DATE SIGNATURE
OLEH:
Yoanita Kedang 1308012023
Ratih Anjani 1508010031
Albert Lusi 1508010040
Maria Lusia Bela Bili 1508010042
Elaine C. Sianturi 1508010049
Residen Pembimbing
dr. Natalia Widjaya
Supervisor Pembimbing
dr. Herri Mundung, Sp. FM
Mengetahui,
2
3
KERANGKA KONSEP
Forensic
Identification
forensic
forensic biologist forensic pathology
antrhopology
Human microbiome
Human Genome
identification
Microbiom forensic
aplication
Skin
Hair
Body Fluid
4
BAB I
PENDAHULUAN
seperti patologi anatomi, antropologi dan mikrobiologi. Pada pemeriksaan mikrobiologi, dapat
diindentifikasi memalui jenis microba yang ada dan fragmen dari jenis mikroba tersebut 1
Mikrobioma manusia terdiri dari mikroba bakteri, archaea, virus dan jamur. Sementara
sebagian besar mikroorganisme ini bersifat komensal, banyak yang mutualistik dan beberapa
bersifat patogen. Faktanya, meski 1.000 kali lebih kecil dari sel manusia, bakteri terdiri ∼ 2%
Mikroba dapat berbeda maupun sama pada bagian tubuh maupun cairan tubuh yang
berbeda. Mikroba dapat memberikan informasi berharga mengenai status kesehatan manusia
dan kecenderungan penyakit. Pengetahuan yang lebih detail 3. Mikrobiom dapat menunjang
dan berguna dalam bidang forensik melalui penentuan waktu kematian, penyebab kematian,
tempat terjadi kematian dan suspek pelaku atau tersangka yang menyebabkan kematian pada
seseorang. Identifikasi pemeriksaan mikrobiom pada cairan tubuh dapat membantu proses
identifikasi forensik. Di TKP, cairan tubuh yang paling banyak ditemukan adalah darah, air
mani dan air liur. Cairan lain seperti cairan vagina, urin maupun keringat juga dapat ditemukan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi5
Mikrobioma adalah seluruh mikroba yang hidup di tubuh manusia, hewan, tumbuhan,
dan sebagainya. Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas mikroba. Kata mikrobioma pertama
mikroorganisme komensal, simbion atau patogen yang secara langsung menempati suatu ruang
di tubuh.
Terdapat sekitar 10-100 triliun mikrobioma pada manusia. Setiap 10 miliar sel tubuh
manusia, terdapat 10 sel mikroba hidup di dalamnya. Sel manusia mengekspresikan lebih dari
20.000 gen, tetapi total ekspresi gen dalam tubuh mencapai jutaan gen. Mayoritas sisa gen
tersebut dibawa oleh mikroba. Jumlah mikrobioma pada manusia paling banyak terdapat di
usus
bebas memiliki sifat yang ekstrem karena terpajan udara yang lembab. Lingkungan mikroba di
dalam tubuh manusia dianggap sebagai lingkungan yang istimewa karena suasana yang hangat,
eutrotrofik, dan stabil. Mikrobioma yang hidup dan tinggal di dalam tubuh manusia sebagian
besar terdiri atas bakteri, eukariotik, archaea, dan sebagian kecil adalah virus.
Mikrobiom yang terdapat pada setiap individu bervariasi antara satu dengan yang lain.
Jumlah mikrobioma pada setiap individu memiliki perbedaan besar dibandingkan dengan
variasi genom. Setiap genom manusia memiliki kemiripan 99% namun, mikrobioma di setiap
individu memiliki perbedaan 80-90% seperti mikrobiota yang terdapat di tangan atau usus.
