Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN TRANSPORTASI

202
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah
selesai menyusun Panduan Transportasi di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
Denpasar.
Dalam menyusun Panduan Transportasi, Tim penyusun mendapatkan
banyak masukan dari Unit Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Unit Bedah
Sentral, Unit Kamar Bersalin dan Perinatologi, Unit Laboratorium, Instalasi
Radiologi serta Staf Medik Fungsional sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan
pelayanan medis yang aktual di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar.
Panduan ini digunakan pedoman dan acuan oleh segenap Staf Medis,
Paramedis maupun Karyawan RSU Bhakti Rahayu Denpasar yang terlibat dalam
pelaksanaan pelayanan medis serta pelayanan penunjangnya di lingkungan RSU
Bhakti Rahayu Denpasar, khususnya dalam upaya Pelaksanaan Transportasi,
dengan demikian diharapkan terjadi Peningkatan Mutu Pelayanan di RSU Bhakti
Rahayu Denpasar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Panduan Transportasi ini, karena itu saran dan kritik sangat kami
harapkan guna penyempurnaannya.
Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan buku panduan ini.

Denpasar, 20 Desember 2021


Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI..……………………………………………………………………ii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR..………………………………………….iii
I. DEFINISI…………………………………………………………………….1
II. RUANG LINGKUP………………………………………………………….6
III. TATA LAKSANA …………….…………………………………………….14
IV. DOKUMENTASI..………………………………………………………….18

ii
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR - BALI
TELP. (0361) 430270, 430245, FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti _rahayu_dps@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR
NOMOR : 0048/RSBR.DPS.SK/XII/2021

TENTANG
PANDUAN TRANSPORTASI
DI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar, maka diperlukan
panduan transportasi pada Rumah Sakit Umum Bhakti
Rahayu Denpasar;
b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan kebijakan panduan transportasi dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
Denpasar.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek kedokteran;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 10 Tahun
1966 Tentang Wajib simpan Rahasia Kedokteran;

iii
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR - BALI
TELP. (0361) 430270, 430245, FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti _rahayu_dps@yahoo.co.id

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


BHAKTI RAHAYU DENPASAR TENTANG PANDUAN
TRANSPORTASI PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR.
Pertama : Panduan Transportasi Pelayanan Rumah Sakit Umum Bhakti
Rahayu Denpasar sebagaimana dimaksud dijadikan acuan
dalam peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum
Bhakti Rahayu Denpasar
Kedua : Keputusan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 20 Desember 2021
Direktur RSU Bhakti Rahayu Denpasar

dr. I Made Sukanegara

Tembusan Kepada Yth. :

1. Direktur PT. Bhakti Rahayu sebagai laporan


2. Arsip

iv
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR - BALI
TELP. (0361) 430270, 430245, FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti _rahayu_dps@yahoo.co.id

Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar


Nomor : 0048/RSBR.DPS.SK/XII/2021
Tentang : Panduan Transportasi

DAFTAR TRANSPORTASI YANG DISEDIAKAN RSU BHAKTI RAHAYU


DENPASAR

NO NAMA JUMLAH
1 GRAND MAX 1
2 AMBULAN 2

v
BAB I
DEFINISI

1. Pengertian
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai
dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang
memadai.
Ambulan merupakan alat transportasi untuk pasien. Baik itu uuntuuk
rujukan maupun kunjungan pasien ke rumah sakit. Ambulan harus memenuhi
syarat sebagai alat transportasi pasien dengan gangguan medik.

Prosedur Transport Pasien         :
a. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
b. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah
diletakan di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat
bantu jalan nafas (airway).
c. Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
d. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke
rumah sakit.
e. Posisikan dan amankan pasien.
f. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke
usungan.
g. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan
digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan
kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
h. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung.
i. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan
spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans
dijalankan.
j. Melonggarkan pakaian yang ketat.

1
k. Periksa perbannya.
l. Periksa bidainya
m. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
n. Naikkan barang-barang pribadi.
o. Tenangkan pasien.

2. Teknik Pemindahan Pada Pasien


Teknik pemindahan pada klien termasuk dalam transport pasien, seperti
pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat
transport seperti ambulance, dan branker yang berguna sebagai pengangkut
pasien gawat darurat.
a. Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat
membutuhkan bantuan klien. Pada pemindahan klien ke brankar
menggunakan penarik atau kain yang ditarik untuk memindahkan klien
dari tempat tidur ke branker. Brankar dan tempat tidur ditempatkan
berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah
dengan menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada klien
membutuhkan tiga orang pengangkat
b. Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum
pemindahan. Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan
punggung kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Pemindahan
yang aman adalah prioritas pertama, ketika memindahkan klien dari
tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan mekanika tubuh
yang tepat.
c. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur
1) Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
2) Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan
yang jauh ari perawat, sedikit kedapan badan pasien
3) Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas
kaki yang terdekat

2
4) Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
5) Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
6) Tarik badan pasien
7) Beri bantal pada tempat yang diperlukan.

