Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL KEGIATAN PENGEMBANGAN

Pada bab ini dijabarkan hasil kegiatan pengembangan Modul Debit

Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skill) yang meliputi penyajian data, analisis data,

dan revisi produk.

A. Penyajian Data Uji Coba

Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa modul debit berbasis

kecakapan hidup (life skill) untuk siswa dan untuk guru. Uji coba dilakukan pada

subjek coba yaitu para ahli, guru dan siswa kelas VI SD Negeri Curahsawo

Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Berikut ini adalah penyajian data

hasil uji coba.

1. Penelitian Pendahuluan
Berdasarkan hasil studi pustaka diperoleh beberapa penelitian yang

menunjukkan bahwa bahan ajar sebagai produk pengembangan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut dilaksanakan oleh I Gusti

Ayu Rusmiati (2013). Penelitian serupa dilakukan oleh Mhmd Habibi tahun 2014

yang menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar yang telah dilakukan berada

dalam katogori valid dan efektif digunakan sebagai bahan pelajaran di sekolah.

Sementara untuk hasil studi pustaka pembelajaran berbasis kecakapan hidup

diperoleh data pendidikan kecakapan hidup memiliki hubungan dengan kegiatan

pembelajaran. Oleh sebab itu, pendidikan kecakapan hidup perlu dikembangkan

dalam pembelajaran. Penelitian yang menyatakan bahwa pengembangan

63
64

pendidikan kecakapan hidup dapat dikembangkan dan diintegrasikan dalam

muatan pembelajaran dilakukan oleh Aznam (2002) dengan judul “Implementasi

Life Skill pada Pembelajaran Kimia Bahan Aditif”. Dalam penelitian tersebut

Aznam menjelaskan bahwa untuk menyusun materi pembelajaran berdasarkan

pada life skill dilakukan 3 tahap, yaitu: (1) melakukan identifikasi kecakapan

hidup yang dibutuhkan siswa, (2) mengidentifikasi pengetahuna, sikap, dan

keterampilan yang dibutuhkan siswa, (3) dari hasil identifikasi tersebut kemudian

diklasifikasikan ke dalam tema-tema atau pokok bahasan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil survey diperoleh data bahwa siswa kelas VI mengalami

kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika khususnya materi debit.

Hal ini terbukti dengan nilai siswa dalam pokok bahasan ini rendah selama 3

tahun terakhir jika dibandingkan dengan pokok bahasan lainnya, yaitu sejak tahun

ajaran 2014/2015 sampai dengan 2016/2017. Siswa sulit mengkonversi

antarsatuan volume, menentukan hubungan antarsatuan debit, dan menyelesaikan

soal cerita yang berkaitan dengan debit. Selain itu, dari tahun ke tahun guru belum

pernah menggunakan bahan ajar lain selain buku ajar (Buku Paket Matematika

untuk Kelas VI SD/MI) dan buku penunjang (LKS). Kemungkinan besar, hal ini

juga merupakan salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa. Setelah

dianalisis, bahan ajar yang digunakan guru hanya fokus membekali siswa untuk

cakap akademik saja, serta materi yang disajikan menggunakan rumus-rumus

abstrak yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang dewasa tanpa adanya

keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.


65

2. Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan dilakukan analisis struktur muatan materi,

perumusan indikator pencapaian kompetensi, dan perumusan uji kelayakan

produk. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan SK yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan yang digunakan SDN Curahsawo, yaitu SK 2. Menggunakan

pengukuran volume perwaktu dalam pemecahan masalah, dan KD 2.1 Mengenal

satuan debit, 2.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan debit.

Indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam kurikulum SDN

Curahsawo yaitu; 1) Siswa dapat mengenal satuan debit, 2) Siswa dapat

menyelesaikan masalah berkaitan dengan debit. Sementara peneliti merencanakan

indikator pencapaian kompetensi yang berbeda dengan kurikulum SDN

Curahsawo. Dimana siswa kembali diingatkan mengenai satuan yang terlibat

dalam satuan debit yaitu satuan volume dan satuan waktu serta disesuaikan

dengan tujuan pembuatan modul yaitu siswa dapat belajar secara mandiri dan

dibekali dengan kecakapan personal, sosial, akademik, dan vokasional. Sehingga

indikator pencapaian kompetensi yang digunakan sebagai berikut.

