam ini mendapat beban punter murni atau punter dan

lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,

pulley sabut atau sprocket rantai dll.

Gambar 2.7 Poros Transmisi


Sumber:
https://maretaramadhanis.wordpress.com/2016/05/13/macam-macam-
poros/

2. Spindel

Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin

perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindle.

Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil

dan bentuk serta ukurannya harus teliti.


Gambar 2.8 Spindel
Sumber: motorteknik/roda-mesin-spindel-alat-bantu-dorong-kayu-
ukuran-60x100

3. Gandar Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta

barang, dimana tidak mendapat beban punter, bahkan kadang-kadang

tidak boleh berputar disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat

beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana

akan mengalami beban puntir juga.

Gambar 2.9 Gandar poros


Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/tengfei-
manufacturer-light-duty-trailer-axle-spindle-62105491388.html

Berikut adalah al-hal yang perlu diperhatikan ketika merencanakan poros :

1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur atau

gabungan antara punter dan lentur seperti telah diutarakan diatas. Juga ada

poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling

kapal atau turbin dll. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi

tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur

pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup

kuat untuk menahan beban-beban diatas.

2. Kekakuan poros

Kekakuan poros harus diperhatikan untuk menahan beban lenturan atau

defleksi puntiran yang terlalu besar yang akan mengakibatkan ketidak telitian

atau getaran dan suara.

3. Putaran kritis

Bila puntiran mesin dinaikkan maka pada suatu harga puntiran tertentu

dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran

kritis. Maka poros harus direncanakan sehingga putaran kerjanya lebih

rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan bahan korosi harus dipilih untuk propeller dan pompa bila terjadi

kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros

terancam korosi dan poros poros mesin yang sering berhenti lama.

5. Bahan poros
Dalam perencanaan poros harus diperhatikan bahan poros biasanya poros

untuk mesin terbuat dari tiga baha batng yang ditarik dan difinis, baja karbon

konstruksi mesin (baja S-C). Baja yang dioksidasi tahan aus, umumnya

dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit nikel, milibden, baja krom,

baja krom molibden dan lain lain. (Sularso dan K Suga, 1991) Berikut adalah

tabel bahan dan kekuatan tarik poros :

Tabel 2.1 Baja Karbon Untuk Kosntruksi Mesin

Kemudian setelah menentukan bahan poros maka ada beberapa tahapan

untuk menentukan diameter. Kecepatan sudut (ω) yang terjadi menurut (R.S.

Khurmi, 2005) dapat dihitung dengan persamaan 2.1 :

2.3,14
¿ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .(2.1)
60

Dimana:
ω = Kecepatan Sudut (rad/s)

n = Putaran (rpm)

Torsi yang digunakan mesin bisa dihitung dengan menggunakan persamaan

2.2 sebagai berikut :

T = F.r ....................................................................................................... (2.2)

Dimana :

F = Gaya (N)

r = Jarak tegak lurus (m)

Data yang digunakan untuk menggerakkan mesin (P) menurut (R.S.

Khurmi,2005) dapat dihitung menggunakan persamaan 2.3 :

P = T. ω ..................................................................................................... (2.3)

Dimana :

T = Torsi (Nm)

ω = Kecepatan Sudut (rad/s)

Selanjutnya perlu ditinjau tegangan geser yang diizinkan (τ a) dengan

persamaan 2.4 sebagai berikut :


σB
τa = ................................................................................................... (2.4)
Sf1.Sf2
Dimana :

Sf1 = 6 (untuk bahan S-C)Sf2 = 1,3 – 3,0………..(Sularso dan K Suga, 1991)


Bila momen punter dan tegangan geser yang diizinkan diketahui maka bisa

mencari diameter poros (Sularso dan K Suga, 1991) dengan persamaan 2.5

ds3 = (5,1/τa) √(Km. M)2 + (K. T)2....................................................................... (2.5)

Jadi diameter poros bisa diketahui.

Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya

terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan

pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang. Jika memang

diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat

dipertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2- 2,3.(jika

tidak diperkirakan akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).

Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter.

Poros yang dipakai untuk putaran tinggi dan beban berat umumnya terbuat

dari paduan dengan pergeseran kulit yang sangat tahan terhadap keausan.

Beberapa diantaranya adalah baja chroome, nikel, dan lain sebagainya.

Namun pemakaian baja khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya

putaran tinggi dan beban berat.

2.7.2 Perencanaan Pulley dan Sabuk

Pulley digunakan untuk memindahkan daya dari satu poros ke poros

yang lain dengan alat bantu sabuk. Karena perbandingan kecepatan dan

diameter berbanding terbalik, maka pemilihan pulley dilakukan dengan teliti


untuk mendapatkan perbandingan kecepatan yang diinginkan. Diameter luar

digunakan untuk alur dan diameter sabuk dalam untuk poros. Jarak antar

poros yang tidak memungkinkan menggunakan transmisi roda gigi membuat

sabuk akan sangat efektif untuk meneruskan daya dari motor penggerak ke

bagian yang akan digerakan.

Gambar 2.10 Pulley


Sumber: https://faroe.desertcart.com/products/6092208-4-45-x-7-8-single-
groove-fixed-bore-a-pulley-ak-46-x-7-8

Sabuk terbuat dari karet dan tenunan serat dengan penampang trapezium

untuk van belt dan persegi untuk flat belt. Bagian sabuk yang membelit akan

mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah

besar Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk van belt karena

mudah penanganannya dan harganya pun murah. Kecepatan sabuk

direncanakan 1 sampai 20 m/s pada umumnya dan maksimal 25 m/s.

