Anda di halaman 1dari 20

Sesi 8

Demokrasi dan HAM


Farid, S.H.,M.H.
Undang-Undang Dasar 1945
• Sejarah bangsa Indonesia mencatat, bahwa Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(Konstitusi RIS) 1949 dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 yang pernah
berlaku selama sekitar sepuluh tahun di Indonesia, dalam kurun waktu 1949-1959, justru
memuat pasal-pasal tentang hak asasi manusia lebih banyak dan lebih lengkap bila
dibandingkan dengan UUD 1945.
• Konstitusi RIS 1949 mengatur tentang hak asasi manusia dalam Bagian V yang berjudul
“Hak-hak dan Kebebasan-kebebasan Dasar Manusia”. Pada bagian tersebut terdapat 27
pasasl (pasal 7 sampai pasal 33). Pasal-pasal tentang hak asasi manusia yang isinya hampir
seluruhnya serupa dengan konstitusi RIS 1949 juga terdapat dalam UUDS 1950.
• Di dalam UUDS 1950 pasal-pasal tersebut juga terdapat pada Bagian V yang berjudul
Hak hak dan Kebebasan-kebebasan Dasar Manusia terdapat dua puluh delapan pasal,
yakni dari pasal 7 sampai pasal 34.
Sejarah selanjutnya, Indonesia kembali ke
Undang-Undang Dasar 1945, melalui Keputusan
Presiden Nomor 150 Tahun 1959 tertanggal 5
Juli 1959 (Dekrit Presiden 5 Juli) yang antara
lain Undang-Undang dasar 1945 dinyatakan
berlaku kembali.
MPRS pada masa orde baru, merancang
dokumen dengan nama “Piagam Hak hak Asasi
Manusia dan Hak-hak Serta Kewajiban Warga
Negara”, sambil menyampaikan Nota MPRS
kepada Presiden dan DPR tentang Pelaksanaan
Hak hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Dasar Hasil Amandemen II
Dengan disahkannya Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945 pada tahun 2000, materi
baru ketentuan dasar tentang hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945, telah
dimuat dalam Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J.
Berikut Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 Bab XA Hak Asasi Manusia
Pasal 28A Pasal 28B Pasal 28C
• Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak • (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga • (l) Setiap orang berhak mengembangkan diri
mempertahankan hidup dan kehidupannya. dan melanjutkan keturunan melalui melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
perkawinan yang sah. berhak mendapat pendidikan dan
• (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak dan teknologi, seni dan budaya, demi
atas perlindungan dari kekerasan dan meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
diskriminasi. kesejahteraan umat manusia.
• (2) Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya.
Amandemen II

Pasal 28D
• (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum.
• (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
• (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
• (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
PasaI 28E
• (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
• (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
• (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
• Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segalajenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G
• (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
• (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
• (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
• (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
Pasal 28H • (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.
• (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

• (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
• (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Pasal 281 • (3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan peradaban.
• (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah.
• (5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28J
•(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
•(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
TAP MPR XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

Masa orde reformasi merupakan periode yang sangat bersahabat terhadap hak asasi manusia. Presiden Habibie
dan DPR sangat terbuka dengan tuntutan reformasi, maka sebelum proses amandemen konstitusi bergulir,
presiden terlebih dahulu mengajukan rancangan undang-undang hak asasi manusia ke DPR untuk dibahas.

Pembahasan rancangan UU tersebut tidak memakan waktu yang lama, maka pada tanggal 23 September 1999
telah dicapailah kesepakatan untuk mengesahkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.

Undang-undang tersebut dilahirkan sebagai tuntutan dari Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor:
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Undang Undang Hak Asasi Manusia memuat 106 pasal dengan XI BAB. Undang-Undang ini memberikan
pengaturan yang lebih rinci tentang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. Hak yang diatur dan
dijamin adalah:
• ‘Merupakan hak mutlak setiap orang dan termasuk dalam kategori non derogable, yakni
hak yang tidak dapat dikurangi. Hak untuk hidup meliputi hak untuk hidup,
1. Hak untuk hidup mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf hidupnya, termasuk juga hak hidup
tenteram, aman, bahagia, sejahtera lahir batin serta hak atas lingkungan yang baik dan
sehat.

