Anda di halaman 1dari 10

NARASI / NOTULENSI

PELATIHAN KADER DAN MEMBANGUN INSPIRASI DESA SEHAT MATA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRE
Kabupaten Tuban

Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan pada hari selasa tanggal 12 Oktober 2018 di aula
puskesmas Wire jalan Pahlawan No.9 Gedongombo kec. Semanding , dengan dihadiri oleh
24 peserta, terdiri dari peserta kader posbindu dan lansia 17 orang serta 7 orang peserta
dari tokoh formal / perangkat desa.

Proses kegiatan :
Proses sosialisasi membangun inspirasi desa sehat mata

08.00 – 09.00 wib. Registrasi


Jadwal yang direncanakan pada pukul 08.00 wib acara pembukaan dimulai, ternyata tidak
sesuai dengan realita lapangan, terkendala oleh keterlambatanbeberapa peserta.

09.00 – 09.20 wib. Pembukaan


Acara dibuka oleh bu Handani Amd Keb. (Koordinator PTM) selaku pembawa acara
kemudian dibacakannya susunan acara sosialisasi membangun inspirasi desa sehat mata ;
1. Sambutan kepala puskesmas Palang
2. Sambutan dan sekaligus acara pembukaan pelatihan kader oleh Camat Palang
3. Penyampaian materi prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan
4. Sosialisasi inisiatif desa sehat mata
5. Penutup

Sambutan kepala puskesmas Widang ( Noerolandra Dwi S. SKM. M. Kes )


Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa perkembangan program indera semakin
melebar, sekarang program indera berkembang ke mata. Kenapa kesehatan mata ? kenapa
mata begitu penting, karena 83% informasi sehari hari masuk melalui mata atau indera
penglihatan, 285 juta penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan dan 90%
diantaranya hidup negara berkembang. Di Indonesia angka kebutaan mencapai 3% dan jawa
timur menjadi peringkat pertama tingkat nasional dengan angka kebutaan 3%, beliau
menegaskan bahwa penyebab kebutaan tertinggi adalah katarak. Tujuan dari program
kesehatan mata yang akan kita laksanakan ini adalah mengurangi angka kebutaan dengan
mendeteksi secara dini gangguan penglihatan khususnya refraksi dan katarak di masyarakt.
Program ini akan dimasukkan pada kegiatan posbindu dan posylansia, berarti tugas dan
peran ibu ibu kader akan bertambah. Tetapi saya selaku kepala puskesmas meminta
dukungan dari pemerintah desa untuk membantu peran dan tugas kader dalam
melaksanakan program kesehatan mata di desanya masing masing.
Harapan saya kepada ibu ibu kader dan bapak perangkat desa yang hadir, mohon hasil
sosialisai ini untuk di komunikasikan ke kepala desa dan disosialisasikan ke masyarakat,
melalui berbagai forum agar informasi ini cepat menyebar ke masyarakat. Pada di kegiatan
posybindu dan lansia ibu ibu mampu melakukan pemeriksaan dan merujuk pasien ke
layanan puskesmas.

Sambutan dan pembukaan oleh Sekcam ( Bpk. Sudarto )