Sebagai proporsi penampang sabuk yang umum dipakai, daya maksimum

yang dapat ditransmisikan kurang lebih 500 kW.


Gambar 2.11 V-Belt
Sumber: http://daihatsucharadeg10.blogspot.com/2013/04/arti-fan-belt-dan-v-
belt.html

Untuk merencanakan pulley dan sabuk dengan hasil yang baik maka terlebih

dahulu kita harus mengetahui :

1. Daya yang ada pada motor penggerak.

2. Diameter pulley.

3. Putaran yang dikehendaki yang berdasar pada kebutuhan

pengguna.

Berikut adalah cara menentukan diameter pulley dengan persamaan 2.10

perbandingan reduksi :

n 1 dp 1
i= = …………………………………………………………..……….(2.6)
n 2 dp 2

n1 = Putaran pengerak

n2 = Putaran yang digerakkan

dp2 = Diameter penggerak

dp1 = Diameter yang digerakkan


Selanjutnya menghitung kecepatan sabuk ( V ) dengan persamaan 2.7

sebagai berikut :

dp . n 1
v=
60.1000
…………………………...………………………….…..(2.7)

Dengan

dp = Diameter motor penggerak

n1 = Putaran pada motor penggerak

Tabel 2.4 Faktor Koreksi Sabuk

Kemudian menentukan panjang sabuk ( L ) dengan persamaan 2.8 sebagai


berikut:
Gambar 2.10 Panjang Keliling Sabuk
Sumber: https://niagakita.id/2018/10/28/pengertian-v-belt-cara-ukur/

π 1
L=2 A+ ( dp+ Dp ) + ( Dp+dp ) ❑2…………………….………………..(2.8)
2 4a

Dengan :

A = Panjang antar poros

Dp =Diameter penggerak

Dp = Diameter yang digerakkan

Setelah didapatkan diameter pulley, kecepatan dan panjang sabuk, maka

menghitung umur belt dengan persamaan 2.9 sebagai berikut :

p
S 0= ……………………………………………………….…………………(2.9)
2. φ
Dengan :

P = Gaya rencana (kg)

φ = 0,5 – 0,6 (flat belt)

= 0,7 – 0,9 (V-belt)

= Beban operasi maksimum

Tegangan maksimum belt (σmak) dihitung dengan persamaan 2.10 sebagai

berikut :
2
so P y . v❑ h
σmak = + + + Eb . ……………………………………...………(2.10)
F 2 f 10. g Dmin

Dengan:

P = Gaya rencana (kg)

F = luas penampang sabuk (cm2)

So = Gaya gesek (kg)

V = Kecepatan sabuk (m/s)

H = Ketinggian sabuk (mm)

Dmin = Diameter minimal (mm)

γ = Faktor koreksi

v
u= ………………………………………………………………………..….(2.11)
L

Dengan :

V = kecepatan (m/s)

L = Panjang sabuk (mm)

H=
Nbase
(+
σfat
3600. μ . x σmak )
❑m ………………………………………………………
(2.12)

Dengan :

Nbase = dasar fatigue test = 107 siklus.

σfat = batas lelah yang berkait dengan Nbase

= 60 kg/cm2 untuk flat rubber belt


= 30 kg/cm2 untuk flat cotton belt

= 90 kg/cm2 untuk V-belt

σmax = tegangan maksimum belt

u = jumlah putaran belt per detik

x = jumlah puli dalam sistem

m = 5 untuk flat belt dan m = 8 untuk V-belt

2.7.3 Perencanaan Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,

sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara

halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika

bantalan tidak berfungsi dengan baik maka keandalan sistem akan menurun

atau tidak dapat bekerja. Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Bantalan luncur

Bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena

permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan

lapisan pelumas. Bantalan luncur dapat dibedakan jenisnya menjadi 3 yaitu :

1. Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder, elips dll.

2. Bantalan aksial,yang dapat berbentuk engsel, kerah, michel dll.


3. Bantalan khusus, yang berbentuk bola dll. Menurut penerapannya

terdapat bantalan untuk penggunaan umum, poros engkol, bantalan

mesin utama mesin perkakas, bantalan roda kereta api, dll.

Gambar 2.11 Macam-Macam


Bantalan Luncur
Sumber:http://iyanarafah.blogspot.com/2010/11/bantalan-luncur.html

b. Bantalan gelinding

Bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang

berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru),

rol atau rol jarum dan bulat. Seperti pada gambar 2.7, elemen gelinding

seperti bola atau rol dipaasang diantara cincin luar dan cincin dalam.

Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat

gerakan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil.

Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat

kecil maka besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi

sangat tinggi. Oleh karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai
ketahanan dan kekerasan yang tinggi. Bantalan gelinding seperti pada

bantalan luncur dapat bedakan menjadi bantalan radial dan aksial. Menurut

bentuk elemen gelindingnya dapat dibedakan menjadi bantalan bola dan rol.

Berdasarkan pemakaiannya dapat digolongkan atas bantalan otomobil,

bantalan mesin dan bantalan instrument. Bantalan gelinding biasa terdapat

dalam ukuran metris dan inch dan distandardkan ISO dengan nomor kode

insternasional menurut ukurannya.