2.1.1 Siswa dapat mengenal satuan volume

2.1.2 Siswa dapat mengenal satuan waktu

2.1.3 Siswa dapat mengenal satuan debit

2.1.4 Siswa dapat membuat soal tentang satuan volume, waktu, dan debit

2.1.5 Siswa dapat menjawab soal tentang satuan volume, waktu, dan debit
66

2.1.6 Siswa dapat menilai jawaban teman tentang satuan volume, waktu, dan

debit

2.1.7 Siswa dapat mengkonversi antarsatuan debit

2.2.1 Siswa dapat menyelesaikan soal cerita tentang debit

2.2.2 Siswa dapat membuat media pembelajaran tentang satuan debit

Instrumen uji kelayakan produk yang digunakan berupa lembar validasi

isi/materi, lembar validasi desain, angket kepraktisan, angket kemenarikan, dan

tes. Lembar validasi isi/materi yang digunakan berisi 8 indikator yaitu 1)

kesesuaian materi dengan indikator pencapaian kompetensi, 2) kejelasan konsep

yang diberikan, 3) kesesuaian antara soal evaluasi dan materi yang disajikan, 4)

bermuatan pendidikan kecakapan hidup, 5) memungkinkan siswa untuk belajar

secara mandiri, 6) setiap kegiatan memberi kesempatan siswa untuk aktif, 7)

kelengkapan komponen modul yang disajikan, dan 8) penggunaan bahasa yang

tepat dan komunikatif. Lembar validasi desain yang digunakan berisi 8 indikator

yaitu 1) kesesuaian jenis dan ukuran huruf dengan karakteristik siswa, 2)

kesesuaian antara kombinasi warna dengan karakteristik siswa, 3) kesesuaian

gambar dengan karakteristik siswa, 4) kesesuaian narasi dengan karakteristik

siswa, 5) kerapian penataan komponen dalam modul, 6) pemilihan gambar sesuai

dengan materi yang disajikan, 7) dimungkinkan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, 8) modul didesain dengan bentuk yang mudah dibawa. Dalam

lembar validasi, validator diminta memberikan penilaian dengan skala 1-4 dimana

4 untuk kriteria valid dan 1 untuk kriteria tidak valid.


67

Untuk mengukur tingkat kepraktisan digunakan angket yang diberikan

kepada guru dan siswa, sementara untuk mengukur tingkat kemenarikan

digunakan angket kemenarikan yang diberikan kepada siswa. Angket yang

digunakan berupa angket tertutup dengan soal pilihan ganda yang harus dijawab

oleh subyek uji coba. Dimana abjad a untuk skala 4, b untuk skala 3, c untuk skala

2, dan d untuk skala 1.

3. Desain Produk

Dalam desain produk, peneliti menyusun produk berupa Modul Pegangan

Guru (MPG) dan Modul Pegangan Siswa (MPS). Produk ini disebut produk awal

sebelum divalidasi dan direvisi.

4. Validasi Produk
Validasi Produk dilaksanakan setelah modul debit berbasis kecakapan

hidup selesai disusun. Validasi Produk dilakukan untuk mengukur tingkat

kevalidan modul berbasis kecakapan hidup (Vm). Untuk mengukur tingkat

kevalidan modul, perlu diukur tingkat kevalidan isi/materi (Vi) dan desain (Vd).

Berhubungan dengan hal tersebut, dilakukan validasi pada ahli isi/materi dan ahli

desain. Ahli isi/materi diserahkan kepada Ibu Flavia Aurelia Hidajat, S. Pd., M.

Pd. Ahli desain diserahkan kepada Ibu Shofia Hattarina, S. Pd., M. Pd. Tujuan

Validasi Produk ini adalah untuk menilai kelayakan produk yang akan

diujicobakan pada siswa nantinya.