Kita sudah mendengar apa yang disampaikan bapak Rolan tadi ternyata kesehatan mata itu
sangat penting. Alasan kenapa perlu adanya sosialisasi kesehatan mata, kader perlu dilatih
karena di masyarakat ada penyakit mata yang namanya katarak, kelainan refraksi, penderita
refraksi ini jika melihat benda semakin lama semakin burem dan di masyarakat juga banyak
kita jumpai orang yang rabun jauh / minus, rabun dekat / plus ada juga yang silinder dan
gangguan karena usia tua dan karena katanya sekarang ini adalah jaman now semua orang
pegang hp sedangkan penggunaan hp sekarang ini terlalu berlebihan, bahkan anak anak
diberi kesempatan berjam jam menggunakan hp tanpa ada larangan dari orang tua, hal ini
menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan. Nonton tv dengan jarak dekat juga dapat
merusak mata. Nah, karena itu semua diharapkan kepada ibu kader yang sudah dilatih dan
bapak perangkat desa tolong setiap ada kesempatan di berbagai forum yang ada didesa
sosialisasikan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kesehatan mata.
Sekali lagi saya berpesan ;
- Sebagai kader mata tolong melalui beberapa forum, pertemuan PKK, kumpulan
arisan, posyandu, posbindu, posylansia dan pertemuan kelurahan untuk
menyampaikan apa yang sudah diterima dipertemuan ini.
- Menskrining gangguan penglihatan kepada masyarakat jika menemukan penderta
penyakit mata segera merujuk ke puskesmas
- Bagi pemerintah desa mohon untuk mengalokasikan anggaran APBD untuk
penambahan posyandu atau kader.
Kemudian sekcam membuka kegiatan pelatihan kader dan membangun inspirasi desa sehat
mata.

09.20 – 09.50 wib, Prevalensi Gangguan penglihatan dan kebutaan ( Ana Hepy Amd Kep. )
Angka kebutaan Indonesia mencapai 3% menduduki peringkat 2 dunia setelah eutopia, ini
adalah kasus yang memalukan apalagi kita disejajarkan dengan negara eutopia yang
merupakan negara miskin. Akhirnya pemerintah terutama para dokter spesialis mata
merasa punya tanggung jawab besar. Mereka berfikir kenapa indonesia demikian tinggi
angka kebutaannya apalagi di jawa timur, dalam skala nasional angka kebutaan jawa timur
di urutan pertama mencapai 4,4% dan katarak 81,1%. Oleh karena kasus di jawa timur
begitu memprihatinkan maka dilaksanakan program kesehatan mata, di jawa timur pada
kebijakan gubernur program mata ada diurutan ketiga, untuk sementara pelaksanaan
program pertama dilaksanakan di kab. Probolinggo dan kab. Tuban sebagai pilot project jika
nanti berhasil akan di replikasi atau dicontoh oleh kabupaten lain di jawa timur.
Prioritas penanggulangan gangguan penglihatan
a. Katarak : kekeruhan pada lensa mata.
b. Bukan katarak ;
- Kelainan refraksi : biasanya pada anak usia awal sekolah antara 5-15 tahun,
menyebabkan penurunan kecerdasan dan prestasi belajar.
- Glaukoma : gangguan akibat tekanan bola mata, sakit, nyeri dan kalau ditekan
bola mata keras.
- Retinophaty diabetikum : gangguan saraf mata karena kelebihan gula.
- Retinophaty of prematurity : gangguan mata pada bayi yang lahir premature
ketika terlalu banyak oksigen.
- Low vision : dikarenakan genetic
Upaya penanggulangan gangguan penglihatan ;
1. Pencgahan
- Promosi kesehatan
- Memberikan KIE kepada masyarakat agar peduli dan terhindar dari resiko
gangguan penglihatan.
2. Pengendalian
- Deteksi dini melalui : hitung jari atau tambling - E
3. Penanganan
- Tata laksana kasus secara komprehensif
Operasi sampai dengan rehabilitasi, rehabilitasi bersumberdaya masyarakat.

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian tersebut peran kader sangat dibutuhkan,
berarti tugas ibu kader bertambah lagi, kami semuaberharap dan berdoa semoga kader
selalu sehat dan semangat dalam melaksanakan tugas mulia dalam rangka mencegah
terjadinya kebutaan dan semoga program kesehatan mata di wilayah puskesmas Wire
berjalan maksimal dan berhasil.