6
Mikrobioma memiliki manfaat dalam ilmu kedokteran untuk membuat keputusan yang
Sebagai contoh mikrobiota usus unik untuk setiap individu, berkembang seumur hidup,
dan dapat diubah oleh faktor internal dan eksternal. Komposisi mikrobiota usus dalam diri
individu dipengaruhi oleh faktor internal seperti genotipe dan usia dan serta faktor eksternal
seperti pola makan, prebiotik dan antibiotik. Dinamika komposisi dari mikrobiota usus
dipengaruhi oleh diet atau gaya hidup lainnya belum sepenuhnya dipahami. 7
Keragaman mikroba bervariasi menurut lokasi anatomi, dan kompleksitas dan agregat
fungsi bakteri yang dikatkan sesuai dengan status kesehatan individu, genotipe,diet, dan
kebersihan. Jumlah mikroba yang berbeda di satu lokasi tubuh, dan keragaman genetik
mikrobioma, adalah diatur sebagian oleh lingkungan setempat dan biologi dari setiap habitat
tubuh Setiap rumah individu manusia berbeda-beda komunitas mikroba yang berada di tempat
yang berbeda pula,dari segi komposisi dan fungsi. Mayoritas bakteri terkait manusia dibagi
dalam empat filum, Actinobacteria, Firmicutes, Proteobacteria, dan Bacteroidetes, setiap filum
Gambar 2.1 Contoh keragaman mikroba yang dikatkan sesuai dengan status kesehatan individu,
genotipe,diet, dan kebersihan3
7
2.4 Peran mikrobiom dalam forensik
Bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia merupakan koloni bakteri yang bermanfaat.
Peran mikrobioma adalah membantu mencerna makanan, mengatur sistem imun, dan
saluran napas, dan saluran urogenital; saluran yang berhubungan langsung dengan dunia luar
sehingga dapat terpajan langsung oleh faktor eksternal, seperti makanan, udara, dan obat-
obatan. Setiap individu memiliki respons berbeda pada metabolisme mikrobioma. 8,6,9,
(diabetes, rheumatoid arthritis, distrofi otot, multiple sclerosis, dan fibromialgia). Akumulasi
mikroba penyebab penyakit akan menyebabkan perubahan aktivitas gen dan metabolik. Akibat
perubahan tersebut adalah abnormalitas sistem imun, sehingga akan menyerang zat dan
Mikrobioma dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya gaya hidup, prosedur medis,
diet, infeksi, obat-obatan, dan stres.8 Berdasarkan hasil penelitian Faith et al ditemukan bahwa
keluarga memiliki pengaruh kuat pada perbedaan komposisi mikroba; dengan tingkat yang
sama komposisi dari komunitas mikroba dipengaruhi oleh mikroba yang dimiliki para anggota
keluarga. Variasi dari komposisi komunitas mikroba terlihat paling jelas di kulit yaitu bagian
Penerapan teknologi mikrobioma untuk ilmu forensik sangat menarik karena potensi
pendekatan biologi sistem terhadap ekologi dekomposisi yang kompleks dan mikrobioma
manusia yang berkaitan dengan ilmu forensik. Mikrobioma dapat diintergrasikan dengan
berbagai jenis informasi tentang mikrobioma, termasuk data urutan DNA dan metabolisme.
kemampuan kita untuk memprediksi perubahan secara akurat dan menghubungkan orang
dengan objek atau lokasi. Dimana itu merupakan kunci dari kegunaan praktis data biologis
8
untuk sistem peradilan pidana. Metode yang digunakan adalah Metode molekuler yang
yang secara taksonomi informatif (pengurutan amplikon) untuk berbagai bagian pohon
kehidupan.2
Mikrobiom memiliki potensi yang sangat baik sebagai alat untuk memperkirakan waktu
kematian karena beberapa alasan. Pertama, mikroba selalu ada tanpa memandang musim.
Bakteri khususnya dikenal karena kemampuannya untuk berkembang di habitat ekstrim, seperti
mata air panas dan es laut. Oleh karena itu, mikroba adalah bentuk bukti fisik yang tersebar di
cara yang dapat diprediksi, yang memposisikannya sebagai alat prediksi yang sangat baik.