Validasi Produk yang pertama dilakukan kepada ahli materi yaitu Ibu

Flavia Aurelia Hidajat, S. Pd., M. Pd. Ibu Flavia Aurelia Hidajat, S. Pd., M. Pd
68

adalah Dosen Matematika Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Panca

Marga Probolinggo. Proses validasi dengan menyerahkan produk berupa Modul

Debit Berbasis Kecakapan Hidup. Setelah diujicobakan pada ahli materi/isi,

modul debit berbasis kecakapan hidup layak untuk diujicobakan dengan sedikit

revisi. Adapun revisi yang harus penulis lakukan terletak pada poin keempat,

yaitu kesesuaian kegiatan dengan pendidikan kecakapan hidup (life skill). Ahli

materi/isi memberikan saran agar indikator pendidikan kecakapan hidup (life skill)

lebih ditunjukkan dalam setiap kegiatan, yaitu dengan menambahkan simbol atau

lambang pada setiap kegiatan yang merupakan bagian dari karakteristik

pendidikan kecakapan hidup (life skill).

Revisi kedua yaitu pada halaman 3 pada kegiatan ayo belajar satuan

volume. Pada kegiatan ini akan lebih baik apabila siswa diajak berpikir untuk

mecari hubungan antarsatuan debit secara mandiri. Revisi yang ketiga terletak

pada komponen kata sambutan dan komponen komponen modul, dimana dalam

kedua komponen tersebut ulasan tentang pendidikan kecakapan hidup (life skill)

masih sangat sempit sehingga perlu ditambah agar cakupannya lebih luas dan

pembaca atau pengguna modul lebih memahami bagaimana sesungguhnya

pendidikan kecakapan hidup (life skill).

Validasi Produk yang kedua dilakukan kepada ahli desain yaitu Ibu Shofia

Hattarina, S. Pd., M. Pd. Proses validasi dengan menyerahkan modul debit

berbasis kecakapan hidup untuk siswa kelas VI. Setelah dilakukan validasi kepada

ahli desain, produk berupa modul debit berbasis kecakapan hidup untuk kelas VI

siap dan layak diujicobakan kepada siswa tetapi dengan sedikit revisi, yaitu
69

terdapat dalam halaman 1 dimana gambar tangga satuan liter dan kubik terlalu

kecil untuk siswa sehingga perlu diperbesar dan pada halaman depan (cover) perlu

ditambahkan kelas serta kolom identitas pemilik.

5. Uji Coba Produk

Uji coba produk yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari Uji Coba

Skala Kecil dan Uji Coba Skala Besar

a. Uji Coba Skala Kecil

Uji skala kecil dilakukan setelah modul debit berbasis kecakapan hidup

divalidasi oleh ahli pada Validasi Produk. Uji coba skala kecil ini dilakukan untuk

mengukur tingkat kepraktisan (Pm), kemenarikan (M) dan keefektifan modul

debit berbasis kecakapan hidup (E) dalam pembelajaran Matematika kelas VI SD

Negeri Curahsawo Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Untuk mengukur

tingkat kepraktisan modul (Pm), digunakan 2 angket yaitu angket kepraktisan

untuk guru (Pg) dan angket kepraktisan untuk siswa (Ps). Sementara untuk

mengukur tingkat kemenarikan modul, digunakan angket kemenarika (M) yang

diberikan pada siswa.

Pertama kali, guru mengisi angket kepraktisan produk untuk mendapatkan

masukan yang membangun sebagai acuan untuk merevisi produk sebelum

diberikan kepada siswa. Angket kepraktisan produk ini diberikan pada 24

Februari 2018. Berdasarkan angket yang diisi oleh guru, guru menganggap modul

telah sangat praktis. Guru juga memberikan saran dan komentar yaitu sebaiknya

pada lembar kerjasama guru dan orang tua ditambahkan kolom respon guru agar
70

orang tua dapat mengetahui bagaimana respon guru terhadap kegiatan yang telah

dilakukan siswa bersama orang tua di rumah.