Gambar 2.12 Macam-Macam Bantalan Gelinding


Sumber: https://www.omesin.com/2020/07/bantalan-gelinding-ball-bearing-
elemen.html
Bantalan bisa direncanakan setelah mencari diameter poros. Dengan ini

maka nomor bantalan bisa di tentukan dengan menggunakan tabel 2.4

penomoran bantalan.
Gambar 2.13 Profil Bantalan
Sumber: https://slidetodoc.com/gambar-bantalan-gelinding-yang-
disederhanakan-sarjiyana-the-factor/

Tabel 2.3 Penomoran Bantalan


Umur bantalan bola bearing (Sularso dan K Suga, 1991) dapat

ditentukan dengan persamaan 2.13 sebagai berikut :

1. Factor kecepatan (fn)

c
fh=fn …………………………………………………….……………….…(2.15)
p

Dimana :

N = Putaran yang digerakkan (rpm)

2. Beban ekivalen dinamis (P)

P = XFr + YFa .........................................................................................(2.14)


Dimana :

Fr = Beban radial (kg)

Fa = Beban aksial (kg)

X = Nilai berdasarkan tabel 2.4

Y = Nilai berdasarkan tabel 2.4

Tabel 2.4 Faktor Faktor Harga X dan Y


3. Faktor umur (fh)

c
fh=fn …………………………..………………………………..…………..(2.15)
p

Dimana :

fn = factor kecepatan

C = kapasitas dinamis( kg)

4. Umur nominal bantalan (Lh)

Lh = 500.fh3……………........................................................................... (2.16)

2.7.4 Motor Penggerak

Dalam kehidupan sehari-hari, peran motor sangat vital. Motor

digunakan untuk membantu mempercepat dan mempermudah pekerjaan.

Motor merupakan suatu alat yang digunakan sebagai penggerak. Beberapa

motor yang sering digunakan yaitu motor bakar dan motor listrik. Kedua

motor tersebut merupakan alat konversi energi karena merubah energi


tertentu (berdasarkan sumber energi yang digunakan) menjadi energi yang

lain (dalam hal ini menjadi energi gerak).

Adapun beberapa perbedaan dari motor bakar dan motor listrik

diantaranya adalah :

1. Berdasarkan sumbar tenaga yang digunakan

a. Motor bakar

Pada motor bakar, sumber tenaga atau energi yang digunakan untuk

dirubah menjadi energi gerak adalah berasal dari energi panas. Energi panas

ini di dapatkan dari proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Gambar 2.14 Motor Bakar

Sumber: https://shopee.co.id/Mesin-Penggerak-Serbaguna-Engine-Honda-
GX-160-5-5-HP-Berkualitas-i.11063694.693565934
b. Motor listrik

Pada motor listrik, sumber tenaga atau energi yang digunakan untuk

dirubah menjadi energi gerak adalah berasal dari energi listrik.


Gambar 2.15 Motor Listrik

Sumber: https://www.viarohidinthea.com/2015/02/motor-listrik.html

2. Berdasarkan prinsip kerjanya

a. Motor bakar

Prinsip kerja dari motor bakar (motor bakar pembakaran dalam) terdiri

dari empat langkah yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha

dan langkah buang. Motor bakar pembakaran dalam dibedakan menjadi dua

jenis yaitu motor bensin dan motor diesel.

b. Motor listrik

prinsip kerja motor listrik memanfaatkan sifat-sifat dari magnet yaitu apabila

dua buah magnet yang memiliki kutub yang berbeda saling didekatkan maka

akan saling tarik menarik dan apabila dua buah magnet yang memiliki kutub

yang sejenis maka akan tolak menolak. Oleh sebab itu, motor listrik terdapat

dua magnet, yaitu magnet yang posisinya tetap dan magnet yang dapat

berputar (atau sering disebut dengan armature).

2.7.5 Speed Reducer


Gearbox atau speed reducer adalah alat penghubung atau peminda

tenaga antara motor dan poros. Biasanya digunakan untuk menurunkan

putaran motor penggerak (motor listrik atau bakar) ke komponen yang akan

digerakkan sesuai putaran yang diinginkan namun tidak menurunkan

torsinya. Pemilihan speed reducer dilakukan dengan menghitung reduksi

terlebih dahulu, kemudian baru menyesuaikan rasio perbandingan speed

reducer yang ada di pasaran.

Gambar 2.16 Speed Reducer


Sumber: https://www.dutamakmurgearindo.com/gear-reducer-wpa/

2.7.6 Pasak

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menyambung

dan mengunci bagian-bagian mesin pada poros seperti roda gigi, pulley,

sprocket, kopling dll. Dengan menggunakan pasak maka sambungan bisa

dilepas sewaktu-waktu. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan

dengan membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub

sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu


poros.

Berikut macam-macam pasak yang umumnya biasa dipakai pada mesin :

1. Pasak Benam

Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan

setengah pada bagian hub.

2. Pasak Pelana

Terdiri dari dua tipe, yakni :

a. Pasak Pelana Datar

Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada

lengkung poros, jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban

torsi. Sehingga hanya mampu digunakan untuk poros-poros beban ringan

sebagai penyortir beban.

b. Pasak Pelana Lengkung

Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan

bagian sudut bawahnya dipasang pas pada bagian lengkung poros.