09.50 – 10.30 wib, Inspirasi desa sehat mata ( Romeli )


Sebelum menyampaikan materi tentang inspirasi desa sehat mata terlebih dahulu CO
memperkenalkan tim paramitra serta tugas dan peran dari masing masing personal.
Program kesehatan mata di jawa timur didanai oleh lembaga internasional yang bernama
CBM. Kemudian CBM menunjuk yayasan paramitra jawa timur untuk bekerja sama dengan
kabupaten probolinggo dan kabupaten Tuban melaksanakan program kesehatan mata yang
diberi nama program ISEE yang mempunyai arti membangun system layanan kesehatan
mata yang komprehensif dan inklusif di wilayah kabupaten probolinggo dan kabupaten
Tuban. Yaitu layanan kesehatan yang menyeluruh dan lengkap yang sudah di jelaskan bu
Ana tadi, mulai dari pencegahan, pengendalian sampai pada penanganan hingga
rehabilitasi. Juga memberi kemudahan akses layanan kepada semua lapisan masyarakat
tidak terkecuali kepada masyarakat difable yaitu yang mempunyai kemampuan berbeda.
Akses kemudahan layanan kesehatan mata harus dimulai dari tingkat masyarakat desa,
peran kader dalam pelaksanaan program ini sangat dibutuhkan karena langsung
bersinggungan dalam masyarakat dan dalam pelaksanaannya diharapkan adanya dukungan
dan kerjasama dari pemerintahan desa. Dari itulah bapak perangkat desa dan ibu kader
diundang dalam rangka pelatihan kader dan membangun inspirasi desa sehat mata.
Penyampaian selanjutnya penayangan video tentang katarak dan kebutaan. Selanjutnya
menegaskan kembali serta menambahkan bahwa angka kebutaan di jawa timur sangat
tinggi mencapai 4,4% menjadi peingkat pertama se-Indonesia dan penyumbang kebutaan
tertinggi adalah katarak, mencapai angka 81,1 %. Kemudian menambahkan informasi bahwa
di Indonesia menurut hasil kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993 -
1996 diperkirakan 3.750.000 orang mengalami kebutaan, jadi dapat disimpulkan bahwa
setiap menitnya satu orang Indonesia mengalami kebutaan. Dengan informasi tersebut
peserta diajak berinteraksi untuk membayangkan bagaimana perasaan kita jika orang yang
buta itu adalah keluarga, kerabat dan sahabat yang kita sayangi untuk menumbuhkan rasa
empati dan menambahkan bahwa kesehatan mata itu sangatlah penting karena dengan
mata sehat kita mudah melakukan aktivitas dan hidup kita lebih produktif. Kemudian
mengajak perangkat desa sebagai perwakilan pemerintah desa yang hadir untuk
mendukung dan mengajak elemen masyarakat, baik tokoh masyarakat maupun tokoh
agama berperan sesuai funsinya dalam pelaksanaan program didesanya masing masing.
selanjutnya memberikan gambaran desa sehat mata kepada peserta, bahwa desa sehat
mata didalam ada peran dari semua elemen masyarakat dalam pelaksanaan program
kesehatan mata didesa. lalu menyampaikan bahwa Desa sehat mata itu ditandai oleh:
- Seluruh masyarakat memahami dampak terjadinya kebutaan
- Seluruh masyarakat bertekat mencegah terjadinya kebutaan
- Dipelopori oleh kader dan para tokoh masyarakat membentuk tim atau komite
“sehat mata” tingkat desa.

Penutup
Acara ditutup dengan bacaan do’a.

10.30 – 10.10 wib Istirahat

Proses pelatihan kader

10.10 – 10.25 wib Membangun komitmen belajar ( Siti Khoirunisa )


Diawali dengan menyanyikan lagu yel yei Kader sehat mata, lanjut perkenalan peserta dan
tim paramitra kemudian mengenalkan tepuk super, tepuk hebat dan tepuk semangat. Serta
menyampaikan bahwa disini kita belajar bersama, disini tidak ada istilah guru dan murid,
kita orang dewasa sama sama mempunyai kelebihan masing masing. Oleh karena itu dalam
belajar bersama ini harus menyenangkan agar semua yang kita pelajari dapat terserap
untuk menambah kemampuan kita dan nanti disela materi kita akan bermain dan bernyanyi
bersama.
Selanjutnya membuat kesepakatan belajar :
- HP silent
- Boleh menerima telepon tetapi izin keluar
- Saling menghormati dalam proses belajar