Mirip dengan komunitas organisme ekologi lainnya, seperti tumbuhan, mikroba memiliki
9
respons suksesi terhadap gangguan lingkungan. Suksesi komunitas mikroba telah
produk makanan. Komunitas mikroba berubah dengan cara yang dapat diprediksi di rongga
perut dan pada kulit almarhum, serta di tanah yang terkait dengan adegan kematian di luar
ruangan ,dan metode mikrobioma ideal untuk menangkap perubahan komunitas ini. Oleh
karena itu, potensi yang luar biasa untuk mengembangkan mikrobiom postmortem menjadi
Penemuan adanya cairan tubuh di TKP adalah salah satu bukti forensik terpenting yang
dapat memberikan informasi untuk mengidentifikasi tersangka atau korban dan juga dapat
memberikan informasi penting yang mendukung hubungan antara sampel donor dan tindakan
kriminal yang terjadi. Di TKP, cairan tubuh yang paling banyak ditemukan adalah darah, air
mani dan air liur. Cairan lain seperti cairan vagina, urin maupun keringat juga dapat ditemukan
sebagai bukti DNA dan menjadi bukti penting dalam penyelidikan.4 Setiap jenis cairan tubuh
dapat digunakan sebagai bioindikator yang menyajikan komposisi mikroorganisme tertentu dan
dapat menyimpulkan jenis cairan tubuh yang ada berdasarkan komposisi mikrobanya. Selain
langsung dengan perbedaan dalam metabolisme atau fungsi fisiologis pada mamalia.4,12
2.5.1 Darah2.13
Mikrobioma manusia terdiri dari mikroba bakteri, archaea, virus dan jamur. Sementara
sebagian besar mikroorganisme ini bersifat komensal, banyak yang mutualistik dan beberapa
bersifat patogen. Faktanya, meski 1.000 kali lebih kecil dari sel manusia, bakteri terdiri ∼ 2%
10
dari massa tubuh manusia dewasa (1,5 kg). Berikut adalah perkembangan pemeriksaan
Untuk menggambarkan adanya bakteri pleomorfik dalam darah pada individu yang sehat
tanpa manifestasi klinis tertentu, pemeriksaan yang dilakukan dapat dengan menggunakan
in situ hybridization (FISH) dan PCR-amplifified 16S rRNA dan gyrB gen yang apat
Tidak diketahui apakah bakteri yang ditularkan melalui darah mengeksploitasi ceruk
ekologis yang layak, atau apakah mereka hanya tinggal sementara di dalam darah. Beberapa
peneliti berpendapat bahwa keberadaan bakteri dalam darah merupakan konsekuensi dari
translokasi dari situs tubuh lain, terutama saluran gastro-intestinal . Memang, etiologi diabetes,
penyakit kardiovaskular, gangguan hematologi, dan sirosis telah dikaitkan dengan translokasi
bakteri dari saluran usus, terutama melalui mukosa epitel usus. Sejalan dengan itu, telah
dikemukakan bahwa bakteri berasal dari kulit dan mikrobioma oral juga bisa masuk ke dalam
darah ketika hambatan antara lingkungan dan sistem peredaran darah ini terganggu.
