Anda di halaman 1dari 2

XX

Mengisi Kesepian

Sejujurnya, ada saat dimana kita merasa bahwa hidup ini sepi. Setiap kita pasti mengalami saat
dan suasana dimana kita merasa kesepian. Pada waktu itu, banyak orang umumnya mencoba
melakukan sesuatu yang bisa mengisi kekosongan hati atau kesepian tersebut. Apakah
melakukan ini dan itu; pergi ke tempat anu, ketemu siapa, nonton film, atau melakukan
pekerjaan lainnya. Sejatinya, pada waktu seperti itu, Tuhan sedang memanggil kita untuk
berurusan dengan Tuhan, yang bisa mengisi kesepian kita.

Terutama bagi kita yang mengalami kekecewaan; seperti ditinggalkan oleh orang yang kita
cintai, entah meninggal dunia, entah pergi ke tempat tertentu. Jangan merasa sebagai orang yang
ditinggalkan oleh siapa pun, karena ada satu Pribadi yang mau mengisi hidup kita, dan
Pribadi itu adalah Tuhan. Saat kita merasa kesepian atau merasa ada sesuatu yang harus
dikerjakan untuk membuat hidup seperti berdinamika, kita sebenarnya dipanggil untuk berurusan
dengan Tuhan.

Manusia harus memiliki dinamika hidup bersama dengan Allah. Pada umumnya, orang
memiliki dinamika hidup dengan sesamanya, barang-barang dunia, atau segala kesibukan yang
tidak terkait langsung dengan Allah. Manusia sudah biasa memiliki irama hidup seperti itu.
Tetapi ada saat dimana kita merasa ada sesuatu yang kurang. Sebenarnya ini panggilan untuk
berurusan dengan Tuhan. Apabila kita sedang mengalami kesulitan, tekanan, tindasan,
pergumulan berat, berarti kita memang dipanggil untuk berurusan dengan Tuhan.

Bukan hanya ke gereja seminggu sekali, atau di pertengahan minggu ikut persekutuan doa, tetapi
di setiap saat kita memikirkan Tuhan. Sampai kita benar-benar memiliki pengalaman riil
dengan Allah. Caranya dengan mengubah rutinitas hidup kita. Biasanya ketika merasa kesepian,
maka kita mencari teman untuk jalan atau kmembentuk komunitas arisan, sekarang kita
berurusan dengan Tuhan. Masuk ruang kamar, berdoa kepada Tuhan, mencari Tuhan. Bukan
berarti meninggalkan tanggung jawab, tetapi kita mengubah rutinitas dengan rutinitas baru.

Kalau seseorang mengisi hari hidupnya hanya dengan makan minum dan pesta pora, pasti tidak
ada berkat kekal yang dia terima. Orang-orang seperti ini sampai pada satu titik, ia tidak bisa
mengalami Tuhan, tidak mampu menghayati Tuhan. Karena ketika Tuhan memanggil dia
melalui perasaan kesepian, ia mengisinya dengan perkara-perkara fana. Jadi, kalau firman Tuhan
mengatakan, “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui. Berserulah kepada-Nya selama Ia
dekat.” berarti kalau kita diberi kesempatan untuk mencari Tuhan lalu tidak mencari Tuhan,
maka kita akan kehilangan wajah-Nya untuk selama-lamanya (Yes. 55:6). Sebab ada saat dimana
Tuhan tidak bisa ditemui.
Persoalan yang sering ada dalam hidup banyak orang—yang juga merupakan kebodohan
adalah ketika orang menunda. Menunda apa yang seharusnya dilakukan. Hal ini yang
membuat seseorang akan kehilangan kesempatan selama-lamanya. Ini adalah kengerian yang
dahsyat, bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele. Jadi kita harus mengubah rutinitas. Jangan
memaksakan diri menemukan Firdaus di bumi yang tragis ini. Kita akan ditipu oleh kuasa
kegelapan, lalu saat kita meninggal, kita tidak memiliki apa-apa. Tuhan akan menuntun kita
bagaimana memiliki motivasi hidup seperti ini.

Jangan seperti Esau yang menukar hak kesulungannya dengan semangkuk makanan. Ini adalah
pilihan. Oleh sebab itu, peringatan ini harus sungguh-sungguh kita tanggapi dan respons. Jangan
anggap sepele. Ingat, kalau kita menyalurkan kesepian kita kepada sesuatu, maka sesuatu
itu akan menjadi belenggu atau ikatan. Ikatan itu seperti sarang laba-laba yang makin hari
makin kuat, lalu tidak pernah bisa terlepas. Mengerikan sekali. Maka kalau kita mengarahkannya
kepada Tuhan, kita mengikatkan diri pada Tuhan dan dibelenggu oleh Tuhan. Berurusan dengan
Tuhan itu setiap saat. Sehingga akan menjadi kebiasaan menikmati hadirnya Bapa di dalam
kehidupan kita. Dan hidup kita akan berdinamika indah; dinamika hidup sebagai anak-anak
Allah.

Tidak mungkin orang yang dinamika hidupnya adalah dinamika hidup manusia seperti pada
umumnya—dimana mereka tidak hidup dalam iman yang benar kepada Tuhan—lalu nanti waktu
meninggal dengan mudahnya masuk surga, tidak mungkin. Orang yang tidak berurusan
dengan sungguh-sungguh dengan Tuhan, tidak mungkin masuk surga. Hanya orang-orang
yang berdinamika hidup sebagai anak-anak Allah, yang memiliki rutinitas hidup yang bergaul
dengan Tuhan, yang akan bersama-sama dengan Allah di dalam Kerajaan Surga.

Jadi, mulailah sejak sekarang dengan satu keputusan yang bulat bahwa kita memilih Tuhan.
Tidak perlu menunggu ada rasa kesepian, dan bertanya-tanya apa yang harus kita lakukan. Kita
sudah mempersiapkan waktu setiap hari untuk benar-benar mencari Tuhan, mengutamakan
Tuhan di dalam hidup. Firman Tuhan mengatakan, “pergunakanlah waktu yang ada,” berarti
waktu itu harus kita hidupkan, kita manfaatkan. Waktu yang kita hidupkan, artinya waktu yang
kita gunakan untuk mengenal Allah, untuk berjumpa dengan Allah. Hidupkan waktu kita,
supaya Allah hidup di dalam hidup kita.

Sejatinya, pada waktu kita merasa kesepian,


Tuhan sedang memanggil kita untuk berurusan dengan-Nya,
satu-satunya Pribadi yang bisa mengisi kesepian kita.

Anda mungkin juga menyukai