10.25 – 10.40 wib Pretest


Semua peserta mengikuti test

10.40 – 11.20 wib Penyakit mata yang ada di masyarakat ( dr. Siti Masruroh )
Ada lima penyakit penyebab kebutaan terbanyak yang ada di masyarakat ;
- Kelaianan refraksi : gangguan penglihatan biasanya pada usia awal sekolah yaitu
usia 5 – 15 tahun, bisa menurunkan kecerdasan dan prestasi belajar.
Untuk memperbaiki vesusnya dengan menggunakan lensa pada kaca mata lensa.
- Glaucoma : gangguan akibat tekanan bola mata, rasanya sakit, nyeri. Jika ditekan
bola mata tersa keras.
- Kelainan di retina/retinophaty diabetikum : gangguan saraf mata karena
kelebihan gula
- Katarak : kekeruan yang terjadi pada lensa mata.
Kemudian beliau menyampaikan tanda serta gejala katarak, penyebab dan factor resiko,
jenis stadium katarak.
Menganjurkan kepada masyarakat agar tidak menggunakan obat tetes mata karena
masyarakat tidak mengerti kandungan dari obat tersebut, kalau salah malah bisa memicu
timbulnya klatarak.
Menyampaikan cara mendeteksi katarak dengan metode “L I H A T” yang dilakukan oleh
kader di masyarakat yaitu pada kegiatan Posbindu dan poslansia, di meja 3 ( pengukuran )
mulai sekarang dimeja 3 ada tambahan kegiatan screening mata. Selain itu kader juga
mempunyai peran untuk mengiformasikan atau sosialisai tentang kesehatan mata kepada
masyarakat entah itu dijamaah tahlil, pertemuan PKK, perkumpulan arisan dll, dimana ada
masyarakat berkumpul kader bisa mensosialisasikan tentang kesehatan mata, nanti kader
akan dibekali buku saku sebagai panduan kader.
Selanjutnya menampilkan jenis operasi katarak ; ICCE, ECCE, SICS, PHACO dan menerangkan
saat ini jenis operasi yang dipakai masih ECCE, SICS dan PHACO. Operasi katarak di Tuban
sudah ada yang menggunakan Phaco dan sudah masuk program BPJS. Dengan
menggunakan Phaco operasi katarak sangat cepat dan efisien, tetapi biayanya paling mahal.
Operasi phaco hanya membutuhkan waktu 10 menit. bagi penderita katarak yang
mempunyai factor resiko; diabet, obesitas dan hipertensi membutuhkan penanganan lanjut,
agar tidak terjadi kegagalan operasi, setiap pasien katarak baru pasti dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu untuk mengetahui ada factor resiko apa tidak.
Kemudian memaparkan aturan apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan
sebelum dan sesudah opersi.

11.20 – 12.00 wib Tes ketajaman penglihatan dan praktek ( Ana Hepy Amd Kep.)
Setelah menjelaskan enam langkah teknik pemeriksaan ketajaman penglihatan dan
menampilkan gambar petugas melakukan pemeriksaan ketajaman penglihatan pada pasien
fasilitator memperagakan praktek teknik pemeriksaan. Kemudian peserta berpasangan
melakukan praktek pemeriksaan.