11
Perbandingan data DNA mikroba yang berasal dari individu sehat yang menunjukkan
bahwa mikrobioma darah sangat mirip dengan mikrobioma kulit dan mulut. Bahkan jika
membran epitel usus tidak terganggu, mekanisme lain dapat memfasilitasi masuknya bakteri
usus ke dalam sistem peredaran darah. Mikro-organisme dapat diserap oleh sel dendritik
(antigen atau sel "aksesori" dari sistem kekebalan mamalia) dan diangkut melalui epitel usus
atau melalui bantuan sel piala penghasil lendir usus. Selain itu, sel-M usus (sel epitel khusus
dari jaringan limfoid terkait mukosa) juga dapat terlibat dalam translokasi bakteri dari lumen
bagaimanapun, bervariasi antar studi. Pada tahun 2016 dengan menganalisis DNA bakteri yang
ada di fraksi yang berbeda dari darah manusia. Di tingkat kelas, Fusobacteria dan Flavobacteria
lebih melimpah di sel darah merah, sementara anggota Clostridia kelas dominan pada fraksi
plasma dan eritrosit. Tujuh kelas bakteri dapat diidentifikasi dalam fraksi RBC, termasuk dua
Masalahnya, meskipun kejadian komposisi taksonomi darah yang beragam mungkin memang
mencerminkan konfigurasi mikroba yang sebenarnya, DNA bakteri yang ditemukan mencemari
2.5.2 Semen14,15,16
minimal. Penelitian dilakukan berdasarkan metode yang bergantung pada kultur, amplifikasi
PCR yang ditargetkan dari sekuens gen RNA ribosom dan mikroskop. Semen memiliki profil
mikrobiota yang unik. Secara keseluruhan, Genre bakteri yang paling melimpah dalam sampel
12
semen adalah kelompok Actinobacteria (Corynebacterium), Bacteroidetes (Prevotella),
Pada kehidupan praktik forensik sehari-hari, titik laten beberapa cairan biologis seperti
air mani, air liur, urin, dan keringat memerlukan penerapan radiasi cahaya dengan panjang
gelombang tertentu untuk dideteksi dengan fluoresensi tergantung pada sifat emisi atau
penyerapan cahaya. Populasi sel bakteri terdiri dari banyak spesies dengan tingkat kelimpahan
yang bervariasi. Sedangkan, ketika seseorang menyentuh benda, mereka sering mentransfer
DNA mereka ke objek, namun jumlah DNA manusia yang disimpan dengan menyentuh suatu
objek seringkali sangat rendah, dan sebagian besar teknologi tidak dapat diandalkan untuk
mengetahui tingkat DNA yang begitu rendah. Untuk mencoba mendapatkan hasil dari sampel
yang terbatas tersebut, modifikasi metode saat ini dilakukan untuk meningkatkan kepekaan
deteksi DNA manusia. Seperti metodei PCR dapat digunakan untuk mendeteksi spesies yang
mikrobiom pada sperma dapat dilakukan dengan metode Next-Generation Sequencing (NGS).
bioinformatis untuk mengumpulkan fragmen ini dengan memetakan bacaan individu ke genom
referensi manusia, memberikan data yang akurat dan wawasan tentang variasi DNA yang tidak
terduga. Analisis NGS memungkinkan untuk menemukan perbedaan dalam urutan nukleotida
dalam DNA dalam kasus di mana alel memiliki ukuran yang sama. Ini juga memungkinkan kita
untuk menganalisis beberapa polimorfisme secara bersamaan dalam satu alur kerja (STR
Autosomal, Y-STR, X-STR, SNP Identitas, SNP fenotipik dan SNP keturunan Biogeografis).
meningkatkan daya diskriminatif STR dibandingkan dengan analisis fragmen konvensional; itu
juga memungkinkan untuk analisis panel besar SNP ketika DNA yang terdegradasi parah
13
terlibat. NGS juga dapat digunakan untuk deteksi dan identifikasi mikroorganisme yang
terdapat pada bukti biologis (pada korban atau pelaku) dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
dengan tujuan menelusuri sumber mikroba selain memperkirakan interval postmortem (PMI)
Tidak seperti cairan tubuh lainnya, cairan vagina tidak memiliki protein khas untuk
identifikasi, sehingga sulit untuk menemukan bukti keberadaannya. Pemeriksaan yang hampir
selalu dilakukan adalah pewarnaan jaringan, seperti pewarnaan Papanicolaou (Pap) dan
pewarnaan Lugol. Secara khusus, metode pewarnaan Lugol telah dianggap efektif karena
permukaan bagian dalam vagina ditutupi dengan sel epitel skuamosa berlapis dan mengandung
banyak glikogen. Namun, pewarnaan juga dapat dilihat pada sel-sel rongga mulut, dan sekarang
dianggap bahwa evaluasi yang lebih cermat diperlukan. Sebaliknya, karena banyak bakteri,
termasuk lactobacilli, parasit pada vagina, metode tes telah dikembangkan yang menargetkan
gen bakteri 16S-23S rRNA. Kami sebelumnya menunjukkan kegunaan amplifikasi PCR dari
16S rRNA Lactobacillus crispatus, L. jensenii, dan Atopobium vaginae. Selain itu, terdapat
laporan tentang identifikasi sekresi vagina oleh flora bakteri asli menggunakan next-generation
sequencing, dan tentang efek penyakit menular seksual dan perawatannya pada flora bakteri.
