Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan pada hari selasa tanggal 12 Oktober 2018 di aula
puskesmas Wire jalan Pahlawan No.9 Gedongombo kec. Semanding , dengan dihadiri oleh
24 peserta, terdiri dari peserta kader posbindu dan lansia 17 orang serta 7 orang peserta
dari tokoh formal / perangkat desa.
Proses kegiatan :
Proses sosialisasi membangun inspirasi desa sehat mata
09.20 – 09.50 wib, Prevalensi Gangguan penglihatan dan kebutaan ( Ana Hepy Amd Kep. )
Angka kebutaan Indonesia mencapai 3% menduduki peringkat 2 dunia setelah eutopia, ini
adalah kasus yang memalukan apalagi kita disejajarkan dengan negara eutopia yang
merupakan negara miskin. Akhirnya pemerintah terutama para dokter spesialis mata
merasa punya tanggung jawab besar. Mereka berfikir kenapa indonesia demikian tinggi
angka kebutaannya apalagi di jawa timur, dalam skala nasional angka kebutaan jawa timur
di urutan pertama mencapai 4,4% dan katarak 81,1%. Oleh karena kasus di jawa timur
begitu memprihatinkan maka dilaksanakan program kesehatan mata, di jawa timur pada
kebijakan gubernur program mata ada diurutan ketiga, untuk sementara pelaksanaan
program pertama dilaksanakan di kab. Probolinggo dan kab. Tuban sebagai pilot project jika
nanti berhasil akan di replikasi atau dicontoh oleh kabupaten lain di jawa timur.
Prioritas penanggulangan gangguan penglihatan
a. Katarak : kekeruhan pada lensa mata.
b. Bukan katarak ;
- Kelainan refraksi : biasanya pada anak usia awal sekolah antara 5-15 tahun,
menyebabkan penurunan kecerdasan dan prestasi belajar.
- Glaukoma : gangguan akibat tekanan bola mata, sakit, nyeri dan kalau ditekan
bola mata keras.
- Retinophaty diabetikum : gangguan saraf mata karena kelebihan gula.
- Retinophaty of prematurity : gangguan mata pada bayi yang lahir premature
ketika terlalu banyak oksigen.
- Low vision : dikarenakan genetic
Upaya penanggulangan gangguan penglihatan ;
1. Pencgahan
- Promosi kesehatan
- Memberikan KIE kepada masyarakat agar peduli dan terhindar dari resiko
gangguan penglihatan.
2. Pengendalian
- Deteksi dini melalui : hitung jari atau tambling - E
3. Penanganan
- Tata laksana kasus secara komprehensif
Operasi sampai dengan rehabilitasi, rehabilitasi bersumberdaya masyarakat.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian tersebut peran kader sangat dibutuhkan,
berarti tugas ibu kader bertambah lagi, kami semuaberharap dan berdoa semoga kader
selalu sehat dan semangat dalam melaksanakan tugas mulia dalam rangka mencegah
terjadinya kebutaan dan semoga program kesehatan mata di wilayah puskesmas Wire
berjalan maksimal dan berhasil.
Penutup
Acara ditutup dengan bacaan do’a.
10.40 – 11.20 wib Penyakit mata yang ada di masyarakat ( dr. Siti Masruroh )
Ada lima penyakit penyebab kebutaan terbanyak yang ada di masyarakat ;
- Kelaianan refraksi : gangguan penglihatan biasanya pada usia awal sekolah yaitu
usia 5 – 15 tahun, bisa menurunkan kecerdasan dan prestasi belajar.
Untuk memperbaiki vesusnya dengan menggunakan lensa pada kaca mata lensa.
- Glaucoma : gangguan akibat tekanan bola mata, rasanya sakit, nyeri. Jika ditekan
bola mata tersa keras.
- Kelainan di retina/retinophaty diabetikum : gangguan saraf mata karena
kelebihan gula
- Katarak : kekeruan yang terjadi pada lensa mata.
Kemudian beliau menyampaikan tanda serta gejala katarak, penyebab dan factor resiko,
jenis stadium katarak.