3. Jenis-Jenis dari Transportasi Pasien


Transportasi pasien pada umumnya terbagi atas dua : Transportasi gawat
darurat dan kritis .
a. Transportasi Gawat Darurat :
Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board
bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah
sakit. Sepanjang perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika
perlu.
Mekanikan saat mengangkat tubuh gawat darurat
Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan
yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang
beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga
terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan
paha, bukan dengan punggung.
Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat
1) Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban
yang akandiangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu
jangan dipaksakan
2) Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki
sedikit sebelahnya
3) Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
4) Tangan yang memegang menghadap kedepan
5) Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa
jarak maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
6) Jangan memutar tubuh saat mengangkat
7) Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita.

3
b. Transportasi Pasien Kritis :
Definisi: pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada
satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan
monitoring dan terapi.
Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa
aturan, yaitu:
1) Koordinasi sebelum transport
a) Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap
untuk menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi
b) Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi
antar dokter dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi
medis pasien
c) Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung selama
transport dan evaluasi kondisi pasien
2) Profesional beserta dengan pasien: 2 profesional (dokter atau perawat)
harus menemani pasien dalam kondisi serius.
a) Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan
pengalaman CPRatau khusus terlatih pada transport pasien kondisi
kritis
b) Profesioanl kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter
harus menemanipasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien
yang membutuhkan urgent action
3) Peralatan untuk menunjang pasien
a) Transport monitor
b) Blood presure reader
c) Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport, dengan
tambahan cadangan30 menit
d) Ventilator portable, dengan kemampuan untuk menentukan
volume/menit, pressure FiO2 of 100% and PEEP with
disconnection alarm and high airway pressure alarm.

4
e) Mesin suction dengan kateter suction
f) Obat untuk resusitasi: adrenalin, lignocaine, atropine dan sodium
bicarbonate
g) Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus
dengan baterai
h) Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien tersebut

c. Transportasi Antar Jemput Pasien


Pasien yang pulang dari RSU Bhakti rahayu dmendapatkan
pelayanan antar jemput gratis area denpasar. Perawat dapat menghubungi
petugas tranportasi untuk mengantarkan pasien ke tujuannya.
d. Monitoring selama transport.
Tingkat monitoring dibagi sebagai berikut:
Level 1=wajib,
Level 2=Rekomendasi kuat,
Level 3=ideal
1) Monitoring kontinu: EKG, pulse oximetry (level 1)
2) Monitoring intermiten: Tekanan darah, nadi , respiratory rate (level 1
pada pasien pediatri, Level 2 pada pasien lain).

5
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Transportasi Antar Jemput Pasien


RSU Bhakti Rahayu Denpasar memiliki pelayanan antar jemput pasien
gratis di area Denpasar yaitu menggunakan Mobil Grand Max.

2. Transportasi Ambulan
a. Daftar peralatan ambulan ( emergency kit), kebutuhan obat
bahan medis habis pakai dan peralatan medis sesuai dengan
kondisi pasien.
1) Box emergency
a) Big valve mask
b) Nasal canul
c) Simple mask
d) Conector canul ( kannul bagging)
e) Infus set/ blood set
f) Iv catheter
g) Spuit
h) Tensimeter
i) Stetoskop
j) Poly catheter
k) Urin bag
l) Karet stuing
m) Kassa steril
n) Perban gulung
o) Elastik perban

2) Obat emergency dan desinfektan


a) Adrenalin/ epineprin
b) Sulfas atroppin 0, 25 mg

6
c) Deksametason
d) Ketorolak
e) Dextrose 40%
f) Furosemid
g) Aminopphilin
h) Lidocain 2%
i) Diazepam
j) Dobutamin
k) Ephedrin
l) Dobutamin

3) Cairan infus
a) Widahes
b) Dekstrose 5%
c) Dekstrose 10%
d) Ringer Laktat
e) Na cl 0,9%

4) Lain- lain
a) Gunting perban
b) Pinset anatomis
c) Pinset silurgis
d) Plester
e) Monitoring Elektroda
f) Termometer Digital
g) Gastricc tube
h) Orophrengeal