Untuk air liur dan air mani, banyak penelitian telah dilakukan dengan menggunakan
RT-PCR real-time. Kami juga telah melakukan penelitian serupa dan telah mengungkapkan
kegunaan deteksi multipleks yang secara khusus menargetkan gen ESR1, SERPINB13,
KLK13, CYP2B7P1, dan MUC4 untuk identifikasi cairan vagina. Lebih lanjut, kami telah
mencoba mengembangkan metode baru untuk identifikasi cairan vagina dengan penargetan
GC-MS dari 17β-estradiol (E2-17β) dan dengan penargetan LC-MS dari small proline-rich
14
2.5.4 Saliva 19,20,21,22
atypica, Streptococcus mutans dan Streptococcus salivarius.19,20 Noda air saliva kering dari
bekas gigitan dan cetakan bibir dapat diidentifikasi melalui kemajuan dalam teknologi DNA
dalam melakukan isolasi DNA manusia dalam. Air liur juga digunakan untuk menentukan
profil biologis seperti usia, jenis kelamin, dan karakteristik pribadi individu untuk identifikasi
rekonstruktif.19
Saliva mengandung sebanyak 500 juta sel bakteri per mililiter (ml) dan setidaknya 700
spesies bakteri yang berbeda. Hingga kini, saliva dapat menunjukkan perbedaan antar individu
melalui komunitas mikroba yang terdapat pada saliva tersebut. Selain itu, mikrobioma dalam
saliva juga terbukti stabil selama beberapa bulan. Sehingga, mikrobiota saliva berpotensi dalam
identifikasi forensik21,22
2.5.5 Urin2.23
penggunaan narkotika dan konsumsi alkohol sering akan diperiksa. Pemeriksaan cairan urin
dapat dilakukan pada kasus ante mortem dan post mortem. Tidak jarang pada pemeriksaan urine
dapat ditemukan mikrobiota urin, terdiri dari campuran bakteri, termasuk bakteri gram negatif
dan gram positif, jamur dan virus. Lactobacillus adalah bakteri gram positif yang sering
ditemukan pada saluran kemih. Sehingga tidak jarang ketika melakukan pemeriksaan sampel
Mikrobiota urin pada wanita sering kali mengandung bakteri yang juga diidentifikasi di
dalam vagina, sedangkan mikrobiota urin pria menyerupai bakteri usus dan kulit. Mikrobioma
urin ditandai dengan jumlah yang lebih banyak Lactobacillus pada wanita dan
Corynebacterium pada pria. Dong dkk, membandingkan mikrobioma dari 32 sampe urin laki-
15
laki menggunakan 16S rRNA polymerase chain reaction (PCR) dan pyrosequencing dalam.