Menganjurkan kepada masyarakat agar tidak menggunakan obat tetes mata karena
masyarakat tidak mengerti kandungan dari obat tersebut, kalau salah malah bisa memicu
timbulnya klatarak.
Menyampaikan cara mendeteksi katarak dengan metode “L I H A T” yang dilakukan oleh
kader di masyarakat yaitu pada kegiatan Posbindu dan poslansia, di meja 3 ( pengukuran )
mulai sekarang dimeja 3 ada tambahan kegiatan screening mata. Selain itu kader juga
mempunyai peran untuk mengiformasikan atau sosialisai tentang kesehatan mata kepada
masyarakat entah itu dijamaah tahlil, pertemuan PKK, perkumpulan arisan dll, dimana ada
masyarakat berkumpul kader bisa mensosialisasikan tentang kesehatan mata, nanti kader
akan dibekali buku saku sebagai panduan kader.
Selanjutnya menampilkan jenis operasi katarak ; ICCE, ECCE, SICS, PHACO dan menerangkan
saat ini jenis operasi yang dipakai masih ECCE, SICS dan PHACO. Operasi katarak di Tuban
sudah ada yang menggunakan Phaco dan sudah masuk program BPJS. Dengan
menggunakan Phaco operasi katarak sangat cepat dan efisien, tetapi biayanya paling mahal.
Operasi phaco hanya membutuhkan waktu 10 menit. bagi penderita katarak yang
mempunyai factor resiko; diabet, obesitas dan hipertensi membutuhkan penanganan lanjut,
agar tidak terjadi kegagalan operasi, setiap pasien katarak baru pasti dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu untuk mengetahui ada factor resiko apa tidak.
Kemudian memaparkan aturan apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan
sebelum dan sesudah opersi.
11.20 – 12.00 wib Tes ketajaman penglihatan dan praktek ( Ana Hepy Amd Kep.)
Setelah menjelaskan enam langkah teknik pemeriksaan ketajaman penglihatan dan
menampilkan gambar petugas melakukan pemeriksaan ketajaman penglihatan pada pasien
fasilitator memperagakan praktek teknik pemeriksaan. Kemudian peserta berpasangan
melakukan praktek pemeriksaan.
12.30 – 13.30 wib Tugas kader, pencatatan pelaporan dan RTL ( Ana Hepy Amd Kep )
sebelum materi disampaikan peserta diajak bersama melakukan ice breaking ”satu
ditambah satu”
Penyampaian diawali dengan mengajak peserta untuk menyimak penayangan film. Setelah
film berakhir peserta diminta untuk berpendapat apa makna dari tayangan film tersebut,
beberapa peserta menyampaikan pendapatnya ;
- Mengajak manusia untuk berbuat baik
- Berbuat baik tidak selalu mendapat imbalan / tidak dibayar
- Melakukan kebaikan kepada siapa saja tanpa pandang bu
- Berbuat baik akan membuahkan kebahagiaa
“ Nah, begitu juga dengan ibu ibu kader disini akan menjadi bangga dan optimis untuk
melakukan kebaikan menjalankan program kesehatan mata di wilayah Tuban. Karena
program ini menjadi pilot project. Jika berhasil, akan dicontoh oleh kabupaten kabupaten
lain di Jawa Timur dan yang mendapat nama baik adalah kabupaten Tuban yang kita cintai
dan tentunya kader Tuban menjadi pahlawan karena merupakan ujung tombak program
yang berhubungan langsung dengan masyarakat”.
Kemudian menjelaskan difinisi siapakah kader dilanjutkan menginformasikan
perkembangan angka kebutaan di Indonesia selama 3 tahun dan disimpulkan setiap
menitnya satu orang Indonesia menjadi buta. Kemudian mengajak interaksi emosi peserta
untuk membayangkan kalau yang buta kita sendiri, keluarga, saudara atau teman yang kita
kasihi. Apa yang kita rasakan ? oleh karena itu marilah kita melakukan kebaikan lagi agar
keluarga dan masyarakat terhindar dari kebutaan.
