Anda di halaman 1dari 24

Sabtu, 10 April 2021

Berjalan Bersama

Saudaraku sekalian,
Tidak ada yang lebih berharga, tidak ada yang lebih terhormat, tidak ada yang lebih mulia
dari Tuhan. Tuhan adalah realitas, Bapa di surga adalah realitas, yang hadir bersama-sama
dengan kita setiap saat, yang memelihara kesetiaan-Nya, dan Dia tidak pernah meninggalkan
perbuatan tangan-Nya.
Tetapi ironis sekali, sangat sedikit orang yang benar-benar bersentuhan dengan Allah secara
benar dan ideal. Jadi ketika Tuhan berkata, "Apakah Anak Manusia mendapati iman di bumi
ketika datang?" Itu berarti apakah Tuhan mendapati orang-orang yang bersekutu dengan Dia,
berjalan dengan Dia secara ideal seperti yang Allah inginkan?
Sebab dunia kita ini fasik, seperti yang saya telah kemukakan kemarin. Dunia kita ini makin
ateis, tidak percaya Allah itu ada. Bahkan orang-orang beragama yang mengaku Allah itu
ada, kelakuannya tidak menunjukkan bahwa Allah itu ada.
Apa yang dikatakan Pemazmur dalam Mazmur 14:1, Orang bebal berkata dalam hatinya
"tidak ada Allah. Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik." Jadi kalau
perbuatan orang itu busuk dan jijik, orang itu sebenarnya tidak percaya bahwa Allah itu
benar-benar ada.
Nah, dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, kalau kita masih hidup di dalam dosa,
sebenarnya kita belum berjalan dengan Tuhan secara ideal. Ok, Saudara percaya Allah itu
ada, Ok, dan Anda berusaha juga untuk bersentuhan dengan Dia, tetapi kalau Saudara masih
hidup di dalam dosa, saudara itu belum berjalan dengab Allah secara benar.
Bisa saja kadang-kadang kita berbuat salah, tapi kita akan bangkit kembali dan tidak akan
bisa hidup di dalam dosa. Kalau kita benar-benar berjalan bersama dengan Tuhan, kita tidak
akan tahan hidup dalam dosa. Ketidakjujuran, ketidaktulusan, kemunafikkan, kebohongan
terselubung, itu tertelanjangi.
Lalu efek lainnya, kita memiliki keberanian menghadapi hidup ini dengan segala
tantangannya. Yang ketiga, dunia menjadi tidak menarik bagi kita. Kalau kita berjalan
dengan Tuhan, kita bisa tidak hidup di dalam dosa, kita bisa hidup dalam kesucian dan
semakin meningkat. Kita tidak takut menghadapi keadaan, atau paling tidak kita memiliki
keberanian yang lebih di dalam menghadapi segala ancaman di dalam hidup kita. Yang
ketiga, dunia menjadi tidak menarik. Kita tidak akan terikat lagi oleh keindahan dunia.
Walaupun kita memiliki rumah, mobil, dan semua fasilitas; hati kita tidak lagi tertambat, hati
kita tidak lagi melekat atas dunia ini, tidak tertambat, tidak melekat.
Yang berikutnya, kita akan bersedia hidup bagi Kerajaan Surga tanpa mengharapkan
upah apa pun di bumi ini. Tidak merasa memberi ketika kita berkorban. Kita berjalan
dengan Tuhan, kita melakukan segala sesuatu bagi Dia tanpa mengharapkan pujian,
sanjungan, upah dari manusia, luar biasa. Dan kita bisa membela Dia tanpa batas.
Selanjutnya, kalau kita berjalan bersama dengan Tuhan, kita menikmati damai sejahtera
Allah, sukacita surgawi, inilah yang membuat kita tidak terikat dengan dunia, dan tidak
tertarik dengan keindahan dunia. Kalau kita berjalan bersama dengan Tuhan, kita tidak akan
membalas kejahatan orang terhadap kita. Mengapa? Kita menyerahkan pembalasan kepada
Tuhan.
Tentu hidup suci yang telah saya sebut tadi, termasuk di dalamnya kita tidak akan
menyakiti siapa pun, kita tidak bisa menyakiti orang lain, kita tidak bisa melukai orang lain
dengan perkataan maupun perbuatan, bukan tidak mau, tetapi tidak bisa. Kalau kita berjalan
bersama dengan Tuhan, kita tidak bisa menyakiti orang lain. Kalau kita berjalan dengan
Tuhan kita akan merasakan bagaimana makan enak, tidur nyenyak, walaupun makan apa
saja, asal sehat.
Kita bisa menikmati alam semesta ini, karena memang alam semesta diciptakan untuk
manusia, dan di surga nanti kita akan kembali menikmati alam semesta yang baru, dunia dan
langit baru. Garam asin, gula manis, kita menikmati. Ayo, kita mengalami berjalan bersama
dengan Tuhan di dunia yang fasik dan makin ateis ini.

Selasa, 20 April 2021

Hidup itu Seperti Uap

Saudara sekalian yang kekasih,


Firman Tuhan mengatakan, "Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" (Yak. 4:14-15).
Saudara, saya mengajak Saudara untuk benar-benar bisa menghayati bahwa hidup kita itu
seperti uap. Benar, seperti yang dikatakan firman, "seperti uap", sekejap. Saya pernah
mengatakan dan akan saya ulang-ulang.
Coba kita ingat orangtua kita yang sudah tidak ada. Ingat kakek nenek kita, orang-orang yang
pernah kita kenal tetapi sekarang sudah ada di kuburan. Atau kalau kita melihat youtube kita
melihat penyanyi-penyanyi hebat terkenal dulu, bintang film-bintang film dulu, sekarang
lenyap.
Saudara,
Agak sulit menghayati hal ini kalau Saudara tidak terbiasa menghayatinya. Tetapi saya mau
memberitahu kepada Saudara, suatu hari ketika Saudara menutup mata atau ketika Saudara
ada di ujung maut sedang sekarat, Saudara baru bisa menghayati dan menyadari betapa
singkatnya hidup ini, berlalu sekejap. Tetapi di singkatnya hidup kita, kita mau mengukir
sebuah kehidupan yang berkenan kepada Allah, dan itu menjadi kenangan abadi, kenangan
kekal.
Kalau saya menghayati betapa hebat kehidupan ini jika kita isi untuk mengenal Allah
yang benar, menghampiri Allah yang benar. Kalau bahasa negatif saya pinjam tetapi tidak
tepat di sini "menjilat" (kalau seseorang mau mendapatkan sesuatu dari pejabat atau
seseorang, ia menjilat orang itu supaya mendapatkan keuntungan, perhatian), kita seperti
"menjilat" Allah tetapi bukan berkonotasi negatif. Artinya kita memang harus menempatkan
diri sebagai hamba, sebagai umat, sebagai anak, di hadapan Allah, yang menghormati, yang
mengasihi Allah, tunduk kepada Allah, menyembah Allah dalam ketulusan, seperti
"menjilat", dan mestinya lebih dari itu karena memang Allah lah sumber kehidupan kita.
Memang Allah lah kehidupan kita, satu-satunya perlindungan kita. Dan tentu saja kita bukan
hanya menyembah dengan nyanyian dan pujian, tetapi dengan perbuatan, dengan setiap
ucapan, semua yang kita renungkan dan pikirkan. Sehingga hidup kita ini benar-benar
menjadi liturgi setiap menit setiap detiknya adalah liturgi bagi Allah. Dan pasti kita akan
diingat Tuhan terus.
Hidup kita 70-80-90 tahun, lewat seperti uap. Tetapi kalau kita mengisi dengan kehidupan
yang benar, yang merendahkan diri di hadapan Allah, menghormati, menghargai Allah,
mencintai Dia dengan tulus, hidup di dalam kekudusan dan kesucian, menjadi begitu bernilai
dan berarti.
Saudara,
Jangan banyak bicara lagi, jangan banyak cakap, banyak diam di hadapan manusia, tetapi kita
akan sibuk setiap saat untuk menyenangkan Tuhan. Saya mengajak Saudara seperti saya
memacu diri saya untuk menyenangkan Allah.
Menyenangkan-Mu, Menyenangkan-Mu
Di mana pun dan kapan pun dalam segala perkara.

Lebih dari s'galanya dalam s'gala perkara


Selalu melakukan kehendak Bapa
Dari waktu ke waktu di mana pun berada
S'lalu menyenangkan hati-Mu Bapa

Dengan tekun berlomba memandang Anak Domba


Mengambil bagian dalam kekudusan
Tekadku mengenakan serupa Yesus Tuhan
Sesuai rancangan-Mu yang semula
Menyenangkan-Mu Menyenangkan-Mu
Di mana pun dan kapan pun dalam segala perkara