2. Hak Berkeluarga • ‘Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
dan Melanjutkan perkawinan yang sah, yang hanya dapat berlangsung atas kehendak kedua calon suami
dan istri yang bersangkutan sesuai Pasal 28B (ayat 1) UUD 45 amandemen II.
Keturunan
3. Hak untuk Mengembangkan Diri
• ‘Memberikan jaminan bagi setiap orang untuk memperjuangkan hak pengembangan
dirinya baik secara pribadi maupun kolektif untuk membangun dirinya, masyarakat
lingkungannya, bangsa, negara dengan segala sarana dan prasarana yang tersedia.
Termasuk pemanfa’atan sarana informasi dan teknologi serta kesempatan dalam
melakukan pekerjaan sosial dan mendirikan organisasi serta penyelenggaraan pendidikan
dan pengajaran.

4. Hak untuk Memperoleh Keadilan


• ‘Setiap orang mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum (equality before the
law). Hak ini terdapat dalam UU HAM, pasal 7 UDHR, pasal 26 ICCPR, dan pasal 27 ayat 1
dan pasal 28D UUD 1945. ‘Setiap orang berhak untuk memperoleh keadilan dengan
mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan baik dalam perkara pidana, perdata,
maupun administrasi’
Adapun prinsip-prinsip yang terkandung dalam bagian hak untuk
memperoleh keadilan al:

Peradilan yang bebas serta tidak memihak.

Praduga tak bersalah (preseumtion of innocence).

Dituntut untuk dihukum berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan yang telah ada sebelum tindak pidana
dilakukan.

Diterapkan ketentuan yang berlaku.

Hak untuk mendapatkan bantuan hukum.

Tidak dituntut dua kali atas perkara yang sama (Ne Bis In Idem).

Hukuman perampasan kekayaan.


5. Hak atas Kebebasan Pribadi
•‘Merupakan salah satu hak yang paling mendasar bagi setiap orang karena
menyangkut juga hak untuk menentukan nasib sendiri. Hak-hak ini dilindungi
oleh berbagai instrumen hukum, baik nasional, regional maupun internasional.

Perlindungan atas hak • Hak untuk tidak diperbudak


kebebasan pribadi • Hak untuk bebas memeluk Agama
• Hak untuk bebas memilih dan dipilih
diatur dalam pasasl • Hk untuk berkumpul dan berserikat
20 sampai pasal 43 • Hak untuk menyampaikan pendapat
• Hak atas status kewarganegaraan Hak untuk bertempat tinggal
yang meliputi:
6. Hak atas Rasa Aman

‘Meliputi Hak suaka


hak-hak yang
dapat
dilindungi
secara fisik
Hak atas perlindungan dan hak atas rasa aman
maupun
psikis. Hak-
hak ini Hak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan
diantaranya: sewenang-wenang.
7. Hak atas Kesejahteraan
• ‘Meliputi hak milik, hak atas pekerjaan, hak mendirikan serikat pekerja, hak atas kehidupan yang
layak, hak atas jaminan sosial dan hak atas perawatan. Hak ini juga erat kaitannya dengan hak
yang terdapat dalam kovenan internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak atas
kesejahteraan ini dikategorikan ke dalam kelompok hak asasi manusia generasi kedua.
• ‘Seiring dengan pola industrialisasi dan berkembangnya sistem kapitalisme pada prakteknya
hak-hak kaum buruh diperlakukan secara sewenang-wenang, sehingga sangat wajar jika hak-hak
atas kesejahteraan, khususnya kaum buruh menjadi prioritas utama dalam perlindungan hak
asasi manusia.
• ‘Hak kesejahteraan berlaku bagi siapapun, tidak hanya pada kaum buruh saja. Hak ini menjadi
hak dari orang-orang yang berkebutuhan khusus. Jaminan pemenuhan atas hak kesejahteraan
ini tidak ada diskriminasi. Anak-anak, orang dewasa, laki perempuan, orang berkebutuhan
khusus atau tidak, semuanya berhak mendapatkan porsi yang sesuai.
8. Hak untuk Turut Serta dalam Pemerintahan