Lanjut menampilkan bagan posisi kader, posisinya diantara masyarakat dan fasyankes
( primer, sekunder, tersier) CO, ORMAS, TOGA, TOMAS. Mempunyai makna bahwa kader
menjadi jembatan dalam melaksanakan program I-SEE, dari urusan pencegahan dan
pengendalian, dari informasi dan promosi kesehatan mata, pemeriksaan dini, merujuk,
mengingatkan pasien kontrol, sampai urusan koordinasi dengan CO, ORMAS, TOGA, TOMAS
atau pemerintah desa dalam memaksimalkan pelaksanaan program.
Kemudian menjelaskan kriteria kader, peran kader dan bagaimana alur rujukan dan
pelaporan yang dibuat kader serta menampilkan contoh format pelaporan kader.
Setelah materi selesai di pelajari bersama selanjutnya kader membuat rencana tindak lanjut
didesanya masing masing.
2 Desa Sambongrejo
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 25 org Oktober Dsn. Pencol Kader
posybindu ming 3
b. Sosialisasi katarak dan skrining di 45 org 4-11-2018 Dsn. Drudi kader
posyandu balita
c. - Kunjungan rumah 10 rmh 15-122018 Dsn. Alang2an kader
- Sosialisasi katarak pada
kegiatan jamaah tahlil 30 org 18-12-2018 Dsn. pencol kader
3 Kelurahan Karang
a. - Sosialisasi katarak dan skrining 20 org 15-10-2018 Balai Rt 02/04 Kader
pada kegiatan posybindu
- soasialisasi katarak pada 30 org 16-10-2018 Rmh bu Rini Kader
kegiatan pertemuan fatayat
- Sosialisasi katarak pada jamaah 50 org 21-10-2018 Rmh bu fifi Kader
tahlil
b. 40 org 8-11-2018 Balai Rt 02/04 kader
- Sosialisasi katarak pada
kegiatan posyandu
- Sosialisasi katarak dikegiatan 20 org 16-11-2018 Balai Rt 02/04 kader
c. posybindu
40 org 10-12-2018 Balai Rt 02/04 kader
- Skrining ketajaman penglihatan
diposyandu
20 org 16-12-2018 Balai Rt 02/04 Kader
- Skrining ketajaman penglihata
diposybindu
4 Desa Gesing
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 20 org 20-10-2018 TPQ Gesing Suparti
posybindu
b. Sosialisasi katarak dan skrining di 50 org 09-11-2018 Balai desa Tutik
posyandu balita Isnawati
c. Sosialisasi katarak dan skrinik di 30 org 15-12-2018 Rmh kader Tutik
posylansia Isnawati
5 Kelurahan Gedongombo
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 30 org 19-10-2018 Balai Rw 5 Zubaidah
psybindu
b. Sosialisasi katarak dan skrining di 35 org 10-11-2018 Balai Rw 5 Yuliani
posyandu
c. Sosialisasi katarak pada jamaah 45 org Desember Mushola Retno W.
tahlil / kamis Rt 02/Rw 02
6 Desa Ngino
a. Sosialisasi katarak dan skrining di 70 org Oktober Polindes Kader
posyandu lansia Senin legi
b. Sosialisasi katarak pada 60 org November Rw 01 Kader
perkumpulan jamaah tahlil Ming 2
c. Sosialisasi katarak dan skrining di 70 org Desember Polindes Kader
posybindu senin legi
7 Desa genaharjo
a. Sosialisasi katarak dan skrining 20 org 18-10-2018 TK desa Kader
pada kegiatan posybindu genaharjo
b. Sosialisasi katarak posyandu 15 org 10-11-2018 TK desa Kader
balita genaharjo
c. Sosialisasi katarak pada 23 org 14-12-2018 Rt 03/02 Kader
perkumpulan jamaah tahlil
8 Desa Kowang
a. Sosialisasi katarak dan skrining Warga 16-10-2018 Pustu Kader
pada kegiatan posbindu
b. Sosialisasi katarak dan skrining Ibu balita 10-11-2018 Pustu Kader
pada kegiatan posyandu
c. Sosialisasi katarak dan skrining Lansia Desember Pustu Kader
pada kegiatan posylansia rebo pon
Dokumentasi kegiatan
Menyanyikan lagu Indonesia raya. Sambutan kepala puskesmas Wire