Senin, 07 Juni 2021

Menyatu dengan Bapa dan Tuhan Yesus

Saudaraku sekalian yang kekasih,


Ada satu pernyataan Tuhan Yesus dalam doa kepada Bapa di surga dalam Yohanes 17:21, "Supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,
agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku."
Supaya mereka menjadi satu bukan berarti satu organisasi. Supaya mereka menjadi satu bukan berarti
harus satu denominasi. Tetapi satu dalam gairah, satu di dalam hasrat, satu dalam spirit, tentu
satu pula dalam standar kekudusan atau kesucian, juga satu di dalam tujuan. Dan kalimat yang
luar biasa adalah "sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita."
Pasti semua gereja mengklaim dirinya adalah gereja yang paling benar. Tetapi sesungguhnya gereja
yang benar, yang ada di dalam persekutuan dengan Bapa dan Tuhan Yesus, adalah mereka yang tidak
harus dalam satu denominasi. Jadi jangan sombong atau bangga dalam satu denominasi. Tetapi
mereka yang satu dalam gairah, spirit, satu dalam tujuan, satu dalam standar kekudusan, satu dalam
perjuangan dalam pemberitaan Injil, walaupun berbeda denominasi, berbeda organisasi tidak menjadi
masalah.
Tetapi yang penting semua ada di hadirat Allah sebagai anak-anak Bapa dengan standar kesucian
yang sama dengan gairah yang juga ada di dalam diri Putra Tunggal-Nya Tuhan Yesus Kristus. Di
sini kita menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Allah. Supaya mereka juga ada di dalam Kita, Bapa
dan Tuhan Yesus. Luar biasa!
Ini yang dalam bahasa Jawanya Manunggaling Kawulo Gusti. Manunggaling Kawulo Gusti artinya
menyatunya umat. Kawulo itu umat (jemaat, hamba), manunggaling itu bersatunya, Gusti itu Tuhan.
Ini luar biasa. Dan ini mestinya menjadi kerinduan kita. Kita harus memperkarakan, apakah kita sudah
masuk dalam kelompok ini, masuk dalam komunitas ini? Karenanya kita harus benar-benar ngotot
menjadi bagian anggota keluarga Kerajaan.
Coba Saudara renungkan. Seandainya tidak ada Saudara dalam fakta kehidupan ini. Kalau saya
meminjam kata Erastus; seandainya tidak ada Erastus, apakah ada orang yang bisa mensomasi
(menuntut) Tuhan? Seandainya Erastus tidak ada, ya tidak ada saja, tidak ada hal yang terkait dengan
Erastus. Jadi Erastus ini tidak ada artinya sebenarnya kalau dibuat tidak ada, tidak ada artinya sama
sekali.
Coba pikir, kalau nama Saudara David, lalu kalau seandainya tidak ada David, apa artinya David?
Tidak ada. Kalau nama Saudara misalnya Henny, Betty, Susy, Ninik, Titi, kalau tidak ada, tentu tidak
ada artinya. Dan tidak ada orang yang bisa menuntut Tuhan, kenapa tidak ada. Jadi kita ada ini
karena Allah mengadakan.
Jika Allah yang mengadakan maka Allah yang berhak atas hidup kita, bukan kita yang berhak
atas hidup kita sendiri. Allah yang memiliki hidup dan yang mempercayakannya kepada kita.
Supaya kita menjalani hidup ini untuk maksud, kehendak, dan selera Allah sepenuhnya. Sehingga
mestinya hidup kita ini menjadi bejana di mana perasaan Allah dicurahkan dan hidup kita ini menjadi
peraga dari apa pun yang Allah ingin supaya dilakukan.
Ini keindahan hidup, lebih dari segala keindahan. Dan inilah hidup yang proporsional jika demikian
maka kita patut, kita layak, kita pantas menjadi orang-orang yang tinggal di dalam Bapa dan Tuhan
Yesus. Supaya mereka ada di dalam Kita.
Siapa mereka yang layak tinggal di dalam Kita, di dalam Bapa dan Putra-Nya Tuhan Yesus Kristus?
Mereka yang hidup hanya untuk melakukan apa yang diingini oleh Bapa di surga. Masalahnya
kita ini sudah hidup dalam kebiasaan suka-suka sendiri sejak kanak-kanak, remaja, pemuda (bagi
yang sudah tua), dewasa muda, dan sekarang, tua.
Irama hidup suka-suka sendiri ini, karena sudah ada banyak input di dalam jiwa kita, dan ada api,
nafsu di dalam daging kita. Ini benar-benar mengerikan. Tetapi kalau kita masih bisa mendengar
Firman ini, kebenaran ini, kita mau menyangkal diri, kita mau belajar bahwa hidup ini hanya untuk
melakukan apa yang Bapa kehendaki. Pikirannya menjadi pikiran Bapa di pikiran kita. Artinya apa
yang Dia pikirkan.
Perasaan Bapa menjadi perasaan kita, sehingga jiwa kita menjadi wadah pikiran perasaan Bapa
dicurahkan sehingga jiwa kita menjadi tempat fotocopi dari pikiran perasaan Bapa dan tubuh kita
menjadi pelaksana peragaan dari apa yang dikehendaki Bapa.
Jika demikian barulah kita patut disebut sebagai anak-anak Allah yaitu orang-orang yang mengambil
bagian dalam kekudusan Allah (Ibr. 12: 9-10). Tentu lewat proses pendidikan, Bapa yang mana yang
tidak menghajar anak-anak-Nya? begitu Ibrani 12 tersebut.
Kalau Bapa di dunia mendidik anak-anaknya dalam waktu pendek sesuai dengan apa yang mereka
pandang baik; Bapa di Surga mendidik kita dalam waktu sepanjang hidup kita supaya kita mengambil
bagian dalam kekudusan-Nya, supaya kita boleh hidup dan mengambil bagian dalam kekudusan-Nya.
Hidup di sini artinya hidup dalam standar yang Bapa kehendaki. Apa standar yang Bapa kehendaki?
Menjadi alat peraga. Sehingga kita mengenali diri kita ini benar-benar menjadi Wajah Tuhan, Pikiran
Tuhan, Perasaan Tuhan.
Jadi benar yang dikatakan Paulus, "hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku."
Tepat yang dikatakan dalam surat Kolose 3:1-3, "kamu telah mati hidupmu tersembunyi bersama
dengan Kristus di dalam Allah.” Yuk, kita mulai itu ya, Saudara. Senang saya bisa membagikan
Firman ini. Senang sekali kita masih ada di sini.

Sabtu, 01 Mei 2021

Layak Dilindungi

Saudaraku sekalian,
Menjadi kebiasaan atau bisa dikatakan kodrat; banyak orang yang tidak sungguh-sungguh
berurusan dengan Allah. Kecuali ketika menghadapi pergumulan persoalan-persoalan berat.
Misalnya, mengidap penyakit yang berat, baik dirinya maupun orang yang dikasihi.
Menghadapi bencana-bencana yang tidak diduga. Apakah wabah penyakit, kecelakaan,
terlibat masalah hukum terancam hukuman belasan atau puluhan tahun, atau orang yang
Saudara kasihi terlibat kejahatan, terlibat narkoba, atau harus menghadapi ancaman hukuman.
Baru orang berurusan dengan Allah sungguh-sungguh memohon pertolongan untuk
dihindarkan dari persoalan-persoalan.
Mestinya kita benar-benar membutuhkan Tuhan, bukan menunggu ada persoalan berat dalam
hidup ini. Kita pasti akan menghadapi persoalan berat. Kita sendiri makin tua pasti
menghadapi kelemahan kerentanan tubuh. Pasti kita akan menghadapi persoalan-persoalan
berat di dalam hidup ini, sakit, bahkan kematian. Kematian, orang-orang yang dikasihi atau
kematian kita sendiri. Dan yang lebih dahsyat lagi ketika ada di hadapan pengadilan Tuhan.
Sejak manusia jatuh dalam dosa, hidup ini tragis. Saya bukan mengajak Saudara berpikir
fatalistik. Memang hidup ini tragis. Sangat tragis! Yang ditunggu oleh setiap insan itu hanya
persoalan, sakit, tua, mati. Memang di sela-sela itu ada kesenangan-kesenangan, tetapi tidak
ada artinya jika dibandingkan dengan fakta ini. Persoalan pasti, sakit penyakit pasti, paling
tidak sakit tua, makin tua makin rentan dan mati. Tiga hal yang itu pasti kita hadapi. Dan
setelah kematian, pasti yang kita hadapi adalah pengadilan yang mengerikan!
Saya bukan mengajak Saudara menjadi pengecut atau penakut. Memang kita harus memiliki
perasaan takut yang hebat hidup tanpa Tuhan itu. Orang yang takut akan Allah akan
berani menghadapi hidup. Tetapi orang yang tidak takut akan Allah suatu hari dia
akan ketakutan menghadapi hidup. Mungkin ketika belum ada masalah dia tidak takut.
Tetapi suatu kali orang yang engkau kasihi sakit, engkau sendiri sakit, tiba-tiba ada peristiwa
ini peristiwa itu, yang tadi saya singgung, apakah kecelakaan, apakah salah satu anggota
keluarga terlibat kejahatan, narkoba, terjerat hukum, dan lain sebagainya.
Hidup ini banyak kejutan-kejutan yang tidak pernah kita duga. Tetapi apa pun yang terjadi
kita mau berlindung kepada Tuhan. Menjadikan Tuhan perlindungan. Tetapi kita tidak bisa
menjadikan Tuhan perlindungan kalau kita tidak memiliki hati yang takut akan Allah.
Kita tidak layak mendapat perlindungan kalau kita hidup sebagai pemberontak. Bahkan kita
tidak pantas percaya kepada Tuhan kalau kita tidak hidup dalam takut akan Allah.

Karenanya melalui doa bersama dan renungan yang saat ini saya sampaikan kepada Saudara,
saya ajak Saudara-Saudara untuk sadar, untuk hidup tidak bercacat tidak bercela. Agar kita
layak mendapat perlindungan dan kita pantas percaya kepada Tuhan. Seorang berhikmat yang
di dalam kitab Pengkhotbah, di akhir tulisannya, Pengkhotbah 12:13 mengatakan, "Akhir
dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-
perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."
Saudara,
Saya bukan mau menakut-nakuti, jujur saya pun juga takut. Banyak hal yang bisa terjadi di
luar dugaan kita. Tetapi sebenarnya apa pun yang terjadi di dunia ini masih belum masalah
besar. Masalah besar kalau kita menghadap takhta pengadilan Kristus. Saat itulah, baru hal
terdahsyat, terbesar dalam hidup yang tidak dapat di-compare (dibandingkan) dengan apa
pun. Jadi ketika ada di hadapan pengadilan takhta Kristus betapa mengerikan!
Oleh sebab itu, mari kita hidup benar-benar tidak bercacat tidak bercela. Ini pergumulan yang
sangat berat tetapi bisa, kalau kita berjuang. Memiliki kesucian atau kekudusan seperti
kesucian atau kekudusan Allah sendiri. Tidak mencintai dunia, tidak terikat dunia.
Menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya kebahagiaan kita. Ketika kita menjadikan Tuhan
sebagai satu-satunya kebahagiaan, Tuhan pasti akan menyenangkan Saudara juga dengan
keluarga yang baik, keadaan yang baik, ekonomi yang dipulihkan, tubuh yang sehat, dan lain
sebagainya.
Anda dan saya tidak layak mendapat perlindungan Tuhan, kalau kita
- tidak hidup di dalam ketertundukan
- tidak menjadikan Tuhan satu-satunya kebahagiaan
- tidak hidup di dalam kekudusan dan kesucian.