5) Di luar box emergency dan bahan habis pakai


a) Tabung oksigen portable
b) Regulator/ flowmeter
c) Spalk/ bidai

7
d) Manual sucction
e) Handscoen
f) Masker
g) Pulse oximeter
h) Moonitor

b. Persiapan ambulan/ pemeriksaan ambulan


1) Saat mesin mati
Hal –hal yang harus diperhatikkan dan dilakukan dalam persiapan /
pemeriksaan saat mesin mati adalah :
a) Periksa seluruh badan ambulan
b) Periksa rodda dan ban. Gunakan aat pengukuur tekanan untuk
memastikan tekanan ban tepat.
c) Periksa spion dan jendela. Pastikan spion bersih dan berada ddi
poosisi yang tepat.
d) Periksa fungsi setiap piintu dan kunci.
e) Periksa bagian bagian sistem pendingin.
f) Periksa jumlah cairan kendaraan. Termasuk minyak mesin,
pelumas rem, air aki dan pelumas setir.
g) Periksa portal indikator aki dan tanda tanda korosi.
h) Periksa kebersihan kabin, termasuk dashboard.
i) Periksa fungsi jendela.
j) Tes fungsi klakson.
k) Tes fungsi sirene.
l) Periksa sabuk pengaman. Tarik setiap sabuk dari gulungannya
untuk memastikan mekanisme retraktor bekerja.
m) Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin.
n) Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali
tugas dimanapun lokasinya.

2) Saat mesin hidup

8
Menyalakan mesin dan keluarkan ambulan dari ruang
penyimpanan, dan lakukan pemeriksaan berikut :
a) Tes fungsi indikator di dashboard
b) Periksa meteran yang terletak di dashboard
c) Tes fungsi rem
d) Tes fungsi rem tangan
e) Tes fungsi setir
f) Periksa fungsi wiper
g) Tes fungsi lampu
h) Periksa fungsi pemanas dan pendingin baik di kompartemen
keemudi maupun kompartemen pasien
i) Periksa kelengkapan komunikasi

3) Pemeriksaan persedian dan perlengkapan kompartemen pasien


Yang perlu diperhatikan dalam persediaan dan perlengkapan
kommpartemen pasien adalah :
a) Periksa tekanan tabung oksigen.
b) Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi
dengan baik.
c) Bersihkan debu dan cari tanda tanda karat pada alat resccue.
d) Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastika
kinnerjanya.
e) Lengkapii laporan pemeriksaan perbaiki kerusakan ganti
barang barang yang hilang.
f) Bersihkan kompartemen untuk menghindari resiko infeksi.

c. Mengoperasikan ambulan
1) Syarat pengemudi ambulans
a) Sehat seara fisik.
b) Sehat secara mental.
c) Bisa mengemudi di bawah tekanan.
d) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya.

9
e) Bersikap toleran . selalu ingat bahwa pengemudi lain akan
bereaksi berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat.
f) Tidak dalam pengaruh obat obatan berbahaya, terlaranng dan
obat penenang.
g) Mempunyai sim yang masih berlaku.
h) Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu
dipakai.
i) Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap
tekanan, kelelahan dan rasa kantuk.

2) Aturan di jalan
a) Ambulan memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan
jika digunakan untuk respon gawat darurat. Hak-hak khusus
tidak berlaku jika tidak dalam respon gawat darurat. Menurut
UU No.. 22 Tahun 2009 pasal 134, penggunna jallan yang
memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan
urutan berikut:
1.1 kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan
tugas.
1.2 Ambulan yang mengangkut orang sakit.
1.3 Kendaraan untuk memberikan pertolonngan pada
kecelakaan lalu linntas.
1.4 Kendaraan pimpiinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
1.5 Kendaraan pimpiinan dan pejabat negara asing serta
lembaga innternasional yangg menjadi tamu negara.
1.6 Iring-iringan jenazah.
1.7 Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentinggan
tertentumenurut pertimbangan petugas kepolisian Negara
Republik Indonesia.
b) Respon gawat darurat ini harus ditunjukkan dengan
menghidupkan alat peringatan( warning device ) berupa sirene
dan lampu rotator sebagaimana bunnyi UU No 22 Tahun 2009

10
pasal 135: kendaraan yang mendapaat hak uutama sebagaimana
dimaksud dalam pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Kepoolisian Negara Republik Indonesia dan/ata menggunakan
isyarat lampu merah ataau biiru da bunyi sirene.
c) Risiko kecelakaan tetap ada sehingga pengemuudi tetap harus
memiliki kewaspadaan tinggi mempedulikan keselamatan
pengemudi lain dan tidak ceroboh.
d) Hak- hak khusus ini meliputi :
1.1 memarkir kendaraan dimanapun selama tidak
membahayakan orang lain dan tidak merusak hak milik
orang lain.
1.2 Melewati lampu merah dan tanda berhenti lain.
1.3 Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan
selama tidak membahayakann orang lain.
1.4 Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului
setelah memberi sinyal yang tepat, memastikn jalur aman
ddan menghindari hal-hal yg dapat membahayakan nyawa
dan harta benda.
1.5 Mengabaikan arah jalur dan aturan belo, setelah memberi
sinyal yang tepat.