3. Pasak Bulat

Pasak bulat Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang

ngepas dalam lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah

pembuatan alur dapat dilakukan dengan mudah setelah hub terpasang

pada poros dengan cara dibor. Umumnya digunakan untuk poros yang
meneruskan tenaga putar kecil. Ada dua posisi pemasangannya atau

kedudukannya pada poros dan hub, yakni :

 dipasang membujur (sejajar sumbu poros)

 dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)

4. Pasak Bintang

Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-

tipe lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros

dan hub yang saling terkait. Umumnya digunakan untuk poros-poros yang

harus mentrasmisikan tenaga putar besar, seperti pada mesin-mesin tenaga

dan sistim transmisi kendaraan.

Gambar 2.17 Penampang Pasak


Sumber:https://teknikmesinpedia.blogspot.com/2018/10/pasak-
sunk.html

Tabel 2.5 Ukuran dan Alur Pasak


Berdasarkan tabel 2.5 maka pasak dirancang dengan menyesuaikan

diameter poros seperti pada tabel 2.4. Setelah dimensi pasak diperoleh,

maka tegangan geser (Ʈka ) bisa ditentukan dengan menentukan gaya (F)

terlebih dahulu (Sularso dan K Suga, 1991):

T
F=

()
ds ………………………………………………………………..……..(2.17)
2

Dengan :

F= Gaya tangensial pada permukaan poros (kg)

T= Momen Puntir yang terjadi pada poros (kg.mm)

ds= Diameter poros ruang pemarut (mm)

F
Ʈka= …………………………………..........................……..…………(2.18)
b.l

Dengan :

Ʈka = Tegangan geser (kg/mm2)


F = Gaya (kg)

b = Lebar (mm)

l = Panjang (mm)

2.7.7 Wire Mesh

Wire mesh atau saringan kawat adalah alat penyaring atau pemisah

material yang sebelumnya berukuran lebih besar dan dalam penggunaanya

biasa dipakai mulai dari industri penepungan atau penghalusan sampai

pemfilteran fluida (cair maupun gas) mulai dari ukuran saringan yang sangat

kecil. Mesh mampu menyaring partikel mulai dari diameter 0,001 hingga 7

milimeter. Saringan stainless steel banyak digunakan pada proses metallurgi

dan pertambangan. Industri yang membutuhkan pasir dengan ukuran yang

seragam umumnya menggunakan saringan kawat stainlesssteel untuk

proses pengayakan pasir.

2.7.7.1 Fungsi Wire Mesh

Dalam dunia konstruksi, tidak ada bagian atau komponen yang tidak

memiliki manfaat. Seluruh bagian yang terdapat di dalamnya semua saling

berkaitan satu dengan yang lainnya dan memiliki peran untuk membuat

bangunan menjadi lebih kokoh dan berdiri dengan sempurna. Sama halnya

dengan besi wiremesh, di bawah ini adalah beberapa contoh fungsi dan

kegunaan besi wiremesh yang perlu Anda ketahui:


1. Wiremesh digunakan untuk menjadi besi tulangan saluran drainase

beton precast seperti u ditch precast, culvert box hingga tutup buis beton.

2. Digunakan sebagai penguat dari dak beton pada bangunan hingga plat

lantai. Besi wiremesh menjadi sangat efektif apabila digunakan pada

bangunan bertingkat karena sanggup untuk menopang beban yang

berat.

3. Bisa dimanfaatkan untuk plat beton yang berada di tanah karena mampu

untuk mengeraskan struktur tanah sehingga sanggup untuk menopang

berbagai beban yang berat di atasnya.

4. Wiremesh juga sering digunakan untuk konstruksi jalan raya hingga tol

karena kemampuannya untuk menahan beban yang sangatlah baik.

5. Plat beton yang menggantung juga dibuat dengan memanfaatkan

wiremesh. Plat beton menggantung ini bisa dimanfaatkan untuk

konstruksi bangunan bertingkat atau saluran pembuangan air hujan.

2.7.7.2 Jenis – jenis Wire Mesh

1) Wiremesh lembaran. Sesuai dengan namanya, besi ini dijual dalam bentuk

lembaran yang memiliki ukuran standar 210 cm x 540 cm.


Gambar 2.18 Wire Mesh Lembaran
Sumber: https://readymix.co.id/definisi-dan-spesifikasi-wiremesh-juga-
manfaatnya/

2) Wiremesh gulungan. Dijual dalam bentuk gulungan, besi ini memiliki

ukuran dalam meter lari dengan lebar sebesar 210 cm.

Gambar 2.19 Wire Mesh Gulungan


Sumber: https://supplierkawat.web.id/wiremesh-gresik/

2.7.8 Penelitian Terdahulu

a. Agus Saleh, Thomas Ryan Hizkhia.

Agus Saleh, Thomas Ryan Hizkhia, 2021. Perancangan Transmisi Mesin

Pengayak Pasir. Tujuan Penelitian ini yaitu Fungsi dari mesin pengayak pasir

ini adalah sebagai alat untuk memisahkan butiran pasir halus dan kasar,
sehingga ukuran butiran pasir menjadi relatif sama. Selain itu, mesin

pengayak pasir juga dapat mempersingkat waktu dan tenaga kerja. Cara

kerja mesin pengayak pasir, terlebih dahulu masukan pasir yang masih

berbeda besaran butirannya ke mesin penghancur, setelah itu giling pasir

hingga rata. Langkah selanjutnya adalah memasukan pasir yang sudah

dihancurkan ke mesin pengayak pasir yang berada tepat di bawah mesin

penghancurnya. Kemudian nyalakan mesin pengayak pasir dan pasir akan

terpisah dengan butiran besar dan butiran kecil.