Engkau perlindungan, penjaga hidupku


Tempat perteduhan amanlah jiwaku
Hanya Engkau yang kuandalkan

Kau Allah yang setia kapan pun setia


S'gala keadaan Kau tetap beserta
Hanya kepada-Mu aku percaya

Kuharus hidup tak bercela di hadapan-Mu


Menjadikan satu-satunya bahagiaku
Agar kulayak dalam perlindungan
Dan pantas percaya pada-Mu

Saudara,
Jangan bergantung kepada pendeta atau manusia. Pendeta bisa menjadi mentor sementara
tetapi dia tidak menentukan hidup Saudara. Jangan menunggu doa pendeta, jangan menunggu
tumpang tangan pendeta atau manusia. Biar masing-masing Saudara berurusan dengan
Tuhan. Mengalami Tuhan untuk memperoleh perlindungan-Nya. Alami Tuhan secara pribadi.
Jangan bergantung kepada manusia bahkan pendeta sehebat apa pun, pendeta hebat manapun,
jangan bergantung.
Saudara harus hidup suci, jangan terikat dengan percintaan dunia, jadikan Tuhan satu-satunya
kebahagiaan, Saudara akan menikmati perlindungan Tuhan. Bukan hanya sementara di bumi,
tetapi juga sampai di kekekalan. Ikuti apa yang saya sampaikan ini supaya Saudara hidup
semakin dewasa.

Kuharus hidup tak bercela di hadapan-Mu


Menjadikan satu-satunya bahagiaku
Agar kulayak dalam perlindungan
Dan pantas percaya pada-Mu

Sabtu, 15 Mei 2021

Dunia yang Tidak Nyaman

Saudaraku sekalian yang kekasih,


Setelah sekitar 80 tahun dunia ini tidak mengalami goncangan perang seperti perang dunia,
manusia sudah merasa nyaman, padahal dunia akan pasti berakhir. Entah karena perang,
entah karena ada asteroid yang jatuh dari langit, entah karena bencana ekosistem bumi yang
rusak ini, entah karena krisis ekonomi, atau pandemi seperti virus COVID-19 dan sejenisnya,
dan lain sebagainya.
Karena Alkitab jelas menyatakan bahwa dunia akan mengalami penderitaan seperti wanita
hamil, Matius 24:8-13. Jadi kita harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan
yang terburuk. Dan di antara kita sudah mengalami itu, sama seperti saya. Adik saya yang
paling kecil sakit, adik yang dititipkan orangtua saya kepada saya, lalu masuk rumah sakit
sampai dia meninggal, sampai masuk peti, sampai dikubur, kita tidak melihat lagi.
Kita harus mempersiapkan diri menghadapi keadaan paling sulit. Riak gelombang yang
terjadi di Palestina juga merupakan peringatan bagi kita, krisis antara bangsa Palestina dan
bangsa Israel atau orang Yahudi. Ini mengingatkan kita bahwa betapa rentannya dunia ini.
Kemarin PM Benjamin Netanyahu mengancam kalau aksi Hamas masih meluncurkan
rudalnya ke wilayah Israel, maka tentara Israel akan masuk ke daerah Gaza. Ini kondisi bisa
makin memburuk. Sementara Iran dan Turki tentu menyatakan mendukung Palestina secara
militer. Ini akan menjadi lebih runyam kalau makin meruncing.
Sementara itu ketegangan Amerika-China juga belum surut, Korea Utara juga masih tidak
terkendali, Taiwan-China juga masih dalam keadaan ber-oposisi, atau berkonflik. Dunia tidak
bertambah nyaman. Belum dari pihak terorisme, radikalisme yang mencoba untuk bisa
memaksakan kehendaknya. Dunia kita tidak bertambah baik. Kita harus mempersiapkan diri
untuk menghadapi keadaan yang terburuk.
Keadaan nyaman sekitar 80 tahun ini tidak ada perang besar membuat manusia lupa diri.
Seperti di negara Barat banyak orang sudah tidak lagi mempedulikan Allah. Kalau Saudara
memperhatikan dan saya juga merenungkan bagaimana masyarakat Barat pada waktu belum
perang dunia kedua; mereka nyaman, mereka tenang, mereka happy-happy, lalu tiba-tiba
perang. Yang di Amerika anak-anak mudanya dikirim ke medan perang dan banyak yang
tidak pernah kembali pulang. Keadaan-keadaan tragis seperti ini pasti menimpa bumi.
Di dalam Matius 24:8, firman Tuhan mengatakan, "Akan tetapi semuanya itu barulah
permulaan penderitaan menjelang zaman baru." Dan tanda-tanda zaman sudah jelas. Oleh
sebab itu seperti yang saya kemukakan dari tadi, juga melalui lagu-lagu, kita menjadikan
Tuhan tempat perlindungan. Yang saya katakan kemarin Allah Bapa bisa tidak membutuhkan
kita, Allah Bapa tidak mencari keuntungan apa-apa, kita yang membutuhkan Dia. Karenanya
kita harus menyerahkan segenap hidup kita ke dalam tangan-Nya. Kita membawa diri kita
kepada Tuhan. Keluarga kita dan orang-orang yang kita kasihi kita taruh di dalam tangan
perlindungan Tuhan.
Dan untuk itu, mau tidak mau kita harus hidup tidak bercacat tidak bercela. Jangan lagi
terikat dengan dunia. Bisa terjadi bencana, atau perang. Dalam sekejap harta kita lenyap,
dalam sekejap kita jadi kere, jadi gembel. Seperti gempa yang terjadi di Nias kemarin, itu
kalau terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, selesai. Bukan kita harapkan, bukan kita
doakan, kita tidak menghendaki bencana, tetapi kita tidak akan pernah bisa menghindari
bencana.
Maka saya mengajak Saudara berkemas-kemas. Kita berkemas-kemas pulang ke surga. Ayo,
kita berusaha hidup suci, meninggalkan percintaan dunia, ikatan dengan barang-barang dunia
yang kita harapkan bisa membahagiakan, jangan lagi. Kita bisa memiliki banyak barang,
banyak uang tetapi kita tidak terikat dengan semua itu, dan kita rela kalau itu digunakan
setiap saat untuk kepentingan pekerjaan Tuhan. Memang hal ini mustahil bagi kita, mustahil
bisa hidup suci, bisa terlepas dari percintaan dunia, itu mustahil, tetapi Tuhan akan menolong
kita kalau kita punya komitmen bulat, punya tekad bulat.
Kalau hati saya kurang bulat, saya juga sadar, ini kurang bulat, ini kurang berani. Memang
kita tidak mudah, tidak bisa, tidak mudah hal ini, bahkan hal ini tidak mungkin bisa kita
lakukan dengan kekuatan sendiri, tetapi kita punya tekad yang kuat untuk itu. Kalau hati saya
kurang bulat saya sadar. Dan kalau saya menghadap Tuhan dalam doa, saya merasa jadi
kurang melekat kurang mengangkat, kurang terbang tinggi, maka saya paksakan diri saya,
saya bulatkan tekad saya untuk itu di hadapan Tuhan
Saya mengajak Saudara untuk itu dan percayalah Tuhan akan menolong kita.
Jagaku Ya Bapa, lindungi aku
Agar kudapat tidak bercela di hadapan-Mu
Peganglah tanganku, b'riku kekuatan
Sampai akhir hayatku di hadapan-Mu Bapa aku berkenan
Kau Bapa yang setia dan tetap setia
Sampai kapan pun Engkau beserta
Dalam pergumulan saat kepicikan
Nasihat-Mu s'lalu Kau berikan
Pada-Mu kupercaya dan tetap kupercaya
Kau Batu Karang perlindunganku
Kuhanya mau pulang ke rumah Bapa tenang
Wajah Tuhan Yesus rindu kupandang