3) Penggunaan alat peringatan ( warning device)


Alat peringatan bukanlah segalanya. Pengemudi lain tidak
akan melihat rotator atau mendengar sirene sampai jarak 15-30
meter.
a) Sirene
Penggunaan sirene adalah:
1.1 sirene adalah alat peringatan audio
1.2 guunakan sirene dengan bijak dan hanya ketika perlu.
Sirene hanya digunakan saat respon gawat darurat. Suara
sirene dapat menambah rasa takut dan ccemas pasien.jika

11
terlalu sering diguunakan pengemudi lain cenderung tidak
memberikan jalan karena dianggap sebagai penyalahgunaan
1.3 selalu waspada meski sudah membunyikan sirene. Adanya
bangunan, pepohonan, semak bellukar dan raio tape dapat
menghalangi bunnyi sirene.
1.4 Selalu waspada terhadap manuver aneh pengemudi lain
yang enjadi paniik ketika mmendengar suara sirene.
1.5 Jangan menggunakan sirene secara tiba tiba didekat
kendaraan lain gunakan kllakson
1.6 Jangan menggunakan sirene untuk menakut nakuuti orang.
b) Lampu dan rotator
1.1 berdasarkan UU No 22 tahun2009 tentang lal lintas dan
angkutan jalan pasal 59 ayat 5, ampu isyarat isyarat yang
digunakan ambulan adalah berwarna merah.
1.2 Lampu depan harus selalu dinyalakan dimana dan
kapanpun berada.
1.3 Rotator, lampu peringatan dan semua lampu llain hharu
dinyalakan pada respon gawat darurat.
4) Kecepatan dan kesselamatan
a) Kecepatan yang berlebihan dapat meninngkatkan kemungkian
terjadinya tabrakan.
b) Kecepatan yang lebih tinggi membutuhkan jarak yang lebih
panjang untuk berhenti.
c) Pastikan pengemudi dan semua penumpang menggunakan
sabuk pengaman saat ambulan berjalan.

d. Kebijakan Pembersihan Ambulan sesuai persyaratan PPI


1) Proses pembersihan ambulan secara rutin dilakukan dua kali dalam
seminggu apabila tidak sedang digunakan
2) Ambulan setelah digunakan sebagai transportasi pasien segera
dilakukan proses pembersihan dan di check oleh Kepala IGD
sehingga ambulan dalam keadaan kondisi siap

12
3) Monitoring dan evaluasi secara berkala proses pembersihan
ambulan dilakukan oleh personil IGD dan dilaporkan ke komite
PPI dan Kepala IGD

e. Menanggapi pengaduan / keluhan dalam proses rujukan


menggunakan ambulan
1) Pencatatan keluhan terkait proses rujukan menggunakan kuisoner
kepuasan pelayanan
2) Keluhan dapat disampaikan secara tertulis melalui kuisoner yang
telah diberikan
3) Petugas mengevaluasi dan menanggapi keluhan mengenai ambulan
dan melaporkan kepada kepala IGD dan customer care.

13
BAB III
TATA LAKSANA

1. Tata laksana monitoring ambulan


a. Kepala sub bagian umum menayakan ke bagian pendaftaran tentang
adanya pasien dirujuk, penjemputan pasien atau transportasi pasien
pulang.
b. Kepala sub bagian umum setiap 2 minggu mengecek kondisi
kendaraan, oksigen dan komplain terhadap pelayanan ambulance.

c. Kepala sub bagian umum membuat catatan – catatan yang diperlukan


untuk pemeliharaan dan perbaikan jika diperlukan.

2. Tata laksana pemeliharaan ambulan


a. Sopir menghidupkan / memanaskan mesin setiap hari.
b. Dilakukan pengecekan air radiator, wiper, lampu, air accu, ban mobil,
rem dan sirine.
c. Secara berkala mengganti oli mesin, oli garden, dan minyak rem.
d. Secara berkala dilakukan service.
e. Apabila ada kerusakan atau permasalahan, segera melaporkan ke
bagian koordinator umum.
f. koordinator umum melaporkan ke kepala bagian umum.

g. Kepala bagian umum mengajukan ke Direktur untuk persetujuan


perbaikan.