Ketika motor listrik dihidupkan maka puli dari motor listrik akan berputar

dan ditransmisikan ke puli yang menyatukan poros dengan poros engkol.

Kemudian dari poros engkol di transmisikan ke tempat pengayakan pasir dan

pasir akan terpisah degan sendirinya.

Ayakan atau saringan merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan

bagian yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan

curah dan bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil. Tujuan dari proses

pengayakan ini adalah:

1. Mempersiapkan produk umpan yang ukurannya sesuai untuk beberapa

proses berikutnya.

2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam permukaan atau

oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan

kembali proses permukaan tahap berikutnya.

3. Meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.


4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya

dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai

dengan ukuran (10 mesh) (Arthur, 1927). Transmisi adalah suatu alat untuk

meneruskan tenaga dan putaran dari poros satu ke poros yang lain dan

dibantu dengan alat yang sesuai kebutuhan, misalnya alat itu adalah roda

gigi, rantai, kopling, sabuk, dll.

Sistem transmisi roda gigi banyak digunakan pada berbagai mesin.

Sebagai contoh di bidang otomotif, sistem transmisi yang digunakan adalah

transmisi roda gigi. Roda gigi merupakan elemen mesin yang digunakan

untuk memindahkan daya dan putaran dari satu poros ke poros lain tanpa

terjadi slip.

Prinsip dasar dari sistem transmisi roda gigi merupakan pengembangan

dari prinsip transmisi roda gesek. Gerakan dan daya yang ditransmisikan

melalui roda gigi, secara kinematis ekuivalen dengan yang ditransmisikan

melalui roda gesek atau cakram.

Sumber: (Widiyanto & Yogaswara, 2013) Dari uraian di atas secara garis

besar dasar sistem transmisi roda gigi adalah dua buah silinder yang

menggelinding (berputar) tanpa slip, kecepatan linier sama ( v1 = v2),

kecepatan sudut tidak sama (ω1 ≠ ω2). Konsep Perencanaan Sistem

Transmisi Pada perancangan suatu alat harus mempunyai konsep

perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar teori yang

akan dijadikan pedoman dalam perencanaan suatu alat. Perancangan ini


bagian elemen alat yang akan direncanakan atau diperhitungkan yaitu: 1)

motor, 2) daya penggerak, 3) pulley (puli), 4) sabuk v-belt, dan 5) poros.

Motor adalah suatu komponen utama dalam sebuah kontruksi permesinan

yang berfungsi sebagai sumber daya mekanik untuk menggerakan suatu

poros. Komponen lain yang dihubungkan dengan poros diantaranya adalah

puli atau roda gigi yang kemudian dihubungkan dengan sabuk atau rantai

untuk menggerakan komponen lain.

Motor listrik merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik disebut generator atau dynamo. Perubahan ini dilakukan dengan

mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai

electromagnet. Kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak

dan kutub-kutub tidak senama, tarik menarik. Maka kita dapat memperoleh

gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang

dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

Sumber: zuhal (2000). Secara umum daya diartikan sebagai kemampuan

yang dibutuhkan untuk melakukan kerja, yang dinyatakan dalam satuan

N.m/s, watt, ataupun HP. Penentuan besar daya yang dibutuhkan perlu

memperhatikan beberapa hal yang mempengaruhinya, diantaranya adalah

harga daya, gaya, torsi, kecepatan putar dan berat.

Puli Sebagai pengubah kecepatan dari sumber daya, mesin ini

menggunakan puli untuk mereduksi kecepatan yang dihasilkan dari sumber


daya yakni berasal dari motor listrik. Puli merupakan suatu alat yang

mekanisme kerjanya untuk menjalankan suatu kekuatan alur yang berfungsi

menghantarkan suatu daya. Cara kerja puli sering digunakan untuk

mengubah arah gaya yang diberikan, mengirim gerak dan merubah arah

rotasi. Diameter puli yang Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara

dua buah poros mengakibatkan tidak memungkinkannya menggunakan

transmisi langsung dengan roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah solusi

yang dapat digunakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung

yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium. Dalam

penggunaanya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V

pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan

sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar (Sularso & Suga,

2013). Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya

berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau

mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya. Pada

tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan survei terlebih dahulu dengan

observasi dan analisis secara langsung yaitu memastikan mesin yang akan

dibuat sangat dibutuhkan serta dapat berguna oleh lingkungan sekitar. Serta

pengumpulan data sebagai media pendukung dalam mewujudkan

perancangan mesin pengayak pasir, secara teori seperti rumus dan lain lain.