Saudara sekalian,
Saya tidak sempurna. Tetapi saya belajar untuk berubah Sungguh saya mau berubah.
Bersyukur kepada Tuhan yang tiada henti-hentinya mendidik kita dan mengubah kita. Kita
bukan orang baik, kita orang-orang brengsek sebenarnya, tetapi kita mau berubah, kita mau
berubah, kita terus mau berubah. Sayang sekali tidak sedikit orang yang tadinya bersama
saya, entah karena hilang kepercayaan, entah karena mendengar suara-suara sumbang dari
luar, tidak lagi bersama dengan saya dengan setia. Sehingga mereka tidak mau mendengar,
tidak mau memperhatikan hidup saya yang berubah.
Kita mau berubah. Sampai akhirnya kita ini, sampai ke Langit baru Bumi baru. Bukan
bermaksud mau membela diri, tetapi supaya kita tetap bersama-sama. Jangan dengar fitnah
orang yang mengatakan, Pak Eras kawin dengan Roh Kudus. Saya tidak pernah menikah
dengan Roh Kudus. Saya dari muda belajar teologi, sistematika teologi. Saya tahu Roh Kudus
itu Roh Allah, Roh yang Mahaagung, bagaimana saya mengatakan saya menikah dengan
Dia? Itu gila, saya tidak pernah mengatakan hal itu.
Kalau saya dapat penglihatan, suatu hari ada seorang wanita yang menggendong anak
kepalanya seperti luka, bonyok, saya bersama anak dan isteri saya di situ, saya lihat wanita
ini seakan-akan wanita itu isteri, ada ikatan batin yang begitu berat, seakan-akan juga ibu,
saya mengatakan itu, jangan terus berkata, wah dia kawin dengan Roh Kudus. Bukan itu,
bukan itu maksud saya. Tetapi telah digoreng di luar, dan puji Tuhan
Saudara-saudara masih bersama-sama dengan saya hari ini. Walaupun Saudara mendengar
saya disesat-sesatkan orang, Saudara masih tetap bersama dan memiliki nurani bahwa kita
semua ada di jalan yang benar, di track yang benar, kita mau pulang ke surga bersama.
Saya juga seperti Saudara, juga punya kecenderungan-kecenderungan mau salah atau
menoleh ke belakang. Tetapi kita memilih tidak berbuat salah, kita memilih untuk tidak
menoleh ke belakang.
Saya rindu banget, suatu hari di hadapan takhta Kristus, Dia mengakui bahwa kita mengikut
Dia dengan sungguh-sungguh. Suatu hari kita akan bersama-sama dengan Saudara-Saudara
seiman di hadapan Tuhan Yesus. Dan kebahagiaan saya, saya telah menyelesaikan tugas, dan
saya mengajak Saudara berkemas-kemas.

Sabtu, 15 Mei 2021

Dunia yang Tidak Nyaman


Saudaraku sekalian yang kekasih,
Setelah sekitar 80 tahun dunia ini tidak mengalami goncangan perang seperti perang dunia,
manusia sudah merasa nyaman, padahal dunia akan pasti berakhir. Entah karena perang,
entah karena ada asteroid yang jatuh dari langit, entah karena bencana ekosistem bumi yang
rusak ini, entah karena krisis ekonomi, atau pandemi seperti virus COVID-19 dan sejenisnya,
dan lain sebagainya.
Karena Alkitab jelas menyatakan bahwa dunia akan mengalami penderitaan seperti wanita
hamil, Matius 24:8-13. Jadi kita harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan
yang terburuk. Dan di antara kita sudah mengalami itu, sama seperti saya. Adik saya yang
paling kecil sakit, adik yang dititipkan orangtua saya kepada saya, lalu masuk rumah sakit
sampai dia meninggal, sampai masuk peti, sampai dikubur, kita tidak melihat lagi.
Kita harus mempersiapkan diri menghadapi keadaan paling sulit. Riak gelombang yang
terjadi di Palestina juga merupakan peringatan bagi kita, krisis antara bangsa Palestina dan
bangsa Israel atau orang Yahudi. Ini mengingatkan kita bahwa betapa rentannya dunia ini.
Kemarin PM Benjamin Netanyahu mengancam kalau aksi Hamas masih meluncurkan
rudalnya ke wilayah Israel, maka tentara Israel akan masuk ke daerah Gaza. Ini kondisi bisa
makin memburuk. Sementara Iran dan Turki tentu menyatakan mendukung Palestina secara
militer. Ini akan menjadi lebih runyam kalau makin meruncing.
Sementara itu ketegangan Amerika-China juga belum surut, Korea Utara juga masih tidak
terkendali, Taiwan-China juga masih dalam keadaan ber-oposisi, atau berkonflik. Dunia tidak
bertambah nyaman. Belum dari pihak terorisme, radikalisme yang mencoba untuk bisa
memaksakan kehendaknya. Dunia kita tidak bertambah baik. Kita harus mempersiapkan diri
untuk menghadapi keadaan yang terburuk.
Keadaan nyaman sekitar 80 tahun ini tidak ada perang besar membuat manusia lupa diri.
Seperti di negara Barat banyak orang sudah tidak lagi mempedulikan Allah. Kalau Saudara
memperhatikan dan saya juga merenungkan bagaimana masyarakat Barat pada waktu belum
perang dunia kedua; mereka nyaman, mereka tenang, mereka happy-happy, lalu tiba-tiba
perang. Yang di Amerika anak-anak mudanya dikirim ke medan perang dan banyak yang
tidak pernah kembali pulang. Keadaan-keadaan tragis seperti ini pasti menimpa bumi.
Di dalam Matius 24:8, firman Tuhan mengatakan, "Akan tetapi semuanya itu barulah
permulaan penderitaan menjelang zaman baru." Dan tanda-tanda zaman sudah jelas. Oleh
sebab itu seperti yang saya kemukakan dari tadi, juga melalui lagu-lagu, kita menjadikan
Tuhan tempat perlindungan. Yang saya katakan kemarin Allah Bapa bisa tidak membutuhkan
kita, Allah Bapa tidak mencari keuntungan apa-apa, kita yang membutuhkan Dia. Karenanya
kita harus menyerahkan segenap hidup kita ke dalam tangan-Nya. Kita membawa diri kita
kepada Tuhan. Keluarga kita dan orang-orang yang kita kasihi kita taruh di dalam tangan
perlindungan Tuhan.
Dan untuk itu, mau tidak mau kita harus hidup tidak bercacat tidak bercela. Jangan lagi
terikat dengan dunia. Bisa terjadi bencana, atau perang. Dalam sekejap harta kita lenyap,
dalam sekejap kita jadi kere, jadi gembel. Seperti gempa yang terjadi di Nias kemarin, itu
kalau terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, selesai. Bukan kita harapkan, bukan kita
doakan, kita tidak menghendaki bencana, tetapi kita tidak akan pernah bisa menghindari
bencana.
Maka saya mengajak Saudara berkemas-kemas. Kita berkemas-kemas pulang ke surga. Ayo,
kita berusaha hidup suci, meninggalkan percintaan dunia, ikatan dengan barang-barang dunia
yang kita harapkan bisa membahagiakan, jangan lagi. Kita bisa memiliki banyak barang,
banyak uang tetapi kita tidak terikat dengan semua itu, dan kita rela kalau itu digunakan
setiap saat untuk kepentingan pekerjaan Tuhan. Memang hal ini mustahil bagi kita, mustahil
bisa hidup suci, bisa terlepas dari percintaan dunia, itu mustahil, tetapi Tuhan akan menolong
kita kalau kita punya komitmen bulat, punya tekad bulat.
Kalau hati saya kurang bulat, saya juga sadar, ini kurang bulat, ini kurang berani. Memang
kita tidak mudah, tidak bisa, tidak mudah hal ini, bahkan hal ini tidak mungkin bisa kita
lakukan dengan kekuatan sendiri, tetapi kita punya tekad yang kuat untuk itu. Kalau hati saya
kurang bulat saya sadar. Dan kalau saya menghadap Tuhan dalam doa, saya merasa jadi
kurang melekat kurang mengangkat, kurang terbang tinggi, maka saya paksakan diri saya,
saya bulatkan tekad saya untuk itu di hadapan Tuhan
Saya mengajak Saudara untuk itu dan percayalah Tuhan akan menolong kita.
Jagaku Ya Bapa, lindungi aku
Agar kudapat tidak bercela di hadapan-Mu
Peganglah tanganku, b'riku kekuatan
Sampai akhir hayatku di hadapan-Mu Bapa aku berkenan
Kau Bapa yang setia dan tetap setia
Sampai kapan pun Engkau beserta
Dalam pergumulan saat kepicikan
Nasihat-Mu s'lalu Kau berikan
Pada-Mu kupercaya dan tetap kupercaya
Kau Batu Karang perlindunganku
Kuhanya mau pulang ke rumah Bapa tenang
Wajah Tuhan Yesus rindu kupandang

Saudara sekalian,
Saya tidak sempurna. Tetapi saya belajar untuk berubah Sungguh saya mau berubah.
Bersyukur kepada Tuhan yang tiada henti-hentinya mendidik kita dan mengubah kita. Kita
bukan orang baik, kita orang-orang brengsek sebenarnya, tetapi kita mau berubah, kita mau
berubah, kita terus mau berubah. Sayang sekali tidak sedikit orang yang tadinya bersama
saya, entah karena hilang kepercayaan, entah karena mendengar suara-suara sumbang dari
luar, tidak lagi bersama dengan saya dengan setia. Sehingga mereka tidak mau mendengar,
tidak mau memperhatikan hidup saya yang berubah.
Kita mau berubah. Sampai akhirnya kita ini, sampai ke Langit baru Bumi baru. Bukan
bermaksud mau membela diri, tetapi supaya kita tetap bersama-sama. Jangan dengar fitnah
orang yang mengatakan, Pak Eras kawin dengan Roh Kudus. Saya tidak pernah menikah
dengan Roh Kudus. Saya dari muda belajar teologi, sistematika teologi. Saya tahu Roh Kudus
itu Roh Allah, Roh yang Mahaagung, bagaimana saya mengatakan saya menikah dengan
Dia? Itu gila, saya tidak pernah mengatakan hal itu.
Kalau saya dapat penglihatan, suatu hari ada seorang wanita yang menggendong anak
kepalanya seperti luka, bonyok, saya bersama anak dan isteri saya di situ, saya lihat wanita
ini seakan-akan wanita itu isteri, ada ikatan batin yang begitu berat, seakan-akan juga ibu,
saya mengatakan itu, jangan terus berkata, wah dia kawin dengan Roh Kudus. Bukan itu,
bukan itu maksud saya. Tetapi telah digoreng di luar, dan puji Tuhan
Saudara-saudara masih bersama-sama dengan saya hari ini. Walaupun Saudara mendengar
saya disesat-sesatkan orang, Saudara masih tetap bersama dan memiliki nurani bahwa kita
semua ada di jalan yang benar, di track yang benar, kita mau pulang ke surga bersama.
Saya juga seperti Saudara, juga punya kecenderungan-kecenderungan mau salah atau
menoleh ke belakang. Tetapi kita memilih tidak berbuat salah, kita memilih untuk tidak
menoleh ke belakang.
Saya rindu banget, suatu hari di hadapan takhta Kristus, Dia mengakui bahwa kita mengikut
Dia dengan sungguh-sungguh. Suatu hari kita akan bersama-sama dengan Saudara-Saudara
seiman di hadapan Tuhan Yesus. Dan kebahagiaan saya, saya telah menyelesaikan tugas, dan
saya mengajak Saudara berkemas-kemas.

