202
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah
selesai menyusun Panduan Transportasi di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
Denpasar.
Dalam menyusun Panduan Transportasi, Tim penyusun mendapatkan
banyak masukan dari Unit Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Unit Bedah
Sentral, Unit Kamar Bersalin dan Perinatologi, Unit Laboratorium, Instalasi
Radiologi serta Staf Medik Fungsional sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan
pelayanan medis yang aktual di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar.
Panduan ini digunakan pedoman dan acuan oleh segenap Staf Medis,
Paramedis maupun Karyawan RSU Bhakti Rahayu Denpasar yang terlibat dalam
pelaksanaan pelayanan medis serta pelayanan penunjangnya di lingkungan RSU
Bhakti Rahayu Denpasar, khususnya dalam upaya Pelaksanaan Transportasi,
dengan demikian diharapkan terjadi Peningkatan Mutu Pelayanan di RSU Bhakti
Rahayu Denpasar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Panduan Transportasi ini, karena itu saran dan kritik sangat kami
harapkan guna penyempurnaannya.
Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan buku panduan ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI..……………………………………………………………………ii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR..………………………………………….iii
I. DEFINISI…………………………………………………………………….1
II. RUANG LINGKUP………………………………………………………….6
III. TATA LAKSANA …………….…………………………………………….14
IV. DOKUMENTASI..………………………………………………………….18
ii
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR - BALI
TELP. (0361) 430270, 430245, FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti _rahayu_dps@yahoo.co.id
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR
NOMOR : 0048/RSBR.DPS.SK/XII/2021
TENTANG
PANDUAN TRANSPORTASI
DI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR
iii
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR - BALI
TELP. (0361) 430270, 430245, FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti _rahayu_dps@yahoo.co.id
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 20 Desember 2021
Direktur RSU Bhakti Rahayu Denpasar
iv
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR - BALI
TELP. (0361) 430270, 430245, FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti _rahayu_dps@yahoo.co.id
NO NAMA JUMLAH
1 GRAND MAX 1
2 AMBULAN 2
v
BAB I
DEFINISI
1. Pengertian
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai
dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang
memadai.
Ambulan merupakan alat transportasi untuk pasien. Baik itu uuntuuk
rujukan maupun kunjungan pasien ke rumah sakit. Ambulan harus memenuhi
syarat sebagai alat transportasi pasien dengan gangguan medik.
Prosedur Transport Pasien :
a. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
b. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah
diletakan di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat
bantu jalan nafas (airway).
c. Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
d. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke
rumah sakit.
e. Posisikan dan amankan pasien.
f. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke
usungan.
g. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan
digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan
kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
h. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung.
i. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan
spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans
dijalankan.
j. Melonggarkan pakaian yang ketat.
1
k. Periksa perbannya.
l. Periksa bidainya
m. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
n. Naikkan barang-barang pribadi.
o. Tenangkan pasien.
2
4) Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
5) Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
6) Tarik badan pasien
7) Beri bantal pada tempat yang diperlukan.
3
b. Transportasi Pasien Kritis :
Definisi: pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada
satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan
monitoring dan terapi.
Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa
aturan, yaitu:
1) Koordinasi sebelum transport
a) Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap
untuk menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi
b) Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi
antar dokter dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi
medis pasien
c) Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung selama
transport dan evaluasi kondisi pasien
2) Profesional beserta dengan pasien: 2 profesional (dokter atau perawat)
harus menemani pasien dalam kondisi serius.
a) Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan
pengalaman CPRatau khusus terlatih pada transport pasien kondisi
kritis
b) Profesioanl kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter
harus menemanipasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien
yang membutuhkan urgent action
3) Peralatan untuk menunjang pasien
a) Transport monitor
b) Blood presure reader
c) Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport, dengan
tambahan cadangan30 menit
d) Ventilator portable, dengan kemampuan untuk menentukan
volume/menit, pressure FiO2 of 100% and PEEP with
disconnection alarm and high airway pressure alarm.
4
e) Mesin suction dengan kateter suction
f) Obat untuk resusitasi: adrenalin, lignocaine, atropine dan sodium
bicarbonate
g) Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus
dengan baterai
h) Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien tersebut
5
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Transportasi Ambulan
a. Daftar peralatan ambulan ( emergency kit), kebutuhan obat
bahan medis habis pakai dan peralatan medis sesuai dengan
kondisi pasien.
1) Box emergency
a) Big valve mask
b) Nasal canul
c) Simple mask
d) Conector canul ( kannul bagging)
e) Infus set/ blood set
f) Iv catheter
g) Spuit
h) Tensimeter
i) Stetoskop
j) Poly catheter
k) Urin bag
l) Karet stuing
m) Kassa steril
n) Perban gulung
o) Elastik perban
6
c) Deksametason
d) Ketorolak
e) Dextrose 40%
f) Furosemid
g) Aminopphilin
h) Lidocain 2%
i) Diazepam
j) Dobutamin
k) Ephedrin
l) Dobutamin
3) Cairan infus
a) Widahes
b) Dekstrose 5%
c) Dekstrose 10%
d) Ringer Laktat
e) Na cl 0,9%
4) Lain- lain
a) Gunting perban
b) Pinset anatomis
c) Pinset silurgis
d) Plester
e) Monitoring Elektroda
f) Termometer Digital
g) Gastricc tube
h) Orophrengeal
7
d) Manual sucction
e) Handscoen
f) Masker
g) Pulse oximeter
h) Moonitor
8
Menyalakan mesin dan keluarkan ambulan dari ruang
penyimpanan, dan lakukan pemeriksaan berikut :
a) Tes fungsi indikator di dashboard
b) Periksa meteran yang terletak di dashboard
c) Tes fungsi rem
d) Tes fungsi rem tangan
e) Tes fungsi setir
f) Periksa fungsi wiper
g) Tes fungsi lampu
h) Periksa fungsi pemanas dan pendingin baik di kompartemen
keemudi maupun kompartemen pasien
i) Periksa kelengkapan komunikasi
c. Mengoperasikan ambulan
1) Syarat pengemudi ambulans
a) Sehat seara fisik.
b) Sehat secara mental.
c) Bisa mengemudi di bawah tekanan.
d) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya.