Hal ini dimaksud agar lebih terstruktur sehingga memudahkan dalam

pengerjaan pada langkah langkah berikutnya. Pada tahap ini adalah


perencanaan teknik, proses dan mekanisme dalam perancangan sistem

transmisi untuk memberikan gambaran dalam perancangan, ketahanan

material, dan rumus rumus yang akan digunakan sehingga untuk tahapan

mekanisme berikutnya berjalan dengan baik. Pemilihan bahan diperlukan

pada tahap ini yaitu untuk memastikan bahan yang digunakan sudah baik

dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan termasuk dalam keamanan

serta mempunyai mutu dan kualitas yang baik, setelah bahan terkumpul

selanjutnya memasangkan puli dan belt yang sudah dipilih pada motor listrik

dan poros. Dalam pemasangan poros dengan bearing duduk yang ukurannya

berbeda penulis menggunakan mesin bubut untuk mengecilkan diameter

poros agar dapat masuk pada bearing duduk menggunakan mesin bubut.

Pada tahapan perakitan mulai memasangkan motor listrik yang sudah dibuat

dudukannya sebelumnya. Selanjutnya pasang puli pada motor listrik dan

pasang poros dan puli untuk menyambungkan V-belt untuk menggerakan

poros. Pada tahap ini komponen yang sudah dirakit dapat diuji secara fungsi

maupun secara kinerja pada saat yang bersamaan dengan pengambilan data

dilakukan ketika mesin diuji. Disini hasil uji coba mesin, akan diamati baik

secara fungsi hasil sampai perhitungan apakah sudah sesuai atau belum.

Cara pengujian tersebut ialah dengan memasang seluruh komponen mesin

pada rangka. Jika komponen lain dapat terpasang dan berjalan dengan baik

berarti mesin tersebut telah sesuai dengan harapan. Tahap penulisan laporan

dengan cara menyimpulkan hasil fungsi dan kinerja mesin, kekuatan mesin
yang disesuaikan berdasarkan landasan teori maupun pertimbangan praktis

terutama mengenai bahan serta mekanismenya. Putaran motor diketahui

1420 rpm. Dapat dilihat, diameter minimum puli yang dianjurkan

menggunakan ukuran 3 inchi = 76,2 mm pada motor listrik. Maka ukuran

diameter puli gearbox adalah 6 inchi = 152,4 mm Prinsip kerja pada sistem

transmisi ini adalah ketika motor listrik on maka akan berputar kemudian

gerak putar dari mesin ditransmisikan ke puli 1 dengan menggunakan sabuk

v belt ke gearbox. Dari gear box ditransmisikan menggunakan rantai ke poros

pengaduk pasir. Prinsip kerja pada motor listrik ke dua adalah ketika motor

listrik dinyalakan maka akan berputar kemudian gerak putar dari mesin

ditransmisikan ke puli dan poros pengayak pasir.dari poros ditransmisikan ke

poros engkol yang pada akhirnya menggerakan pengayak pasir.

Penyesuaian dengan komponen lain atau uji fungsi, dilakukan guna

membuktikan apakah komponen pendukung (tempat pengayak pasir), dapat

dipasang pada sistem transmisi yang telah dibuat. Setelah melakukan

perancangan, perakitan dan perhitungan pada sistem transmisi, langkah

selanjutnya adalah melakukan beberapa pengujian, guna mengetahui

kinerjanya.

Uji kinerja dilakukan dengan cara pengamatan alat dengan menjalankan

sistem transmisi, apakah terjadi kekeliruan atau tidak pada setiap komponen

yang bekerja pada sistem transmisi. Cara pengujian tersebut adalah dengan

mengoperasikan mesin tersebut apakah sudah berjalan sesuai keinginan.


Jika mesin beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, maka sistem

transmisi yang telah dibuat telah sesuai dengan yang diinginkan. Dari hasil

pembahasan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memanfaatkan motor listrik

sebagai sumber tenaga yang diteruskan kepuli dan transmisi sabuk, lalu

diteruskan keputaran poros yang terpasang pada piringan engkol yang

mengakibatkan ayakan akan bergerak berayun dan siap menerima pasir

untuk diayak.

2. Alat pengayak pasir dapat dibongkar pasang bagian saringannya,

sehingga dapat mengganti saringan sesuai kebutuhan.

3. Dapat menghemat tenaga kerja dan dapat mempersingkat waktu kerja

karena pasir yang di ayak tidak memakan banyak waktu.

4. Mesin pengayak pasir ini dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat

mengoperasikan dengan 1 orang saja.

b. Haris Mujianto, dan Miftahul Rahmi

Haris Mujianto, dan Miftahul Rahmi, 2019. Pengaruh Sudut Kemiringan

(Inklinasi) Terhadap Unjuk kerja Ayakan Getar (Vibrating Screen). Tujuan

Penelitian Ini yaitu Pengayakan merupakan satuan proses pemisahan dari

berbagai ukuran bahan untuk dipisahkan ke dalam 2 atau 3 kategori dengan

menggunakan ayakan. Setiap kategori yang keluar dari ayakan mempunyai

ukuran yang seragam [6]. Ayakan getar merupakan suatu peralatan dengan

gerak mekanik yang memanfaatkan gaya-gaya eksitasi guna memisahkan


material berdasarkan ukuran butir material yang dikehendaki. Pada umumnya

pengayak getar mengunakan poros eksentris untuk menghasilkan gaya

eksitasi [9].

Getaran yang terjadi di ayakan getar merupakan gerak bolak-balik yang

menimbulkan efek gerak memantul (bumping) pada bahan atau material yang

diproses. Gerak partikel di atas ayakan terbagi dalam 3 area utama sebagai

fungsi dari panjang ayakan yaitu hubungan partikel terhadap laju aliran

bahan, fase pembentukan fraksi dan fase pemisahan [4].