Rabu, 09 Juni 2021

Menunggu Jemputan

Saudaraku sekalian yang kekasih,


Makin hari saya makin memahami, makin menyadari bahwa salah satu kesalahan yang fatal dalam
kehidupan orang Kristen dalam kehidupan pelayanan gereja adalah ketika orang-orang Kristen merasa
sudah mengenal Allah karena sudah memiliki pengetahuan tentang Allah. Dan inilah yang membuat
sekarang ini banyak orang mendadak menjadi pembicara, menjadi pengkhotbah, berbicara tentang
Allah di media sosial dan merasa bahwa apa yang mereka katakan itu benar.
Bukan tidak mungkin, memang benar, bisa saja; tetapi sesungguhnya Allah yang hidup Allah yang
nyata harus Allah yang dijumpai, Allah yang harus dialami. Tidak mengecilkan arti pengetahuan
tentang Allah, tidak mengecilkan arti teologi. Tetapi marilah kita benar-benar berusaha untuk
menemui Allah dan mengalami Dia.
Tentu dimulai dari doa seperti yang kita lakukan saat ini. Kalau kita sungguh-sungguh mencari Allah
seperti yang difirmankan: "Carilah Aku selama Aku berkenan ditemui," maka kita mencari Dia.
Saya pribadi sudah memiliki banyak ilmu tentang Allah. Dan kalau Saudara melihat bagaimana saya
diam dan tidak memberi ruangan berdebat, bukan saya tidak bisa berdebat, pekerjaan saya itu
berdebat, karena saya mengajar dari sejak tahun 1986 di Sekolah Tinggi Teologi. Selain di STTBI
yang waktu itu namanya ITKI juga di sebuah sekolah teologi lain.
Jadi saya memahami benar ilmu tentang Tuhan itu, karena saya studi di sekolah-sekolah yang baik. Di
setiap strata 4 tahun. Saya mengecap STT di Petamburan, mengecap STT di jalan Proklamasi,
mengecap Sekolah Tinggi Baptis dan saya memiliki prestasi yang baik. Terutama ketika saya
mengambil Stratum 3.
Tetapi semua itu jangan kita anggap cukup menjadi modal, bekal untuk menemukan Allah. Kita harus
betul-betul menemui Dia dan mengalami Dia.
Kita menghindari perdebatan, kita menghindari banyak bicara, kita mau mengalami perjumpaan
dengan Tuhan setiap hari. Mungkin orang bisa bicara apa saja tentang kita tetapi perjumpaan kita
dengan Allah harus berbuah.
- Tentu buah pertama adalah kekudusan, kita akan takut akan Allah, kesucian hidup.
- Yang kedua, kita tidak tertarik lagi dengan keindahan dunia. Kita masih membutuhkan
uang dan berbagai fasilitas tetapi hati kita tidak tertarik di situ.
- Yang ketiga, kita memiliki keberanian menghadapi hidup. Menghadapi berbagai masalah,
menghadapi berbagai ancaman, dan ketika kita juga tersudut dalam berbagai kebutuhan kita
percaya Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah-nya Musa Allah yang hidup yang bisa kita
percaya.
- Yang berikutnya kita pasti rela berkorban apa pun untuk Dia, yang kita temui kita alami
setiap hari.
- Dan yang terakhir pastinya kita merindukan pulang ke surga. Kalau saya sudah tidak lagi
merindukan pulang ke surga saya sadar ada yang tidak beres dalam hidup saya. Dan saya
merasa saya sedang berkhianat kepada Tuhan. Pasti ada perselingkuhan.
Ada sesuatu yang menarik dalam hidup saya artinya bukan selingkuh secara sex tetapi
selingkuh terhadap Tuhan artinya ada sesuatu yang menarik hati kita sehingga hati kita
kurang bulat, kurang utuh, kurang tulus dalam mencintai Allah.
Apa yang saya katakan ini tidak memiliki tendensi apa-apa kecuali saya rindu Saudara betul-betul
menjadi Kristen yang baik sebagaimana saya sedang belajar-belajar-belajar-belajar dan belajar
menjadi Kristen yang baik.
Ayo kita menemui Tuhan, ayo kita mengalami Tuhan. Jangan merasa puas dengan ilmu tentang
Tuhan yang kita miliki. Perdebatan-perdebatan mengenai teologi dan ayat-ayat Alkitab.
Mari kita sungguh-sungguh mengikuti Tuhan. Tuhan tahu kita itu mencintai Dia atau tidak. Allah
yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah-nya Musa bisa kita tarik hadir di dalam hidup
kita. Itu luar biasa! Kita tarik di dalam hidup kita, kita alami hari ini, di zaman kita dalam pergumulan
dan persoalan yang kita hadapi.
Dan tentu saja kita yang menemui Tuhan akhirnya akan mendengar Tuhan berbicara. Ayo keluar dari
Mesir dunia ini untuk menuju negeri Kanaan Surgawi. Kanaan Surgawi di mana Allah Bapa
menjanjikannya melalui Tuhan kita Yesus Kristus yang mengatakan, "Di mana yang mulia Tuhan
Yesus ada Dia ingin kita juga ada."
Dia berjanji menyediakan tempat bagi kita, dan setelah yang mulia Tuhan kita Yesus Kristus
menyediakan tempat bagi kita, Dia akan datang kembali menjemput kita. Kita menunggu jemputan.
Jangan berlama-lama hidup di bumi ini. Kita menunggu jemputan.
Biar kiranya komunitas ini menjadi komunitas yang benar-benar mengasihi Allah. Bersyukur kita
terus memasuki bulan ke empat, artinya sudah mau 4 bulan kita berdoa. Dan kita harap kita berdoa
terus sampai Tuhan datang kembali. Sampai nanti berlanjut kita bertemu di surga.

Selasa, 08 Juni 2021

Mengkhianati Diri

Saudaraku sekalian yang kekasih,


Hidup ini adalah pilihan. Pasti Saudara sudah tahu dan Saudara sendiri telah mengucapkannya, hidup
ini adalah pilihan. Mengerti dan menerima bahwa hidup adalah pilihan bukanlah berarti kita
pasti memilih apa yang benar. Jadi jangan merasa kalau kita sudah mengerti dan mengakui hidup
ini adalah pilihan lalu otomatis kita sudah ada di dalam pilihan yang benar.
Ini sama dengan orang yang merasa sudah rohani, sudah hidup di dalam apa yang diucapkannya
ketika ia mengerti apa yang diucapkannya dan menerima apa yang dia ucapkan, tapi belum tentu ia
melakukan.
Misalnya seorang pengkhotbah seperti saya. Saya mengerti suatu kebenaran dan saya menerima
kebenaran itu, saya ucapkan, saya ajarkan; tetapi belum tentu saya sudah mengenakan kebenaran itu
secara konkret di dalam hidup. Sering sekali kita tidak sadar bahwa apa yang kita mengerti dan kita
terima itu sebenarnya belum kita bunyikan di dalam hidup kita, belum kita terjemahkan di dalam
perilaku kita.
Hidup ini adalah pilihan. Salah satu pilihan kita dan mungkin harus dikatakan atau tepatnya kita
katakan satu-satunya pilihan kita itu Tuhan. Itu jelas. Saudara juga pasti sudah setuju dan mengakui
hal ini. Tetapi bagaimana kita menerapkan kehidupan yang memilih Tuhan? Kalau kita memilih
Tuhan tidak cukup dengan menjadi orang Kristen, kita berdoa, kita melakukan ibadah, bahkan sekali
pun kita setiap pagi berdoa; itu bukan berarti sudah memilih Tuhan.
Kita disebut memilih Tuhan adalah kalau kita memilih jalan-Nya. Dan jalan yang Tuhan
tawarkan kepada kita itu jalan Yesus. Jalan hidup yang dijalani Anak Tunggal Bapa, yang memang itu
standar model Anak Manusia yang Bapa kehendaki. Dan itulah keselamatan. Yaitu proses atau usaha
Allah mengembalikan manusia ke rancangan-Nya yang semula.
Kalau kita memilih Tuhan berarti kita memilih jalan Tuhan, yaitu mengikuti jejak Yesus.
Tidak bisa tidak kita harus menyangkal diri. Banyak ayat Firman Tuhan di Perjanjian Baru yang
menulis menyangkal diri. Kata menyangkal diri saya mau ganti dengan kalimat yang maknanya tidak
berubah; 'mengkhianati diri.' Kita harus berani kejam terhadap diri kita sendiri. Kita harus berani
mengkhianati diri kita sendiri.