12.00 – 12.30 wib Istirahat sholat

12.30 – 13.30 wib Tugas kader, pencatatan pelaporan dan RTL ( Ana Hepy Amd Kep )
sebelum materi disampaikan peserta diajak bersama melakukan ice breaking ”satu
ditambah satu”
Penyampaian diawali dengan mengajak peserta untuk menyimak penayangan film. Setelah
film berakhir peserta diminta untuk berpendapat apa makna dari tayangan film tersebut,
beberapa peserta menyampaikan pendapatnya ;
- Mengajak manusia untuk berbuat baik
- Berbuat baik tidak selalu mendapat imbalan / tidak dibayar
- Melakukan kebaikan kepada siapa saja tanpa pandang bu
- Berbuat baik akan membuahkan kebahagiaa
“ Nah, begitu juga dengan ibu ibu kader disini akan menjadi bangga dan optimis untuk
melakukan kebaikan menjalankan program kesehatan mata di wilayah Tuban. Karena
program ini menjadi pilot project. Jika berhasil, akan dicontoh oleh kabupaten kabupaten
lain di Jawa Timur dan yang mendapat nama baik adalah kabupaten Tuban yang kita cintai
dan tentunya kader Tuban menjadi pahlawan karena merupakan ujung tombak program
yang berhubungan langsung dengan masyarakat”.
Kemudian menjelaskan difinisi siapakah kader dilanjutkan menginformasikan
perkembangan angka kebutaan di Indonesia selama 3 tahun dan disimpulkan setiap
menitnya satu orang Indonesia menjadi buta. Kemudian mengajak interaksi emosi peserta
untuk membayangkan kalau yang buta kita sendiri, keluarga, saudara atau teman yang kita
kasihi. Apa yang kita rasakan ? oleh karena itu marilah kita melakukan kebaikan lagi agar
keluarga dan masyarakat terhindar dari kebutaan.
Lanjut menampilkan bagan posisi kader, posisinya diantara masyarakat dan fasyankes
( primer, sekunder, tersier) CO, ORMAS, TOGA, TOMAS. Mempunyai makna bahwa kader
menjadi jembatan dalam melaksanakan program I-SEE, dari urusan pencegahan dan
pengendalian, dari informasi dan promosi kesehatan mata, pemeriksaan dini, merujuk,
mengingatkan pasien kontrol, sampai urusan koordinasi dengan CO, ORMAS, TOGA, TOMAS
atau pemerintah desa dalam memaksimalkan pelaksanaan program.
Kemudian menjelaskan kriteria kader, peran kader dan bagaimana alur rujukan dan
pelaporan yang dibuat kader serta menampilkan contoh format pelaporan kader.
Setelah materi selesai di pelajari bersama selanjutnya kader membuat rencana tindak lanjut
didesanya masing masing.

13.30 – 13.50 wib Postest

13. 50 wib Penutup


Sebelum kegiatan ditutup bu Handani mengucapkan terima kasih dan memberi semangat
kader dalam melaksanakan program I-SEE. Selanjutnya ditutup dengan harapan manfaat
dari kegiatan ini dan diakhiri bacaan Hamdalah dan Salam.

Rencana Tindak Lanjut ( RTL )


Renacana tindak lanjut dari kader desa masing masing dalam kurun waktu tiga bulan :

No. Kegiatan Target Waktu Tempat PJ


1 Desa Tunah
a. Sosialisasi katarak dan skrining Lansia 20-10-2018 Balai desa Kader
pada keg.posyandu lansia
b. Sosialisasi katarak dan skrining Ibu balita 5-11-2018 Balai desa Kader
pada kegiatan posyandu balita
c. Sosialisasi pada kegiatan jamaah Anggota Desember Mushola Al Kader
tahlil ming 2 Hidayah

2 Desa Sambongrejo
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 25 org Oktober Dsn. Pencol Kader
posybindu ming 3
b. Sosialisasi katarak dan skrining di 45 org 4-11-2018 Dsn. Drudi kader
posyandu balita
c. - Kunjungan rumah 10 rmh 15-122018 Dsn. Alang2an kader
- Sosialisasi katarak pada
kegiatan jamaah tahlil 30 org 18-12-2018 Dsn. pencol kader