Aliran material sepanjang ayakan akan membentuk lapisan material yang

ketebalannya merupakan fungsi dari laju aliran material tersebut. Partikel

dengan ukuran yang lebih kecil cenderung untuk berada di lapisan bawah.

Partikel berukuran lebih besar akan membentuk lapisan ganda (double layer)

konsentrasi tinggi di atas ayakan [3]. Dalam eksperimen, unjuk kerja ayakan

getar dapat didefinisikan sebagai laju massa hasil ayakan optimal [9]. Hal ini

dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap massa bahan yang

diproses dan lama waktu pemrosesan. Unjuk kerja ayakan getar dipengaruhi

oleh [8]: o, 10o, 15o, 20o dan 25o), 3 variasi laju aliran bahan dengan bukaan

katup geser (5, 10 dan 15 gr/detik) dan 3 variasi putaran motor penggerak

(1000 rpm, 1200 rpm dan 1450 rpm). Variabel terikat yaitu prosentase hasil

ayakan dan laju hasil ayakan. Bahan yang digunakan adalah pasir kali

sebanyak masing-masing 1 kg untuk 3 ukuran ayakan. Pengambilan data


dilakukan dengan 3 kali ulangan. Ayakan getar dibuat dengan ukuran

panjang 150 cm dan lebar 30 cm. Panjang 150 cm dibagi menjadi 3 bagian

masing-masing 50 cm untuk ayakan halus, ayakan sedang dan ayakan

kasar. Gerakan alat dilakukan dengan mekanisme engkol yang digerakkan

dengan sebuah motor listrik. Pengaturan putaran motor listrik dilakukan untuk

variasi gaya eksitasi pada ayakan. Hasil pengambilan data 3 ulangan dihitung

nilai rata-ratanya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 1. Bahan pasir

dengan 3 kategori ukuran masing-masing seberat 1 kg sehingga total berat

3000 gram. Waktu rata-rata pada tabel 1 adalah waktu total untuk proses

ayakan dengan 3 ukuran ayakan. Laju proses ayakan dihitung dengan cara

membagi berat bahan dengan waktu proses. Misal untuk data sudut ayakan

5o, putaran 1000 rpm dan laju pemasukan bahan 5 gr/dt.

Waktu ayakan maksimum terjadi pada variasi sudut kemiringan ayakan 5o,

laju aliran bahan 5 gr/dt dan putaran 1000 rpm yaitu sebesar 243,76 detik.

Waktu ayakan minimum terjadi pada variasi sudut kemiringan ayakan 25o,

laju aliran bahan 15 gr/dt dan putaran 1450 rpm yaitu sebesar 98,74 detik.

Laju aliran massa ayakan maksimum terjadi pada variasi sudut kemiringan

ayakan 25o, laju aliran bahan 15 gr/dt dan putaran 1450 rpm yaitu sebesar

10,13 gram/detik. Waktu ayakan minimum terjadi pada variasi sudut

kemiringan ayakan 5o, laju aliran bahan 5 gr/dt dan putaran 1000 rpm yaitu

sebesar 4,10 gram/detik.

Hasil analisis statistik Anova satu arah menggunakan SPSS for windows
17.0 pada tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi untuk faktor laju

ayakan dan waktu ayakan sebesar 0,786 dan 0, 856. Hal ini menunjukkan

bahwa pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini telah

menghasilkan data dengan tingkat signifikansi yang relatif tinggi. Sudut

kemiringan ayakan getaran menghasilkan gerak memantul bahan yang

diproses, laju aliran bahan ke hopper menyebabkan lebih banyak bahan yang

diproses dan putaran motor penggerak yang semakin besar akan

menyebabkan frekuensi gerak eksitasi semakin besar. Ketiga faktor ini akan

menyebabkan hasil ayakan semakin besar sedangkan waktu ayakan akan

semakin kecil. Laju ayakan berbanding terbalik dengan waktu ayakan

sehingga waktu ayakan yang kecil akan menyebabkan laju ayakan semakin

besar.

c. Andre Irawan Cahyono, Ikhwanul Qiram, Gatut Rubiono

Andre Irawan Cahyono, Ikhwanul Qiram, Gatut Rubiono, 2019. Pengaruh

Sudut Kemiringan dan Kecepatan Putaran Saringan Pada Unjuk Kerja Mesin

Pengayak Pasir Tipe Rotary. Tujuan Penelitian ini yaitu Bedasarkan uraian

diatas penulis ingin meneliti tentang hasil ayakan dalam proses saringan

pasir pada mesin pengayak pasir tipe rotary dengan penggunaan variasi

sudut kemiringan 10°, 15°, dan 20° dan kecepatan putaran saringan dengan

rpm 30, rpm 40, dan rpm 50. pada variasi ini diyakini dapat mempengaruhi

hasil ayakan pasir dan kecepatan proses ayakan. Variabel bebas : sudut

ayakan pasir dengan variasi 10, 15, 20 dan kecepatan putaran ayakan pasir
menggunakan variasi 30, 40 dan 50 rpm.

Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil ayakan dengan 3 jenis

bahan (pasir) yang berbeda. Peralatan mesin pengayak pasir skala

laboratorium berukuran panjang 100 cm, lebar 75 cm, tinggi 100 cm, keliling

tabung 162 cm diameter tabung 25 cm panjang tabung ayakan 120 cm

dengan skema sebagai berikut. Data yang didapat pada hasil proses

pengayakan pasir dengan variable yang telah di tentukan kemudian dihitung

nilai rata-ratanya, selanjutnya dilakukan perhitungan unjuk kerja mesin

pengayak pasir. data dengan mengunakan sudut kemiringan 20°, pada hasil

ayakan pasir halus semakin besar rpm yang digunakan maka hasil ayakan

yang didapat semakin sedikit dengan berat 0,88 kg dan hasil ayakan tertinggi

didapat pada rpm 30 dengan berat 1,17 kg. Kemudian pada pasir sedang

semakin besar rpm yang digunakan maka hasil ayakan yang didapat semakin

sedikit dengan berat 1,37 kg sedangkan hasil ayakan pasir sedang terbanyak

didapat pada rpm 30 dengan berat 1,95 kg, pada hasil ayakan pasir kasar

semakin besar rpm yang digunakan maka hasil yang di dapat semakin tinggi

dengan berat 3,42 kg dan hasil ayakan pasir kasar terendah didapat pada

rpm 30 dengan berat 2,78 kg. data kecepatan proses ayakan pasir dengan

satuan kg/dt, pada rpm 30 didapat hasil kecepatan proses saringan pasir

terbanyak pada sudut 20° dengan hasil 0,65 kg/dt dan hasil proses ayakan

pasir sedikit pada rpm 30 didapat pada sudut kemiringan 10° dengan hasil

0,57 kg/dt. Kemudian pada rpm 40 proses ayakan pasir didapat nilai
terbanyak pada sudut kemiringan 20° dengan hasil 0,82 dan hasil proses

ayakan sedikit pada rpm yang sama menggunakan sudut 10° dengan hasil

0,73 kg/dt. Pada rpm 50 didapat hasil kecepatan proses saringan terbanyak

menggunakan sudut kemiringan 20° dengan hasil 1,06 kg/dt dan hasil sedikit

dengan rpm yang sama didapat pada sudut kemiringan 10° dengan hasil 0,83

kg/dt. Pada gambar 3 menunjukan bahwa semakin besar sudut dan rpm yang

digunakan maka semakin cepat lama waktu proses saringan pasir yang

dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut kemiringan memberikan pengaruh

terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Sudut kemiringan ayakan

berbanding lurus terhadap hasil bulir pasir dengan ragam ukuran. Hasil

dengan kualitas ayakan terbanyak terdapat pada sudut 10° dengan berat

pasir halus 1,35 kg, hasil pasir kasar 1,97 kg, dan hasil pasir kasar 2,68 kg.

Semakin besar sudut kemiringan yang digunakan memberikan hasil saringan

pasir yang sedikit, disebabkan karena adanya gaya gravitasi pada tabung

pengayak pasir yang akan disaring. Sehingga hasil pasir yang disaring tidak

tersaring dengan baik. Kondisi ini sesuai dengan teori Gerak jatuh bebas,

dimana benda akan jatuh menuju arah vertical, pergerakan benda hanya

dipengaruhi oleh adanya percepatan pada gravitasi. Hal ini sebagaimana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan putaran saringan pasir

memberikan pengaruh terhadap proses ayakan pasir pada sudut 10° dengan

rpm 30 mengasilkan waktu proses 10,47 detik dan hasil berat pasir 0,57
kg/dt. Sedangkan proses ayakan dengan efisiensi lama waktu saringan

tercpat menghasilkan 1,06 kg/dt pada variable sudut 20° dan rpm 50. Hal ini

disebabkan karena pada proses pengayakan pasir dengan penggunaan rpm

yang besar, maka pasir yang akan disaring tidak tersaring dengan baik. Pada

proses ini kecepatan putaran tabung dengan rpm yang besar, pasir yang

terjadi didalam tabung pengayak terhempas sehingga hasil ayakan pasir

tidak sesuai tersaring pada kawat saringan dengan diameter yang sama.

Didapat hasil saringan pasir halus yang ikut tersaring ke saringan pasir

sedang, begitu juga yang terjadi pada pasir sedang yang ikut tersaring ke

saringan pasir kasar. Oleh karena itu kecepatan putaran tabung sangat

berpengaruh terhadap laju aliran pasir yang disaring. Hasil proses saringan

pasir terbaik didapat dengan menggunakan variable sudut 10° dan rpm 30

menghasilkan hasil saringan pasir halus 1,35 kg, hasil pasir kasar 1,97 kg,

dan hasil pasir kasar 2,68 kg.

Hasil kecepatan saringan terbaik didapat pada variable sudut 20° dan rpm 50

menghasilkan saringan pasir dengan berat 1,06 kg/dt. Pengaruh penggunaan

sudut kemiringan dan kecepatan rpm yang besar mendapatkan hasil kualitas

saringan pasir yang sedikit dan menghasilkan waktu selama proses saringan

lebih cepat. Sedangkan pengaruh penggunaan sudut kemiringan dan

kecepatan putaran yang rendah menghasilkan kualitas saringan pasir yang

tinggi dan menghasilkan waktu proses saringan pasir lebih lama. Saran
Pada penelitian selanjutnya disarankan menggunakan bahan pasir yang

berbeda (pasir basah). Disarankan pada penelitian berikutnya untuk

menambahkan sirip pada dinding tabung ayakan.

Anda mungkin juga menyukai