Menyangkal diri artinya memang bersedia untuk tidak menuruti keinginan diri sendiri, tepatnya
membuang semua naluri kemanusiaan kita yang telah rusak oleh karena dosa dan mengikuti naluriah
rohani atau naluriah Ilahi supaya kita menjadi manusia Allah (man of God), dan Yesuslah model kita.
Sehingga kita bisa berkata bahwa kita sudah mati hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus di
dalam Allah. Dan kita bisa berkata hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.
Mengkhianati diri sendiri salah satu prosesnya adalah kita bersedia untuk tidak mengingini
apa yang kita ingini dan bersedia mengingini apa yang tidak kita ingini. Hidup suci itu tidak kita
ingini, daging kita tidak suka, jiwa kita tidak suka.
Misalnya kita disakiti orang, jiwa kita kan maunya membalas tetapi kita harus mengingini tidak
membalas. Juga keinginan-keinginan daging kita harus dimatikan. Kita mengingini apa yang tidak
kita ingini. Kita tidak mengingini apa yang kita ingini. Sebab kita mengingini kehendak Allah,
kesucian Allah; yang itu sulit, itu berat, itu menyakitkan.
Tetapi kita harus berani menyangkal diri, mengkhianati diri kita sendiri. Ini yang benar. Seperti yang
dikatakan oleh salah seorang yang memberikan chatting ini, "Amin pak, kebutuhan saya saat ini
bukan lagi soal makan dan minum tetapi bagaimana saya hidup seperti Yesus, agar saya bisa
menyelamatkan orang-orang di sekitar saya." "Selamatkan diri kamu dulu, bro, lalu orang di sekitar
kamu." "Terima kasih pak Eras atas bimbingan Bapak, Amin."
Kita yang serius benar-benar mengkhianati diri untuk hidup dalam kekudusan dan kesucian, itu sulit
sekali, jatuh bangun-jatuh bangun-jatuh bangun, sampai kita itu bisa marah terhadap diri sendiri, dan
berkata kepada diri sendiri, "kamu ngapain ya..., kamu mau apa sih?" Tetapi itu proses, yang akhirnya
nanti kita bisa menindas, membungkam, membuat tidak berdaya bahkan mematikan semua keinginan
dalam diri kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Baik itu keinginan dalam jiwa maupun dalam daging kita. Hidup adalah memilih. Ini berat. Tetapi
kalau kita mengasihi Tuhan kita berkata, "Tuhan aku mau mengingini apa yang tidak kuingini, aku
bersedia tidak mengingini apa yang kuingini, sebab aku hanya mau mengingini apa yang Kau ingini
bukan yang kuingini, aku hanya mau mengingini apa yang Engkau ingini ya Allah."
Dan itu nanti akan terus berproses sampai kita melakukan apa yang Bapa kehendaki. Ayo, kita
berjuang. Saya juga belum sempurna tetapi saya mau berjuang. Kita mau gila-gilaan, kita mau sangat
ekstrem untuk kekudusan, kesucian, yang mana itu nyaris tidak pernah terwujud dalam hidup manusia
kecuali Yesus.
Tetapi kita harus bisa dan kita pasti bisa! Karena Bapa yang berjanji, "Kuduslah kamu sebab Aku
kudus." Jadi harus berani "del" dengan manusia lama kita. "Del" artinya putus hubungan.
Menyenangkan Bapa saja.

Menyenangkan-Mu, Menyenangkan-Mu
Di mana pun dan kapan pun dalam segala perkara
Menyenangkan-Mu Menyenangkan-Mu
Sejak di bumi sampai selamanya

Sabtu, 19 Juni 2021

Sikap Hati dalam Menghormati Allah

Saudaraku sekalian yang kekasih,


Banyak kesalahan yang telah kita lakukan di masa lalu yang tidak kita sadari karena kebodohan kita,
kenaifan, kepicikan, dan karena hati kita yang belum benar-benar lurus di hadapan Allah. Kita
mengatakan Allah Mahabesar, dan kita menyatakan kita menghormati Allah, tetapi sebenarnya dalam
kenyataan hidup apa yang kita lakukan bertolak belakang dari pengakuan mulut tersebut.

Contohnya, kita merasa bangga bisa bertemu dengan pejabat tinggi; kita ceritakan, kita saksikan,
kita ungkapkan kepada orang lain; kita ketemu dengan bapak anu, dengan pejabat anu. Kita bangga
bisa bertemu dengan konglomerat, orang kaya; kita ceritakan, kita ungkapkan, kita saksikan kepada
orang lain bahwa kita bertemu dengan konglomerat anu pemilik perusahaan ini.

Tanpa sadar kita telah melecehkan Allah, kita merasa itu hal terhormat. Padahal belum tentu pejabat
tersebut atau orang besar (orang ternama) tersebut orang-orang yang menghormati Allah kita. Tetapi
kita tanpa sadar meninggikan mereka dengan pernyataan tersebut.

Tidak salah pajang foto di rumah, atau di mana begitu, di instagram kita, di facebook kita; tetapi kalau
yang kita pajang itu orang-orang yang kita pAndang terhormat lalu kita menjadi bangga—apakah foto
dengan bintang film, apakah foto dengan pendeta, apakah foto dengan siapa gitu—tetapi dengan satu
indikasi kita bangga, "aku foto lho dengan bintang film itu, aku foto lho dengan pendeta."

Ya, tidak salah kalau Anda foto dengan orang yang Anda cintai, orangtua, pendeta, atau siapa pun
karena Anda punya kecintaan dengan dia, tidak salah. Tetapi kalau itu bermaksud pansos (panjat
sosial), angkat diri, aktualisasi diri itu yang membuat kita berdosa kepada Tuhan tanpa kita sadari. Itu
juga yang saya lakukan selama bertahun-tahun; sedih kalau ingat itu, saya melukai hati Bapa di surga.

Saya sudah minta ampun atas perbuatan-perbuatan salah saya, "ampuni aku Tuhan, aku telah salah
kepada-Mu dengan kebanggaan bertemu dengan orang besar, orang ternama, dengan pejabat, dengan
konglomerat, dengan bintang film, dan lain-lain." Sekali lagi tidak salah majang foto, tetapi kalau
indikasinya untuk angkat diri, itu keliru. Seakan-akan itu terhormat.

Padahal orang yang kita ajak foto belum tentu orang yang menghormati Allah. Di kemudian hari lalu
ternyata pejabat itu korupsi yang membawa kesengsaraan bagi banyak orang, masih banggakah kita?
Atau bintang film, tetapi ternyata kawin cerai dan hidupnya tidak senonoh, mengkonsumsi narkoba,
apakah puas kita? Foto dengan pendeta, ternyata pendeta makan uang jemaat, ternyata tidak
membawa jemaat ke surga, apakah dia tidak lebih jahat dari penjahat?

Racun yang dibungkus dengan bungkus obat, atau racun yang dibungkus dengan tulisan susu
misalnya (minuman sehat) padahal racun. Pendeta seperti itu bisa lebih dalam nerakanya. Saya tidak
sedang membicarakan siapa-siapa ya, maksud saya ada pendeta seperti itu. Saya pun juga bisa seperti
itu kalau tidak bertobat, bisa, bukan hal yang tidak mungkin. Tuhan yang tahu.

Apalagi kalau sebagai pelayan jemaat. Dengar ya, para hamba-hamba Tuhan; kalau sampai kita ini
menjilat orang kaya, atau menjilat orang yang kita anggap bisa memberikan pertolongan,
berarti kita tidak menghormati Allah. Bahwa Allah lebih besar dari siapa pun.
Langkah kita yang lain yang membuat kita tidak terhormat adalah ketika kita menjadi takut dan
cemas ketika menghadapi suatu keadaan. Kita harus waspada menghadapi suatu keadaan dan
memiliki perasaan krisis untuk bisa menanggulangi setiap keadaan. Perasaan krisis untuk bisa
menanggulangi setiap keadaan-keadaan sulit. Tetapi kalau kita sudah berusaha maksimal, kita harus
menyerahkan semua dalam tangan Tuhan.

Seperti yang sering saya katakana, "Tuhan kalau pun aku harus hancur, aku hancur di tangan-Mu."
Itu cara menghormati Allah yang benar, tidak bergantung kepada manusia, tidak takut menghadapi
keadaan apa pun. Itu bicara soal sikap hati yang tidak bisa dilihat di mata manusia.

Cara lain yang dilakukan oleh kita yang menunjukkan kita tidak hormat kepada Allah adalah kita
hidup sembarangan, kita berbuat dosa. Kadang kalau saya sudah berdoa, saya mesti minta ampun,
saya tanya salah apa ya saya? Mestinya sampai kita itu tidak menemukan salah kita itu apa. Dari jam
doa ke jam doa itu hendaknya kita bersih sehingga kita tidak merasa perlu minta ampun
karena memang tidak ada kesalahan yang kita lakukan. Harus sampai pada taraf itu. Kita akan
merasa benar-benar bahagia. Orang yang menghormati Allah itu orang yang hidup suci.

Dan yang terakhir, orang yang menghormati Allah itu orang yang rela berkorban apa pun untuk
Tuhan. Makanya sebenarnya orang kaya itu lebih berat, kenapa? Karena dia dipercayai untuk punya
lebih banyak dan dia pasti harus berkorban lebih banyak. Saya mengatakan ini tidak bermaksud saya
mencari dana supaya Saudara memberi uang ke saya atau gereja yang saya gembalakan. Sudah saya
beritahu bahwa sikap itu merendahkan Tuhan. Apalagi kalau orang kaya itu tidak mengasihi Tuhan
kita lebih melecehkan Allah.

Orang-orang kaya yang hatinya tidak mencintai Tuhan itu, uangnya tidak layak bagi Tuhan, artinya
najis. Mestinya kita tidak mengharapkan. Tetapi kalau dulu saya tidak peduli, pokoknya orang bisa
kasih sumbangan, haleluya saja. Tetapi sekarang tidak lagi. Walaupun kita tidak punya gereja besar,
tidak punya uang banyak di saldo gereja, tidak apa-apa semua jalan saja dari hari ke hari, bisa dilewati
sudah cukup.