Angket kepraktisan dan kemenarikan diberikan diberikan kepada 6 siswa

kelas VI SD Negeri Curahsawo yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan

rendah dalam belajar matematika masing-masing 2 orang. Angket ini diberikan

pada 24 Februari 2018 dimana siswa diminta untuk melakukan kegiatan

pembelajaran hanya pada subbab 1 satuan volume karena keterbatasan waktu

penelitian.

Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh siswa, terlihat bahwa pertanyaan

yang berhubungan dengan tingkat kepraktisan adalah pertanyaan nomor 1 sampai

dengan nomor 5 sedangkan pertanyaan nomor 6 sampai dengan 10 adalah

pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat kemenarikan. Skala penilaian

menggunakan a untuk sangat mudah / sangat menarik / sangat bersemangat, b

untuk mudah / menarik / bersemangat, c untuk kurang mudah / kurang menarik /

kurang bersemangat, dan d untuk tidak mudah/tidak menarik/tidak bersemangat

dalam menggunakan modul debit berbasis kecakapan hidup.

b. Uji Coba Skala Besar

Uji coba skala besar dilakukan setelah uji coba skala kecil dilakukan. Uji

coba skala besar ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepraktisan (Pm),

kemenarikan (M), dan keefektifan (E) modul debit berbasis kecakapan hidup.

Angket kepraktisan (Pm) dan kemenarikan (M) diberikan kepada siswa kelas VI

SD Negeri Curahsawo yang berjumlah 24 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

dan 7 siswa perempuan. Kegiatan uji coba ini dilakukan dengan melakukan
71

kegiatan pembelajaran pada subbab 2 satuan waktu dan subbab 3 satuan debit

yang dilaksanakan pada 26 Februari 2018.

Sementara untuk mengukur tingkat keefektifan modul debit berbasis

kecakapan hidup (E), peneliti menggunakan soal evaluasi berisi 15 soal uraian

yang di dalamnya mencakup materi subbab 1 satuan volume, subbab 2 satuan

waktu, dan subbab 3 satuan debit. Berdasarkan hasil tes yang dikerjakan oleh

siswa diperoleh data bahwa terdapat 20 siswa dengan nilai mencapai KKM

sementara 4 siswa belum mencapai KKM.

B. Analisis Data

Berdasarkan sajian data di atas, dapat dianalisis bagaimana tingkat

kevalidan, kepraktisan, dan kemenarikan modul debit berbasis kecakapan hidup

pada Validasi Produk dan uji coba skala kecil.

1. Validasi Produk
Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi/isi dan ahli desain dapat

dianalisis mengenai tingkat kevalidan materi (Vi) dan desain (Vd), sehingga dapat

ditemukan rata-rata untuk mengukur tingkat kevalidan modul debit berbasis

kecakapan hidup.

Tingkat kevalidan isi/materi modul debit berbasis kecakapan hidup (Vi)

mencapai 87,5%. Kesesuaian materi dengan indikator pembelajaran dalam

kurikulum, kesesuaian antara soal evaluasi dengan materi yang disajikan, dan

penggunaan bahasa telah sangat baik. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu direvisi

yaitu dalam kegiatan pembelajaran dalam modul akan lebih baik apabila lebih
72

ditunjukkan ciri atau karakteristik kecakapan hidupnya. Hal ini dapat dilakukan

dengan memberikan simbol atau lambang pada kegiatan yang merupakan ciri atau

karakter dari kegiatan pembelajaran yang berbasis kecakapan hidup. Selain itu,

pada halaman awal dalam lembar kata sambutan akan lebih baik apabila

penjelasan mengenai pendidikan kecakapan hidup lebih diulas lagi agar pembaca

atau pengguna modul lebih memahami pendidikan kecakapan hidup dan

bagaimana kegiatan pembelajaran yang mencerminkan pendidikan kecakapan

hidup. Sementara dalam kegiatan ayo membaca pada subab 1 satuan volume,

pengertian volume yang disajikan pada modul kurang sesuai dengan pengertian

volume dalam Bahasa Matematika. Oleh sebab itu peneliti perlu mencari referensi

lain untuk memperoleh definisi volume. Dalam kegiatan ini juga terdapat kalimat

tanya yang menganyakan bagaimana hubungan antarsatuan debit pada siswa

tetapi siswa tidak belum diajak untuk mencari hubungan antarsatuan debit. Oleh

sebab itu dalam bagian ini perlu ditambahkan suatu ulasan yang mengajak siswa

untuk membangun pengetahuannya dalam mencari hubungan antarsatuan debit.