3. Tata laksana penggunaan ambulan


a. Petugas pelayanan membuat keputusan terhadap pelayanan pasien
untuk dirujuk / pulang / permintaan masyarakat yang akan
melaksanakan kunjungan ke rumah sakit.
b. Petugas pelayanan atau masyarakat melakukan konfirmasi ke bagian
pendaftaran untuk kebutuhan ambulance.

14
c. Bagian pendaftaran menjelaskan ke keluarga atau masyarakat tentang
biaya ambulance.
d. Apabila disetujui, petugas pendaftaran memberikan informasi kepada
petugas / sopir ambulance untuk menyiapkan kendaraan.
e. Transfer atau rujukan pasien, dan penjemputan pasien didampingi oleh
perawat yang teraltih.
f. Pasien pulang tidak didampingi oleh perawat

4. Tata Laksana Kebutuhan Obat dan Alat Medis


a. Petugas melakukan pengecekan obat pada box emergency yang akan
dibawa
b. Petugas memastikan obat yang ada di box emergency sesuai dengan
cek list
c. Petugas melakukan pengecekan alat-alat medis dan bahan habis pakai
yang akan dibawa
d. Petugas mengecek ketersediaan alat medis dan bahan habis pakai
menggunakan cek list

5. Tata laksana operasional ambulan


a. Petugas dalam keadaan sehat.
b. Petugas membawa STNK dan SIM.
c. Petugas selalu dallam keadaan waspada.
d. Membunyikan sirene dengan bijak.
e. Selalu menyalakan lampu dan rotator.
f. Atur kecepatan dalam keadaan aman.

6. Tata Laksana menanggapi pengaduan/ keluhan dalam proses rujukan


menggunakan ambulan
a. Keluhan pasien/keluarga pasien terhadap penggunaan ambulan
disampaikan secara lisan atau tertulis melalui formulir keluhan
terhadap penggunaan ambulan
15
b. Petugas menyiapkan kuisoner kepuasan pelayanan terhadap
penggunaan ambulan
c. Jika ada keluahan keluarga pasien dapat mencatat keluhan penggunaan
ambulan pada kuisoner kepuasan pelayanan
d. Petugas melakukan evaluasi, tindak lanjut dan verifikasi kepada unit
terkait bahwa keluhan sudah ditanggapi dan ditangani
e. Petugas menyerahkan kuisoner kepuasan pelayanan ambulance kepada
customer care.

7. Tata Laksana Pembersihan Ambulan


1. Petugas yang melakukan proses pembersihan ambulan harus memiliki
kompetensi dasar pemeliharaan ambulan dan mengetahui prinsip dasar
pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Petugas yang melaksanakan pembersihan ambulan wajib
menggunakan APD sesuai kebutuhan (tutup kepala, masker, kaca mata
google, apron, sarung tangan, dan sepatu boot).
3. Petugas melakukan pembersihan di tempat pencucian kendaraan RSU
Bhakti Rahayu Denpasar
4. Linen yang telah digunakan pasien langsung dimasukan ke dalam
tempat linen kotor dan dibungkus plastic kuning jika terkontaminasi
cairan tubuh pasien
5. Proses pembersihan body dan roda ambulan dilakukan dengan
penyemprotan air mengalir menggunakan shampoo mobil kemudian
dikeringkan
6. Peralatan pasien yang digunakan sekali pakai selama proses perawatan
( Canul O2, Suction cateter, mayo, elektroda, spuit) segera dibuang
ketempat sampah infeksius
7. Peralatan pasien yang digunakan kembali (ambu bag, monitor EKG,
oksigen kit,tensimeter, thermometer, stetoskop, handle) dilakukan
dekontaminasi dengan larutan natrium hipoklorin 0,05%
8. Peralatan pasien seperti set bedah, tongue spatel , laringoskop set, dan
botol suction dilakukan desinfeksi tingkat tinggi

16
9. Stretcher (brankar ambulan), scoop stretcher (alat memindahkan
pasien), colar neck dilakukan pembersihan dengan menggunakan
deterjen dan air, apabila terkontaminasi dengan cairan tubuh di swab
dengan natrium hipoclorit 0,05%
10. Proses pembersihan yang telah dilakukan di monitor dan di
dokumentasikan kemudian dilaporkan ke komite PPI setiap bulan

17
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Buku pemeliharaan ambulan.


2. Checklist alat medis dan obat obatan emergensi
3. Form Observasi transfer pasien

18

Anda mungkin juga menyukai