Kalau sampai ada apa-apa ya terserah Tuhan, ini kan milik Tuhan. Supaya kita jangan tidak
menghormati Tuhan. Yuk, kita belajar menghormati Tuhan. Ke depan apa pun yang terjadi kita
pasrah. Dia Allah yang besar, kuat, dan berkuasa.

Kamis, 10 Juni 2021

Harga Sebuah Pengakuan


Saudaraku sekalian yang kekasih,
Banyak orang tidak tahu bahwa ketika kita mengakui dan menyatakan dengan mulut kita bahwa Allah
Mahabesar; ada harga yang harus kita bayar dengan pengakuan tersebut. Kalau kita mengakui bahwa
Allah Mahabesar itu berarti:
- Tidak ada yang lebih besar dari Allah. Kalau kita mengakui tidak ada yang lebih besar dari
Allah berarti tidak ada yang kita ingini lebih dari Dia. Tidak ada yang kita butuhkan lebih dari
Dia.
- Tidak ada yang kita pandang lebih mulia dan berharga lebih dari Dia.
- Itu berarti pula ketika kita mengatakan Allah Mahabesar kita harus hidup tidak bercacat
tidak bercela. Kita tidak mengingini dunia lagi.
- Dan kalau kita mengatakan Allah Mahabesar berarti Rumah Bapa lebih dari segala
keindahan dan itu menjadi tujuan hidup kita.

Jika tidak, maka pernyataan kita itu munafik.


Kalau seorang Kristen baru menyatakan hal ini maka hal itu bisa ditolerir atau bisa diterima. Seperti
anak kecil usia 4-5 tahun yang memuji papanya, "papanya hebat, papanya luar biasa," tetapi tidak
memiliki tanggung jawab untuk memenuhi pujian itu. Beda dengan anak-anak yang sudah dewasa,
mungkin mulutnya tidak mengatakan "papa baik, papa luar biasa," tetapi sikap hormatnya,
pengurbanan membela orangtua, pembelaannya untuk orangtua, nyata dari pengakuan mulutnya,
bahwa papanya baik, luar biasa, dan sebagainya.
Demikian pula kita terhadap Allah, kalau kita mengatakan Allah Mahabesar tetapi hanya di
mulut, itu bisa bukan saja dipandang kemunafikan, tetapi sikap kurang ajar dan mencemooh
Allah. Sebab kita menghina Dia dengan pernyataan tersebut, padahal perilaku kita tidak menunjukkan
yang kita mengakui bahwa Allah Mahabesar.
Sama seperti kalau kita memuji seseorang, tetapi di dalam hati sebenarnya kita tidak memuji dia, kita
merendahkan dia, kita melecehkan dia. Saya tidak tahu berapa umur rohani Saudara, mungkin
Saudara belum lama menjadi Kristen. Tetapi kalau sudah seumur saya ini, sudah tahu banyak hal
mengenai Allah, tetapi kalau kita hanya mengatakan Allah Mahabesar tetapi tindakan kita tidak
menunjukkan sikap hormat yang patut kepada-Nya, betapa bukan saja munafik tetapi tindakan itu
juga merupakan penghinaan, pelecehan terhadap Allah.

Mengerti dan memahami kebenaran ini, terus terang saya menjadi gentar. Makin sadar bahwa kita
berhadapan dengan satu Pribadi Agung yang dahsyat, luar biasa, menggetarkan! Oleh sebab itu hidup
kita jadi benar-benar indah dan beruntung kalau kita memperlakukan Allah benar-benar sebagai Allah
Yang Mahatinggi, Allah Yang Mahabesar. Benar-benar kita bisa memperlakukan Dia sebagai Allah
yang Mahabesar.
Sebab orang-orang yang memperlakukan Allah secara benar adalah orang-orang yang akan
diperkenan masuk Kerajaan Surga. Bukan hanya teori, bukan hanya pengetahuan tentang Tuhan
yang bisa menjejali, memenuhi pikiran kita dan mulut kita dengan perkataan-perkataan tentang
Tuhan. Tetapi sikap hati, sikap batin, tindakan dan perbuatan kita yang benar-benar mengagungkan
dan memuliakan Allah.
Biar kiranya hidup kita hendaknya seperti alat musik yang memainkan pujian yang indah dan selalu
menyenangkan Allah. Biar perbuatan dan tindakan kita benar-benar menjadi nyanyian yang mengakui
kebesaran Allah dan menunjukkan kebesaran Allah. Dan inilah keindahan hidup itu: kebesaran dan
kemuliaan Allah menyertai kita.
Kiranya apa yang saya kemukakan ini menjadi awal perjuangan kita untuk mewujudkan pengakuan
kita bahwa Allah Mahabesar dalam perilaku dan perbuatan kita.

Tak hanya dengan pujian


Syair dalam penyembahan
Sembah hormatku kepada-Mu Bapa yang di Surga
Tapi dalam segala hal
Setiap kata dan perbuatan
Seg'nap hidupku menjadi kesukaan-Mu
Kurindukan dan kuminta menjadi anak kesukaan Bapa
Di hadapan takhta-Mu Tuhan
Di mata-Mu diriku berkenan

Rabu, 30 Juni 2021

Jangan Berhenti Mencari Tuhan

Saudaraku sekalian yang kekasih,


Hari ini dunia benar-benar mendapat peringatan dari Tuhan. COVID -19 akhirnya menjadi pukulan
yang tidak main-main. Kalau sebelumnya orang masih bisa merasa bahwa manusia mampu
menangani, hari ini di beberapa negara maju saja mereka sudah mulai putus asa dan membiarkan. Jadi
mereka mulai menjalankan yang disebut herd immunity karena sudah bo-hwat.
Jadi biarlah manusia mengalami kekebalan sendiri dari penyakit menular itu. Dan sebagian populasi
yang tidak mampu—khususnya orang-orang tua—ya meninggal dunia. India memiliki nuklir, tetapi
menghadapi COVID-19 tetap limbung. Dan banyak negara juga mengalami hal itu.
Kita sendiri telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana negara ini, masyarakat ini
menjadi limbung ketika rumah sakit-rumah sakit penuh—bahkan membuat tenda-tenda darurat untuk
perawatan—tetapi tetap saja terus mengalir. Ini yang tentunya membuat kita harus berjaga-jaga.
Tetapi kita lihat bagaimana Tuhan membuka mata manusia betapa tidak berdayanya manusia. Ini baru
COVID-19, belum lagi wabah-wabah yang bisa muncul. COVID-19 yang mutan, penularannya
mudah pengobatannya susah. Oleh sebab itu saya mengajak komunitas ini untuk kembali memeriksa
apa yang sebenarnya dikehendaki oleh Allah di dalam hidup umat manusia itu.
Di antara yang hadir dalam doa ini dari Australia, "kami di Australia kembali lagi lockdown, pak."
Tadi saya sudah membaca beberapa chatting. Hidup ini sulit. Tetapi apa pun keadaan yang sedang
berlangsung dan terjadi dalam hidup kita, mari kita hanya mencari Tuhan saja.
Kita kembali memperkarakan: apa yang dikehendaki oleh Allah itu?
Melalui truth.id Saudara bisa menerima kebenaran-kebenaran. Bahwa Allah Bapa itu menghendaki
satu dunia yang sempurna dengan manusia yang menikmati kebahagiaan dan berjalan
bersama dengan Tuhan di bumi ini, bak di surga. Allah ingin manusia memiliki bumi yang
sungguh amat baik itu dan menikmati bumi yang sempurna sehingga tidak membutuhkan bumi yang
lain atau surga lain.
Tetapi manusia telah jatuh dalam dosa kehilangan kemuliaan Allah. Tidak mungkin manusia yang
telah kehilangan kemuliaan Allah bisa menikmati ciptaan Allah yang sempurna. Kalau itu mungkin,
itu pelecehan, penghinaan bagi Allah. Maka bumi terhukum, bumi terlaknat, bumi terkutuk.
Nah, Allah merancang langit baru bumi baru. Kita orang-orang yang dipilih untuk menjadi anggota
keluarga Kerajaan Surga. Jadi yang harus kita lakukan sekarang adalah bagaimana kita berjuang
untuk memiliki kehidupan seperti yang Bapa inginkan. Yang dikatakan Tuhan Yesus, "Sempurna
seperti Bapa, serupa dengan Yesus."
Itu saja, tidak muluk-muluk. Tidak harus menjadi aktivis gereja, apalagi pendeta. Dan gereja tidak
boleh sibuk, pusing dengan hal-hal yang tidak perlu. Akhirnya gereja menjadi tempat orang-orang
mencari kedudukan, kehormatan; apalagi mereka yang tadinya susah mau senang lalu jadi pendeta
supaya hidupnya nyaman.
Makanya komunitas ini khususnya dan truth.id Suara Kebenaran mau mengembalikan kita kepada
maksud rencana Allah. Sederhana. Kita fokus langit baru bumi baru. Dan sementara kita hidup, kita
membenahi diri untuk benar-benar berkeadaan sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus. Itu
sudah setengah mati. Hidup kita tersita habis-habisan di situ.
Dan sementara kita bertumbuh untuk sempurna seperti Bapa serupa dengan Yesus, kita juga
menolong orang lain yang kita mau giring, kita mau bimbing juga mereka untuk menjadi sempurna
seperti Bapa serupa dengan Yesus. Makanya, tidak bisa tidak kita membangun persekutuan seperti
pagi ini.
Saudara tahu pagi seperti ini membuat kita harus bangun pagi, saya harus bangun pagi. Setiap bulan
zoom ini 18 juta rupiah; itu pun juga dana. Kalau mau irit-irit gak usah bikin zoom deh, pakai truth.id
saja. Tetapi tidak mungkin truth.id atau agak sulit truth.id karena saya di rumah, bagaimana bisa
membuat struktur itu, walaupun saya juga sudah mulai mempersiapkan; kalau nanti lockdown saya
bisa khotbah dari rumah.
Tapi ini kalau tiap pagi bangun jam 5, bangun jam setengah empat saya harus mengundang crew
datang, wah itu kesulitan. Maka dengan zoom ini saya bisa menjangkau Saudara.
Ayo, kita berkemas-kemas pulang ke surga saja. Terserah orang mau ngomong apa kepada kita; ayo,
kita berani hidup tidak wajar. Pokoknya ayo, kita pulang, kita berkemas-kemas. Banyak masalah yang
terjadi yang sedang kita hadapi, juga banyak masalah yang sedang saya hadapi dan berat-berat, tetapi
saya tidak mau kehilangan pegangan dan pandangan. Saya masih mau memandang Tuhan saja, dan
terus sampai saya pulang ke surga dan mengajak Saudara-Saudara untuk itu.
Banyak persoalan dan setan berusaha untuk mencegah laju perjalanan kita menuju ke langit baru bumi
baru. Ingat perkataan Tuhan Yesus di Matius 24: 12-13, "Mereka yang bertahan sampai akhir yang
diselamatkan."