2.5.6 Keringat2
Dalam pemeriksaan mikrobiom pada keringat, Sampai saat ini, tidak ada tes skrining
praktis untuk mengidentifikasi keringat. Meskipun DNA sering ditemukan dan diprofilkan dari
area pakaian yang kemungkinan besar mengandung keringat, sedikit penelitian yang telah
dilakukan. Tes berbasis ELISA telah dikembangkan untuk mendeteksi protein khusus keringat
16
BAB III
KESIMPULAN
Mikrobioma memiliki manfaat dalam ilmu kedokteran untuk membuat keputusan yang
forensik. Setiap cairan tubuh manusia seperti darah, semen, cairan vagina, saliva, keringat,
maupun urin memiliki mikrobioma tersendiri. Cairan tubuh tersebut menjadi salah satu bukti
forensik terpenting dalam memberikan informasi guna mengidentifikasi tersangka atau korban.
Cairan tubuh tersebut juga dapat memberikan informasi terkait hubungan antara sampel donor
dan tindakan kriminal yang terjadi. Cairan tubuh ini biasanya ditemukan oleh ahli forensik di
TKP.
Darah, semen, dan saliva merupakan jenis cairan tubuh yang paling banyak ditemukan
di TKP. Namun, cairan lain seperti cairan vagina, urin maupun keringat juga dapat ditemukan
sebagai bukti penting dalam penyelidikan. Hingga kini pemeriksaan mikrobioma mempunyai
banyak cara sehingga penyidik perlu memutuskan tes mana yang akan dilakukan berdasarkan
17
DAFTAR PUSTAKA
2017:35:9:814-23
6. Ursell LK, Metcalf JL, Parfrey LW, Knight R. Defining the human microbiome. Nutr
Rev. 2012;70:S38-4
2019;42(1):41.
8. Dietert RR, Dietert JM. Review: the microbiome and sustainable healthcare. Healthcare.
2015;3:100-29.
9. Gritz EC, Bhandari V. The human neonatal gut microbiome: a brief review. Frontiers in
Pediatrics. 2015;3:1-12.
10. Hair M, Sharpe J. Fast facts about the human microbiome. Center for ecogenetics &
6th,2015
11. Song SJ. Cohabiting family members share microbiota with one another and with their
dogs. eLife.2013;2:e00458.
12. Baud davis, et all. Sperm Microbiota and Its Impact on Semen Parameters. Journal
18
frontiers of microbiology Feb 2019 Vol.10
Infection Microbiology.2019:9:148
14. Benito Ramos González, Miranda Córdova Mercado, Orlando Salas Salas, Juan Carlos
Hernández Reyes, Martín Guardiola Ramos, Elton Solis Esquivel, Gerardo Castellanos
Aguilar and Porfirio Diaz Torres (November 27th 2019). Biological Evidence Analysis in
Studies, Oana-Maria Boldura, Cornel Baltă and Nasser Sayed Awwad, IntechOpen, DOI:
10.5772/intechopen.82164. Available
from:https://www.intechopen.com/books/biochemical-analysis-tools-methods-for-bio-
molecules-studies/biological-evidence-analysis-in-cases-of-sexual-assault#B75
16. Baud davis, et all. Sperm Microbiota and Its Impact on Semen Parameters. Journal
17. Fleming, R.I.; Harbison, S. The use of bacteria for the identification of vaginal secretions.
18. Giampaoli, S.; Berti, A.; Valeriani, F.; Gianfranceschi, G.; Piccolella, A.; Buggiotti, L.;
Rapone, C.; Valentini, A.; Ripani, L.; Romano Spica, V. Molecular identification of
vaginal fluid by microbial signature. Forensic Sci. Int. Genet. 2012, 6, 559–564.
19. Choi A, Shin KJ, Yang WI, Lee HY. Body fluid identification by integrated analysis of
DNA methylation and body fluid-specific microbial DNA. International Journal of Legal
20. Virkler K, Lednev IK. Analysis of body fluids for forensic purposes: From laboratory
19
Science International. 2009;188(1-3):1-17. doi:10.1016/j.forsciint.2009.02.013
21. Oliveira M, Amorim A. Microbial forensics: new breakthroughs and future prospects.
doi:10.1007/s00253-018-9414-6
Infection Microbiology.2019:9:148
20