9
e) Bersikap toleran . selalu ingat bahwa pengemudi lain akan
bereaksi berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat.
f) Tidak dalam pengaruh obat obatan berbahaya, terlaranng dan
obat penenang.
g) Mempunyai sim yang masih berlaku.
h) Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu
dipakai.
i) Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap
tekanan, kelelahan dan rasa kantuk.
2) Aturan di jalan
a) Ambulan memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan
jika digunakan untuk respon gawat darurat. Hak-hak khusus
tidak berlaku jika tidak dalam respon gawat darurat. Menurut
UU No.. 22 Tahun 2009 pasal 134, penggunna jallan yang
memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan
urutan berikut:
1.1 kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan
tugas.
1.2 Ambulan yang mengangkut orang sakit.
1.3 Kendaraan untuk memberikan pertolonngan pada
kecelakaan lalu linntas.
1.4 Kendaraan pimpiinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
1.5 Kendaraan pimpiinan dan pejabat negara asing serta
lembaga innternasional yangg menjadi tamu negara.
1.6 Iring-iringan jenazah.
1.7 Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentinggan
tertentumenurut pertimbangan petugas kepolisian Negara
Republik Indonesia.
b) Respon gawat darurat ini harus ditunjukkan dengan
menghidupkan alat peringatan( warning device ) berupa sirene
dan lampu rotator sebagaimana bunnyi UU No 22 Tahun 2009
10
pasal 135: kendaraan yang mendapaat hak uutama sebagaimana
dimaksud dalam pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Kepoolisian Negara Republik Indonesia dan/ata menggunakan
isyarat lampu merah ataau biiru da bunyi sirene.
c) Risiko kecelakaan tetap ada sehingga pengemuudi tetap harus
memiliki kewaspadaan tinggi mempedulikan keselamatan
pengemudi lain dan tidak ceroboh.
d) Hak- hak khusus ini meliputi :
1.1 memarkir kendaraan dimanapun selama tidak
membahayakan orang lain dan tidak merusak hak milik
orang lain.
1.2 Melewati lampu merah dan tanda berhenti lain.
1.3 Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan
selama tidak membahayakann orang lain.
1.4 Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului
setelah memberi sinyal yang tepat, memastikn jalur aman
ddan menghindari hal-hal yg dapat membahayakan nyawa
dan harta benda.
1.5 Mengabaikan arah jalur dan aturan belo, setelah memberi
sinyal yang tepat.
11
terlalu sering diguunakan pengemudi lain cenderung tidak
memberikan jalan karena dianggap sebagai penyalahgunaan
1.3 selalu waspada meski sudah membunyikan sirene. Adanya
bangunan, pepohonan, semak bellukar dan raio tape dapat
menghalangi bunnyi sirene.
1.4 Selalu waspada terhadap manuver aneh pengemudi lain
yang enjadi paniik ketika mmendengar suara sirene.
1.5 Jangan menggunakan sirene secara tiba tiba didekat
kendaraan lain gunakan kllakson
1.6 Jangan menggunakan sirene untuk menakut nakuuti orang.
b) Lampu dan rotator
1.1 berdasarkan UU No 22 tahun2009 tentang lal lintas dan
angkutan jalan pasal 59 ayat 5, ampu isyarat isyarat yang
digunakan ambulan adalah berwarna merah.
1.2 Lampu depan harus selalu dinyalakan dimana dan
kapanpun berada.
1.3 Rotator, lampu peringatan dan semua lampu llain hharu
dinyalakan pada respon gawat darurat.
4) Kecepatan dan kesselamatan
a) Kecepatan yang berlebihan dapat meninngkatkan kemungkian
terjadinya tabrakan.
b) Kecepatan yang lebih tinggi membutuhkan jarak yang lebih
panjang untuk berhenti.
c) Pastikan pengemudi dan semua penumpang menggunakan
sabuk pengaman saat ambulan berjalan.
12
3) Monitoring dan evaluasi secara berkala proses pembersihan
ambulan dilakukan oleh personil IGD dan dilaporkan ke komite
PPI dan Kepala IGD
13
BAB III
TATA LAKSANA
14
c. Bagian pendaftaran menjelaskan ke keluarga atau masyarakat tentang
biaya ambulance.
d. Apabila disetujui, petugas pendaftaran memberikan informasi kepada
petugas / sopir ambulance untuk menyiapkan kendaraan.
e. Transfer atau rujukan pasien, dan penjemputan pasien didampingi oleh
perawat yang teraltih.
f. Pasien pulang tidak didampingi oleh perawat
16
9. Stretcher (brankar ambulan), scoop stretcher (alat memindahkan
pasien), colar neck dilakukan pembersihan dengan menggunakan
deterjen dan air, apabila terkontaminasi dengan cairan tubuh di swab
dengan natrium hipoclorit 0,05%
10. Proses pembersihan yang telah dilakukan di monitor dan di
dokumentasikan kemudian dilaporkan ke komite PPI setiap bulan
17
BAB IV
DOKUMENTASI
18