Tingkat kevalidan desain modul berbasis kecakapan hidup (Vd) mencapai

96,8% berada dalam kategori valid. Kesesuaian jenis dan ukuran font, kombinasi

warna, narasi, penataan komponen modul, dan desain modul telah sesuai dengan

karakteristik siswa dan berada dalam kategori valid. Sedangkan pada poin

kesesuaian gambar dengan karakteristik siswa berada dalam kategori cukup valid

dengan sedikit revisi pada ukuran gambar. Akan lebih baik apabila ukuran gambar

diperbesar agar tampak lebih jelas. Selain itu, pada halaman depan (cover) perlu
73

dibubuhkan kolom identitas pemilik dan keterangan kelas karena pada halaman

depan belum ada keterangan untuk siapa modul tersebut digunakan.

Setelah didapat tingkat kevalidan isi/materi (Vi) dan kevalidan desain (Vd),

dilakukan pengambilan rata-rata untuk mendapatkan hasil tingkat kevalidan

modul debit berbasis kecakapan hidup (Vm). Berikut hasil tingkat kevalidan

modul debit berbasis kecakapan hidup.

𝑉𝑖+𝑉𝑑
Vm = x 100%
2

87,5+96,8
Vm = x 100%
2

Vm = 92,15%

Berdasarkan perhitungan di atas, tingkat kevalidan modul debit berbasis

kecakapan hidup (Vm) mencapai 92,15%. Apabila dikonversikan dalam tabel 3.2

tentang kriteria Kevalidan Modul Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skill), maka

modul debit berbasis kecakapan hidup berada dalam kategori valid dan tidak perlu

revisi. Tetapi, dengan memperhatikan saran dan komentar dari validator ahli

materi/isi dan ahli desain, maka dilakukan sedikit revisi pada bagian yang telah

disarankan sebelumnya.

2. Uji Coba Produk

a. Uji Coba Skala Kecil


Berdasarkan rekapitulasi hasil angket kepraktisan dan kemenarikan pada

uji coba skala kecil, dapat dianalisis mengenai angket kepraktisan (Pm) dan

angket kemenarikan (M) baik itu diisi oleh guru, siswa, maupun keduanya.
74

Tingkat kepraktisan menurut guru (Pg) dan siswa (Ps) masing-masing

mencapai prosentase 89,2% dan 87,5%. Untuk mendapatkan tingkat kepraktisan

secara umum atau keseluruhan, diambil rata-rata dari tingkat kepraktisan menurut

guru (Pg) dan tingkat kepraktisan menurut siswa (Ps), sehingga diperoleh hasil

tingkat kepraktisan modul debit berbasis kecakapan hidup (Pm) sebagai berikut.

𝑃𝑔+𝑃𝑠
Pm = x 100%
2

89,2+87,5
Pm = x 100%
2

Pm = 88,35 %

Berdasarkan penghitungan di atas, tingkat kepraktisan modul debit

berbasis kecakapan hidup (Pm) mencapai 88,35%. Jika dikonversikan pada Tabel

3.3 mengenai kriteria kepraktisan modul debit berbasis kecakapan hidup, tingkat

kepraktisan modul debit berbasis kecakapan hidup masuk ke dalam kategori

praktis dan tidak perlu revisi, namun dengan mempertimbangkan komentar dan

saran dari guru kelas VI SD Negeri Curahsawo, maka dilakukan revisi kecil yang

terletak pada lembar penghubung atau lembar kerjasama antara guru dan orang tua

dalam modul siswa.