• Hak untuk memilih dan dipilih


• ‘Hak ini terkait dalam bidang politik, diantaranya keikutsertaan dalam pemilihan umum,
baik sebagai calon yang akan dipilh maupun sebagai pemilih. Setiap warga negara yang
telah memenuhi syarat, yakni telah berusia 17 tahun keatas dan/atau telah menikah
mempunyai hak ini.
• Hak untuk mengajukan pendapat
• ‘Melalui wakil rakyat di DPR, DPRD mapun DPD, masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pemerintahan. Termasuk mengajukan usulan, saran, permohonan, pengaduan, dan kritikan
terhadap pemerintahan dalam rangka pelaksanaan pemerintahan yang bersih , efektif dan
efisien.
• ‘Rakyat dapat menyampaikan aspirasinya langsung kepada Presiden, pejabat terkait,
ataupun melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat dengan fasilitas e-mail, Short
Message Service, dan kolom media sosial.
9. Hak Perempuan
• ‘Asas yang sangat mendasari hak kaum perempuan diantaranya adalah hak perspektif
gender dan anti diskriminasi artinya kaum perempuan mempunyai hak yang sama
dengan laki-laki untuk mengembangkan dirinya misalnya dalam dunia pendidikan,
pekerjaan, hak politik, kedudukan dalam hukum, kewarganegaraan serta hak dan
kewajiban dalam perkawinan.
• ‘Hal ini dilatarbelakangi oleh perlakuan yang sangat diskriminatif pada masa lalu dimana
kaum perempuan tidak mendapat kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Selain
itu, pandangan masa lalu yang menganggap kaum perempuan merupakan makhluk yang
lemah sehingga kaum laki-laki dapat bertindak sewenang-wenang.
• ‘Bahkan perempuan digolongkan dalam kelompok masyarakat rentan (vulnerable
people), melihat kondisi tersebut pada akhirnya kaum perempuan mendapat tempat
khusus dalam pengaturan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UU HAM.
10. Hak Anak ‘Hak-anak dilindungi sejak masih dalam kandungan. Hak-hak fundamental
anak dibagi menjadi empat kategori:

Hak untuk Hak untuk tumbuh


Hak untuk Hak berpartisipasi
mendapatkan kembang
bertahan hidup (participation
perlindungan (development
(survival rights); rights).
(protection rights); rights);
• hak atas nama dan status kewarganegaraan sejak lahir
• berhak atas perlindungan dan perawatan khusus bagi
anak yang berkebutuhan khusus
• hak untuk beribadah sesuai dengan agamanya dan
berekspresi sesuai usianya
Hak anak
• hak untuk mengetahui dan dibesarkan oleh
meliputi banyak
orangtuanya, hak untuk mendapatkan wali
hak, diantaranya:
• hak mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan
buru
• hak untuk tidak dipisahkan dari orangtuanya secara
paksa
• hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran.
Hak untuk beristirahat dan bergaul dengan teman sebaya, hak atas pelayanan kesehatan dan
jaminan sosial, hak untuk tidak dilibatkan dalam konflik dan kekerasan, hak untuk mendapat
perlindungan dari eksploitasi ekonomi, dan eksploitasi seksual dan hak anak untuk tidak dijadikan
sasaran penganiayaan.

Bilamana anak harus berkonflik dengan hukum karena melakukan tindak pidana hingga mengalami
proses peradilan, maka Hukum Acara yang digunakan harus sesuai dengan hukum yang berlaku
(UU No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak) dan hanya dilakukan sebagai upaya
terakhir (last resort).

Anak yang berkonflik dengan hukum berhak mendapatkan bantuan hukum atau lainnya sesuai
dengan kebutuhannya dan mempunyai hak membela diri, sementara dalam hal penjatuhan
pidana, seorang anak tidak boleh dijatuhi pidana mati

Anda mungkin juga menyukai