Jadi, ayo kita mencari Tuhan terus, jangan berhenti mencari Tuhan. Setia terus bangun jam 5 pagi atau
sebelum jam 5. Ayo, kita pulang ke surga, kita berkemas-kemas, kita hidup suci. Kita tetap bekerja
sebisa-bisanya; benar, kita menjaga protokol kesehatan dengan baik supaya kita bisa hidup sepanjang
mungkin, supaya kita membenahi diri lebih banyak dan bisa mengambil bagian dalam pekerjaan
Tuhan.
Banyak orang susah hari ini; kami pun juga mengalami kesulitan. Pelayanan kami ini sudah besar,
tanggung jawab kami ini sudah besar memikul beban pekerjaan Tuhan di daerah, di sekolah-sekolah
menjadi tanggung jawab kami, juga STTE dan banyak lagi; bukan berat, tetapi berat sekali. Tetapi
kami tetap berjalan terus.
Banyak orang hanya bisa bicara, menyalahkan dan menilai, tetapi tidak buat apa-apa; mereka
menggenggam tangannya, tidak melepaskan apa yang mereka miliki untuk pekerjaan Tuhan. Kami
juga masih membantu orang-orang prasejahtera hari ini dengan paket-paket; mereka yang susah.
Bukan hanya orang Kristen, tetapi juga orang non-Kristen. Beban kami sangat berat, tetapi kami tetap
melakukan pekerjaan Tuhan ini dan tidak mencari muka. Kami hanya menunggu pengadilan Tuhan
nanti dan semua kita akan menghadap takhta pengadilan Tuhan.
Ayo, jaga hidup untuk lebih suci, hidup tidak bercacat tidak bercela. Jangan tenggelam dengan
masalah-masalah pribadi. Ayo, kita berkarya bagi Tuhan di sisa umur hidup kita ini.

Minggu, 30 Mei 2021

Keelokan Manusia

Bapak/Ibu/Saudaraku sekalian,
Keindahan, keelokan, keunggulan dari makhluk manusia bukan hanya sekadar memiliki
kelebihan dibanding dengan makhluk lain. Lebih dari sekadar memiliki kelebihan dibanding
dengan hewan. Tetapi keindahan, keelokan, keunggulan, keluarbiasaan menjadi manusia
adalah kita bisa, kita diperkenan berurusan dengan Sang Khalik yang menciptakan
langit dan bumi.
Kita diperkenan, kita dimungkinkan dengan potensi yang ada ini bergaul dengan Allah,
berjalan dengan Allah, berinteraksi dengan Allah, tentu Allah yang benar, Allah yang
menciptakan langit dan bumi.
Ini adalah anugerah yang besar, anugerah yang luar biasa kalau Tuhan memberikan kita
anugerah ini menjadi manusia yang terhormat adalah menjadi manusia yang benar-benar mau
berurusan dengan Tuhan, berjalan dengan Tuhan, berinteraksi dengan Tuhan.
Jangan kita berpikir kalau kita sudah beragama berarti kita sudah berjalan dengan Tuhan atau
berinteraksi dengan Tuhan. Beragama, dalam hal ini beragama Kristen, karena kita bicara
dalam konteks Kristen dan tidak perlu menyinggung agama lain. Beragama Kristen itu belum
tentu sudah ber-Tuhan dengan benar, atau berjalan dengan Tuhan.
Kadang-kadang masih sangat jauh. Bahkan jangan heran menjadi aktivis bahkan menjadi
pendeta belum tentu juga berjalan dengan Tuhan dan berinteraksi dengan Allah secara ideal.
Orang yang benar-benar mau mengalami Tuhan, memiliki pengalaman berjalan dengan
Tuhan, berinteraksi dengan Tuhan secara benar, itu orang yang memang bersedia agenda
hidup satu-satunya adalah Tuhan. Melalui segala hal di dalam segala perkara intinya
Tuhan. Jujur saja saya menjadi pendeta bertahun-tahun juga tidak menjalani hidup seperti ini.
Memang saya melayani pekerjaan-Nya. Tentu tidak sempurna, tetapi saya berusaha
berprestasi dalam pelayanan dengan baik, berusaha menjadi manusia yang santun walaupun
tentu masih saja ada salah saya. Tetapi setelah mengenal kebenaran lebih lanjut setelah usia
saya meninggi dan menghayati realitas hidup; saya lebih mengerti apa artinya berurusan
dengan Allah itu.
Jadi dalam segala hal yang kita lakukan, dalam segala perkara yang kita jalani, itu urusannya
dengan Tuhan. Jadi inti masalahnya bukan kegiatan itu sendiri, apalagi cita-cita, keinginan,
ambisi kita; bukan, tetapi intinya Tuhan sendiri. Bagaimana di dalam segala hal yang kita
lakukan, dalam segala perkara yang kita jalani, kita menyenangkan hati Tuhan.
Kita menyukakan hati Tuhan. Kita menghadirkan Allah di situ. Sebab pada akhirnya segala
sesuatu yang ada di bumi ini kita tinggalkan. Pekerjaan, usaha, hobi, keinginan-keinginan apa
pun yang bersifat dunia fana, bahkan keluarga kita tinggalkan. Tidak ada yang kita bawa.
Tetapi hanya Tuhan yang kita bawa.
Makanya Pemazmur mengatakan di Mazmur 73:25-26, "Siapa gerangan ada padaku di
sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." Mestinya dari ayat
Mazmur 73 kalau Saudara membaca Firman Tuhan, Saudara bisa menemukan pernyataan
Pemazmur yang luar biasa yang sering menjadi syair lagu dan ini menjadi ayat yang cukup
menyenangkan, menjadi ayat favorit saya Mazmur 73 ini di ayat 25 "Siapa gerangan ada
padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi."
Kita harus selalu meng-update (memperbaharui) hubungan kita dengan Tuhan,
interaksi kita dengan Tuhan. Sejak semalam sebelum jam setengah tiga, saya sudah
memikirkan hal ini, bagaimana kita berurusan dengan Allah. Maka tidak boleh ada cacat, ada
cela yang kita lakukan, kita miliki, tidak boleh ada. Tidak boleh ada ikatan dalam hati kita
terhadap sesuatu atau seseorang yang melebihi ikatan kita dengan Allah. Ayo, kita berani
melangkah hidup.
Saya bersyukur melalui segala pergumulan hidup yang saya alami; kepicikan, kesesakan,
saya dibawa Tuhan kepada keadaan ini. Yang intinya kita ingin nanti di hadapan takhta
pengadilan Tuhan kita tidak dipermalukan. Hari ini mungkin kita dipermalukan, dimana-
mana nama kita buruk, benar-benar banyak fitnah.
Tetapi hal itu membuat kita tambah sungguh-sungguh mengoreksi diri, jangan-jangan yang
dikatakan orang itu benar, lalu kita tidak melakukan seperti yang dikatakan orang tersebut.
Tetapi lebih dari itu kita benar-benar mau berurusan dengan Allah supaya kita tahu apa yang
Allah kehendaki dalam hidup kita, apa yang Dia rencanakan untuk kita penuhi dan nanti
kalau kita ada di pengadilan Tuhan semua akan terbuka.
Mungkin Saudara juga sedang mengalami keadaan-keadaan seperti itu. Di tengah-tengah
keluarga besar, dalam hubungan dengan pasangan hidup, dengan rekan kerja, dengan teman
di kantor, dengan teman sepelayanan, Anda menghadapi keadaan-keadaan seperti itu. Di
mana nama Anda menjadi rusak, Anda dipersalahkan, tidak masalah.
Itu justru membuat kita mengoreksi diri, dan kita lebih menyerahkannya kepada pengadilan
Tuhan. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Apa benar begitu? Nanti di surga
semua akan ditelanjangi, akan di buka.

Kita harus takut terhadap fakta pengadilan Tuhan, kita harus gentar terhadap fakta
pengadilan Allah. Harus takut, supaya kita berhati-hati dalam segala hal yang kita
lakukan. Kiranya Tuhan memberkati Saudara-Saudara sekalian.

Bawa aku Tuhan ke tempat yang Mahatinggi


Bawa aku Tuhan ke tempat yang Mahakudus
Agar ku mengerti semua yang Engkau inginkan
Kupahami hati p’rasaan-Mu

S’karang aku datang tenggelam di hadirat-Mu


Beri ‘ku mengenal lebih dalam pribadi-Mu
Dengan rela hati ‘ku terima rencana-Mu
Dan berjalan dalam kebenaran

Kar’na Engkaulah Allahku


Bapa yang mulia b’ri warna jiwaku
Dalam-Mu aku teduh kutemukan firdausku
Di keabadian-Mu

Anda mungkin juga menyukai