3 Kelurahan Karang
a. - Sosialisasi katarak dan skrining 20 org 15-10-2018 Balai Rt 02/04 Kader
pada kegiatan posybindu
- soasialisasi katarak pada 30 org 16-10-2018 Rmh bu Rini Kader
kegiatan pertemuan fatayat
- Sosialisasi katarak pada jamaah 50 org 21-10-2018 Rmh bu fifi Kader
tahlil
b. 40 org 8-11-2018 Balai Rt 02/04 kader
- Sosialisasi katarak pada
kegiatan posyandu
- Sosialisasi katarak dikegiatan 20 org 16-11-2018 Balai Rt 02/04 kader

c. posybindu
40 org 10-12-2018 Balai Rt 02/04 kader
- Skrining ketajaman penglihatan
diposyandu
20 org 16-12-2018 Balai Rt 02/04 Kader
- Skrining ketajaman penglihata
diposybindu

4 Desa Gesing
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 20 org 20-10-2018 TPQ Gesing Suparti
posybindu
b. Sosialisasi katarak dan skrining di 50 org 09-11-2018 Balai desa Tutik
posyandu balita Isnawati
c. Sosialisasi katarak dan skrinik di 30 org 15-12-2018 Rmh kader Tutik
posylansia Isnawati

5 Kelurahan Gedongombo
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 30 org 19-10-2018 Balai Rw 5 Zubaidah
psybindu
b. Sosialisasi katarak dan skrining di 35 org 10-11-2018 Balai Rw 5 Yuliani
posyandu
c. Sosialisasi katarak pada jamaah 45 org Desember Mushola Retno W.
tahlil / kamis Rt 02/Rw 02

6 Desa Ngino
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 70 org Oktober Polindes Kader
posyandu lansia Senin legi
b. Sosialisasi katarak pada 60 org November Rw 01 Kader
perkumpulan jamaah tahlil Ming 2
c. Sosialisasi katarak dan skrining di 70 org Desember Polindes Kader
posybindu senin legi

7 Desa genaharjo
a. Sosialisasi katarak dan skrining 20 org 18-10-2018 TK desa Kader
pada kegiatan posybindu genaharjo
b. Sosialisasi katarak posyandu 15 org 10-11-2018 TK desa Kader
balita genaharjo
c. Sosialisasi katarak pada 23 org 14-12-2018 Rt 03/02 Kader
perkumpulan jamaah tahlil
8 Desa Kowang
a. Sosialisasi katarak dan skrining Warga 16-10-2018 Pustu Kader
pada kegiatan posbindu
b. Sosialisasi katarak dan skrining Ibu balita 10-11-2018 Pustu Kader
pada kegiatan posyandu
c. Sosialisasi katarak dan skrining Lansia Desember Pustu Kader
pada kegiatan posylansia rebo pon

Hasil test pelatihan kader


Soal tes pelatihan kader ada 15 point, hasil nilai dari pretest dan postest yang tercantum
dibawah ini adalah jumlah point jawaban yang benar :

No. Nama kader Pretest Postest


1 Zubaidah 10 14
2 Retno Wahyuni R 12 15
3 Emi 11 14
4 Ponitri 12 12
5 Purwati 12 14
6 Sulastik 11 14
7 Lastutik 13 14
8 Ratmini 11 14
9 Wahyu P 9 10
10 Sri Surini 12 14
11 Lilik S 10 11
12 Kasmilah 12 13
13 Tutik I 10 15
14 Suyarmi 11
15 Jumiati 13 14
16 Kasiyatun 11 14
17 Suparti 13

Dokumentasi kegiatan
Menyanyikan lagu Indonesia raya. Sambutan kepala puskesmas Wire

Sambutan dan pembukaan pelatihan kader Penyampaian prevalensi gangguan penglihatan


oleh sekcam Semanding. dan kebutaan oleh CEN

Membangun inspirasi desa sehat mata Membangun komitmen belajar yang


menyenangkan
Penyampaian penyakit mata yang ada di Tes ketajaman penglihatan dan praktek oleh
masyarakat CEN

Anda mungkin juga menyukai