Tingkat kemenarikan modul debit berbasis kecakapan hidup mencapai

persentase 94,1%. Pemberian gambar-gambar dan kombinasi warna yang

disesuaikan dengan karakteristik siswa membuat siswa lebih tertarik dalam

belajar.
75

b. Uji Coba Skala Besar

Berdasarkan rekapitulasi hasil angket kepraktisan dan kemenarikan dan

mengenai perolehan nilai soal evaluasi yang diisi oleh siswa, dapat dianalisis

tingkat kepraktisan (Pm), kemenarikan (M), dan keefektifan (E) modul berbasis

kecakapan hidup dalam uji coba skala besar.

Tingkat kepraktisan modul debit berbasis kecakapan hidup yang dilakukan

pada uji coba skala besar mencapai 89,5% berada dalam kategori valid tanpa

revisi. Begitu pula tingkat kemenarikan modul debit berbasis kecakapan hidup

yang dilakukan pada uji coba skala besar ini mencapai 92,5% berada dalam

kategori valid tanpa revisi.

Tingkat keefektifan modul debit berbasis kecakapan hidup mencapai

83,3%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sebanyak 20 siswa telah mendapatkan

nilai di atas KKM, sedangkan 4 siswa lain belum mencapai KKM. Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) individu di kelas VI SD Negeri Curahsawo adalah

70, sedangkan untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) klasikal adalah 70%.

Dari hasil tingkat keefektifan, KKM individu, dan klasikal, pembelajaran

Matematika dalam pokok bahasan debit dapat dikatakan efektif.

C. Revisi Produk

Untuk memperoleh produk yang lebih baik, setelah memperoleh data dan

menganalisa data maka dilakukan revisi. Revisi yang dilakukan yaitu dengan

memperhatikan saran dan komentar dari subjek penelitian, yaitu dari validator ahli

materi/isi, validator ahli desain, dan guru kelas VI SD Negeri Curahsawo. Adapun
76

rincian revisi produk terdiri dari dua, yaitu revisi produk Validasi Produk dan uji

coba produk skala kecil sebagai berikut.

1. Validasi Produk

Revisi produk pada Validasi Produk ini dilakukan berdasarkan saran dan

komentar dari ahli materi/isi dan desain. Berikut ini adalah rincian revisi produk

modul debit berbasis kecakapan hidup pada Validasi Produk.

a) Saran perbaikan oleh ahli materi/isi

Tabel 4.1 revisi materi modul debit berbasis kecakapan hidup oleh ahli materi/isi
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Definisi volume sebelum revisi Definisi volume setelah revisi


77

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Siswa belum diajak mencari hubungan Siswa diajak mencari hubungan antarsatuan
antarsatuan volume volume

Kata sambutan sebelum direvisi belum Kata sambutan setelah direvisi menunjukkan
menunjukkan aspek kecakapan hidup aspek kecakapan hidup dalam baris terakhir
78

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Tentang modul sebelum direvisi belum


mengulas lebih banyak tentang kecakapan Tentang modul setelah direvisi lebih mengulas
hidup tentang pendidikan kecakapan hidup

b) Saran perbaikan oleh ahli desain

Tabel 4.2 revisi materi modul debit berbasis kecakapan hidup oleh ahli desain
Sebelum Revisi

Halaman depan modul belum mencantumkan Halaman depan modul telah mencantumkan
keterangan kelas dan kolom identitas keterangan kelas dan kolom identitas
79

Sebelum Revisi

Gambar tangga volume terlalu kecil sehingga Gambar tangga volume telah diperbesar agar
kurang terlihat jelas lebih terlihat jelas

2. Uji Coba Skala Kecil

Revisi produk pada uji coba skala kecil ini dilakukan berdasarkan saran

dan komentar dari guru kelas VI SD Negeri Curahsawo. Berikut uraian revisi

produk pada uji coba skala kecil

Tabel 4.3 revisi modul debit berbasis kecakapan hidup pada uji coba skala kecil
Sebelum Revisi

Lembar penghubung belum direvisi Lembar penghubung setelah direvisi

Anda mungkin juga menyukai